Amsal 18:14-24 - Macam-macam Petuah
Matthew Henry (1662 – 1714).
BAHASAN : Amsal 18:14-24 - Macam-macam Petuah
Amsal 18:14. “Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?”
BAHASAN : Amsal 18:14-24 - Macam-macam Petuah
Amsal 18:14. “Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?”
Perhatikanlah:
1. Kesusahan-kesusahan lahiriah dapat ditanggung selama pikiran santai dan tenang. Banyak penderitaan, banyak malapetaka, mungkin saja menimpa kita di dunia ini, menimpa tubuh kita, nama kita, dan harta benda kita. Namun, kita dapat menanggungnya dan bertahan di dalamnya, jika saja kita berperilaku baik dan berjiwa besar, dan mampu bertindak dengan akal budi serta tekad bulat, terutama jika hati nurani kita baik dan bersaksi mendukung kita.
Jika orang yang bersemangat (KJV: roh manusia – pen.) dapat menanggung penderitaan itu, jauh terlebih lagi roh orang Kristen, atau lebih tepatnya Roh Allah yang bersaksi dan bekerja bersama roh kita pada masa kesusahan.
2. Dari semua kesusahan lain, kesusahan-kesusahan rohlah yang terberat, dan nyaris tidak dapat ditanggung. Kesusahan-kesusahan ini membuat pedih kedua bahu yang harus menanggung semua penderitaan lain. Jika roh terluka karena akal budi terganggu, sedih dalam menghadapi persoalan, persoalan apa pun itu, dan putus asa mengharapkan kelegaan, dan jika roh terluka karena jepitan murka Allah yang hebat karena dosa, serta ketakutan-ketakutan dalam menantikan penghakiman dan murka yang menyala-nyala, siapa yang dapat menanggung semua ini?
Roh yang terluka tidak dapat menolong dirinya sendiri, dan orang lain pun tidak tahu bagaimana menolongnya. Oleh sebab itu, berhikmatlah kita jika kita menjaga hati nurani kita tetap bersih dari segala pelanggaran.
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 18:15. “Hati orang berpengertian memperoleh pengetahuan, dan telinga orang bijak menuntut pengetahuan.”
Perhatikanlah:
1. Orang-orang yang bijaksana akan mencari pengetahuan, dan mencondongkan telinga serta hati untuk mengejarnya. Telinga mereka mendengarkan sarana pengetahuan, dan hati memadukan iman dengan apa yang mereka dengar, dan mengembangkannya dengan baik. Orang yang bijaksana tidak berpikir bahwa mereka sudah mempunyai kebijaksanaan yang cukup, tetapi masih sadar bahwa mereka butuh kebijaksanaan yang lebih lagi. Dan semakin bijaksana¬ seseorang, semakin haus ia mencari pengetahuan, pengetahuan tentang Allah dan kewajibannya, dan tentang jalan ke sorga, sebab itulah pengetahuan yang terbaik.
2. Orang-orang yang mencari pengetahuan dengan bijak pasti akan mendapatkan pengetahuan, sebab Allah tidak pernah berkata kepada orang-orang seperti itu, carilah dengan sia-sia, tetapi sebaliknya, carilah, maka kamu akan mendapat. Jika telinga mencarinya, maka hati akan mendapatkannya, dan menjaganya, dan diperkaya olehnya. Kita harus memasukkan pengetahuan bukan hanya ke dalam kepala kita, melainkan juga ke dalam hati kita. Kita harus mengecap aroma dan rasanya, dan menerapkan apa yang kita ketahui pada diri kita sendiri dan mengalami kuasa serta pengaruhnya.
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 18:16. “Hadiah memberi keluasan kepada orang, membawa dia menghadap orang-orang besar.”
Betapa besar pengaruh hadiah (maksudnya, suap) sudah ditunjukkan Salomo sebelumnya (Amsal 17:8, 23). Di sini ia menunjukkan kekuatan hadiah, maksudnya, hadiah yang bahkan diberikan oleh para bawahan kepada orang-orang yang di atas mereka, dan yang memiliki jauh lebih banyak daripada yang mereka miliki. Hadiah yang baik akan ber-pengaruh besar,
1. Terhadap kebebasan manusia: hadiah dari seseorang, jika ia ada di dalam penjara, dapat membuatnya bebas. Ada petugas-petugas yang berharap mendapatkan uang suap seperti itu, bahkan dengan menyalahgunakan wewenang untuk menindas orang yang tidak bersalah. Atau, jika orang kecil tidak tahu bagaimana mendapat jalan untuk bertemu dengan orang besar, ia dapat melakukannya dengan menyuap pelayan-pelayannya atau memberikan hadiah langsung kepada orang itu sendiri. Hal-hal seperti ini akan membuka jalan baginya.
2. Terhadap kenaikan pangkatnya. Hadiah itu akan membawanya duduk di antara orang-orang besar, dalam kehormatan dan kuasa. Lihatlah betapa rusaknya dunia sekarang karena hadiah-hadiah orang, sekalipun begitu besar, tidak lagi membawa hasil. Bahkan, hadiah-hadiah itu dapat memberi mereka apa yang tidak layak dan tidak pantas mereka terima. Tidak heran bahwa orang-orang yang memberi suap untuk mendapat pekerjaan, juga akan menerima suap dalam menjalankan pekerjaan mereka. ‘Vendere jura potest, emerat ille prius’ – Siapa membeli hukum dapat menjualnya.
