Bertekun, Membangun, dan Mengajar dalam Firman Tuhan (1 Timotius 4:13)

Pendahuluan:

Firman Tuhan merupakan landasan kokoh bagi setiap orang percaya. Dalam perjalanan iman, kita diajak untuk bertekun, membangun, dan mengajar berdasarkan Alkitab (1 Timotius 4:13). Ayat-ayat yang dijawab oleh Timotius memberikan panduan yang kuat bagi kita dalam menjalani panggilan kita sebagai hamba Tuhan. Mari kita telusuri lebih jauh tentang arti dan pentingnya bertekun, membangun, dan mengajar dalam Firman Tuhan.
Bertekun, Membangun, dan Mengajar dalam Firman Tuhan ( Timotius 4:13)
Kata Bertekun

Kata “bertekun” dalam interlinear diterjemahkan: memperhatikan, berjaga-jaga, berdedikasi. Bertekun ini merupakan sebuah kata kerja perintah untuk menyatakan suatu kegiatan yang dilakukan sekarang untuk selamanya. Atau mengarahkan objek untuk melanjutkan tindakan yang sedang berlangsung.

Dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari mengatakan bahwa, engkau harus bersungguh-sungguh membacakan Alkitab kepada orang-orang, artinya bahwa Timotius harus sungguh-sungguh membacakan isi Alkitab kepada orang-orang (Jemaat Efesus). Dalam versi Firman Allah Yang Hidup mengatakan bahwa, bacakan dan terangkanlah Kitab Suci kepada sidang jemaat, disini lebih menekankan untuk membacakan, menerangkan Firman Tuhan kepada jemaat, artinya bahwa, melalui pembacaan dan menerangkan Alkitab, jemaat semakin kuat dan mengerti kebenaran Firman Tuhan.

Dalam KBBI bertekun juga berarti dengan tekun, dengan rajin, keras hati dan bersungguh-sungguh, kekerasan dan kesungguhan hati. Dari definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa bertekun merupakan ketetapan hati, kesungguhan, rajin yang dilakukan sekarang dan seterusnya. Orang yang bertekun adalah orang yang tidak tergoyahkan dengan apa pun, maka dari itu Rasul Paulus menasihatkan kepada Timotius untuk bertekun membaca Alkitab supaya mampu melawan ajaran sesat.

Bertekun membaca Alkitab itu sangat penting dalam kehidupan setiap orang percaya terkhusus mahasiswa/i Teologi sebagai hamba Tuhan, karena hanya Alkitab yang merupakan dasar utama untuk membangun jemaat dan menasihati sesuai apa yang Tuhan kehendaki.

Membaca Kitab Suci, Dalam KJV memakai kata to reading artinya membacakan tetapi dalam NIV memakai kata to the public reading of scripture artinya membacakan kitab suci kepada orang banyak.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa, melalui surat ini Rasul Paulus memerintahkan Timotius secara tidak langsung untuk bertekun membacakan Alkitab secara terus-menerus. Dengan demikian Timotius akan mampu untuk membangun jemaat dengan dasar kebenaran Firman Tuhan, sehingga jemaat yang dilayani akan mengerti kebenaran yang sesungguhnya. Membaca dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti melihat serta memahami, mengucapkan.  Berarti harus memahami, dan mengucapkan atau menyampaikan kebenaran itu kepada jemaat yang ada di Efesus pada waktu itu

R.Budiman menuliskan dalam bukunya bahwa: ”Timotius harus mengutamakan kegiatan membaca. Di dalam bahasa aslinya tidak disebut kitab-kitab suci. Namun jelas bahwa yang dibaca di dalam ibadah jemaat itu kitab Perjanjian Lama dan juga surat-surat Rasul yang sudah beredar (bdk 1 Tesalonika 5:27; Kolose 4:16). Pada saat itu Perjanjian Baru yang lengkap belum ada. Tidak hanya pembacaan saja, melainkan penerapan dari Firman ke dalam praktik jemaat harus disampaikan

Membaca Alkitab memang memerlukan pimpinan Roh kudus yang menjadikan kemauannya siap untuk membaca dengan jujur dan juga untuk menerima apa yang dibacanya. Bruggen mengatakan bahwa, orang yang membaca namun tetap menjadi orang Kristen yang belum dewasa adalah orang yang tidak membaca dengan baik. Terlebih-lebih sekarang sebagai orang percaya harus membuka mulut untuk menjadi sebagai pembaca selalu segar. Demikian juga yang dituliskan Guthrie bahwa, membaca Alkitab kepada umum memberi semangat dan nasihat berupa khotbah dalam pembacaan itu dan mengajarkan katekisasi (bdk Lukas 4:16-21; Kisah para rasul 13:15; 15:21; 17:2,3).

