Amsal 16:16-19 - Kecongkakan dan Kerendahan Hati

Matthew Henry (1662 – 1714).

BAHASAN : Amsal 16:16-19 - Kecongkakan dan Kerendahan Hati

Amsal 16:16.“Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak.”
Amsal 16:16-19 - Kecongkakan dan Kerendahan Hati
Salomo di sini tidak hanya menegaskan bahwa lebih baik mendapatkan hikmat daripada emas (Amsal 3:14, 8:19), tetapi ia mengatakannya dengan yakin, bahwa itu jauh lebih baik, lebih baik secara tak terhingga. Dengan rasa kagum (betapa jauh lebih baik!) seperti orang yang terheran-heran karena perbandingannya tidak seimbang.

Dengan berseru kepada hati nurani manusia (“Nilailah itu sendiri, betapa jauh lebih baiknya itu”). Dan dengan menambahkan satu kalimat yang bertujuan sama, bahwa pengertian jauh lebih berharga dari pada perak, dan dari pada semua harta kekayaan para raja serta semua barang kesayangan mereka.
Perhatikanlah:
1. Hikmat ilahi itu lebih baik daripada harta duniawi, dan harus lebih diutamakan daripadanya. Anugerah lebih berharga daripada emas. Anugerah adalah pemberian dari kebaikan Allah yang khusus, sedangkan emas hanyalah pemberian dari pemeliharaan ilahi yang umum. Anugerah itu untuk kita sendiri, sedangkan emas untuk orang lain.

Anugerah itu untuk jiwa dan kehidupan kekal, sedangkan emas hanya untuk tubuh dan waktu yang sementara. Anugerah akan memberi kita keuntungan pada saat menjelang kematian, sedangkan emas tidak akan memberikan manfaat apa-apa.
2. Memperoleh hikmat sorgawi ini lebih baik daripada mendapatkan harta duniawi. Banyak orang bekerja keras dan bersusah payah untuk mendapatkan kekayaan, namun mereka tetap berkekurangan. Tetapi anugerah tidak pernah ditahan-tahan bagi siapa saja yang dengan tulus mencarinya. Mendapatkan kekayaan itu sia-sia dan menyusahkan jiwa, tetapi memperoleh hikmat itu membawa sukacita dan kepuasan bagi jiwa. Kedamaian yang sungguh-sungguh akan didapatkan oleh mereka yang mencintainya.
----------
KECONGKAKAN DAN KERENDAHAN HATI.
Amsal 16:17. “Menjauhi kejahatan itulah jalan orang jujur; siapa menjaga jalannya, memelihara nyawanya.”
Perhatikanlah:
1. Jalan orang jujur adalah menghindari dosa, dan segala sesuatu yang tampak seperti dosa, serta yang mengarah kepadanya. Dan jalan ini adalah jalan raya yang disarankan oleh mereka yang berwenang, ditempuh oleh banyak orang yang sudah pergi mendahului kita, dan di dalamnya kita akan bertemu dengan banyak orang yang akan terus menemani kita. Jalan ini mudah ditemukan dan aman ditempuh, seperti jalan raya (Yesaya 35:8). Menjauhi kejahatan itulah akal budi .
2. Kepedulian orang yang lurus hati adalah menjaga jiwa mereka sendiri, agar tidak tercemar oleh dosa, dan agar tidak membuatnya terhilang karena kesusahan-kesusahan duniawi, terutama agar tidak binasa untuk selama-lamanya (Matius 16:26). Dan oleh sebab itu, sudah merupakan kepedulian mereka untuk menjaga jalan mereka, dan tidak menyimpang darinya, entah ke kanan atau ke kiri, tetapi terus berjalan menuju kesempurnaan. Orang-orang yang setia menjalankan kewajiban mereka berarti mengamankan kebahagiaan mereka. Jagalah jalanmu, maka Allah akan menjagamu.
----------
KECONGKAKAN DAN KERENDAHAN HATI.
Amsal 16:18. “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.”
Perhatikanlah:
1). Kecongkakan akan mengakibatkan kejatuhan. Orang-orang yang tinggi hati, yang memandang diri melebihi apa yang sepantasnya, dan memandang rendah orang lain, yang dengan kecongkakan mereka menghina Allah dan menggelisahkan orang lain, akan dijatuhkan, entah dengan pertobatan atau kehancuran. Adalah kehormatan bagi Allah untuk merendahkan orang-orang congkak (Ayub 40:6-7).
Sudah menjadi bagian dari keadilan bahwa mereka yang meninggikan diri akan direndahkan. Firaun, Sanherib, dan Nebukadnezar adalah contoh-contohnya. Manusia tidak bisa menghukum kecongkakan, tetapi cuma bisa kagum atau takut dengannya, dan oleh sebab itu Allah akan menjalankan penghukuman untuk itu dengan tangan-Nya sendiri. Biar Dia sendiri saja yang menangani orang-orang congkak.
2. Orang-orang yang congkak sering kali bertingkah amat angkuh, kurang ajar, dan tinggi hati tepat sebelum mereka hancur, sehingga itu merupakan pertanda yang pasti bahwa mereka berada di tepi jurang kehancuran. Ketika orang-orang congkak menentang penghakiman-penghakiman Allah, dan menganggap diri tak tersentuh oleh penghakiman-penghakiman itu, ini merupakan pertanda bahwa mereka berada di ambang pintu kehancuran.

