Teladan dari Penderitaan Yesus: Matius 27:34-44

Pendahuluan:

Tentang kesetiaan, ketaatan, dan kerendahan hati dalam menghadapi penderitaan adalah tema yang mendalam dalam ajaran Alkitab, khususnya dalam kisah penderitaan Yesus sebelum disalibkan. Matius 27:34-44 memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana Yesus menghadapi segala penderitaan, penghinaan, dan cemoohan yang diberikan kepadanya sebelum saat disalibkan. 

Dalam bagian ini, kita akan menjelajahi nilai-nilai penting yang bisa kita ambil dari kisah ini, seperti kesetiaan terhadap kehendak Allah, ketekunan dalam iman, serta kerendahan hati dalam menghadapi penderitaan dan ejekan. Mari kita pelajari bersama-sama bagaimana Yesus menjadi teladan bagi kita dalam menghadapi segala kesulitan dalam hidup.
Teladan dari Penderitaan Yesus: Matius 27:34-44
1. Ketaatan Terhadap Kehendak Allah (Matius 27:34-38)

Ketaatan adalah salah satu yang paling penting di dalam Alkitab dan di dalam kehidupan orang Kristen. Jadi dalam bagian ini, penulis akan membahas tentang ketaatan Yesus terhadap kehendak Allah. Dalam Matius 27:34 menjelaskan tentang penderitaan Yesus ketika tentara Romawi memberi Dia minum anggur yang bercampur empedu.

Kata “Dia minum” dalam bahasa Yunani adalah (piein) artinya minum, mengisap. Dengan kasus verb infinitive aorist active. Verb menunjukkan kata kerja, infinitive, aorist menunjukkan jenis kata sekali untuk selamanya, active menunjukkan jenis kata aktif. Kata ini merupakan jenis kata kerja yang telah dilakukan sekali dan belaku untuk selama-lamanya. Jadi penulis memahami bahwa ini suatu kata kerja yang dilakukan oleh Tuhan Yesus pada saat menjelang kematian-Nya. Hal ini dilakukan-Nya hanya sekali untuk selama-lamanya. Jadi artinya penderitaan Tuhan Yesus menunjukkan hal yang memang benar-benar dikerjakan-Nya sesuai dengan kehendak bapa-Nya.

Poerwadarminta mengartikan kata “minum” artinya memasukkan air (atau benda cair) ke dalam mulut dan meneguknya. Jadi penulis memahami bahwa kata minum ini adalah sesuatu benda cair yang akan diberikan kepada Tuhan Yesus untuk menghilangkan rasa sakit dalam penderitaan yang dihadapi-Nya saat Dia disalibkan.

Sedangkan kata Anggur dalam bahasa Yunani adalah: (oinon) artinya anggur, buah anggur. Dengan kasus noun accusative masculine singular Noun menunjukkan kata benda, accusative menunjukkan jenis objek langsung, masculine yang menunjukkan jenis kata yang berkuasa, singular menunjukkan jenis kata tunggal. Jadi penulis memahami bahwa kata anggur merupakan jenis kata benda yang diberikan kepada Yesus untuk diminum pada saat mereka tiba dibukit Golgota.

Kata Bercampur dalam bahasa Yunani adalah: (memigmenon) artinya mencampur, mencampurkan. Dengan kasus verb participle perfect passive accusative masculine singular. Verb menunjukkan kata kerja, participle artinya suatu partisipasi, perfect menunjukkan kesempurnaan, passive menunjukkan diam, accusative menunjukkan jenis kata objek langsung, masculine menunjukkan jenis kelamin laki-laki yang bersifat yang berkuasa, singular menunjukkan jenis kata tunggal. Merupakan bentuk kata kerja partisipasi yang dilakukan dengan sempurna kepada objek langsung. Artinya bahwa anggur yang diberikan kepada Tuhan Yesus adalah suatu minuman yang benar-benar dicampur dengan empedu yang rasanya pahit.