Venema menuliskan dalam bukunya bahwa: ”Orang yang hanya membaca satu bab atau beberapa kata saja dari salah satu buku, tidak bisa dikatakan bahwa ia telah membaca buku itu. Demikian juga mengenai Alkitab, orang yang hanya membacanya secara selektif, belum membaca Alkitab. Pembaca seperti itu tidak berhak memberi tafsiran, penilaian, atau tanggapan. Janganlah orang seperti itu memberanikan diri naik mimbar lalu berbicara dalam nama Tuhan atau berkhotbah dengan kuasa Roh Kudus. 

Alkitab memperkenalkan diri sebagai buku yang merupakan satu kesatuan, di mana setiap kitab berfungsi sebagai bagian atau bab yang masing-masing menekankan kesatuan Alkitab di bidang isi, visi, dan konsepsi, yakni Kristus (lih Lukas 24:32, 44-45; Yohanes 5:39)

Orang yang belum sepenuhnya membaca Alkitab itu dikatakan belum sungguh-sungguh di dalam Tuhan karena orang percaya hidupnya hanya berlandaskan kebenaran Firman Tuhan. Alkitab memperkenalkan kepada orang percaya rahasia kebenaran Allah untuk di mengerti dan memberitakan kepada mereka yang belum percaya.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa, membaca Alkitab merupakan tugas dan kewajiban setiap orang percaya. Karena setiap orang percaya harus membaca Alkitab? Karena membaca Alkitab adalah kebenaran Allah, dan membaca Alkitab adalah menjalin hubungan secara pribadi dengan Tuhan. Orang percaya harus terus-menerus membaca Alkitab, karena yang tertulis dalam Alkitab merupakan kebenaran perkataan Allah untuk dilakukan dan disampaikan kepada setiap orang yang belum percaya kepada Yesus Kristus

Membangun

Kata “membangun” dalam bahasa Yunani artinya dorongan, nasehat, permohonan, penghiburan. Dalam KJV memakai kata to exhortation artinya mendesak. NIV memakai kata to preaching artinya lebih kepada mengkhotbahkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “membangun” mempunyai artinya mendirikan, mengadakan, membina, (besifat) memperbaiki. Hodder menuliskan “to preahcing” (berkhotbah). Preaching has a central place among God’s people and is vital to their life and growth. Artinya khotbah menjadi pusat dalam hidup umat Allah dan vital dalam hidup dan pertumbuhan mereka.

Preiffeir menuliskan dalam bukunya bahwa, kata “membangun” diartikan menghibur, memberi semangat, dan menasihati, membangun, yaitu keseluruhan jenis pelayanan yang dewasa ini dikenal sebagai konseling, tetapi dengan kecenderungan pada pelayanan khotbah, yaitu pengajaran Alkitab. Sedangkan Hodder mengartikan membangun adalah to preaching lebih kepada mengkhotbahkan. Khotbah yang membangun dan berkuasa dalam penyajiannya tidak terlepas dari situasi dan kondisi jemaat saat mendengarkan khotbah. Di samping itu memerlukan metode atau cara menyampaikannya

Membangun ini mempunyai bentuk kata datif menunjukkan bahwa Rasul Paulus menasihatkan Timotius secara tidak langsung, tetapi dengan surat 1 Timotius ini, supaya terus-menerus bertekun dalam membaca Alkitab dan semakin mengerti memahami isi kebenaran firman Tuhan sehingga dengan demikian semakin mudah untuk membangun jemaat dengan dasar kebenaran firman Tuhan

Mengajar

Kata “mengajar” dalam bahasa Yunani διδαζκαλια (didaskalia) dengan bentuk kata datif feminim singular yang artinya perbuatan mengajar, mengajar. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “mengajar” mempunyai arti proses, perbuatan, peri gatan (tentang pengalaman), peristiwa yang dialami dan dilihatnya. Dalam KJV memakai kata “to doctrine” artinya mengajar. dalam NIV memakai kata to teaching artinya mengajar. 

