Amsal 15:3-13 - Orang Benar Dan Orang Jahat Diperbandingkan

Matthew Henry (1662 – 1714).

BAHASAN : Amsal 15:3-13 - Orang Benar Dan Orang Jahat Diperbandingkan
Amsal 15:3-13 - Orang Benar Dan Orang Jahat Diperbandingkan
Amsal 15:3.“Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.”
Kebenaran-kebenaran agung tentang keilahian sangat berguna untuk menegakkan aturan-aturan moral atau tingkah laku yang baik, dan tidak ada yang lebih baik daripada ini – bahwa mata TUHAN selalu tertuju kepada anak-anak manusia.
1. Mata ini untuk melihat semuanya, bukan saja dari hal-hal yang tidak dapat disembunyikan, tetapi olehnya segala sesuatu benar-benar diperiksa, dan tidak ada yang terlewat atau dilihat sepintas lalu saja: mata TUHAN ada di segala tempat. Karena Ia tidak saja memandang semua anak manusia dari dalam surga (Mazmur 33:13), tetapi juga hadir di segala tempat.

Dikatakan bahwa makhluk-makhluk sorgawi itu penuh dengan mata (Wahyu 4:8), tetapi Allah adalah segala mata. Hal ini bukan saja menunjukkan kemahatahuan-Nya yang melihat segala sesuatu, tetapi juga pemeliharaan-Nya yang berlaku untuk semua orang di segala tempat, bahwa ia mendukung dan memerintah segala sesuatu. Dosa-dosa tersembunyi, pelayanan, dan penderitaan, semua-nya ada dalam pengawasan-Nya.
2. Mata ini untuk membedakan pribadi-pribadi dan perbuatan-perbuatan. Ia mengawasi orang jahat dan orang baik, tidak menyukai kejahatan dan berkenan kepada yang baik, dan akan menghakimi manusia sesuai pandangan mata-Nya (Mazmur 1:6, 11:4).

Orang jahat tidak akan dibiarkan lepas tanpa dihukum, juga orang benar tidak akan pergi tanpa pahala, karena Allah menaruh mata-Nya di atas keduanya dan mengenal watak mereka yang sebenarnya. Ayat ini menyampaikan penghiburan bagi orang-orang kudus dan juga kengerian dahsyat bagi orang-orang berdosa.
----------
ORANG BENAR DAN ORANG JAHAT DIPERBANDINGKAN.
Amsal 15:4. “Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.”
Perhatikanlah:
1. Lidah yang baik itu menyembuhkan, menyembuhkan hati nurani yang terluka dengan memberikan penghiburan kepada mereka, bagi jiwa-jiwa yang sakit akibat dosa dengan menginsafkan mereka, untuk men-damaikan dan mengasihi dengan cara menerima perbedaan, membuat kesepakatan damai dalam hal-hal yang berbeda, memulihkan pihak-pihak yang berselisih. Inilah kesembuhan dari lidah, yang adalah sebatang pohon kehidupan, yang daun-daunnya memiliki khasiat menyembuhkan (Wahyu 22:2). Orang yang mengetahui cara berkata-kata dengan baik akan membuat tempat ia tinggal menjadi firdaus.
2. Lidah yang jahat itu menyakitkan (kecurangan, hawa nafsu, tipu muslihat, dan kemesuman yang ada di sana, semua itu melukai hati). Hal itu akan melukai hati nurani si pembicara yang jahat, dan menimbulkan rasa bersalah atau kesedihan bagi yang mendengar. Keduanya dianggap dapat melukai hati. Kata-kata keras memang tidak mematahkan tulang, tetapi membuat banyak hati menjadi tawar karenanya.
----------
ORANG BENAR DAN ORANG JAHAT DIPERBANDINGKAN.
Amsal 15:5. “Orang bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak.”
Oleh karena itu :
1. Hendaknya para pemimpin diperingatkan untuk memberikan didikan dan teguran kepada orang-orang yang berada di bawah tanggung jawab mereka, karena mereka akan mempertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Mereka tidak saja harus mendidik dengan terang pengetahuan, tetapi juga menegur dengan kehangatan kasih. Keduanya harus dilaksanakan dengan kuasa dan kasih seorang bapa, dan harus dilakukan terus-menerus, meskipun pengaruh yang diharapkan tidak segera terasa.

