Pesan Penghiburan dan Jalan Keselamatan: Analisis Yohanes 14:1-14

Pendahuluan

Dalam Yohanes 14:1-14, Yesus memberikan penghiburan kepada murid-murid-Nya, menekankan pentingnya iman dan menyatakan bahwa Ia adalah satu-satunya jalan keselamatan. Artikel ini akan menjelajahi ajaran Yesus tentang kehidupan kekal, persiapan tempat di surga, dan betapa pentingnya percaya kepada-Nya. Melalui dialog dengan murid-murid-Nya, Yesus menguatkan keyakinan akan peran-Nya sebagai satu-satunya hubungan dengan Bapa dan pentingnya berdoa dalam nama-Nya.
Pesan Penghiburan dan Jalan Keselamatan: Analisis Yohanes 14:1-14
Yesus Memberikan Penghiburan kepada Murid-murid-Nya (Yohanes 14:1)

Dalam ayat 1a mencatat: “Jangan gelisah hatimu”, ini merupakan suatu perkataan rasa simpati Yesus. Dalam bahasa Yunani menggunakan kata Me tarassestho yang merupakan bentuk kata imperatif atau kata perintah yang harus dilakukan. Dalam terjemahannya menggunakan kata troubled yang artinya bermasalah, di sini Yesus mencoba membantu murid-murid-Nya agar tidak berlarut-larut dalam masalah (pencobaan). 

Para murid sedih demikian juga kelak jemaat Yohanes karena kepergian Yesus. Untuk menanggapi kesedihan para murid-Nya Yesus menekankan perlunya iman atau percaya kepada yang akan memberikan keteguhan hati agas tidak bimbang dan sedih.

Dalam bagian Yohanes 14:1b“Percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku”. Yesus menyatakan bahwa diri-Nya dan Allah, Bapa adalah dua pribadi yang sama-sama harus dipercayai oleh para murid-Nya. Yesus berkata mengenai kegagalan Petrus, serta pengihanatan-Nya dan keberangkatan-Nya, sehingga bingung dan berat hati. Jalan keluar yang berikan kepada murid-murid-Nya supaya tidak berat hati adalah iman. Objek iman adalah Allah, dan Tuhan Yesus.

Dalam terjemahan tafsiran Alkitab masa mini menggunakan kata yang sama yaitu mengenai ramalan Yesus terhadap pengkhianatan Petrus terhadap diri-Nya ini sangat mengagumkan terhadap semua murid-murid, dan jawab Yesus adalah percayalah yang merupakan ajakan atau pernyataan. Akan tetapi Yesus juga memberikan penghiburan kepada murid-muridNya. 

Percayalah merupakan sebuah perintah di dalam kedua kasus ini. Segala sesuatu kelihatannya nyaris runtuh. Diperlukan iman kepada Allah, iman yang di barui. Yesus menganjurkan bahwa pendekatan yang patut bagi masalah nasib akhir manusia adalah iman kepada Allah yang pribadi dan Yesus Kristus.

Yesus Mempersiapkan Tempat bagi Orang Percaya (Yohanes 14:2-3)

Di dalam ayat 2a Yesus mengatakan “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal”, dalam bahasa Yunani kata tempat tinggal menggunakan kata monai. (mone) dan menggunakan jenis kata benda (ada tempat tinggal di surga) yang artinya tempat tinggal. Di dalam kitab Yohanes kata muncul sebanyak dua kali (Yohanes 14:2,23) Di sini Yesus sedang menawarkan ke pada murid-murid-Nya tempat tinggal yang layak untuk kehidupan yang kekal. Yang di maksud Yesus tentang tempat tinggal tersebut adalah surga (rumah Bapa).

Dalam terjemahan NIV dan RSV menggunakan kata “In my Father's house are many rooms” (Di rumah Ayahku ada banyak ruangan) terjemahan NIV dan RSV menggunakan kata ruangan sedangkan dalam terjemahan KJV “In My Father's house are many mansions” (Di rumah Ayahku ada banyak rumah mewah) menggunakan kata rumah mewah. Ini sangat jelas menujukan kepada murid-muridNya bahwa Yesus sedang mempersiapkan tempat yang istimewa buat semua umat manusia di surga.