Douglas menuliskan bahwa, di dalam Perjanjian Baru “mengajar” ada dua pengertian yang pertama. Adalah didaskalia mencakup banyak pekerjaan mengajar maupun ajaran itu sendiri. istilah itu digunakan untuk ajaran orang farisi. Kedua, didache kata ini dapat berarti baik pekerjaan mengajar maupun ajaran itu sendiri. kata didache mengacu kepada ajaran Tuhan Yesus. Mengajar ini bentuk kata datif menunjukkan perintah Rasul Paulus kepada Timotius untuk terus-menerus bertekun membaca Alkitab, supaya mengajarkan keadaan yang dilayani.

Barclay menuliskan dalam bukunya bahwa: ”Ajaran Kristen tidak mudah dimengerti, tetapi orang harus dapat memberi penjelasan mengenai pengharapan yang ada di dalam dirinya. Tak ada gunanya mendorong orang menjadi Kristen jika ia tidak paham apa artinya Kristen. 

Seorang pengkhotbah Kristen menghabiskan waktunya bertahun-tahun dalam hidupnya untuk memperlengkapi dirinya agar mampu memberikan penjelasan tentang iman Kristen kepada orang lain. Ia dibebaskan dari tugas kehidupan sehari-hari supaya berpikir, belajar, dan berdoa agar dirinya dapat menjelaskan Firman Allah dengan lebih baik. Tanpa pengajaran, iman Kristen tidak akan bertahan di gereja mana pun

Dasar yang benar untuk mengajarkan jemaat adalah Alkitab. Jadi seorang Kristen harus mengerti apa yang di baca dan meminta pimpinan Roh Kudus. Kata dasar dari kata “mengajar” adalah kata “ajar”. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan yang dimaksud dengan kata “ajar” adalah petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut). Sedangkan yang dimaksud dengan kata “mengajar” ialah memberi pelajaran, melatih. Kata benda Yunani yang dipakai ialah didaskalia “didaskalia”. Kata benda tersebut berjenis datif feminim tunggal.

Mengajar yang dimaksud dalam 1 Timotius 4:13 ialah mengajar tentang keselamatan yang dari Kristus. dalam Perjanjian Baru dijelaskan gambaran tentang Yesus, tentang apa yang telah terjadi dalam hidupNya dan hal-hal yang telah diajarkan-Nya. Contoh ayat Alkitab dalam Perjanjian Baru yang menjelaskan bagaimana Yesus Kristus mengajar yaitu dalam Matius 4:23 “Yesuspun berkeliling diseluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu”. Juga dalam Matius 7:29 “sebab mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.”

Dalam Perjanjian Lama, Allah sendiri berbicara kepada Musa supaya mereka mengajarkan Firman Tuhan kepada anak-anak mereka “apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. 

Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu (Ulangan 6:6-9). 

Umat Israel diperintahkan untuk mengajarkan firman Allah dengan rajin kepada anak-anak mereka. istilah “dengan rajin” dalam bahasa Ibrani berasal dari kata kerja yang berarti “mempertajam”. Dalam contoh ini terkandung makna menembus secara dalam. Firman Tuhan tidak boleh diremehkan, melainkan harus menembus dan mempengaruhi seluruh bidang kehidupan manusia.

Jadi Alkitab merupakan dasar pengajaran yang bersumber dari Allah sendiri untuk mengerti dan memahami kehendak-Nya. Sebagai hamba Tuhan sumber pengajaran yang benar adalah Alkitab firman Allah

Kesimpulan:

Melalui pemahaman tentang bertekun, membangun, dan mengajar dalam Firman Tuhan (1 Timotius 4:13), kita menemukan landasan yang kokoh dalam kehidupan rohani. Bertekun membaca Alkitab memberi kekuatan dan pemahaman yang mendalam akan kehendak Tuhan. 

Membangun jemaat dengan Firman Tuhan menjadi tugas penting bagi setiap hamba Tuhan, karena Alkitab adalah dasar pengajaran yang bersumber dari Allah. Mengajar dengan benar dan tepat mengarahkan orang-orang dalam kebenaran dan iman. Dengan demikian, sebagai umat Kristen, kita diajak untuk terus bertekun dalam Firman Tuhan, membangun jemaat dengan dasar kebenaran, dan mengajar dengan bijaksana. Semua ini menjadikan kita terhubung lebih erat dengan Tuhan dan memampukan kita untuk menghidupi panggilan-Nya dengan kuat dan bersemangat.
Next Post Previous Post