Pertumbuhan Rohani Orang Percaya (Kolose 2:6-7)

Pengantar:

Dalam perjalanan rohani setiap orang percaya, penting untuk memahami dan mengamalkan prinsip-prinsip yang mendasari pertumbuhan dan kedewasaan dalam iman. Salah satu dasar yang kuat bagi pertumbuhan rohani ini terletak dalam penafsiran Kolose 2:6-7. Dalam ayat-ayat ini, kita diajak untuk memasuki perjalanan yang melampaui sekadar penerimaan Kristus, menuju kedewasaan dan kesempurnaan Dalam-Nya. 

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi prinsip-prinsip utama yang mendukung pertumbuhan rohani, mulai dari penerimaan Kristus hingga hidup dalam sukacita dan ucapan syukur. Mari kita mulai menjelajahi rahasia pertumbuhan rohani yang mendalam.
Pertumbuhan Rohani Orang Percaya (Kolose 2:6-7)
1. Hidup Baru

Orang Kristen yang telah meninggalkan dosanya, yaitu menanggalkan manusia lamanya serta kelakuannya dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbarui (Efesus 4:23-24; Kolose 3:9-10) di dalam Kristus. Natur orang percaya menjadi manusia baru adalah sekali untuk selama-lamanya, namun proses untuk menjadi manusia baru adalah peristiwa yang terus-menerus diperbarui untuk serupa dengan gambar-Nya yang sesuai dengan kehendak-Nya.

Roh Kudus memeteraikan orang percaya dan mengerjakan keselamatan orang percaya menjadi manusia baru. Richard L. Pratt berpendapat bahwa orang-orang yang percaya dalam Kristus diperbarui secara terus-menerus menurut sifat mereka yang semula sebagai manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Mereka diberikan kebenaran, kesucian, dan pengetahuan yang benar, di mana semua itu telah hilang pada waktu kejatuhan. Manusia tidak diselamatkan untuk sekadar berada dalam keadaan yang manis dan menyenangkan. Namun, manusia diperbarui sebagai ciptaan baru dan dikembalikan kepada asal mula keberadaan manusia sebagai gambar Allah melalui kelahiran baru.

John Murray menyatakan pengertian manusia lama dan manusia baru dengan baik. Manusia lama adalah manusia yang belum diregenerasikan; manusia baru adalah manusia yang telah diregenerasikan, yang diciptakan di dalam Kristus Yesus untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik. Adalah tidak benar untuk menyebut orang percaya sebagai manusia baru dan manusia lama, itu sama halnya dengan menyebutnya manusia yang telah diregenerasikan sekaligus manusia yang belum diregenerasikan. 

Dan juga tidak benar untuk mengatakan bahwa di dalam diri orang percaya terdapat manusia lama dan manusia baru. Pemikiran seperti ini tidak memiliki dasar kebenarannya dan ini hanyalah suatu bentuk prasangka terhadap doktrin yang begitu gigih ditegakkan oleh Paulus ketika dia berkata, “Manusia lama telah disalibkan.”

Orang percaya telah menanggalkan jati dirinya yang lama, yaitu kemanusiaan yang telah jatuh dan takluk di bawah kuk dosa, lalu ia menerima dan mengenakan jati diri yang baru. Paulus menyebut keduanya, “manusia” di mana manusia lama yang ditanggalkan, dan manusia baru yang dikenakan. Manusia baru adalah sebuah proses yang harus dijalani oleh orang percaya setelah menerima natur baru setelah menerima keselamatan oleh Kristus. 

Sekali untuk selamanya menerima natur baru, namun proses menjalani manusia baru adalah sebuah proses terus-menerus oleh Roh Kudus menjadi manusia baru. Tujuan pengorbanan dan kematian Kristus adalah pengudusan mempelai-Nya, gereja-Nya sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela (5:25-27).