Yohanes 14:2c “Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu” kata tempat di sini dalam bahasa Yunani menggunakan kata to,pon (topos) artinya kesempatan begitu pun di dalam ayat 3 menggunakan kata yang sama yaitu menggunakan kata to,pon (topos) artinya kesempatan. Muncul sebanyak Sembilan puluh empat kali dalam perjanjian baru dan dalam kitab Yohanes sebanyak enam belas kali. Artinya dari kata kesempatan ini merupakan sebuah peluang yang di berikan Yesus kepada murid-murid-Nya agar bisa memperolehnya.

Yohanes 14:3 menjelaskan tentang fungsi Yesus dan kejujuran Yesus tentang tempat yang akan dijanjikan kepada murid - murid-Nya. Yesus akan membuka jalan sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya dapat masuk ke tempat yang sudah Yesus sediakan yaitu kehidupan yang kekal di surga. Dalam terjemahan NIV dan RSV merupakan terjemahan yang sama sedangkan dalam terjemahan KJV dan BIS menggunakan kata yang berbeda dari terjemahan NIV dan RSV, Dengan menggunakan kata menjemput dalam terjemahan BIS, sedangkan di dalam terjemahan KJV menggunakan kata menerima.

Di sini Yesus juga menunjukkan bahwa kepergian-Nya (termasuk pergi ke surga) untuk menyiapkan tempat tinggal bagi manusia (Ibrani 6:20), di mana Yesus disebut sebagai “Perintis”. KJV dan RSV: “forerunner” (pelopor). Kata Yunaninya adalah Prodromos, dan hanya muncul satu kali dalam Perjanjian Baru. (Ada dua penggunaan dari kata ini yang menjelaskan hal ini. Dalam tentara Romawi prodromoi adalah pasukan pengintaian.

Para pasukan berjalan di depan pasukan utama dari tentara itu untuk membuka jalan dan memastikan keamanan dari sisa pasukan untuk mengikuti pasukan lainnya. Dalam ayat menjelaskan bahwa Yesus akan mempersiapkan tempat tinggal di surga dan akan pada waktunya tiba, Yesus akan menjemput semua orang percaya untuk tinggal bersama dengan Allah disurga dan memperoleh kehidupan kekal untuk selama-lamanya.

Yesus Satu-satunya Jalan Keselamatan (Yohanes 14:4-6)

Dalam Yohanes 14:4b “kamu tahu jalan ke situ” Pernyataan Yesus menyebabkan Tomas menyatakan keraguannya tentang mengetahui jalannya. Jawaban Yesus dinyatakan dalam tiga istilah yang sering digunakan dalam PL. Terjemahan pembanding yaitu : BIS “Ke tempat Aku pergi kalian tahu jalannya", NIV “Kamu tahu jalan ke tempat tujuanku”, KJV "Dan ke mana aku pergi kamu tahu, dan cara kamu tahu", RSV “Dan kamu tahu jalan ke mana aku pergi”.

Dalam terjemahan BIS,NIV, dan RSV menggunakan kata “jalan” sedangkan dalam terjemahan KJV menggunakan kata “cara”. Di dalam terjemahan ini Yesus bukan saja menunjukkan jalan akan tetapi cara yang bisa digunakan untuk memperoleh jalan keselamatan. “Dalam bahasa Yunani kata jalan menggunakan kata (hodos) yang artinya jalan hidup. Ini muncul dalam perjanjian baru sebanyak seratus satu kali dan dalam kitab Yohanes sebanyak empat kali.

Dan dalam Yohanes 14:5 di sini Tomas memanggil Yesus dalam bahasa Yunani (kurios) yang atinya Tuhan, di sini Tomas adalah salah satu murid Yesus yang mengakui Yesus adalah Tuhan. Dalam konteks ayat 5 Ini menunjukkan bahwa melalui kematian, akan menunjukkan jalan bagi seluruh manusia, dan murid-murid akan mengerti pada saatnya Yesus mengorbankan diri-Nya untuk di salibkan sebagai ganti dosa seluruh umat manusia. dan jawaban Yesus dalam ayat 5 ini mengungkapkan kristiani bukan suatu metode, bukan suatu prosedur, melainkan seorang pribadi.

