Perjalanan Hidup Baru Bersama Kristus Menuju Theosis (Kolose 3:1-4)

Pendahuluan

Berdasarkan Kolose 3:1-4, manusia baru adalah manusia yang telah dibangkitkan bersama Kristus melalui baptisan sehingga tidak lagi memikirkan hal duniawi melainkan memikirkan hal surgawi yang ada Kristus di dalamnya. Mereka yang berlaku demikianlah yang disebut sebagai manusia baru yang terus menerus akan diperbaharui di dalam Kristus sampai mengalami Theosis atau menjadi seperti Kristus.
Perjalanan Hidup Baru Bersama Kristus Menuju Theosis (Kolose 3:1-4)
Dihidupkan Bersama Kristus = Merenungkan dan Mengejar Realitas Surgawi

Kadang-kadang tanpa sadar, sebagai orang Kristen, kita cenderung berpikir bahwa kita telah diselamatkan hanya karena melalui ritual atau tradisi Kristen, seperti baptisan. Namun, pandangan semacam itu dianggap dangkal. Paulus menekankan bahwa setelah menerima keselamatan dari Kristus, kita seharusnya memikirkan dan mengejar hal-hal yang bersifat surgawi. 

John Chrysostom menjelaskan bahwa ini bukanlah perintah tanpa tujuan; sebaliknya, memikirkan hal-hal surgawi berarti mengubah pikiran dari yang berasal dari dunia ini ke arah yang lebih tinggi, melihat yang tak terlihat dengan mata roh (John Chrysostom). Kolose 2:12 menyatakan bahwa kita mati dan hidup bersama Kristus, dan inilah mengapa kita harus dibaptis.

Hendi menjelaskan bahwa baptisan bukan hanya simbolis, melainkan melibatkan kematian, penguburan, dan kebangkitan bersama Kristus. Ini membawa pembaruan pada tubuh dan jiwa, menciptakan identitas baru bagi orang percaya. Baptisan menjadi langkah pertama dalam mencari dan memikirkan hal-hal di atas, meninggalkan kehidupan lama dan memasuki kehidupan baru (Hendi dan Aruan 2020).

Dalam konteks ini, Darius dan Panggara menegaskan bahwa manusia baru dibentuk sesuai dengan kehendak Allah dalam kebenaran dan kekudusan. Orang percaya pada Kristus memperoleh kedudukan baru dan dipindahkan dari kebinasaan menuju hidup yang kekal, terus diperbarui dan disatukan dengan Kristus (Darius dan Panggarra 2013).

Hendry menambahkan bahwa setelah dibaptis, orang percaya harus mencari dan memikirkan hal-hal di atas karena mereka sudah mati dan bangkit bersama Kristus. Ini mencakup tiga aspek: pertama, identitas baru yang muncul dari kematian bersama Kristus; kedua, fokus pada kehidupan di dunia lain yang tersembunyi bersama Kristus; ketiga, harapan akan kehidupan yang murni pada kedatangan kedua Kristus (Henry 2000).

Manusia baru tidak hanya mencari dan memikirkan hal-hal di atas karena telah mati bersama Kristus, tetapi juga karena mereka hidup bersama Kristus. Oleh karena itu, mereka harus hidup secara berbeda, memusatkan perhatian pada Kristus dan terus memperbaharui diri mereka di dalam-Nya (Augustine of Hippo on Colossians 3:1 430M).

Dibangkitkan bersama Kristus tidak hanya berarti mendapatkan tempat yang sewajarnya, tetapi juga berbagi dalam energi ilahi. Orang percaya harus bekerja sama dengan Allah untuk mencari dan memikirkan hal-hal surgawi, menerapkan ajaran Kristus dalam tradisi dan tulisan (Markus 16:19; 2 Tesalonika 2:11). Paulus mengingatkan untuk tetap teguh pada ajaran-ajaran yang diterima, terutama ajaran Yesus, yang merupakan Firman (Yohanes 12:50) (2 Tesalonika 2:15).

Setiap orang yang mengenal Kristus telah mendengar dan menerima pengajaran tentang Dia. Pengenalan akan Kristus adalah kunci untuk memahami kebenaran yang dicari, yang diperoleh melalui iman (Filipi 3:8-9).

Hidup Tersembunyi dalam Kristus

Manusia baru akan disebut demikian setelah manusia lama telah dilenyapkan. Hidup sekarang tersembunyi dalam Kristus, menuju pada kehidupan baru di mana Kristus memerintah. Kita diberi tugas sebagai manusia baru untuk memikirkan dan mempertahankan hal-hal surgawi, menetapkan pikiran ke arah yang benar (surgawi) (Meyer 2020). Meskipun masih tersembunyi, kita memiliki terang hidup dalam hati, memungkinkan kita melihat Kristus setelah dibangkitkan (1 Yohanes 3:2).

