Mengenal Kebenaran: Kehidupan yang Kekal bersama Kristus (Yohanes 3:1-21)

Pendahuluan:

Hari ini, kita diundang untuk merenungkan sebuah kebenaran yang mendasar, sebuah kebenaran yang dapat mengubah arah hidup kita baik di dunia sementara ini maupun di tempat yang kekal. Melalui cerita tentang seorang tokoh agama Yahudi bernama Nikodemus (Yohanes 3:1-21), kita akan menjelajahi arti sejati dari hidup yang kekal dan bagaimana kita dapat mencapainya melalui Kristus Yesus. 
Mengenal Kebenaran: Kehidupan yang Kekal bersama Kristus
Mari bersama-sama menelusuri pelajaran berharga tentang pentingnya mencari kebenaran hidup yang kekal, hidup di dalam terang, dan senantiasa meninggikan nama Yesus dalam setiap aspek kehidupan kita. Dengan memahami dan mempraktikkan kebenaran ini, kita akan menemukan makna sejati dari hidup dan mempersiapkan diri untuk hidup yang kekal di hadapan Tuhan.

1. Pentingnya Mencari Kebenaran Hidup yang Kekal

Pagi ini kita bersama-sama akan melihat kehidupan seorang pencari kebenaran. Ia bernama Nikodemus. Ia seorang Farisi dan pemimpin agama Yahudi yang sejak kecil hingga masa tuanya sudah belajar menghafal serta menguasai banyak sekali tradisi-tradisi agama Yahudi. Namun semua ilmu dan tradisi agama Yahudi yang dia kuasai itu tidak sebanding dengan apa yang dia saksikan tentang tanda-tanda dan perbuatan yang Yesus lakukan.

Kehadiran Tuhan Yesus telah membuatnya takjub dan kagum. Nikodemus mendengar dan melihat sendiri, bagaimana Yesus menyembuhkan seorang yang tuli dan gagap di tepi Danau Galilea. Bukan hanya sekali itu, masih banyak tanda-tanda ajaib dan kebesaran TUHAN yang Yesus lakukan. Orang yang buta dicelikkan-Nya. Orang yang lumpuh dibuat-Nya berjalan. 

Orang yang mati dihidupkan-Nya kembali. Orang yang kerasukan setan dibebaskan-Nya. Bahkan, topan badai pun diredakan-Nya. Lebih dari itu, Yesus mengajar kebenaran dengan kuasa dan hikmat Ilahi. Nikodemus menemukan bahwa kebenaran yang ia cari-cari selama ini ada di dalam diri Kristus Yesus. Inginkah saudara mengenal Yesus lebih dalam seperti Nikodemus?

Apa yang kurang dari Nikodemus? Ia memiliki jabatan, kehormatan, kuasa. Namun ia sadar betul bahwa dirinya adalah seorang berdosa. Sebagai orang berdosa, selayaknya dia dihakimi oleh murka Allah dan memperoleh hukuman kekal. Semua pengetahuan dan tradisi agama Yahudi yang ia kuasai tidak bisa melepaskan dia dari pada belenggu dosa dan kematian. 

Oleh sebab itu ia membutuhkan pertolongan. Ia membutuhkan keselamatan. Yesus menyamakan arti “diselamatkan” dengan “dapat memasuki Kerajaan Allah”. Matius 19:24-25 berkata: Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan? Siapa yang dapat menyelamatkan dan memberikan kita hidup yang kekal?

Hanya Allah saja yang dapat menyingkirkan dosa dan melepaskan kita dari hukuman dosa. Bukan perbuatan baik kita yang dapat menyelamatkan kita. Titus 3:5 berkata bahwa Kristus telah menyelamatkan kita oleh karena rahmat dan permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus

Bagaimana Allah menyelamatkan? Melalui kematian Yesus di atas salib dan kebangkitan-Nya. Itulah yang menghasilkan keselamatan kita. Sewaktu kita masih menjadi seteru Allah, Yesus memperdamaikan kita dengan Allah melalui kematian-Nya. Keselamatan tersedia hanya melalui iman kepada Yesus saja. Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Saudara boleh memiliki segala sesuatu di dalam dunia ini, namun bila saudara tidak memiliki kehidupan kekal itu, maka segala yang saudara miliki dalam dunia ini tidak ada lagi artinya. Karena kebinasaan kekallah yang akan menjadi bagian kita selama-lamanya. 