Jika didikan itu ditolak, berilah teguran, dan tegurlah dengan keras. Memang bertentangan dengan sifat orang periang untuk menemukan kesalahan dan membuat orang-orang di sekitar mereka merasa tidak nyaman. Tetapi lebih baik memberikan teguran langsung daripada membiarkan mereka pergi dengan tenang menuju jalan kehancuran.
2. Hendaknya para bawahan diperingatkan untuk bukan saja taat kepada didikan dan teguran (bahkan harus tunduk di bawah kesukaran), tetapi juga menghargainya sebagai kemurahan dan tidak menolaknya, memanfaatkannya sebagai petunjuk mereka dan selalu memperhatikannya. Dengan demikian, ini membuktikan bahwa mereka bijak, karena dengan cara seperti itulah mereka dibuat menjadi bijak. Sebaliknya, orang yang menghina didikan yang baik adalah orang bodoh dan besar kemungkinan menjadi orang hidup yang sesungguhnya sudah mati.
----------
ORANG BENAR DAN ORANG JAHAT DIPERBANDINGKAN.
Amsal 15:6. “Di rumah orang benar ada banyak harta benda, tetapi penghasilan orang fasik membawa kerusakan.”
Perhatikanlah:
1. Di mana ada kebenaran, di situ ada kekayaan, dan juga penghiburan darinya: di rumah orang benar ada banyak harta. Agama mengajar orang untuk bersikap rajin, berkepala dingin, dan adil. Melalui semua hal ini umumnya harta benda akan bertambah. Tetapi itu bukanlah segalanya: Allah memberkati tempat kediaman orang benar , dan berkat itu membuat orang menjadi kaya tanpa membawa masalah.

Atau seandainya tidak ada banyak harta dunia di situ, namun jika ada anugerah di tempat itu, maka harta sejati akan ada di sana. Dan orang-orang yang hanya memiliki sedikit harta tetapi memiliki hati yang puas dengan itu dan dapat menikmati kesenangan dengan yang sedikit itu, maka itu sudahlah cukup. Itulah kekayaan.
Orang benar mungkin tidak menjadi kaya dengan sendirinya, tetapi ada harta di dalam rumah mereka, ada berkat yang tersimpan bagi mereka, yang keuntungannya akan dituai oleh anak-anak keturunan mereka. Sebaliknya, orang duniawi yang jahat hanya membiarkan perut mereka sendiri saja dikenyangkan dengan segala harta itu, hanya hawa nafsu mereka yang dipuaskan (Mazmur 17:14).

Tetapi kepedulian pertama orang benar adalah bagi jiwanya dan kemudian bagi keturunannya, untuk memiliki harta dalam hatinya dan kemudian di rumahnya, yang akan memberi manfaat bagi sanak keluarganya dan orang-orang yang berada di sekitar mereka.
2. Di mana ada kefasikan, di situ ada kegundahan jiwa, sekalipun mungkin ada kekayaan di sana: penghasilan orang fasik, penghasilan besar yang mereka miliki, membawa kerusakan, karena di sana ada rasa bersalah dan kutuk. Ada keangkuhan dan hawa nafsu, serta ada iri hati dan perbantahan. Itu semua adalah nafsu yang merusak, yang akan merampas sukacita dari penghasilan mereka dan mengganggu sesama mereka.
----------
ORANG BENAR DAN ORANG JAHAT DIPERBANDINGKAN.
Amsal 15:7. “Bibir orang bijak menaburkan pengetahuan, tetapi hati orang bebal tidak jujur.”
Yang dimaksud di dalam ayat ini adalah sama dengan makna dari ayat 2, yang menunjukkan betapa orang bijak itu menjadi berkat dan orang bebal menjadi beban bagi orang di sekitarnya. Hanya di sini, amatilah lebih lanjut,
1. Bahwa kita telah menggunakan pengetahuan dengan tepat bila kita menebarkannya, tidak membatasi hanya pada sedikit teman karib kita, dan enggan membagikannya kepada orang lain yang juga dapat memanfaatkannya. Tetapi berikanlah bagian dari harta rohaniah ini kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, bukan sekadar menyampaikan, tetapi menyebarkannya dengan penuh kerendahan hati dan saksama.

