Makna Penolong yang Sepadan Menurut Kejadian 2:18-25
Pendahuluan:
Dalam kehidupan manusia, kesendirian adalah salah satu hal yang sering kali dirasakan dan menjadi tantangan. Namun, dalam kitab Kejadian 2:18-25, Tuhan menunjukkan bahwa kesendirian bukanlah keadaan yang baik bagi manusia. Dia menciptakan seorang wanita untuk menjadi penolong yang sepadan bagi Adam.
Dalam bahasa Ibrani, kata “berfirman” menggunakan kata ֹּ֙ר ֶאמ ֹּ֙ י ו (wayyomer) dengan bentuk Verb Qal Imperfect 3 Masculin, Singular. Ini adalah kata kerja aktif yang belum selesai dikerjakan oleh orang ketiga tunggal yang menunjukkan kepada Tuhan Allah. Firman-Nya terus-menerus berlaku. Kata ini berasal dari akar kata ר מ ַָּׁא (amar) yang berarti berkata, berbicara, berkata kepada diri sendiri (berpikir), berniat, perintah, janji.
Kata “Tuhan Allah” dalam bahasa Ibraninya ialah הָ֣ ַָּׁהוְי ים ִִ֔להֱֹא (Yahweh Elohim) dengan bentuk Noun, Masculine, Plural. Ini adalah kata benda maskulin jamak yang menunjukkan keberadaan Allah saat yang berfirman. Jadi, secara literal kata tersebut dapat diartikan Tuhan Allah dalam keberadaan-Nya akan dan terus-menerus berbicara, berkata pada diri sendiri (berpikir), berniat untuk melakukan sesuatu. Penegasan Tuhan Allah sebagai Yang berfirman hendak memberikan makna bahwa firman itu tidak diucapkan oleh sembarangan pribadi melainkan oleh Tuhan Allah yang Maha Kuasa, sumber segalanya yang terpercaya, dan Firman-Nya relevan sampai hari ini.
Frasa “tidak baik” bahasa Ibraninya ialah ותֹ֥יֱה ובֹ ֛ט א־ ל (lo-tob heyot) yang berarti “itu seharusnya tidak baik”. Kata א־ ל berarti “tidak” berbentuk particle negative yang mengindikasikan penyangkalan dan penolakan. Penyangkalan dan penolakan terhadap kata ובֹ ֛ט (tob) dalam bentuk Adjective, Masculine Singular yang berarti baik, bagus, tepat. Dalam arti lain, ובֹ ֛ט (tob) juga diterjemahkan sebagai good, pleasant, agreeable (baik, nyaman, menyenangkan).
Jadi frasa “tidak baik” ditujukan kepada kondisi seorang laki-laki yaitu Adam. Yang berarti bahwa tidak bahagia, tidak nyaman, tidak beruntung, tidak menyenangkan, atau tidak lengkap jika laki-laki itu seorang diri saja dan tidak ada yang cacat atau salah dalam menciptakan Adam. Karena Adam diciptakan dengan kondisi tanpa cacat, namun istilah tanpa cacat bukan berarti Adam sempurna seperti Yesus Kristus, melainkan Adam diciptakan dalam kondisi tanpa cacat dari segi perkembangan dan pertumbuhannya.
Salah satu tanda bahwa manusia diciptakan menurut “peta dan gambar Allah” adalah kodratnya sebagai makhluk sosial sama seperti Tuhan Allah yang sifat keesaan-Nya adalah “Trinitas” (Ulangan 6:4; Yohanes 14:10; Matius 28:19), demikian juga sifat manusia yang keutuhannya hanya dapat dicapai melalui hubungan dan kesatuan dengan sesamanya karena dalam interaksi dan relasi dengan sesama, manusia dapat bertumbuh secara utuh. Tanpa interaksi sosial, anak-anak akan mati, dan orang dewasa akan mandeg dalam pertumbuhannya. Allah berbelaskasihan dan merasa iba terhadap melihat Adam yang seorang diri. Tuhan Allah sendiri yang menyatakan bahwa, tidak baik, apabila manusia itu seorang diri saja. Tuhan yang membentuk manusia itu, yang mengenal dia dan tahu apa yang baik baginya, lebih tahu daripada manusia itu sendiri, berkata, “Tidak baik apabila ia terus-menerus seorang diri.”