Firman Tuhan dalam Efesus 4:22-24, secara struktur setiap ayat memiliki tiga infinitif. Kata “menanggalkan” dan “mengenakan” adalah bentuk kata kerja aorist middle infinitive, berarti kejadian yang telah terjadi sekali dan kata “dibarui” adalah bentuk kata kerja present middle infinitive, yang terjadi saat sekarang. Ketiga kata ini menjadi inti pengajaran Paulus bagi jemaat di Efesus. Frasa dalam bahasa Yunani palaion anthrôpon yaitu manusia yang penuh dengan dosa yang merupakan warisan dari Adam

2. Bertumbuh dalam Firman Allah

Iman timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan. Kedewasaan rohani bisa terbentuk melalui firman Tuhan. Manusia yang sudah percaya Yesus dan mengalami kelahiran kembali, tinggal tetap dalam Yesus, tidak berhenti, namun terus berproses menjadi dewasa. Dari hasil penafsiran di atas dapat diketahui bahwa untuk menjadi dewasa, setiap orang harus berakar di dalam Yesus, dibangun di atas Yesus, dan melimpah dengan Syukur.

Berakar di dalam Firman Tuhan

Kehendak Allah dalam kehidupan orang percaya dinyatakan dalam Firmannya. Setiap orang yang ingin mengalami pertumbuhan rohani haruslah memiliki sebuah kebiasaan yang baik untuk membaca dan merenungkan Firman Tuhan. Bukan hanya membaca namun harus menjadi pelaku-pelaku kebenaran Firman Tuhan. Kuasa dari Firman itu akan nyata pada saat orang percaya melakukannya.

Sama halnya dengan pohon yang ditanam, mengalami pertumbuhan dan berakar tidak terlihat karena tertutup tanah. Akar pohon itu bergerak mencari sumber-sumber air, mineral dalam tanah. Berakar berarti dengan tekun dan setia memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan yang tidak terlihat oleh orang lain melalui doa pribadi dan pembacaan Alkitab Berakar inilah yang disebut juga dengan hidup menurut kehendak Allah. 

Sebagaimana yang tertulis dalam Kolose 1:9 Rasul Paulus berdoa agar jemaat Tuhan mengerti “mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna” (Kolose 1:9b). Dengan kata-kata “supaya kamu menerima” dalam ayat 9, kita diperkenalkan pada isi dan tujuan doa Paulus. Secara harfiah, teks Yunaninya “ sehingga kamu boleh menerima.” 

Teks Yunani menggunakan suatu klausul hina dengan bentuk kasus pengandaian. Bentuk ini mungkin menyatakan isi (penggunaan kata benda hina) atau desain (tujuan- hasil penggunaan hina) dari doa Paulus. Sementara bentuk ini mungkin paling dimengerti untuk menunjukkan isi (kata benda) dari doa mereka, sudah pasti Paulus dan rekan-rekannya memanjatkan doa ini, karena ini juga tujuan atau hasil yang mereka cari dari Tuhan dalam kehidupan jemaat Kolose. 

Intinya, Paulus berdoa untuk dua hal: (1) agar para pembacanya mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna (2) sehingga, sebagai hasilnya mereka boleh hidup dalam suatu cara yang menghargai Tuhan, menyenangkan Dia dalam setiap hal. Kedua permohonan, meskipun tersendiri, berhubungan erat dan terikat satu sama lain sebagai sebab dan akibat. Ayat 9 tanpa ayat 10 tidak lengkap dan jauh dari kehendak Allah, namun ayat 10 tanpa ayat 9 tidak mungkin.

Membangun Iman yang benar

Dasar iman adalah menerima Yesus, hidup di dalam Yesus, selanjutnya dengan apakah orang percaya membangun di atas dasar itu merupakan pergumulan dalam kehidupan setiap orang percaya Penggambaran Paulus dalam 1 Korintus 3:10-11 Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus

Membandingkan hasil penafsiran di atas dengan ayat ini, dapat dipahami bahwa dasar berbicara tentang percaya kepada Yesus, menerima, dan hidup dalam Yesus. Sedangkan membangun terus di atasnya merupakan proses kehidupan yang dialami oleh orang percaya. Iman Kristen tidak berhenti sampai dengan percaya namun harus terus bergerak mengalami pertumbuhan sampai mengalami kedewasaan rohani.