Kita harus berusaha keras untuk menyebarkan dan melipatgandakan pengetahuan yang berguna, harus mengajar sejumlah orang supaya mereka dapat mengajar orang lain, dan dengan begitu membuatnya makin tersebar.
2. Bahwa bukan saja merupakan sebuah kesalahan untuk mencurahkan kebodohan, tetapi akan sangat memalukan jika tidak menaburkan pengetahuan, paling kurang ada beberapa kata bijaksana atau sejenisnya yang dikeluarkan. Hati orang bebal tidak melakukan yang demikian. Hati orang bebal tidak memiliki sesuatu yang baik untuk ditabur. Kalaupun ia memilikinya, ia juga tidak memiliki keterampilan atau kemauan untuk berbuat baik dengan itu, dan karena itu tidaklah berharga apa yang dimilikinya itu.
----------
ORANG BENAR DAN ORANG JAHAT DIPERBANDINGKAN.
Amsal 15:8. “Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.”
Perhatikanlah:
1. Allah begitu membenci orang fasik yang hatinya penuh kedengkian dan hidup mereka penuh kejahatan, sehingga bahkan korban mereka menjadi kekejian bagi TUHAN. Orang fasik memberi korban kepada Allah untuk membungkam suara hati nurani mereka dan menjaga nama baik mereka di dunia. Sama seperti seorang pelaku kejahatan datang ke tempat kudus, bukan karena tempat itu adalah tempat kudus, tetapi karena tempat itu menjadi tempat perlindungan bagi mereka dari tindakan keadilan.
Walaupun boleh jadi korban mereka begitu mahal, tetapi tidak akan diterima Allah, sebab tidak dipersembahkan dalam ketulusan hati dan tidak berasal dari dasar hati yang baik. Mereka berusaha menyembunyikan maksud mereka yang sebenarnya dari Allah dan mereka berkata dusta tentang persembahan mereka. Karena alasan itulah segala ibadah mereka adalah kekejian bagi Allah, sebab mereka menyelubungi dosa (Amsal 7:14; Yesaya 1:11).
2. Allah memiliki kasih sedemikian besar bagi orang jujur yang meskipun tidak membayar sepeser pun untuk mempersembahkan korban (TUHAN sendiri telah menyediakan korban itu), doa mereka dikenan-Nya. Anugerah doa adalah karunia Allah sendiri dan pekerjaan Roh-Nya yang ada di dalam mereka, yang dengannya Ia sangat berkenan. Ia tidak hanya menjawab doa, tetapi bersuka dengan tindakan mereka yang datang kepada-Nya. Karena itu Ia berkenan memberkati mereka.
----------
ORANG BENAR DAN ORANG JAHAT DIPERBANDINGKAN.
Amsal 15:9.
“Jalan orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi siapa mengejar kebenaran, dikasihi-Nya.”
Inilah alasan dari yang dikatakan dalam ayat sebelumnya:
1. Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN. Bukan karena kurang sejumlah hal yang baik dalam upacara, tetapi karena jalan hidup mereka, arah dan tujuan tingkah laku mereka adalah jahat semata-mata, sehingga menjadi kekejian bagi Dia.