Pertanyaan penting bagi kita semua pagi ini: Di saat maut datang menjemput kita, apakah saudara sudah memiliki jaminan bahwa saudara pasti memperoleh kehidupan yang kekal itu? Maut tidak hanya datang lewat virus corona. Seorang teman sekolah kami meninggal beberapa hari yang lalu oleh karena serangan jantung. Ada juga karena terjatuh dari loteng rumahnya, lalu di rawat di RS dan tidak tertolong. Hidup ini tidak dapat ditebak. Hari esok belum tentu milik kita.

Hari ini banyak orang sudah ke gereja, namun tidak yakin 100% dia sudah pasti masuk Kerajaan Allah. Suatu waktu di kelas katekisasi, saya mengajar ada hampir 40 orang di dalam kelas. Di awal pelajaran, saya melempar pertanyaan, siapakah yang sudah memiliki kepastian masuk surga? Siapakah yang sudah yakin dia akan melihat dan masuk ke dalam Kerajaan Allah? Dari 40 orang, hanya 2 orang saja yang mengacungkan tangan. Mereka yang lain berkata: Laoshe, kita kan bisa berbuat dosa lagi. Jadi belum pasti kita bisa masuk surga. Saudara, apakah tanda kita sudah memiliki hidup yang kekal?

2. Tanda Seseorang yang Memiliki Hidup yang Kekal ialah Hidup di Dalam Terang

Barang siapa yang percaya kepada-Nya, ia memiliki hidup yang kekal. Hidupnya mencerminkan hidup anak terang, ia tidak lagi hidup dalam kegelapan dan ia tidak akan dihukum. Namun barang siapa yang tidak percaya, ia tidak memiliki hidup yang kekal itu, karena ia telah berada di bawah hukuman. Mengapa di dunia ini manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang? Sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.

Ada sebuah istilah untuk orang yang takut kepada cahaya yang disebut photofobia. Photofobia adalah suatu kondisi yang membuat merasa tersiksa saat matanya terkena cahaya. Dalam ruangan yang ada cahaya normal saja, dia merasa amat silau dan nyeri. Sebab itu, pengidap photofobia menyukai tempat yang gelap. Seorang penulis kenamaan bernama Maurice mengeluarkan sebuah pertanyaan: Manakah yang lebih buruk: anak kecil yang takut pada gelap atau orang dewasa yang takut pada terang? Jelas, yang lebih buruk adalah orang dewasa yang takut pada terang.

Barang siapa yang masih mencintai dosa dan pelanggaran, mereka akan menolak Terang Dunia itu. Kenapa? Karena yang mereka inginkan ialah agar dosa dan pelanggaran mereka tetap terselubung, tak terlihat, agar mereka leluasa berbuat jahat. Wujud penolakan itu banyak. Alasan untuk tidak mencari Terang Dunia itu banyak. Cape, malas memikirkan, merenungkan, dan melakukan kebenaran Firman TUHAN, tidak punya waktu, sibuk, dan 1001 macam alasan lainnya.

Di masa-masa sulit seperti sekarang ini, ternyata kegelapan masih bisa merajalela. Kejahatan masih bisa dilakukan. Perkelahian antar kelompok masih bisa terjadi. Perbuatan dosa yang dilakukan di tempat tersembunyi masih bisa terjadi. Cinta diri sendiri, keegoisan, ketamakan, masih bisa terjadi. Kenapa kejujuran dan kebaikan sulit ditemukan? Karena kegelapan masih merajalela. Namun kegelapan hanya membawa kepada kebinasaan dan hilangnya pengharapan.

Di masa-masa sulit ekonomi ini, banyak orang mencari damai Tuhan. Orang-orang mencari jalan keluar atas persoalan yang sangat rumit ini. Semakin sulitnya lapangan kerja dan kehidupan ekonomi yang menjadi semakin berat ini membuat orang ingin mencari kepastian dan jaminan hidup. Mereka yang sakit dan lemah terbaring oleh virus mencari obat dan kekuatan untuk dapat menghadapi dan melawan virus ini.

Di masa ini, Tuhan memanggil kita untuk memancarkan terang-Nya. Kita dipanggil untuk membawa Injil kebenaran dan kasih Kristus kepada mereka. Jaminan hidup kekal hanya ada di dalam Kristus Yesus saja. Kedamaian sejati hanya ada di dalam diri Kristus Yesus saja. 

Yesus berkata: Damai yang Kuberikan padamu, bukanlah damai yang dari dunia ini. Damai dunia bisa sirna dan pudar. Namun damai dari Yesus adalah damai yang kekal, karena Dialah Raja Damai itu. Barang siapa yang letih lesu dan berbeban berat, datanglah kepada Yesus. Dia akan memberikanmu kelegaan. Saudara yang lapar dan haus akan kebenaran, Yesuslah Roti Hidup dan Mata Air kehidupan. 