Cyprian dari Kartago menggambarkan bahwa hidup orang percaya masih tersembunyi dengan Kristus di dalam Allah, namun akan diwujudkan pada saat Parousia. Meskipun masih samar-samar, kita sudah memiliki terang hidup dalam hati yang memungkinkan kita melihat wajah Kristus (Cyprian of Carthage on Colossians 3:1 258M).

Hidup bersama Yesus masih tersembunyi, dan kita menantikan kehadiran-Nya pada saat Parousia, yaitu kemuliaan hidup bersama Kristus di surga. Hidup ini aman dan tidak dapat disentuh, dan kita hanya bisa melihatnya dalam kehidupan yang tersembunyi bersama Kristus (Chrysostom). Manusia lama kita telah dimatikan, dan kita hidup tersembunyi dengan Allah di dalam Kristus. Dengan dibangkitkan bersama Kristus, kita mengalami pembaruan di dalam-Nya, memungkinkan kita memuliakan Allah melalui hidup baru (Lawrenz 1996).

Theosis: Menjadi Seperti Kristus

Penting bagi orang percaya untuk mengalami kelahiran baru karena ini merupakan langkah menuju menjadi seperti Kristus, terutama saat berada di kerajaan surga. Setelah mencapai garis finish, Allah menyatakan diri kepada mereka, dan manusia akan menikmati kemuliaan baru, yaitu mengambil bagian dalam kodrat Ilahi atau Theosis. Ini adalah saat manusia memperoleh kehidupan kekal dan menyatu sepenuhnya dengan Kristus (Bruce).

Paulus menegaskan bahwa orang percaya tidak hanya mati bersama Kristus, tetapi juga dibangkitkan bersama-Nya melalui iman dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Hidup mereka sekarang terikat dengan Kristus, dan hidup tersembunyi di dalam-Nya (Bruce). Dalam 1 Korintus 13:12, kita akan mengenal Kristus dengan sempurna, dan inilah yang dimaksud dengan Theosis, yaitu perjumpaan dengan Allah muka dengan muka.

Wijaya menegaskan bahwa menjadi manusia baru adalah peristiwa sekali untuk selamanya, tetapi manusia akan terus diperbaharui agar semakin serupa dengan Allah (Wijaya 2016). Ciptaan baru mengenakan manusia baru di dalam Kristus (2 Korintus 5:17). Ini sejalan dengan Wycliffe yang menyatakan bahwa menanggalkan manusia lama berarti terus menerus diperbaharui di dalam Kristus, mengalami perubahan yang akan mewujud pada kedatangan kedua Kristus (F. Everett 2001).

Menurut Paulus, memperbaharui tubuh melibatkan melatih tubuh untuk menaklukkan daging dan hawa nafsu. Ini dilakukan melalui askesis, sebuah disiplin yang diperlukan agar manusia tidak memberikan kebebasan pada keinginan daging yang dapat membawa mereka pada dosa (Bonhoeffer, Coniaris 1998). St. Nicodemus menekankan perlunya menjaga indera dari hawa nafsu yang jahat, dengan cara menjaga pikiran teguh dan terfokus pada pikiran yang disenjatai untuk mencegah musuh masuk (Coniaris 1998).

Baca Juga: Melihat Ke Arah Yang Benar (Kolose 3:1-4)

Mengenakan manusia baru berarti menyempurnakan gambar Allah dalam roh dan jiwa manusia. Nous kita harus diperbaharui menjadi Nous Kristus (Roma 12:2). Logos kita dapat mengenal kehendak Allah dan mencari-Nya, sedangkan roh kita bersatu dengan Roh Kudus melalui kasih. Melalui proses ini, kita menuju Theosis, menjadi satu dengan Kristus, dan menerima hidup ilahi atau kehidupan kekal.

KESIMPULAN

Surat Kolose 3:1-4 mengajarkan bahwa orang percaya harus memikirkan dan mencari perkara-perkara surgawi. Dalam hal itu ada beberapa syarat yang akan kita kerjakan antara lain menyadari bahwa kita telah mati bersama-sama dengan Kristus dan dapat memiliki hidup baru. Untuk itu orang percaya harus dibaptis bersama Kristus, mengenakan hidup baru, menanggalkan manusia lama. Manusia baru akan dibangkitkan dengan Kristus dan bersama-sama memerintah dalam kerajaan-nya.

Sebagai manusia baru kita harus mencari dan memikirkan ajaran Yesus karena Yesus adalah firman/logos Allah. Tetapi identitas kita sebagai manusia baru masih disembunyikan, samar-samar, hingga kelak berhadapan muka dengan muka dengan Allah. Kita akan mengalami pengilahian, serupa dengan Allah. Dengan rupa Allah maka hati kita penuh dengan terang yaitu terang kemuliaan Allah.

Karena itu, Kita yang telah mengenakan manusia baru harus mematikan segala dosa kita, melawan keinginan daging dan terus menerus diperbaharui hingga tiba masa Theosis yang merupakan tujuan akhir manusia, yaitu manunggal dengan Kristus.
Next Post Previous Post