Markus 8:14-21: Mengenali Perasaan Tuhan saat Disalah pahami

Pendahuluan:

Kisah dalam Markus 8:14-21 membuka dengan ketidaksengajaan para murid Yesus yang lupa membawa roti saat berlayar menuju Betsaida. Hanya ada satu roti pada mereka dalam perahu, menyebabkan mereka terkejut dan khawatir. Namun, dibalik kesalahan sederhana ini, tersembunyi pelajaran yang dalam tentang kebijaksanaan, kekuasaan Tuhan, dan sikap yang seharusnya dimiliki sebagai pengikut-Nya.
Markus 8:14-21: Mengenali Perasaan Tuhan saat Disalah pahami
Dalam penelusuran ayat-ayat selanjutnya, kita akan melihat bagaimana Tuhan Yesus memberikan peringatan kepada para murid terhadap "ragi" orang Farisi dan Herodes, serta bagaimana mereka meresponsnya. Mari kita renungkan bersama setiap kata dan tindakan dalam kisah ini, sehingga kita dapat belajar dari kesalahan mereka dan mendapatkan hikmah yang berharga bagi kehidupan kita.

1. Peristiwa Roti dalam Alkitab

Mengingat Kebesaran Tuhan dalam Memberi Makan

Dalam Markus 8:1-9, kita membaca bagaimana Yesus memberi makan 4.000 orang hanya dengan 7 roti. Pada waktu itu, orang banyak yang mengikuti Yesus tidak mempunyai makanan, dan Yesus tergerak oleh belas kasihan. Dia memberi mereka makan sampai kenyang, menunjukkan kasih-Nya yang besar kepada umat-Nya.

Pembelajaran dari Kisah 5.000 Orang

Kisah serupa juga terjadi dalam Markus 6:30-44, ketika Yesus memberi makan sedikitnya 5.000 orang. Meskipun murid-murid-Nya menyarankan untuk mengirim orang-orang pulang, Yesus memiliki belas kasihan yang mendalam dan memberi mereka makan sampai kenyang.

Belas Kasihan Yesus yang Mendalam

Kata "belas kasihan" menggambarkan emosi dan hati Tuhan Yesus yang membara untuk bertindak bagi kebaikan banyak orang. Tuhan Yesus tidak hanya melihat kesulitan mereka, tetapi juga ikut merasakan penderitaan dan kesusahan yang mereka alami.

2. Pelajaran dari Kesalahpahaman Para Murid

Peringatan tentang Ragi Orang Farisi dan Herodes

Ketika para murid lupa membawa roti, Tuhan Yesus justru mengingatkan mereka untuk berhati-hati terhadap "ragi" orang Farisi dan Herodes. Ragi ini melambangkan ketidakpercayaan dan sikap yang tidak benar di hadapan Tuhan.

Reaksi Para Murid yang Kurang Mengerti

Ketika Yesus memberi peringatan, para murid justru memikirkan roti yang mereka lupakan. Mereka tidak sungguh-sungguh mendengarkan, seperti orang yang hanya mendengar suara lalu tanpa merenungkan maknanya.

Keterkaitan dengan Peristiwa Sebelumnya

Para murid seharusnya belajar dari pengalaman sebelumnya, di mana Yesus telah berkali-kali menunjukkan kuasa-Nya dalam memberi makan orang banyak. Namun, mereka masih terjebak dalam pemikiran yang dangkal dan kurang mengerti maksud Tuhan.

Pertanyaan Yesus yang Menggugah

Yesus bertanya kepada mereka, "Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu?" Pertanyaan ini menggugah kita untuk memikirkan keberadaan Tuhan dalam hidup kita, meskipun kita seringkali terfokus pada masalah-masalah duniawi.

3. Makna yang Dapat Kita Ambil

Mengenali Kasih dan Sabar Tuhan

Dari kisah ini, kita belajar bahwa Tuhan Yesus tidak meninggalkan kita dalam kesalahan dan ketidakpahaman kita. Dia selalu sabar dan penuh kasih, meskipun seringkali kita lupa akan kebaikan dan kuasa-Nya.

Memahami Pesan Yesus

Yesus menginginkan kita untuk mengerti dan melihat kebesaran-Nya, bukan hanya terfokus pada persoalan-persoalan duniawi. Dia adalah Sang Roti Hidup yang selalu siap memberi makan dan memelihara kita.

Pentingnya Menghindari Ketidakpercayaan

Peringatan terhadap "ragi" orang Farisi dan Herodes juga menjadi pelajaran bagi kita untuk selalu waspada terhadap sikap ketidakpercayaan dan keengganan untuk percaya kepada Tuhan.

Kesimpulan:

Kisah ini mengajarkan kita untuk tidak hanya memahami firman Tuhan secara literal, tetapi juga memahami hati dan perasaan-Nya yang dalam. Tuhan Yesus ingin kita mengasihi-Nya dengan segenap hati dan memahami kasih serta rencana-Nya yang indah bagi hidup kita.

Jadi, mari kita belajar dari kesalahan para murid yang terjebak dalam pemikiran yang dangkal dan lupa akan kuasa Tuhan. Biarlah hati kita terbuka untuk memahami maksud Tuhan melalui firman-Nya.
Next Post Previous Post