Yesus sendiri adalah jalan kebenaran dan hidup dalam Yohanes 14:6 mengatakan “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. Melalui dan di dalam Yesus, seseorang datang kepada Bapa, mengetahui Bapa, dan melihat Bapa.

Dalam terjemahan RSV “tidak ada yang datang kepada Bapa, kecuali oleh aku”. Di sini menggunakan kata “kecuali” dalam terjemahan RSV, ini menandakan tidak ada yang lain selain, hanya Yesus yang dapat bisa membuka pintu untuk setiap manusia bisa bertemu Bapa. Dalam bahasa Yunani kata hidup menggunakan kata (zoe) yang artinya hidup kekal, dalam perjanjian baru muncul sebanyak seratus tiga puluh lima kali dan dalam kitab Yohanes muncul sebanyak tiga puluh enam kali.

Dalam Yohanes 14: 6 ini Yesus memberikan petunjuk jalan kebenaran dan hidup kepada murid-murid bahwa jalan keselamatan yang sesungguhnya adalah Yesus. Dan hanya Yesus yang bisa memberikan jaminan Hidup Kekal. Ini juga menjelaskan sikap kebingungan di antara para murid-murid tentang jalan yang di maksudkan Yesus.

Dan Tomas adalah salah satu dari murid Yesus yang belum paham atau mengerti tentang jalan yang di maksud dari Yesus. Ayat ini menunjukkan sikap kejujuran dari seorang murid Yesus yaitu Tomas tentang jalan yang mau di tunjukan Yesus kepada para murid-murid. Melalui sikap kejujuran Tomas memberikan jawaban terhadap semua murid-murid bahwa Yesus adalah jalan keselamatan yang sesungguhnya.

Dalam Yohanes 14: 6 kata “Akulah jalan” Dalam PL, iman alkitabiah dikatakan sebagai suatu jalur gaya hidup (Ulangan 5:32-33; 31:29; Mazmur 27:11; Yesaya 35:8). Sebutan dari gereja mula-mula adalah “Jalan (Tuhan)” (Kisah Para Rasul 9:2; 19:9,23; 24:14,22). Yesus menekankan bahwa diri-Nya baik dulu maupun sekarang adalah satu-satunya jalan kepada Allah. Ini adalah hakikat teologis dari Injil Yohanes.

Istilah “kebenaran” dalam falsafah Yunani memiliki konotasi “benar” versus “palsu” atau “kenyataan” versus “bayangan.” Namun demikian, ini adalah murid-murid yang berbahasa Aram yang memahami Yesus sebagai berbicara tentang kebenaran dalam pengertian PL yang adalah “kesetiaan” atau “loyalitas” (Mazmur 26:3; 86:11; 119:30).

Baik “kebenaran” dan “hidup” memberi ciri pada “jalan.” Istilah “kebenaran” sering kali digunakan untuk menjelaskan aktivitas Illahi dalam Yohanes (Yohanes 1:14; 4:23-24; 8:32; 14:17; 15:26; 16:13; 17:17,19). Terdapat juga di Yohanes 6:55 dan Yohanes 17:3. ”hidup” Dalam PL, iman gaya hidup seorang percaya dikatakan sebagai suatu jalur kepada hidup (Mazmur 16:11; Amsal 6:23; 10:17).“Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” Bapa merupakan klaim yang mengejutkan. Ini memang sangat membatasi namun juga sangat nyata bahwa Yesus percaya melalui suatu hubungan pribadi dengan diri-Nya seseorang bisa mengenal Allah.

Yesus adalah jalan, sama dengan Yesus adalah pintu, yaitu jalan atau pintu keselamatan dan Yesus juga jalan untuk mengenal kebenaran dan memperoleh hidup serta jalan untuk kepada Bapa “Jesus is the means of access to God who is the source of all truth and life, thee is no access to God independent of Him”, demikian kata C. K. Barrett.

Yesus Menyatakan Diri-Nya dan Bapa Adalah Satu (Yohanes 14:7-9) 

Dalam Yohanes 14:7 menyatakan “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia. Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yohanes 14:7-9). Yesus juga menanggapi Filipus yang minta ditunjukkan Bapa yang di maksud dari perkataan Yesus. Di sini Yesus menjelaskan kepada murid-murid-Nya bukan lagi sekadar jalan menuju ke Bapa, tetapi melihat Yesus sama dengan melihat Bapa.

