Menjadi Ciptaan Baru di Dalam Kristus - 2 Korintus 5:17

2 Korintus 5:17 "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."

Pendahuluan:


Paulus, dalam surat-suratnya kepada jemaat, sering menekankan pentingnya berada "di dalam Kristus" (ἐν Χριστῷ) 2 Korintus 5:17. Istilah ini mencerminkan penyatuan yang mendalam antara orang percaya dengan Kristus, mencakup penyaliban, kematian, penguburan, dan kebangkitan-Nya (Roma 6:4). Paulus menegaskan bahwa melalui Kristus, manusia diperdamaikan dengan Allah dan dibenarkan (Roma 3:24), yang menghasilkan pembebasan dari hukuman dosa (Roma 8:1). 
Menjadi Ciptaan Baru di Dalam Kristus - 2 Korintus 5:17

Lebih dari sekadar dibenarkan, konsep "di dalam Kristus" membawa makna transformasi total, di mana orang percaya menjadi ciptaan baru (καινὴ κτίσις) dengan hati, roh, dan pikiran yang diperbarui. Proses ini tidak hanya melibatkan pengampunan, tetapi juga pembaruan moral dan spiritual yang memungkinkan orang percaya untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Pendahuluan ini bertujuan untuk menjelaskan makna mendalam dari istilah "di dalam Kristus" dan bagaimana hal itu mengubah kehidupan orang percaya secara menyeluruh.

Jadi, barangsiapa ada di dalam Kristus (ὥστε εἴ τις ἐν Χριστῷ);

Paulus sedang memproklamirkan suatu hal yang sangat penting yaitu “ἐν Χριστῷ”. ἐν Χριστῷ ini merupakan penegasan atau penekanan Paulus tentang orang yang telah di satukan dengan Kristus. Menyatu dengan Kristus berarti mengalami penyatuan dalam penyaliban, kematian, penguburan, dan kebangkitan-Nya (Roma 6:4). Karena itu, Paulus kemudian mengatakan, “Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya bahwa kita akan hidup juga dengan Dia” (Roma 6:8), dan maut tidak lagi berkuasa atas kita karena Kristus telah mengalahkannya (Roma 6:9).

Penegasan Paulus tentang ‘ἐν Χριστῷ’ (di dalam Kristus) menunjukkan adanya rekonsiliasi bagi manusia yang sudah diperdamaikan dengan Allah, sebab dalam Kristus kita dibenarkan (Roma 3:24). Sehingga tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada dalam Kristus (Roma 8:1). Allah melihat manusia bukan lagi dari keberdosaannya, melainkan melalui kebenaran Kristus yang telah dikenakan kepada manusia melalui karya penebusan di atas kayu salib.

Mirawati Sabeilai mengutip pendapat David D. Duncan yang mengatakan, hidup dalam Kristus adalah keselamatan, yaitu hasil dari karya penebusan Kristus. Keselamatan ini berbicara tentang tindakan yang mendamaikan atau mengembalikan orang berdosa kepada Allah. Dalam Kristus, semua syarat kebenaran dipenuhi, baik dalam kehidupan-Nya karena Ia menggenapi Taurat secara sempurna, maupun dalam kematian-Nya karena Ia mati di bawah hukuman Taurat yang telah dilanggar. 

Dalam pendamaian ini, keadilan yang sempurna dan kasih ilahi telah terlaksana. Manusia telah dibebaskan dari kuasa dosa dan dikembalikan kepada persekutuan dengan Allah. Dan ini bisa terjadi apabila kita ἐν Χριστῷ, ‘berada dalam Kristus’, menyatu dengan Kristus, bersekutu dengan Dia.

Dengan demikian, konsep ἐν Χριστῷ yang dimaksud Paulus bukan hanya sekedar kita dibenarkan dan diperdamaikan dengan Allah serta bebas dari hukuman. Ini juga menyangkut bagaimana respons terhadap anugerah (kebebasan) atau karya keselamatan yang telah Allah berikan melalui Yesus Kristus (Yohanes 3:16). Respons terhadap anugerah atau ὥστε εἴ τις ἐν Χριστῷ menghasilkan dampak sebagai berikut:

1. Ia adalah ‘ciptaan baru’ (καινὴ κτίσις) = di lahir baru kan.

Kata καινὴ κτίσις ini digunakan Paulus untuk menjelaskan hasil dari ἐν Χριστῷ. Tetapi kenapa Paulus menyebut ‘ciptaan baru’ (καινὴ κτίσις / new creation)? Ini adalah pengakuan Paulus bahwa hidup di dalam Kristus akan menghasilkan hidup yang baru, menjadi ciptaan baru. Istilah ‘ciptaan baru’ ini hanya ditemukan dalam surat-surat Paulus, yaitu dalam 2 Korintus 5:17 dan Galatia 6:15. 

Namun, untuk menjadi ‘ciptaan baru’, manusia harus di lahir baru kan, diciptakan baru. Tuhan melahir baru kan kita dengan memberikan hati yang baru, roh yang baru, nous yang baru, dan diri yang baru. Supaya dengan moral yang baru, mental yang baru, dan diri yang baru, kita bisa melihat Kerajaan Allah dan mengalami Kerajaan Allah. Inilah yang Tuhan Yesus maksudkan ketika Ia berkata, “kamu mengalami kehidupan kekal pada saat kamu di lahir baru kan.”

