Jaga Waspada: Menghadapi Serangan Setan dengan Iman Teguh (1 Petrus 5:8)

Pendahuluan:

Dalam perjalanan kehidupan Kristiani, kita sering diingatkan untuk sadarlah dan berjaga-jagalah terhadap serangan setan. Sebagai orang percaya, kita harus memahami dan menghadapi kenyataan bahwa kita memiliki musuh yang tidak kasat mata, tetapi sangat nyata dalam perlawanan rohani kita. Tulisan 1 Petrus 5:8 ini akan membahas beberapa aspek penting dalam pandangan Kitab Suci tentang bagaimana kita dapat sadar akan keberadaan setan, berjaga-jaga terhadap tipu daya dan serangan-setannya, serta melawan dengan iman yang teguh.
Jaga Waspada: Menghadapi Serangan Setan dengan Iman Teguh (1 Petrus 5:8)
Penggunaan Kata Perintah Bentuk Aorist / Lampau

Dalam surat 1 Petrus 5:8, kita diperintahkan untuk sadarlah dan berjaga-jagalah. Penerapan kata perintah dalam bentuk aorist/lampau memberikan tekanan yang kuat pada kebutuhan untuk tindakan yang segera dan sungguh-sungguh. 

Hal ini seperti yang dijelaskan dalam Pulpit Commentary bahwa imperatif aorist menggambarkan kebutuhan yang mendesak oleh pembaca atau digunakan untuk mengekspresikan secara hidup perlunya perhatian langsung. Oleh karena itu, sadarlah dan berjaga-jagalah adalah panggilan bagi setiap orang percaya untuk menghadapi keberadaan setan dengan kesiagaan yang sungguh-sungguh.

Berserah Tak Berarti Tidak Melakukan Apa-apa

Ketika kita berbicara tentang berserah, kita tidak dimaksudkan untuk menjadi pasif atau malas. Sebagaimana Calvin mengatakan, seringkali kita, setelah berserah, cenderung mengubah damai menjadi kemalasan. Berserah pada Tuhan bukanlah alasan untuk tidak melakukan apa-apa, tetapi justru menjadi panggilan untuk bertindak dengan lebih sungguh-sungguh dalam iman kita. 

Seperti yang dijelaskan oleh Barclay, fakta bahwa kita mempercayakan segala sesuatu kepada Tuhan tidak memberi kita izin untuk duduk diam dan tidak berbuat apa-apa. Sebaliknya, kita diundang untuk berjalan dalam iman, mengambil langkah-langkah yang diperlukan, dan memperjuangkan kebaikan dengan tekun.

'Sadarlah'

Ketika kita berbicara tentang sadar, Calvin mengingatkan kita bahwa kelimpahan dunia seringkali menghasilkan kemalasan dan ketidaksadaran rohani. Orang yang terlalu terpaku pada kesenangan dan urusan dunia cenderung kehilangan kepekaan rohani. Pulpit Commentary juga menegaskan bahwa sadar adalah lawan dari keadaan mabuk, mengingatkan kita untuk tetap waras dan tidak terbuai oleh godaan dunia. Kita perlu menyadari kelemahan dan keterbatasan kita sendiri dalam menghadapi serangan setan, agar tidak terjatuh dalam kelalaian rohani.

'Berjaga-jagalah'

Ketika Petrus menyuruh kita untuk berjaga-jaga, kita diingatkan akan kejadian di mana Yesus menyuruh Petrus untuk berjaga-jaga dalam doa. Peristiwa ketika Petrus tertidur saat Yesus berdoa di Taman Getsemani menjadi pelajaran penting bagi kita. Kita harus berjaga-jaga dalam doa dan menjaga persekutuan dengan saudara seiman. Seperti yang digambarkan dalam ilustrasi singa yang memangsa banteng, kita juga harus hidup dalam persekutuan yang kuat, saling mendukung dan menguatkan satu sama lain.

'Lawanmu, si Iblis'

Kita diajarkan untuk lawan setan, lawan yang tidak hanya kita anggap sebagai musuh umum, tetapi musuh yang bekerja dalam pengadilan rohani. Seperti yang dijelaskan oleh Calvin, setan adalah lawan dari orang-orang saleh, dan kita harus siap untuk berperang melawan tipu daya dan serangannya. Terkadang, setan mencoba membuat kita menganggap bahwa lawan kita hanyalah dunia, bukan dirinya sendiri. Namun, kita harus ingat bahwa ada kekuatan jahat di baliknya yang harus kita lawan dengan keberanian dan iman yang teguh.

Dalam menghadapi serangan setan, kita tidak boleh meremehkan keberadaannya atau kekuatannya. Sebaliknya, kita harus sadar, berjaga-jaga, dan lawan dengan iman yang kokoh. Dengan mengandalkan kuasa Tuhan dan bersatu dalam persekutuan sebagai tubuh Kristus, kita dapat mengatasi segala tipu daya setan dan meraih kemenangan yang dijanjikan oleh Allah bagi mereka yang setia.
Next Post Previous Post