Thomas Nelson menjelaskan bahwa Allah menyatakan kesendiriannya “tidak baik”. Ini tidak bertentangan dengan pernyataan-Nya sebelumnya, juga tidak mewakili perubahan dari kehendak Ilahi yang tidak dapat diubah. Sebaliknya, terminologi ini mengungkapkan ketidaklengkapan yang muncul pada saat yang tepat. Kekurangan ini hanya sesaat, karena Tuhan sudah memiliki penyelesaian yang dibutuhkan dalam rencana penciptaan-Nya. Kata ‘tidak baik’ juga diterjemahkan dalam bahasa Ibrani adalah tob yang memiliki arti tidak baik, tidak bahagia, tidak beruntung, atau tidak lengkap jika laki-laki itu seorang diri saja. Tuhan Allah menciptakan seorang wanita untuk memenuhi kesendirian Adam.
Tuhan Menjadikan Penolong Yang Sepadan (Kejadian 2:18b)
Setelah Allah memberikan tugas kepada Adam untuk mengusahakan, memelihara Taman Eden, dan memberikan nama binatang, tetapi Adam tidak bisa berkomunikasi dengan hewan-hewan yang ada. Oleh karena itu Allah melihat bahwa manusia tidak baik jika seorang diri saja. Bagian ini Allah merencanakan untuk menciptakan penolong yang sepadan bagi Adam.
Kata “aku akan membuat” dalam bahasa Ibrani adalah ה־ּ ֶשֱע ֶָֽא (e·‘ĕ·śeh) dengan bentuk Verb Qal Imperfect 1st Person Common Singular. Kata ini berasal dari kata dasar ה־ּ ֶשֱע (asah) yang artinya melakukan, menyelesaikan. Dalam NIV menggunakan kata I will make, kata ‘will’ menjelaskan sesuatu pasti akan dilakukan atau dikerjakan. Hal ini menunjukkan ada tindakan yang Allah lakukan, ketika Allah berkata “tidak baik manusia seorang diri saja”. Tindakan insiatif Allah adalah pusat dari Kejadian 2:18-25.
Bukti tindakan Allah dalam menciptakan seorang wanita adalah kata “penolong” dalam bahasa Ibrani adalah ֵ֥ע ֶעְָזר (‘e·zer) yang berarti membantu, pertolongan, pembantu, penolong. Istilah ini menekankan kepada peran wanita sebagai mitra dan pembantu yang akan menolong Adam dalam menjaga, merawat, mengurus dan mengusahakan Taman Eden. ‘ezer diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai helpmate atau penolong sepadan, adalah penolong sepadan dalam tugas-tugas rohani dan dalam tugas-tugas untuk mengelola ciptaan Allah. Tuhan membuat pasangan bagi Adam, yang sejajar dan setara dengan dia, dan menempatkannya di sampingnya.
Kata ‘ezer juga merupakan kata yang sering digunakan untuk menggambarkan Tuhan sebagai Penolong Israel. (Ulangan 33:20, 26; Mazmur 33:20; 115:9, 10, 11). Bukan berarti istilah ‘ezer merendahkan posisi wanita, melainkan sebaliknya memuliakan wanita sebagai mitra yang setara dengan laki-laki dalam mengelola dan memelihara ciptaan Allah. Itu sebabnya maka dalam 1 Petrus 3:7, laki-laki diminta untuk memperlakukan istri dengan hormat sebagai seorang wanita yang lemah. Seorang laki-laki harus memperlakukan istri sebagaimana dirinya ingin diperlakukan oleh orang lain.
Dalam Kejadian 2:18-25, Allah menetapkan prinsip sekaligus memberikan tindakan bagi manusia agar mereka tidak hidup dalam kesendirian. Kesendirian akan membawa dampak buruk, bukan saja dalam hal pertumbuhan rohani dan emosi, tetapi juga dalam hal efektifitas pekerjaan. Karena itu Allah menciptakan seorang wanita yang sepadan untuk menjadi penolong bagi Adam. Tuhan menyadari bahwa Adam memerlukan bantuan dalam memelihara Taman Eden. Allah menciptakan seorang wanita untuk melengkapi kesendirian Adam. Ini merupakan wujud cinta dan kasih-Nya yang sempurna. Jadi, pernikahan adalah langkah Tuhan untuk menjawab persoalan kesendirian Adam.