James mengartikan kata “bercampur” diterjemahkan mix artinya campuran. Poerwadarminta mengartikan kata campur artinya berkumpul, (beraduk, berkacau, berbaur) menjadi satu. Jadi penulis memahami bahwa minuman anggur yang diberikan kepada Tuhan Yesus pada waktu itu adalah benar-benar campuran antara anggur dan empedu sehingga rasanya pahit

Dan kata Empedu dalam bahasa Yunani adalah: (choles) artinya empedu Dengan kasus noun genitive feminine singular Noun menunjukkan jenis kata benda, genitive menunjukkan kepunyaan atau milik, feminine menunjukkan jenis kelamin perempuan yang bersifat penolong, singular menunjukkan jenis kata tunggal. Merupakan bentuk kata benda yang menunjukkan kepemilikan yang bersifat sebagai penolong kepada objek langsung.

Poerwadarminta mengartikan kata empedu artinya “barang cair yang warnanya hitam dan pahit rasanya (ada di dalam kandung kecil yang melekat di hati)”. Dalam buku James Strong kata “empedu” gall. Dalam terjemahan Versi New King James Version (NKJV) adalah: they gave Him sour. Artinya mereka memberikan Dia asam. Harrison mengartikan Anggur yang bercampur empedu (bdg. Mazmur 69:22) artinya tinjauan dari pemberian minuman pembius ini ialah mematikan rasa sakit dan membuat tahan lebih mudah diatur. 

Jadi penulis memahami bahwa minuman yang telah diberikan kepada Tuhan Yesus saat itu adalah suatu minuman yang asam. Dengan demikian ini juga suatu tradisi orang Yahudi pada waktu itu di mana ketika mereka memberi minum anggur kepada Yesus supaya Dia tidak mengalami rasa sakit. Dengan minuman yang mereka sediakan bagi Dia sebelum Dia disalibkan (Matius 27:34). 

Sudah menjadi kebiasaan untuk memberikan sebuah cawan berisi anggur yang dicampur dengan rempah-rempah untuk mereka yang dihukum mati sesuai dengan arahan salomo (Amsal 31:6-7). Berikanlah minuman keras itu kepada orang yang binasa, tetapi cawan anggur yang diberikan kepada Kristus dicampur dengan cuka dan empedu, supaya rasanya asam dan pahit. Karena dosa manusia merupakan akar kepahitan yang menghasilkan racun atau ipuh (Ulangan 29:18). 

Jadi penulis mempunyai pengertian bahwa meskipun mereka memberikan Dia minum anggur yang asam pada waktu itu, tetapi Dia tetap taat kepada Bapa-Nya. Dengan demikian sebagai orang yang percaya kepada-Nya hal ini menjadi teladan. Sekalipun penderitaan yang akan dihadapi sungguh menyakitkan di dalam kehidupan sebagai orang percaya kepada-Nya akan tetapi dengan mengikut Dia harus menderita dan tetap taat dalam menghadapi penderitaan itu.

Henry menuliskan dalam bukunya setiap orang percaya kepada-Nya menghadapi segala penderitaan yang dialami bagi Dia menghadapinya dengan sabar. Karena hanya mereka yang menderita bagi dialah yang akan memerintah bersama dengan Dia. Jadi penulis mempunyai pengertian bahwa ketika Tuhan Yesus diberikan minum yang bercampur empedu pada waktu itu agar penderitaan yang Dia alami supaya tidak merasakan sakit sehingga Dia pun tidak mau untuk meminumnya karena penderitaan-Nya adalah telah dinubuatkan dari sebelumnya sehingga Dia harus melakukannya juga ini menjadi suatu pengertian kepada orang yang percaya kepada-Nya bagaimana cara untuk menghadapi suatu penderitaan itu.