Lihat saja apa yang terjadi pada Benhadad dan Herodes. Raja belum habis bicara, ketika suatu suara terdengar dari langit (Daniel 4:31). Oleh sebab itu, janganlah kita gentar terhadap kecongkakan orang lain, tetapi sungguh-sungguh takutlah pada kecongkakan di dalam diri kita sendiri.
----------
KECONGKAKAN DAN KERENDAHAN HATI.
Amsal 16:19. “Lebih baik merendahkan diri dengan orang yang rendah hati dari pada membagi rampasan dengan orang congkak.”
Ini merupakan ajaran yang berlawanan dengan anggapan umum yang tidak bisa dimengerti oleh anak-anak dunia ini, dan tidak akan mereka anut, bahwa lebih baik miskin dan rendah hati daripada kaya dan congkak.
1. Orang-orang yang membagi rampasan biasanya congkak. Mereka menilai tinggi diri mereka sendiri dan merendahkan orang lain. Pikiran mereka meninggi bersama keadaan mereka. Oleh karena itu, orang-orang yang kaya di dunia ini perlu diperingatkan agar mereka jangan tinggi hati (1 Timotius 6:17).

Orang-orang yang congkak dan mau mengedepankan diri sendiri, yang mendesak, menerobos, dan bersaing untuk mendapatkan kedudukan adalah orang-orang yang biasanya membagi rampasan di antara mereka sendiri. Mereka menguasai dunia dengan kehendak hati mereka, dan menguasai bola di kaki mereka.
2. Dari segi apa pun, lebih baik berbagi dengan orang-orang yang berkedudukan rendah, dan yang pikirannya ikut merendah, daripada mendambakan dan berambisi menjadi orang besar dan tokoh penting di dunia.

Kerendahan hati, meskipun akan membuat kita terhina di dunia, namun bila itu menjadikan kita dikenan Allah, membuat kita memenuhi syarat untuk menerima lawatan-lawatan anugerah-Nya, membuat kita siap bagi kemuliaan-Nya, melindungi kita dari banyak godaan, dan menjaga ketenangan dan keteduhan jiwa kita sendiri. Itulah yang jauh lebih baik daripada keangkuhan yang, meskipun mendatangkan kehormatan dan kekayaan duniawi, menjadikan Allah sebagai musuh manusia, dan Iblis sebagai tuannya.
Next Post Previous Post