Kesimpulan
Allah memberikan penyelesaian yang sempurna atas kesendirian Adam dengan menciptakan seorang wanita yang sepadan. Demikian pula dalam kehidupan kita sehari-hari, kadang-kadang kita merasa kesepian atau tidak mampu mengatasi segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Namun Tuhan, yang telah menciptakan kita menurut gambar dan peta-Nya, juga memberikan solusi bagi setiap persoalan yang kita hadapi. Salah satu solusi adalah melalui hubungan yang baik dengan sesama, termasuk dalam hubungan pernikahan.
Pernikahan yang sejati adalah hubungan yang dibentuk atas dasar kasih, hormat, dan kerja sama. Pernikahan yang berhasil adalah pernikahan di mana pasangan saling melengkapi, saling mendukung, dan saling memahami. Itulah sebabnya penting bagi kita untuk membangun hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitar kita, terutama dengan pasangan hidup kita.
Dalam Kejadian 2:18-25, Allah menunjukkan bahwa kesendirian tidak baik bagi manusia. Dia menciptakan seorang wanita untuk menjadi penolong yang sepadan bagi Adam. Ini mengajarkan kepada kita bahwa dalam mencari solusi atas kesulitan dan kesendirian kita, kita harus ingat bahwa Tuhan selalu memiliki rencana yang baik bagi kita. Jadi, mari kita percaya bahwa dalam setiap persoalan dan kesulitan yang kita hadapi, Tuhan selalu menyediakan jalan keluar yang terbaik. Semoga tulisan ini dapat memberkati dan memberikan pemahaman lebih dalam tentang makna Kejadian 2:18-25.
Dalam kehidupan manusia, kesendirian adalah salah satu hal yang sering kali dirasakan dan menjadi tantangan. Namun, dalam kitab Kejadian 2:18-25, Tuhan menunjukkan bahwa kesendirian bukanlah keadaan yang baik bagi manusia. Dia menciptakan seorang wanita untuk menjadi penolong yang sepadan bagi Adam.
Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi makna dan pesan yang terkandung dalam naratif ini, serta bagaimana hal itu mengajarkan kita tentang pentingnya hubungan sosial, kerja sama, dan pernikahan dalam kehidupan kita. Tuhan Allah, Yang Maha Berfirman, memberikan pemahaman bahwa kita diciptakan untuk hidup bersama dan saling melengkapi. Mari kita lihat lebih dalam tentang pesan ini dalam Kejadian 2:18-25.
Manusia Tidak Baik Jika Seorang Diri (Kejadian 2:18a)

Dalam bahasa Ibrani, kata “berfirman” menggunakan kata ֹּ֙ר ֶאמ ֹּ֙ י ו (wayyomer) dengan bentuk Verb Qal Imperfect 3 Masculin, Singular. Ini adalah kata kerja aktif yang belum selesai dikerjakan oleh orang ketiga tunggal yang menunjukkan kepada Tuhan Allah. Firman-Nya terus-menerus berlaku. Kata ini berasal dari akar kata ר מ ַָּׁא (amar) yang berarti berkata, berbicara, berkata kepada diri sendiri (berpikir), berniat, perintah, janji.
Kata “Tuhan Allah” dalam bahasa Ibraninya ialah הָ֣ ַָּׁהוְי ים ִִ֔להֱֹא (Yahweh Elohim) dengan bentuk Noun, Masculine, Plural. Ini adalah kata benda maskulin jamak yang menunjukkan keberadaan Allah saat yang berfirman. Jadi, secara literal kata tersebut dapat diartikan Tuhan Allah dalam keberadaan-Nya akan dan terus-menerus berbicara, berkata pada diri sendiri (berpikir), berniat untuk melakukan sesuatu. Penegasan Tuhan Allah sebagai Yang berfirman hendak memberikan makna bahwa firman itu tidak diucapkan oleh sembarangan pribadi melainkan oleh Tuhan Allah yang Maha Kuasa, sumber segalanya yang terpercaya, dan Firman-Nya relevan sampai hari ini.