Mengenal Yesus sama juga mengenal Bapa. Cukup melihat dan mengenal Yesus secara otomatis melihat dan mengenal Bapa. Relasi yang mau diungkapkan Yesus adalah cerminan atau gambaran sejati dari Bapa di surga. Maka dari pada itu Tomas tidak perlu untuk pergi sendiri ke rumah Bapa yang di maksud Yesus. Filipus pun tidak perlu untuk melihat secara langsung Bapa di surga. Sebab sang jalan dan sang tujuan itu menjadi satu, ada di hadapan kedua muridnya adalah Yesus.

Kata “kamu mengenal Aku” Yesus sedang berbicara kepada keseluruhan kelompok para rasul lagi. Istilah “mengenal” digunakan dalam pengertian PL, yang berbicara mengenai hubungan pribadi yang intim, bukan pengetahuan kognitif. (Kejadian 4:1; Yeremia 1:5). Yohanes 14:7b mengatakan “pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku” dari ayat 7b ini Yesus menjelaskan dengan jelas jika Melihat Yesus sama saja melihat Allah sebab Yesus dan Allah adalah satu pribadi (Yohanes 1:14-18; 5:24; 12:44- 45; II Korintus 4:4; Kolose 1:15; Ibrani 1:3).

Yesus adalah pewahyuan sempurna dari Allah yang tidak tampak. Tak satu pun yang menolak Yesus dapat mengklaim mengenal Allah (I Yohanes 5:9-12). Dalam ayat ini Yesus sedang menegur murid-murid-Nya terhadap kebebalan atau kecerobohan para murid yang tidak mau mengenal karib Yesus Kristus, meskipun senantiasa mengikuti dan menyertai-Nya. Dan dalam Yohanes 14:7b di sini Yesus menjelaskan kepada murid-murid-Nya suatu petunjuk bahwa Yesus lah adalah kunci dari semua pengajaran yang Yesus telah sampaikan kepada murid-murid-Nya

Dalam Yohanes 14:8 “Kata Filipus kepada-Nya” Tampaknya Filipus menginginkan suatu penglihatan Allah (Theophany) seperti Musa, Yesaya atau Yehezkiel. Yesus menjawab dengan meneguhkan bahwa ketika Filipus telah melihat dan mengenal-Nya, ia telah melihat dan mengenal Allah (Kolose 1:15; Ibrani 1:3). Dalam terjemahan lain yaitu : NASB “itu sudah cukup bagi kami”, NKJV “itu sudah memadai bagi kami”, RSV “kami akan dipuaskan”, TEV “istilah semua yang kami perlukan”, NJB “maka kita akan dipuaskan”.

Para murid ini menginginkan suatu jenis konfirmasi sama seperti orang Farisi. Namun demikian, orang-orang percaya harus berjalan oleh iman dan tidak bergantung pada penglihatan (II Korintus 4:18; 5:7) dalam hal-hal rohani, percayalah adalah masalahnya.

Dalam Yohanes 14:9 mengatakan “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu” dalam kalimat ini yang tercatat merupakan kata Jamak, Yesus telah menuangkan rasa kekecewaan terhadap murid-Nya. Pernyataan ini sangat terlambat, bahwa selama Yesus bersama-sama dengan murid-murid-Nya sekian lama belum mengenal Yesus secara pribadi padahal Yesus dan Bapa adalah satu pribadi (Yohanes 10:30).

Pertanyaan dari murid-Nya ini merupakan misi dari Yesus. Filipus menanyakan pertanyaan yang sedang dipikirkan oleh semua murid-Nya. “Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” Ini ialah suatu perfect active participle dan suatu Perfect Active Verb yang artinya “telah melihat dan terus melihat.” Yesus sepenuhnya menyatakan ketuhanan-Nya (Kolose 1:15; Ibrani 1:3), dan melalui perbuatan-perbuatan-Nya yang dilakukan-Nya muncul pembuktian Bapa ada di dalam Dia dan bertindak melalui Dia yaitu Yesus

Yesus Menegaskan kepada Murid-Nya “Percayalah” (Yohanes 14:10-11)

Dalam Yohanes 14:10 mengatakan “Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku. Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.