Orang percaya yang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, merupakan gambaran dari orang yang mengikut Yesus dengan motivasi yang benar, memiliki kehidupan rohani yang baik, melayani pekerjaan Tuhan. Namun orang yang digambarkan membangun kehidupannya dengan kayu, rumput kering atau jerami, adalah gambaran dari mereka yang mengikut Yesus namun belum sepenuhnya melakukan kehendak Tuhan. Masih mengalami jatuh bangun dalam kehidupannya. Hari ini pastilah hal ini belum diketahui, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan tampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan tampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. (I Korintus 3:12-13).

Menjalani Kehidupan dalam Sukacita dan Ucapan Syukur

Mengucap syukur adalah tanda bahwa orang percaya telah hidup dalam iman. Ucapan syukur menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan sukacita. Sebab sukacita bicara tentang berkat rohani. Artinya dalam keadaan dan situasi apa pun orang percaya akan tetap dapat hidup dalam sukacita dan ucapan syukur.

Tuhan Yesus mengucap syukur kepada Bapa karena apa yang diminta di dengar oleh Bapa dan seturut kehendak Bapa. (Yohanes 11:41- 43). Demikian juga dalam Matius 11:25 Tuhan Yesus mengucap syukur karena Rahasia Kerajaan Allah dinyatakan kepada Tuhan Yesus, dan kepada mereka yang hidup dalam ajaran Yesus.

Hidup yang dipenuhi dengan ucapan syukur akan membuahkan damai sejahtera di hati. Mendatangkan kekuatan dalam menghadapi banyak tantangan. Sebaliknya bila tidak bersyukur apalagi bersungut2 akan melemahkan diri sendiri.

Mengucap syukur Eukaristeo adalah tindakan merasa senang dan puas diri atas apa yang diberikan oleh Tuhan sambil memuji dan memuliakan nama-Nya senantiasa. Kita akan memiliki karakter Bersyukur ini apabila kita melatih diri untuk tetap mengucap syukur dalam segala keadaan.

Kapan harus mengucap syukur? Bagaimana mengucap syukur? Mengucap syukur Pada waktu Berdoa Filipi 4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

Doa adalah salah satu bentuk ekspresi ucapan syukur. Di mana dalam doa bukan saja meminta namun ada ucapan syukur atas apa yang sudah diberikan sekalipun mungkin yang kita doakan belum ada jawabannya. Mengucapkan syukur dalam setiap doa berarti percaya akan pemeliharaan Tuhan. Percaya bahwa mujizat ada . Dengan demikian memuliakan Tuhan Yesus

Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Tuhan Yesus adalah doa yang disertai rasa ucapan syukur. "Berikanlah makanan secukupnya..." merupakan bentuk ucapan syukur atas berkat Tuhan yang sdalah kita terima. Jangan pernah kuatir saat sedang dalam persoalan, namun berdoa sambil bersyukur maka masalah yang kita hadapi akan menjadi berkat. Dalam 1 Timotius 2:1 dikatakan, Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,

Bersyukur karena pelayanan dan pemberitaan Injil yang semakin Luas. Filipi 1:5-6 Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini. Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. Sukacita besar dan ucapan syukur yang tak ternilai adalah pada saat Injil Kerajaan Allah tersebar sampai ke ujung bumi

Baca Juga: 4 Cara Hidup Bertumbuh Di Dalam Kristus (Kolose 2:6-7)

Mengucap syukur dalam segala keadaan. 1 Tesalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Dalam situasi apa pun harus bersyukur. Ayat ini adalah perintah yang harus terus kita lakukan sepanjang hidup. Bersyukur akan mendatangkan sukacita, semangat, dan kekuatan yang baru.

Kesimpulan:

Dapat disimpulkan dalam Kolose 2:6-7 bahwa pertumbuhan rohani adalah perjalanan yang penting bagi setiap orang percaya. Melalui penerimaan Kristus, penerapan firman Tuhan, membangun iman yang kokoh, dan hidup dalam sukacita serta ucapan syukur, kita dapat mengalami kedewasaan rohani yang memperkaya hubungan kita dengan Tuhan. 

Dengan memahami prinsip-prinsip ini dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjadi saksi yang hidup akan kekuatan transformasi Kristus dalam diri kita. Semoga artikel ini menjadi sumber inspirasi dan dorongan bagi pembaca untuk terus melangkah maju dalam perjalanan pertumbuhan rohani mereka
Next Post Previous Post