Dalam Matius 27:35 menjelaskan penderitaan yang dialami oleh Tuhan Yesus tentang penyaliban-Nya. Kata membagi-bagi pakaian-Nya dalam bahasa Yunani adalah (diemersanto) artinya membagi, membagikan. Dengan kasus verb indicative aorist middle 3rd person plural. Verb menunjukkan jenis kata kerja, indicative menunjukkan akibat, aorist menunjukkan jenis kata sekali untuk selamanya, orang ketiga jamak. Kata ini merupakan kata kerja yang menunjukkan sebuah peristiwa nyata yang sedang terjadi. 

Dalam versi KJG And they crucified him, and parted his garments, casting lots: that it might be fulfilled which was spoken by the prophet, They parted my garments among them, and upon my vesture did they cast lots. Artinya ketika Tuhan Yesus disalibkan orang Romawi mempermalukan serta memberlakukan Dia sebagai seorang pendosa dengan memisahkan pakaian-Nya dari tubuh-Nya. Poerwadarminta mengartikan kata membagi-bagi artinya menceraikan, (memecahkan, memisahkan, membelah) menjadi beberapa bagian.

Jadi sebagai orang percaya harus menanggungnya dengan sabar. Sebab Yesus telah memberikan teladan kepada umat-Nya untuk tetap bersabar menghadapi penderitaan itu. Oleh sebab itu meskipun orang percaya banyak mengalami penderitaan atau persoalan hidup maka dengan hati yang sabar untuk menghadapinya sehingga pun bisa melewatnya dengan baik. Dengan demikian sesungguhnya hal itu bukanlah penghinaan terhadap-Nya sebab telah terbukti bahwa merupakan sesuatu yang terjadi sesuai dengan hikmat dan pengetahuan Allah. Kristus merelakan diri-Nya dilucuti dari kemuliaan-Nya supaya kemuliaan-Nya itu dapat dibagi-bagikan bagi setiap orang.

Dalam Matius 27:38-40 menjelaskan penderitaan yang dialami oleh Tuhan Yesus tentang disalibkan. Kata salib dalam bahasa aslinya memakai Kata: (stauros) artinya salib. Dengan kasus noun accusative masculine singular ini merupakan suatu kata benda yang bersifat menuduh dengan menunjukkan satu pribadi. Berarti penderitaan yang dihadapi oleh Tuhan Yesus pada waktu itu menandakan bahwa penderitaan yang harus Dia kerjakan dengan tujuan memberikan teladan bagi semua orang. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata salib artinya orang percaya yang dibebaskan dari kuasa dosa dan kuasa Iblis melalui salib Kristus. 

Jadi artinya bahwa salib menunjukkan suatu tanda bagi orang percaya bagaimana seharusnya menanggung penderitaan. Di mana salib melambangkan kematian dan penderitaan yang menyertainya. Salib bukan hanya sebuah beban yang harus dipikul atau suatu persoalan yang terus menghambatnya, tetapi kematian dengan jalan yang menyakitkan. Jadi dengan hal itu Yesus menghadapi semuanya itu dengan taat, setia dan rendah hati. Oleh sebab itu sebagai orang percaya harus hidup dalam ketaatan, setia dan memiliki kerendahan hati di hadapan Tuhan bahkan bagi semua orang.

2. Tetap setia (Matius 27:39-40)

Kata “setia” terdapat dalam Wahyu 2:10b, “hendaklah engkau setia sampai mati dan aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan “ berdasarkan pemahaman arti kata “setia” tersebut diharapkan sebagai orang percaya tetap setia kepada Tuhan. Setia adalah tekun Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia setia adalah berpegang teguh, taat, disiplin. 