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 18:17. “Pembicara pertama dalam suatu pertikaian nampaknya benar, lalu datanglah orang lain dan menyelidiki perkaranya.”
Ini menunjukkan bahwa satu cerita itu tampak baik sebelum cerita lain disampaikan.
1. Orang yang pertama berbicara akan merasa yakin bahwa ia meng-utarakan cerita yang lurus, dan hanya menyampaikan apa yang akan berpihak padanya. Ia memoles ceritanya dengan warna terindah yang dapat diberikannya, sehingga perkaranya akan tampak baik, entah benar-benar demikian atau tidak.
2. Karena si penggugat sudah menyodorkan buktinya, maka pantas bila sekarang si tergugat didengar, diberi izin untuk menghadapi para saksi dan menyanggah mereka, dan menunjukkan kesalahan dan kekeliruan dari apa yang telah dituduhkan, yang mungkin membuat perkaranya tampak berbeda dari sebelumnya. Oleh karena itu, kita harus ingat bahwa kita mempunyai dua telinga, untuk mendengarkan kedua belah pihak sebelum kita memberikan penghakiman.
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 18:18. “Undian mengakhiri pertengkaran, dan menyelesaikan persoalan antara orang-orang berkuasa.”
Perhatikanlah:
1. Perselisihan biasa terjadi di antara para penguasa, yang cemburu dengan kehormatan dan hak mereka, sehingga membelanya dengan gigih. Mereka yakin bahwa mereka mampu menunjukkan kebaikan pihak mereka, dan karena itu enggan merendah untuk memenuhi syarat-syarat yang penting untuk berkompromi. Sedangkan orang-orang yang miskin terpaksa harus bersikap rukun, dan duduk sebagai pihak yang kalah.
2. Bahkan perselisihan-perselisihan di antara para penguasa sekalipun dapat diakhiri dengan undi jika mereka tidak bisa lagi diajak kompromi dengan cara lain. Dan kadang-kadang lebih baik begitu daripada mereka terus-menerus berbantah dengan tiada habisnya, atau membentuk kesepakatan yang enggan mereka terima, sementara orang tidak akan terhina untuk menerima hasil undi apabila sekali sudah diputuskan begitu.
Untuk menghindari pertengkaran, tanah Kanaan dibagi dengan undi. Dan, jika membuang undi tidak membuat cemar jalan untuk berseru kepada Pemeliharaan ilahi ini, mungkin cara itu bisa digunakan dengan sangat baik sekarang untuk memutuskan banyak persengketaan, baik demi kehormatan Allah maupun demi kepuasan berbagai pihak. Asalkan saja itu dilakukan dengan doa dan kesungguhan yang semestinya, karena ayat berikut ini dan ayat-ayat lain dari Kitab Suci tampak mengarah kepada cara itu, terutama Kisah Para Rasul 1:26. Jika hukum dijadikan undi (sebagaimana sebagian orang sudah menyebutnya), maka itu berarti bahwa undi itu adalah hukumnya.
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 18:19. 5“Saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri dari pada kota yang kuat, dan pertengkaran adalah seperti palang gapura sebuah puri.”
Perhatikanlah:
1. Kita harus betul-betul memberikan perhatian besar untuk mencegah pertengkaran di antara sanak saudara, dan di antara orang-orang yang secara khusus harus memenuhi kewajiban satu terhadap yang lain. Ini bukan hanya karena pertengkaran di antara mereka paling menyentuh perasaan dan tidak patut, tetapi juga karena pertengkaran demikian biasanya ditangani dengan cara yang keras dan kasar, dan kebencian-kebencian yang ditimbulkan cenderung dibawa terlalu jauh.
Hikmat dan anugerah memang akan membuat kita teramat mudah untuk mengampuni saudara-saudara dan teman-teman kita jika mereka mengkhianati kita, tetapi kerusakan kodrat membuat kita teramat sulit untuk mengampuni mereka. Oleh karena itu, marilah kita berjaga-jaga untuk tidak berbuat khianat terhadap saudara kita, atau terhadap orang yang sudah kita anggap saudara. Tindakan tidak tahu berterima kasih sangatlah membangkitkan amarah.
2. Kita harus benar-benar berusaha untuk merundingkan perkara-perkara yang menyebabkan perselisihan di antara sanak saudara, dengan secepat mungkin, karena sungguh ini merupakan pekerjaan yang amat sulit, dan karena itu lebih mulia jika dikerjakan. Esau adalah saudara yang dikhianati, dan sepertinya lebih sulit dimenangkan dari pada kota yang kuat, namun, melalui pekerjaan Allah di dalam hatinya, dalam menjawab doa Yakub, ia dimenangkan.
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 18:20. “Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya.”