Frasa “tidak baik” bahasa Ibraninya ialah ותֹ֥יֱה ובֹ ֛ט א־ ל (lo-tob heyot) yang berarti “itu seharusnya tidak baik”. Kata א־ ל berarti “tidak” berbentuk particle negative yang mengindikasikan penyangkalan dan penolakan. Penyangkalan dan penolakan terhadap kata ובֹ ֛ט (tob) dalam bentuk Adjective, Masculine Singular yang berarti baik, bagus, tepat. Dalam arti lain, ובֹ ֛ט (tob) juga diterjemahkan sebagai good, pleasant, agreeable (baik, nyaman, menyenangkan).
Jadi frasa “tidak baik” ditujukan kepada kondisi seorang laki-laki yaitu Adam. Yang berarti bahwa tidak bahagia, tidak nyaman, tidak beruntung, tidak menyenangkan, atau tidak lengkap jika laki-laki itu seorang diri saja dan tidak ada yang cacat atau salah dalam menciptakan Adam. Karena Adam diciptakan dengan kondisi tanpa cacat, namun istilah tanpa cacat bukan berarti Adam sempurna seperti Yesus Kristus, melainkan Adam diciptakan dalam kondisi tanpa cacat dari segi perkembangan dan pertumbuhannya.
Salah satu tanda bahwa manusia diciptakan menurut “peta dan gambar Allah” adalah kodratnya sebagai makhluk sosial sama seperti Tuhan Allah yang sifat keesaan-Nya adalah “Trinitas” (Ulangan 6:4; Yohanes 14:10; Matius 28:19), demikian juga sifat manusia yang keutuhannya hanya dapat dicapai melalui hubungan dan kesatuan dengan sesamanya karena dalam interaksi dan relasi dengan sesama, manusia dapat bertumbuh secara utuh. Tanpa interaksi sosial, anak-anak akan mati, dan orang dewasa akan mandeg dalam pertumbuhannya. Allah berbelaskasihan dan merasa iba terhadap melihat Adam yang seorang diri. Tuhan Allah sendiri yang menyatakan bahwa, tidak baik, apabila manusia itu seorang diri saja. Tuhan yang membentuk manusia itu, yang mengenal dia dan tahu apa yang baik baginya, lebih tahu daripada manusia itu sendiri, berkata, “Tidak baik apabila ia terus-menerus seorang diri.”
Thomas Nelson menjelaskan bahwa Allah menyatakan kesendiriannya “tidak baik”. Ini tidak bertentangan dengan pernyataan-Nya sebelumnya, juga tidak mewakili perubahan dari kehendak Ilahi yang tidak dapat diubah. Sebaliknya, terminologi ini mengungkapkan ketidaklengkapan yang muncul pada saat yang tepat. Kekurangan ini hanya sesaat, karena Tuhan sudah memiliki penyelesaian yang dibutuhkan dalam rencana penciptaan-Nya. Kata ‘tidak baik’ juga diterjemahkan dalam bahasa Ibrani adalah tob yang memiliki arti tidak baik, tidak bahagia, tidak beruntung, atau tidak lengkap jika laki-laki itu seorang diri saja. Tuhan Allah menciptakan seorang wanita untuk memenuhi kesendirian Adam.
Tuhan Menjadikan Penolong Yang Sepadan (Kejadian 2:18b)
Setelah Allah memberikan tugas kepada Adam untuk mengusahakan, memelihara Taman Eden, dan memberikan nama binatang, tetapi Adam tidak bisa berkomunikasi dengan hewan-hewan yang ada. Oleh karena itu Allah melihat bahwa manusia tidak baik jika seorang diri saja. Bagian ini Allah merencanakan untuk menciptakan penolong yang sepadan bagi Adam.
Kata “aku akan membuat” dalam bahasa Ibrani adalah ה־ּ ֶשֱע ֶָֽא (e·‘ĕ·śeh) dengan bentuk Verb Qal Imperfect 1st Person Common Singular. Kata ini berasal dari kata dasar ה־ּ ֶשֱע (asah) yang artinya melakukan, menyelesaikan. Dalam NIV menggunakan kata I will make, kata ‘will’ menjelaskan sesuatu pasti akan dilakukan atau dikerjakan. Hal ini menunjukkan ada tindakan yang Allah lakukan, ketika Allah berkata “tidak baik manusia seorang diri saja”. Tindakan insiatif Allah adalah pusat dari Kejadian 2:18-25.