Jadi kata setia mengajarkan bahwa bagaimana orang yang percaya tetap tekun dalam suatu penderitaan yang akan dihadapinya, seperti penghinaan atau hujatan dari orang-orang membenci. Jadi yang dimaksud dengan teks ini adalah berhubungan dengan sifat seseorang dalam menghadapi penganiayaan

Dalam Matius 27:39 penderitaan yang dialami oleh Tuhan Yesus adalah setiap orang yang lewat menghujat Dia. Kata menghujat dalam bahasa Yunani memakai Kata:(eblasphemoun) artinya hinaan umpat. Dengan kasus verb indicative imperfect active third person plural. Verb menunjukkan jenis kata kerja, indicative menunjukkan akibat, imperfect menunjukkan tindakan yang sedang dilakukan secara berulang-ulang pada masa lampau, active menunjukkan jenis kata aktif atau ada suatu tindakan, 3 rd person menunjukkan orang yang ketiga, plural menunjukkan jamak atau lebih dari satu. 

Merupakan bentuk kata kerja yang menunjukkan suatu akibat dalam bentuk tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang lebih dari satu orang. Kata menghujat ini berarti hal yang di kerjakan oleh orang-orang Yahudi akibat karena Yesus tidak bisa membebaskan diri-Nya ketika Ia disalibkan, pada hal Yesus mengakui bahwa Dia adalah Anak Allah

Dalam buku James Strong, vilify artinya memfitnah berkata jahat, difitnah, dihujat. Jadi artinya orang-orang yang lewat di sana pada waktu itu mereka mengolok-olok Dia atas pengajaran yang telah Dia ajarkan. Dalam versi Firman Allah Yang Hidup (FAYH) adalah: Orang-orang yang lewat mencerca Yesus sambil menggelengkan kepala serta berkata, "Engkau dapat merobohkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari, ya? 

Kalau benar Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata mencerca adalah mencela keras, mencaci, memaki, dan menghinakan. Dalam versi Bahasa Indonesia sehari-hari mengatakan: Orang-orang yang lewat di situ menggeleng-gelengkan kepala, dan menghina Yesus. Sedangkan di dalam New King James Version (NKJV) adalah: And those who passed by blasphemed Him, wagging their heads. Yang artinya dan mereka yang lewat menghina Tuhan-Nya, dengan mengibaskan kepala-kepala mereka. 

Jadi penulis menyimpulkan bahwa pada waktu Tuhan Yesus disalibkan setiap orang-orang yang lewat melihat Dia mereka menghina, memaki dan mencaci artinya dalam penderitaan Tuhan Yesus memberikan suatu teladan bagi orang yang percaya kepada-Nya bagaimana menghadapi penderitaan itu. Di mana Tuhan Yesus selalu menghadapi dengan sabar, setia dan taat melakukannya.

Tong mempertegaskan kembali bahwa penderitaan adalah cara terbaik untuk menguji dan menguatkan, mendidik dan mengokohkan seseorang. Pohon yang sering diterpa angin keras adalah pohon yang berakar dalam. Dan pohon yang tidak pernah mendapatkan angin ribut biasanya akarnya dangkal.48

Matthew Henry mengatakan bahwa: masyarakat umum yang lewat di sana, menghujat Dia. Kesengsaraan-Nya yang luar biasa serta kesabaran yang ditunjukkan-Nya dalam menanggung semua itu tidak meluluhkan hati mereka, atau membuat mereka melunak terhadap Dia. Mereka meneriakkan penghukuman atas-Nya, kini merasa telah membenarkan diri mereka atas tindakan tersebut dengan cara menghina Dia.

Jadi pengertian bahwa orang Yahudi di saat itu seakan-akan mereka sudah melakukan sesuatu yang baik dengan menghukum Dia. Juga mereka berkata-kata yang jahat mengenai Dia yang tidak menganggap kesamaan dengan Allah itu. Sehingga mereka menghujat Dia karena mengakui bahwa Dia adalah Anak Allah yang mampu melakukan segala sesuatu. Oleh sebab itu sebagai orang yang percaya kepada-Nya harus mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah yang berkuasa untuk menyelamatkan umat-Nya.