Yohanes 14:11 mengatakan Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri”. Relasi Yesus dengan Bapanya dinyatakan lebih dalam lagi. Maksudnya, Yesus hidup di dalam Bapanya dan Bapanya hidup di dalam Yesus. Atau Bapa dan Yesus adalah satu.

Dalam Yohanes 14:10 Pertanyaan ini dalam bahasa Yunani mengharapkan jawaban “ya”. Kata “Tinggal” dalam Tulisan-tulisan Yohanes pada I Yohanes 2:10. Kata “engkau” berbentuk TUNGGAL, merujuk pada Filipus. Sementara “mu” berbentuk JAMAK, merujuk pada kelompok para Rasul (Yohanes 14:7, 10). “Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri” Yesus bertindak atas nama Bapa dalam sebagai hal (ayat 24; 5:19,30; 7:16-18; 8:28; 10:38; 12:49).

Pengajaran Yesus adalah Firman dari Bapa sendiri (Yohanes 14:24).“Bapa, yang diam di dalam Aku” Persekutuan antara Bapa dan Anak, yang ditekankan dalam doa ke imam besaran Yesus dari pasal 17, menjadi dasar bagi “Berdiamnya” orang percaya dalam Kristus dalam pasal 15. Injil Yohanes menyatakan keselamatan sebagai doktrin, persekutuan, ketaatan dan ketekunan.

Dalam Yohanes 14:11 “Percaya” Ini adalah sebuah Present Active Imperative atau sebuah Present Active Indicative (Yohanes 14:1). Ada suatu variasi kenaskahan yang cukup penting dalam frasa pembukaan ayat ini. Beberapa naskah Yunani awal (P66, P75, א, D, L, dan W) hanya memiliki kata kerja “percaya” diikuti oleh (hoti) “bahwa,” yang mengisyaratkan bahwa akan menerima kebenaran mengenai kesatuan Yesus dengan Bapa. Nakah kuno lain (A dan B) menambahkan elemen Dative “kepada-Ku,” yang menunjukkan obyek pribadi dari kepercayaan tersebut.

Baca Juga; 3 Hal Dibicarakan Yesus Untuk Kegelisahan (Yohanes 14:1-3)

Para Ahli bahasa Yunani dari The United Bible Societies percaya bahwa pilihan pertama adalah asli (Buku Bruce M. Metzger Komentari Kenaskahan terhadap Perjanjian Baru Yunani, yang memberikan pilihan ini suatu tingkatan “B”). Kebanyakan terjemahan modern mempertahankan kata “kepada Ku” namun menambahkan kata “bahwa” (yang menunjukkan isi yang harus dipercayai).

Yohanes 14:11 ini tidak hanya dialamatkan kepada Filipus, tetapi kepada semua murid-murid-Nya. Murid-murid-Nya telah melihat pekerjaan-pekerjaan Yesus, seharusnya mengetahui bahwa Yesus memiliki kekuasaan yang luar biasa, yang hanya dapat dari Allah.

Menjadi seorang Kristen tidaklah berarti bebas dari berbuat dosa maupun dari ketaatan terhadap ajaran Kristus. Sering kali terdapat kesalahpahaman mengenai reaksi Kristen dengan dosa. Yaitu, pertama soal kesempurnaan yang palsu dan kedua soal keadaan tidak berhukum (antinomianisme). Banyak orang beranggap bahwa orang Kristen telah tercabut dari akar dosa. Pada hal tidak ada seorang Kristen pun yang dapat mengalami kesempurnaan yang sama sekali bebas dari pengaruh dosa di masa hidup ini sebelum tiba masa kebangkitan.

Ada pula ajaran yang sedikit dimodifikasi yang menyatakan bahwa hidup sempurna tanpa dosa hanyalah dalam arti bahwa orang Kristen bisa hidup tanpa dosa selama jangka waktu tertentu. Kesempurnaan menurut Alkitab tidak bertentangan terhadap keadaan berdosa melainkan terhadap ketidakdewasaan dan merupakan sesuatu yang diharapkan dari orang-orang percaya di dunia ini.