Korban penghapus dosa tidak akan diterima kalau orang itu bersikeras untuk terus hidup di dalam dosa. Korban itu akan menjadi kekejian yang sungguh teramat sangat keji kalau orang itu bermaksud untuk dapat terus berbuat dosa secara sembunyi-sembunyi dan menjadikan korban itu semacam izin untuk terus berbuat dosa.
2. Karena itu doa orang jujur dikenan-Nya, sebab orang itu adalah sahabat Allah, dan Ia mengasihi orang yang sekalipun belum menang-kap kebenaran itu namun tetap mengejar kebenaran, terus meng-arahkan diri ke sana dengan mendesak-desak, seperti Rasul Paulus (Filipi 3:13).
----------
ORANG BENAR DAN ORANG JAHAT DIPERBANDINGKAN.
Amsal 15:10. “Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati.”
Ayat ini menunjukkan bahwa mereka yang tidak tahan terhadap didikan yang keras kemungkinan besar akan hancur.
1. Merupakan hal yang lazim bagi mereka yang telah mengenal jalan kebenaran, namun kemudian meninggalkannya, untuk menganggapnya sebagai penghinaan besar ketika dicela dan ditegur. Mereka merasa sangat gelisah dengan teguran. Mereka tidak dapat dan tidak mau menanggungnya. Bahkan, karena mereka tidak suka diperbaharui, mereka benci ditegur dan membenci orang-orang yang dengan setia dan berbaik hati berusaha membantu mereka. Dari semua orang berdosa, orang-orang murtadlah yang paling membenci teguran.
2. Dapat dipastikan bahwa orang-orang yang tidak suka ditegur akan hancur. Siapa benci kepada teguran dan mengeraskan hati terhadapnya, telah menggabungkan diri dengan berhala-berhalanya, biarkanlah dia. Ia akan mati dan binasa selama-lamanya dalam dosanya, sebab ia tidak mau dipisahkan dari dosa-dosanya. 2 Tawarikh 25:16 berkata, Sekarang aku tahu, bahwa Allah telah menentukan akan membinasakan engkau. (Lihat juga Amsal 29:1).
----------
ORANG BENAR DAN ORANG JAHAT DIPERBANDINGKAN.
Amsal 15:11. “Dunia orang mati dan kebinasaan terbuka di hadapan TUHAN, lebih-lebih hati anak manusia!”
Ayat ini menegaskan apa yang dimaksud dalam ayat 3 mengenai kemahahadiran TUHAN untuk menghakimi kejahatan dan kebaikan.
1. Allah mengetahui semua hal, bahkan hal-hal yang tersembunyi dari mata semua makhluk hidup sekalipun: dunia orang mati dan kebinasaan terbuka di hadapan TUHAN. Bukan saja inti bumi ini dan gua-gua tersembunyi yang ada di bawah permukaannya, tetapi juga kubur-kubur dan semua jasad orang mati yang terkubur di sana jauh dari pandangan kita, semuanya terbuka di hadapan TUHAN.
Semua berada di bawah pengawasan-Nya sehingga tidak akan ada yang terhilang atau harus dicari-cari ketika akan dibangkitkan kembali. Ia mengetahui tempat setiap orang dikuburkan, bahkan juga jasad Musa dan jasad orang-orang lain yang dikuburkan dengan penuh kerahasiaan. Ia juga tidak memerlukan tugu peringatan apa pun dengan tulisan Hicjacet – Di sini dibaringkan untuk mengarahkan Dia.
Khususnya tempat-tempat orang terkutuk dan semua siksaan dan aniaya mereka yang tidak terungkapkan, keadaan jiwa-jiwa yang terpisah pada umumnya dan keadaan di sekitar mereka, semuanya ada di bawah pengawasan Allah. Kata Ibrani yang digunakan di sini untuk kebinasaan adalah Abadon, salah satu nama Iblis (Wahyu 9:11). Walaupun Iblis dapat menipu kita, si pembinasa itu tidak dapat menghindari pengetahuan ilahi. Allah memeriksa dari mana Iblis datang (Ayub 1:7) dan melihat semua penyamarannya walaupun ia licik, licin, dan tangkas (Ayub 26:6).