3. Tetap rendah hati (Matius 27:41-44)

Rendah hati dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah tidak sombong atau tidak angkuh. Artinya bahwa selalu memiliki kerendahan hati terhadap sesuatu ejekan-ejekan atau penghinaan yang akan kita alami. Namun penulis akan membahas tentang sikap setiap orang percaya. Dalam Matius 27:41-44, Yesus melewati segala penderitaan yang telah diperhadapkan kepada-Nya di mana Dia dihina oleh orang-orang Yahudi, para imam-imam dan kedua penyamun yang disalibkan bersama dengan Dia.

Kata mengolok-olok dalam bahasa Yunan adalah: (empaizontes)  artinya mengejek (dengan kata atau memperdaya. Ini merupakan bentuk kata kerja partisipasi yang dilakukan kepada subjek langsung secara aktif dari orang banyak. Jadi penulis memahami bahwa ini merupakan suatu kata partisipasi yang dikerjakan oleh ahli-ahli Taurat dan juga para tua-tua dan para penguasa negara untuk menghina atau menjelek-jelekkan nama baik Tuhan Yesus, hal ini mereka lakukan secara terus menerus sampai pada saat Yesus disalibkan. Jadi artinya bahwa mereka tidak cukup puas dengan mengajak gerombolan orang ikut menghina Kristus, mereka sendiri juga melakukannya dan bersenang-senang dengan perbuatan mereka itu.

Dalam buku James strong adalah jeer at artinya mencemoohkan. Jadi penulis memahami bahwa para ahli-ahli Taurat dan para tua-tua mereka menghina Tuhan Yesus saat itu ketika Dia telah disalibkan di atas kayu salib, karena Yesus mengakui diri-Nya sebagai Anak Allah. Moeliono mengartikan kata mengolok-olok artinya mencela: “mengatakan bahwa ada celanya, mengecam, mengkritik, menghina”. 

Sedangkan dalam terjemahan New King James Version (NKJV) adalah: Like wise the chief priests also, mocking with the scribes and elders, said, artinya demikian juga para iman dan pemimpin, mengejek Dia dengan para ahli kitab dan lebih tua. Jadi dengan demikian penderitaan Tuhan Yesus pada waktu itu merujuk kepada atas dosa manusia sehingga orang-orang yang ada mengejek Dia, di mana Yesus menyelamatkan manusia yang berdosa akan tetapi diri-Nya sendiri tidak Dia selamatkan. Maka olok-olokan datang dari Yahudi dengan berbagai tingkat dan golongan. 

Jadi Menurut pemahaman penulis bahwa mengolok-olok adalah menganggap rendah orang lain, meremehkannya menyebutkan kekurangan-kekurangannya dengan tujuan menjadikan orang tersebut bahan tertawa. Oleh sebab itu sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus jika diperhadapkan penderitaan yang seperti ini harus bersabar sehingga melalui penderitaan itu kita semakin kuat dan tetap percaya kepada Tuhan bahwa Ia telah memberikan teladan yang terbaik bagi kita.

Dalam Matius 27:44, penderitaan yang dialami oleh Tuhan Yesus adalah penyamun-penyamun bersama dengan Dia mencela-Nya. Kata penyamun-penyamun dalam bahasa Yunani adalah: (lestai) artinya penyamun, pemberontak. Dengan kasus noun nominative masculine plural. Noun nominative menunjukkan suatu kata benda yang merupakan sebuah subjek dalam bentuk jamak dengan jenis kelamin jantan. Sehingga kata penyamun dapat diartikan sebagai pemberontak yang disalibkan bersama dengan Kristus.

Moeliono mengartikan kata penyamun artinya “orang yang menyamun, perampok, perampas bersembunyi disemak-semak menunggu orang lewat”. Jadi penulis memahami bahwa setiap penyamun, pemberontak akan mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya dan hukuman yang diberikan kepada setiap pemberontak adalah harus disalib. Dengan demikian, setiap manusia telah menjadi penyamun atau pemberontak, akan tetapi oleh karena kasih karunia Tuhan, Dia merelakan diri-Nya untuk disalib dan menggantikan manusia dari hukuman mati tersebut serta menggantikan status manusia sebagai penyamun dan dibayar-Nya dengan darah yang kudus.