Barang siapa datang kepada Yesus, Dia tidak akan pernah merasa haus lagi. Saudara yang gentar akan maut dan kematian, datanglah kepada Yesus. Dia sudah pernah melewati kematian dan menang atas kuasa maut. Dia bahkan sudah bangkit dan akan memberikan kepada kita kehidupan yang kekal selama-lamanya.

Nikodemus sudah menemukan Yesus di dalam hidupnya. Dia menjadi manusia baru, dia menjadi anak terang. Sukacita surgawi sudah dia miliki. Roma 13:12 berkata: Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!. Waktu kedatangan Sang Terang Dunia yang kedua kali itu sudah semakin mendekat. Sudah siapkah kita menyambut kedatangan-Nya?

3. Tanda Seseorang Sudah Memiliki Kehidupan Kekal ialah Hidupnya Senantiasa Meninggikan Yesus

Seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikianlah hidup kita seharusnya meninggikan dan memuliakan nama TUHAN senantiasa. Bagaimana cara kita meninggikan Yesus? Dengan menjadikan-Nya sebagai yang terutama dalam hidup kita. Yesus adalah segalanya dalam hidup kita. Yesus tidak hanya menempati bagian-bagian penting dalam hidup kita, namun Dia menempati segala ruangan dalam hidup kita. Dialah segalanya, dan kita juga adalah segalanya bagi Yesus. Hidup kita juga sangat penting bagi Dia.

Dia mati bagi kita, untuk menebus kita dari hukuman kekal dan kebinasaan. Karena begitu besar Kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Mengapa kita harus meninggikan Yesus? Karena dalam Filipi 2:9-11 tertulis: Filipi 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia j dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, Filipi 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, Filipi 2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan, " bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Jadi, tanda seseorang yang memiliki kehidupan kekal adalah ketika hidupnya senantiasa memuliakan dan meninggikan nama Yesus Kristus. Hal ini tercermin dalam setiap aspek kehidupannya, baik dalam perilaku, ucapan, maupun pikiran. Seorang yang hidupnya terangkat oleh Kristus tidak akan ragu-ragu untuk menunjukkan kasih dan kebaikan kepada sesama, karena mereka telah merasakan kasih dan kebaikan Tuhan dalam hidup mereka.

Dalam Kolose 3:17 dikatakan: Dan segala sesuatu yang kamu lakukan i dengan perkataan atau perbuatan , lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita." Maka, memuliakan nama Yesus Kristus harus menjadi pusat dari segala yang kita lakukan. Ketika kita hidup dalam kesadaran akan kehadiran-Nya, kita akan memperoleh kebahagiaan dan kedamaian yang sejati.

Penutup: Mengenal Kebenaran untuk Hidup yang Kekal (Yohanes 3:1-21)

Dalam hidup yang penuh dengan kesibukan dan tantangan, sering kali kita lupa akan kebenaran yang sejati. Kita terjebak dalam hiruk pikuk dunia dan lupa akan akhirat yang kekal. Namun, dengan mengenal dan memperjuangkan kebenaran yang datang dari Kristus Yesus, kita akan menemukan arti sejati dari hidup.

Nikodemus adalah contoh nyata bagaimana seseorang dapat menemukan kebenaran yang kekal di dalam Kristus. Dia meninggalkan segala kehormatan dan kedudukan dunia untuk mengikut Yesus. Dan hasilnya, ia menemukan hidup yang sejati dan kekal dalam Kristus.

Saudara, marilah kita juga mengikuti jejak Nikodemus dalam mencari kebenaran yang kekal. Marilah kita memperjuangkan hidup yang senantiasa terang dalam Kristus Yesus. Marilah kita memuliakan dan meninggikan nama-Nya dalam segala aspek kehidupan kita. Dengan demikian, kita akan memperoleh hidup yang kekal bersama-Nya di dalam Kerajaan Allah.

Jadi, mari kita buka hati dan pikiran kita untuk menerima kebenaran yang datang dari Kristus Yesus. Marilah kita hidup dalam terang-Nya dan memperjuangkan nama-Nya dalam segala hal. Hanya dengan demikian, kita dapat memperoleh hidup yang kekal dan damai sejahtera yang hanya ditemukan di dalam Kristus Yesus. Amin

Next Post Previous Post