2. Allah khususnya mengenal hati anak manusia. Jika Ia melihat sampai kedalaman dan tipu muslihat Iblis sendiri, terlebih lagi Ia dapat menyelidik hati manusia, meskipun mereka penuh tipu daya, karena mereka telah mempelajari semua seni kecurangan dari Iblis.Allah adalah lebih besar daripada hati kita dan Ia mengenal hati kita lebih baik daripada kita mengenal diri sendiri. Karena itulah Ia adalah Hakim yang sempurna bagi setiap watak manusia (Ibrani 4:13).
----------
ORANG BENAR DAN ORANG JAHAT DIPERBANDINGKAN.
Amsal 15:12.“Si pencemooh tidak suka ditegur orang; ia tidak mau pergi kepada orang bijak.”
Si pencemooh adalah seorang yang bukan saja membuat lelucon tentang Allah dan agama, tetapi juga menentang semua cara yang digunakan orang untuk menginsafkan dan memperbaharui dirinya. Buktinya adalah,
1. Orang itu tidak tahan untuk memeriksa hati nuraninya sendiri. Ia juga tidak mau berurusan langsung dan terus terang dengan dirinya: ia tidak suka menegur dirinya sendiri (begitulah yang dipahami oleh beberapa orang). Ia tidak suka menenangkan hatinya dan merenungkan sungguh-sungguh apa yang ada di dalam hatinya, tidak mau mengakui pendapat bebas atau alasan yang adil dengan dirinya sendiri. Sebisa mungkin ia tidak akan membiarkan hatinya menyerang dirinya. Sungguh sangat menyedihkan jika orang takut diberi tahu dan berbantah-bantah dengan dirinya sendiri.
2. Orang itu tidak suka akan nasihat dan teguran sahabat-sahabatnya: ia tidak mau pergi kepada orang bijak, takut kalau-kalau mereka memberikan nasihat yang bijak kepadanya. Seharusnya kita tidak saja harus menyambut orang bijak dengan baik ketika mereka datang kepada kita, tetapi malah harus pergi kepada mereka, seperti seorang pengemis pergi mendatangi pintu orang kaya untuk mendapat sedekah. Namun, si pencemooh tidak mau melakukan hal ini, takut kalau-kalau kesalahan-kesalahannya diungkapkan dan ia diimbau untuk memperbaikinya.
--------
ORANG BENAR DAN ORANG JAHAT DIPERBANDINGKAN.
Amsal 15:13. “Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.”
Di sini:
1. Kegembiraan yang tidak membahayakan dianjurkan kepada kita, karena hal itu dapat menunjang kesehatan tubuh, membuat orang bersemangat dan bugar untuk bekerja, serta membangun perilaku yang dapat diterima orang. Hati yang gembira juga membuat wajah berseri-seri, dan menjadikan diri kita menyenangkan bagi sesama. Jiwa yang bergembira, di bawah pengendalian kebijaksanaan dan anugerah, merupakan perhiasaan agung bagi agama, menambah kemuliaan bagi keindahan kekudusan, serta membuat manusia lebih mampu berbuat baik.
2. Kemurungan yang merugikan kesehatan jiwa adalah sesuatu yang harus kita waspadai sebagai musuh besar kita, baik dalam ibadah maupun perilaku kita: oleh kepedihan hati, yaitu ketika kepedihan menguasai hati dan merajalela. Kepedihan cenderung akan terjadi apabila dituruti sebentar saja, sebab ketika itulah semangat akan dipatahkan dan merosot, dan jiwa tidak bisa lagi melayani Allah. Karena itu biarlah kita yang menangis seolah-olah tidak menangis, supaya kita berlaku adil bagi diri kita, dan berlaku sesuai dengan kehendak Allah dan pemeliharaan-Nya.
Next Post Previous Post