Kata mencela dalam bahasa Yunani adalah:(oneidizon) artinya mencela menghina dengan kasus verb indicative imperfect active 3rd person plural. Kasus verb indicative imperfect menunjukkan suatu kata kerja yang tidak sempurna untuk di kerjakan. Sedangkan kasus active menunjukkan keterlibatan dari 3rd person plural yaitu orang ketiga jamak, yang tertuju kepada penyamun-penyamun yang disalibkan bersama dengan Dia. Sehingga kata mencela dapat diartikan sebagai penghinaan yang dilakukan penyamun-penyamun kepada Yesus. 

Dalam versi (NET) The robbers who were crucified with him also spoke abusively to him. Jadi penulis memahami bahwa kedua penyamun yang disalibkan dengan Dia mereka berbicara tanpa aturan terhadap Tuhan Yesus.

Moeliono mengartikan kata mencela artinya “mengatakan bahwa ada celanya, mengancam, mengkritik, menghina dengan terang-terangan”.

BACA JUGA: 4 MAKNA KEMATIAN YESUS KRISTUS BAGI ORANG PERCAYA

Jadi penyamun-penyamun yang disalibkan bersama dengan Dia menghina Tuhan Yesus secara terang-terangan di depan umum untuk mempermalukan nama baik Tuhan Yesus dan berbicara tanpa aturan atau berbicara dengan sembarangan tanpa membedakan mana yang baik dan buruk. Sehingga mereka pun mengejek Tuhan Yesus karena Dia mengakui diri-Nya Anak Allah.

Kesimpulan:

Dalam kisah penderitaan Yesus sebelum disalibkan, kita melihat contoh yang luar biasa tentang kesetiaan, ketaatan, dan kerendahan hati. Yesus tidak hanya menderita secara fisik, tetapi juga dihina, dicemooh, dan dicerca oleh orang-orang di sekitarnya. Namun, dalam setiap langkah dan kata-Nya, Yesus memberikan teladan yang luar biasa bagi kita.

Kesetiaan Yesus kepada kehendak Bapa-Nya mengajarkan kita betapa pentingnya taat dalam setiap situasi, bahkan ketika dihadapkan dengan penderitaan yang sangat. Ketika Yesus diberi minuman anggur yang bercampur empedu, Dia tidak menolaknya meskipun rasanya pahit. Hal ini mengajarkan kita untuk menerima kehendak Allah bahkan dalam situasi yang pahit sekalipun.

Ketekunan Yesus dalam menghadapi penghinaan dan cemoohan juga menjadi pelajaran berharga bagi kita. Meskipun diolok-olok, difitnah, dan dicaci oleh orang-orang di sekitarnya, Yesus tetap teguh dalam iman dan tidak tergoyahkan. Ini mengajarkan kita untuk tetap setia kepada Tuhan meskipun dihadapkan dengan ujian dan penderitaan.

Selain itu, kerendahan hati Yesus dalam menerima penghinaan dan ejekan dari penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-Nya mengajarkan kita untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Yesus menghadapi segala penderitaan dengan penuh kasih dan kerendahan hati, mengajarkan kita untuk melawan kejahatan dengan kebaikan.

Dengan demikian, kisah penderitaan Yesus sebelum disalibkan bukan hanya sekedar cerita masa lalu, tetapi menjadi teladan yang hidup bagi kita hari ini. Kita diajarkan untuk taat kepada kehendak Allah, tetap setia dalam iman, dan memiliki kerendahan hati dalam menghadapi penderitaan dan penghinaan. Semoga kita dapat belajar dan mengambil contoh yang baik dari Yesus, sehingga kita juga dapat menjadi teladan yang baik bagi orang lain dalam setiap situasi yang kita hadapi dalam hidup ini.
Next Post Previous Post