Jason dalam khotbahnya mengatakan, “Proses di lahir baru kan ini sepenuhnya adalah hasil anugerah Tuhan. Ajaran Yesus ini mengguncang dua doktrin dominan dalam lingkungan Kristen. Yang pertama, mengatakan bahwa manusia lahir dengan dosa yang sangat mendistorsi sehingga harus dihukum mati. Yang kedua, mengatakan bahwa Yesus mengambil alih hukuman itu, sehingga manusia yang seharusnya dihukum mati menjadi diampuni. 

Tetapi, apakah orang tersebut masih tetap jahat atau tidak? Menurut doktrin ini, seseorang yang diampuni harus bersyukur dan menggunakan imannya untuk memuliakan Tuhan (Soli Deo Gloria) dengan perbuatan baik. Namun, bagi Yesus, ini tidak cukup. Yesus mengatakan ‘kamu harus di lahir baru kan’. Hukumannya mungkin sudah ditanggung orang lain, tetapi hati, pikiran, moral, dan mentalnya tetap jahat. Itu sebabnya hanya rajin beribadah dan berbuat baik tidak cukup, kita harus di lahir baru kan.

Ajaran Yesus ini juga mengguncang doktrin lain yang mengatakan bahwa manusia rusak oleh virus dosa dan harus diobati dengan anugerah pengampunan Allah. Namun, virus yang dinonaktifkan ini tetap ada dalam tubuh manusia, sehingga harus dijaga agar tidak aktif lagi. Untuk roh atau spiritualnya, kesehatan juga harus dijaga dengan doa, baca Kitab Suci, puasa, sakramen, dan kegiatan askesis lainnya.

Manusia yang jatuh dalam dosa pasti memiliki benih dosa di dalam dirinya. Oleh karena itu Yesus mengatakan, “Kamu perlu dan harus di lahir baru kan,” supaya diberi hati yang baru dan hidup yang baru. Jadi, seseorang tidak cukup hanya diampuni tetapi juga perlu punya mental, mindset / nous yang baru. Seperti komputer yang di instal ulang, bukan komputernya yang berubah tetapi isinya yang baru. 

Demikian juga dengan kehidupan orang yang menerima Kristus sebagai juru selamat pribadi. Transformasi dalam diri membuatnya semakin serupa dengan Kristus, seperti yang dikatakan Paulus, “Aku hidup tetapi bukan lagi aku sendiri melainkan Kristus yang hidup di dalam aku”.

2.Yang lama berlalu (τὰ ἀρχαῖα παρῆλθεν) = Manusia Lama.

“Yang lama sudah berlalu” (τὰ ἀρχαῖα παρῆλθεν) mengacu pada perubahan hidup Paulus setelah mengenal Kristus. Sebelum mengenal Kristus, hidup Paulus berpusat pada dirinya sendiri. Namun setelah perjumpaannya dengan Kristus, hidupnya berubah total. Seperti yang Paulus katakan, “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. 

Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka” (2 Korintus 5:14-15). Sehingga mereka yang dalam Kristus tidak lagi hidup menurut ukuran manusia.

3. Sesungguhnya yang baru sudah datang (ἰδοὺ γέγονεν καινά) = Manusia Baru.

“Sesungguhnya yang baru sudah datang” (ἰδοὺ γέγονεν καινά) berarti kualitas hidup yang baru dalam Kristus. Kata ‘baru’ dalam ‘ciptaan baru’ menggunakan kata kainos yang berarti baru dalam hal kualitas. Ciri seorang yang ada dalam Kristus adalah tidak lagi hidup dalam dosa dan nafsu kedagingan. Seperti yang dikatakan Paulus, “yang lama berlalu, yang baru sudah datang”. Keyakinan ini bukan hanya kepercayaan tetapi juga pengalaman iman yang nyata.

Kepercayaan, mempercayakan diri, dan kasih adalah dimensi hidup yang menunjukkan kualitas berbeda dari kehidupan sebelumnya. Paulus mengajarkan bahwa kita harus mengerjakan keselamatan dengan bertanggung jawab, sebagaimana ia mengatakan, “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu” (1 Korintus 6:20). 

Menjadi ‘ciptaan baru’ berarti kita diciptakan ulang dengan aspek pola pikir, tindakan, dan spiritual yang baru. Transformasi ini membuat kita semakin serupa dengan Kristus dan mencerminkan sifat-sifat Kristus seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, ke lemah lembu tan, dan penguasaan diri (Galatia 5:22-23).

Kesimpulan

Konsep "di dalam Kristus" (ἐν Χριστῷ) 2 Korintus 5:17 yang dipaparkan oleh Paulus merupakan fondasi teologis yang menegaskan penyatuan antara orang percaya dengan Kristus. Melalui penyatuan ini, orang percaya tidak hanya dibenarkan dan diperdamaikan dengan Allah, tetapi juga mengalami transformasi total menjadi ciptaan baru (καινὴ κτίσις). 

Penyatuan ini membawa perubahan mendalam dalam aspek moral, mental, dan spiritual, memungkinkan orang percaya untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah dan menikmati kehidupan kekal. Sebagai ciptaan baru, orang percaya dipanggil untuk meninggalkan kehidupan lama yang penuh dosa dan menjalani kehidupan baru yang mencerminkan karakter Kristus. Dengan demikian, "di dalam Kristus" bukan sekadar status teologis, tetapi sebuah panggilan untuk hidup dalam kebaruan hidup yang dinamis dan penuh kasih.
Next Post Previous Post