Yesus Menegaskan bahwa Orang Percaya harus Melakukan Pekerjaan-Nya (Yohanes 14:12) 

Menurut Injil Yohanes, Yesus menyebutkan kematian-Nya sebagai suatu “pemuliaan” peristiwa yang melaluinya Yesus dan Bapa-Nya akan paling “dipermuliakan” atau dimanifestasikan. Bagi banyak orang, hal ini mengejutkan. Sedangkan di dalam perjanjian lama, kemuliaan atau kemegahan Allah dinyatakan di dalam alam dan sejarah, yaitu di dalam alam semesta yang diciptakan dan di dalam bangsa yang ditebus

Dalam Yohanes 14:12 “percaya kepada-Ku, ia akan melakukan” Mempercayai bukanlah suatu aktivitas mental saja namun suatu kata yang berorientasi tindakan. Frasa “ia bisa melakukan perkara-perkara yang lebih besar” adalah suatu future active indicative yang harus diterjemahkan “ia akan melakukan perkara-perkara yang lebih besar”. Dan dalam terjemahan tafsiran Alkitab Wycliffe mengatakan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan Yesus lebih besar jangkauannya

Hal ini kemungkinan menunjuk pada lingkup geografis dan misi kepada bangsa bukan Yahudi atau Roh yang menyertai setiap orang percaya. Doa, Tak Terbatas namun Terbatas pada I Yohanes 3:22 “Apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” Perhatikan bahwa Yesus mengklaim bahwa Allah akan menjawab doa-doa manusia berdasar atas sifat-Nya. Dalam Kisah Para Rasul 7:59 menyatakan demikian bahwa Stefanus berdoa kepada Yesus.

Baca Juga: Yesus: Jalan Keselamatan Yang Memberi Hidup Abadi (Yohanes 14:1-14)

Dalam II Korintus 12:8 Paulus berdoa kepada Yesus. dalam 15:16 dan 16:23 orang-orang percaya berbicara kepada Bapa. Berdoa dalam nama Yesus tidak melibatkan suatu rumusan sihir, yaitu dikatakan di akhir doa-doa umat manusia, namun berdoa dalam kehendak dan sifat Yesus. Orang yang mampu berdoa dalam nama Tuhan Yesus, yaitu orang memahami hati dan karya Tuhan Allah, dan yang terbeban untuk mendukung hati dan karya Tuhan Allah, adalah orang yang mengasihi Dia.

Orang tidak mengasihi Tuhan Allah tidak memahami urusan-urusan yang berada dalam lingkungan nama Yesus. Cara pemisahan yang terbaik ialah menganggap Yohanes 14:12 sebagai menandai pemisahan, tetapi menjadi suatu peralihan kepada alur utama ajaran sesudah penyimpangan yang disebabkan oleh pernyataan-pernyataan Tomas dan Filipus. Dalam ayat 12 ini juga menjelaskan tentang misi yang diberikan Allah kepada murid-murid-Nya saat Yesus kembali kepada Bapa

Yesus Menegaskan Mintalah dalam Nama Tuhan Yesus Kristus dan Allah akan Bertindak (Yohanes 14:13-14)

Dalam terjemahan LAI Yohanes 14:14 menggunakan kata “melakukannya” akan tetapi dalam bahasa Yunani menggunakan kata (poieo) dalam terjemahannya menggunakan kata “make” artinya “membuat” (menurut KBBI kata “membuat” di artikan “mendatangkan”). Berarti meminta dalam nama Tuhan Yesus Kristus adalah Tuhan akan mendatangkan berkat.

Kesimpulan 

Yohanes 14:1-14 menggambarkan pesan penghiburan dan jalan keselamatan yang disampaikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya. Iman, kepercayaan kepada Yesus sebagai satu-satunya jalan, dan doa dalam nama-Nya menjadi poin-poin utama. Yesus mempersiapkan tempat di surga bagi orang percaya dan menegaskan bahwa melalui-Nya, seseorang dapat mengenal Bapa dan memperoleh hidup kekal. Ajaran ini memberikan fondasi kuat bagi pengikut-Nya untuk menghadapi tantangan dan mengejar hubungan yang lebih dalam dengan Allah melalui iman dan doa.
Next Post Previous Post