Bukti tindakan Allah dalam menciptakan seorang wanita adalah kata “penolong” dalam bahasa Ibrani adalah ֵ֥ע ֶעְָזר (‘e·zer) yang berarti membantu, pertolongan, pembantu, penolong. Istilah ini menekankan kepada peran wanita sebagai mitra dan pembantu yang akan menolong Adam dalam menjaga, merawat, mengurus dan mengusahakan Taman Eden. ‘ezer diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai helpmate atau penolong sepadan, adalah penolong sepadan dalam tugas-tugas rohani dan dalam tugas-tugas untuk mengelola ciptaan Allah. Tuhan membuat pasangan bagi Adam, yang sejajar dan setara dengan dia, dan menempatkannya di sampingnya.
Kata ‘ezer juga merupakan kata yang sering digunakan untuk menggambarkan Tuhan sebagai Penolong Israel. (Ulangan 33:20, 26; Mazmur 33:20; 115:9, 10, 11). Bukan berarti istilah ‘ezer merendahkan posisi wanita, melainkan sebaliknya memuliakan wanita sebagai mitra yang setara dengan laki-laki dalam mengelola dan memelihara ciptaan Allah. Itu sebabnya maka dalam 1 Petrus 3:7, laki-laki diminta untuk memperlakukan istri dengan hormat sebagai seorang wanita yang lemah. Seorang laki-laki harus memperlakukan istri sebagaimana dirinya ingin diperlakukan oleh orang lain.
Dalam Kejadian 2:18-25, Allah menetapkan prinsip sekaligus memberikan tindakan bagi manusia agar mereka tidak hidup dalam kesendirian. Kesendirian akan membawa dampak buruk, bukan saja dalam hal pertumbuhan rohani dan emosi, tetapi juga dalam hal efektifitas pekerjaan. Karena itu Allah menciptakan seorang wanita yang sepadan untuk menjadi penolong bagi Adam. Tuhan menyadari bahwa Adam memerlukan bantuan dalam memelihara Taman Eden. Allah menciptakan seorang wanita untuk melengkapi kesendirian Adam. Ini merupakan wujud cinta dan kasih-Nya yang sempurna. Jadi, pernikahan adalah langkah Tuhan untuk menjawab persoalan kesendirian Adam.
Kesimpulan
Allah memberikan penyelesaian yang sempurna atas kesendirian Adam dengan menciptakan seorang wanita yang sepadan. Demikian pula dalam kehidupan kita sehari-hari, kadang-kadang kita merasa kesepian atau tidak mampu mengatasi segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Namun Tuhan, yang telah menciptakan kita menurut gambar dan peta-Nya, juga memberikan solusi bagi setiap persoalan yang kita hadapi. Salah satu solusi adalah melalui hubungan yang baik dengan sesama, termasuk dalam hubungan pernikahan.
Pernikahan yang sejati adalah hubungan yang dibentuk atas dasar kasih, hormat, dan kerja sama. Pernikahan yang berhasil adalah pernikahan di mana pasangan saling melengkapi, saling mendukung, dan saling memahami. Itulah sebabnya penting bagi kita untuk membangun hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitar kita, terutama dengan pasangan hidup kita.
Dalam Kejadian 2:18-25, Allah menunjukkan bahwa kesendirian tidak baik bagi manusia. Dia menciptakan seorang wanita untuk menjadi penolong yang sepadan bagi Adam. Ini mengajarkan kepada kita bahwa dalam mencari solusi atas kesulitan dan kesendirian kita, kita harus ingat bahwa Tuhan selalu memiliki rencana yang baik bagi kita. Jadi, mari kita percaya bahwa dalam setiap persoalan dan kesulitan yang kita hadapi, Tuhan selalu menyediakan jalan keluar yang terbaik. Semoga tulisan ini dapat memberkati dan memberikan pemahaman lebih dalam tentang makna Kejadian 2:18-25.