Perhatikanlah:
1. Kenyamanan kita sangat bergantung pada kesaksian hati nurani kita sendiri, entah berpihak kepada kita atau melawan kita. Perut di sini melambangkan hati nurani, seperti dalam Amsal 20:27 (KJV). Nah, amat besar pengaruhnya bagi kita apakah perut dipuaskan atau tidak, dan dengan apa perut itu diisi, sebab, kepuasan dan kedamaian batin kita akan tergantung padanya.
2. Kesaksian hati nurani kita akan berpihak kepada kita, atau melawan kita, tergantung apakah kita sudah mengendalikan lidah kita dengan baik atau tidak. Tergantung hasil mulut baik atau buruk, mengarah pada pelanggaran atau kebajikan, seperti itulah sifat seseorang, dan karena itu juga kesaksian hati nuraninya berkenaan dengan dia. “Kita harus amat berhati-hati dengan kata-kata yang kita ucapkan, sama seperti dengan buah pohon kita, atau hasil bumi, yang akan kita makan. Sebab, tergantung apakah semua itu menyehatkan atau tidak, begitulah kesenangan atau kesakitan yang akan kita terima.” Begitu menurut Uskup Patrick.
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 18:21. “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.”
Perhatikanlah:
1. Orang bisa berbuat banyak kebaikan, atau banyak kejahatan, baik kepada orang lain maupun kepada dirinya sendiri, sesuai dengan bagaimana ia menggunakan lidahnya. Banyak orang membawa kematian pada dirinya sendiri karena lidah yang keji, atau kematian pada orang lain karena lidah yang palsu. Dan, sebaliknya, banyak orang telah menyelamatkan nyawanya sendiri, atau mendatangkan penghiburan bagi dirinya, dengan lidah yang bijaksana dan lembut, dan menyelamatkan nyawa orang lain dengan kesaksian atau doa syafaat tepat pada saat yang dibutuhkan. Jika dengan perkataan kita akan dibenarkan atau dihukum, maka hidup dan mati, tidak diragukan lagi, dikuasai lidah.
2. Perkataan manusia akan dihakimi berdasarkan apa yang dirasakannya ketika mengatakan itu. Orang yang tidak saja berbicara lurus (yang mungkin saja diperbuat orang jahat untuk mendapatkan pujian atau menyenangkan teman-temannya), tetapi juga yang suka berbicara seperti itu, berbicara dengan amat hati-hati, dan dengan senang hati, maka bagi dia lidahnya akan membawa hidup. Sedangkan orang yang tidak saja berbicara salah (yang mungkin saja diperbuat orang baik karena kurang hati-hati), tetapi juga yang suka berbicara seperti itu (Mazmur 52:6), maka bagi dia lidahnya akan membawa kematian. Karena orang suka dengannya, mereka akan memakan buahnya.
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 18:22. “Siapa mendapat isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan TUHAN.”
Perhatikanlah:
1. Istri yang baik adalah berkat yang besar bagi seorang laki-laki. Siapa mendapat istri (maksudnya, istri yang sebenar-benarnya, karena istri yang buruk tidak pantas disebut dengan sebutan yang begitu terhormat ini), yang mendapat pendamping hidup untuk menolongnya (itulah makna yang diterima dari kata istri pada mulanya), yang mencari istri seperti itu dengan berhati-hati dan berdoa, dan yang telah mendapat apa yang dicari, ia telah mendapat sesuatu yang baik, permata yang amat berharga, permata yang langka. Ia telah mendapat sesuatu yang tidak hanya akan memberikan penghiburan baginya dalam hidup ini lebih dari apa pun, tetapi juga yang akan mendorongnya menuju jalan ke sorga.
2. Allah harus diakui di dalamnya dengan rasa syukur. Itu merupakan pertanda akan kebaikan-Nya, dan jaminan yang membahagiakan akan kebaikan-kebaikan selanjut-Nya yang lain. Itu merupakan tanda bahwa Allah bersuka untuk berbuat baik terhadap seseorang, dan menyimpan belas kasihan baginya. Oleh karena itu, untuk ini, Allah harus dicari.
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 18:23. “Orang miskin berbicara dengan memohon-mohon, tetapi orang kaya menjawab dengan kasar.”
Perhatikanlah:
1. Kemiskinan, meskipun disertai dengan banyak ketidaknyamanan jasmani, sering kali berdampak baik pada roh, sebab hal itu membuat manusia rendah hati dan patuh, dan mematikan keangkuhan mereka. Kemiskinan mengajar mereka untuk berbicara dengan memohon-mohon. Apabila orang berada dalam keadaan terpaksa untuk memohon, kemiskinan memberi tahu mereka untuk tidak mengatur atau menuntut, tetapi menerima apa yang diberikan dan bersyukur untuknya. Di hadapan takhta anugerah Allah kita semua miskin, dan harus berbicara dengan memohon-mohon, tidak memberi jawab, tetapi mengajukan permohonan, harus memelas ‘sub forma pauperis’ – seperti orang papa.
2. Kemakmuran, meskipun memiliki banyak keuntungan, sering kali disertai dengan kejahatan ini, bahwa hal itu membuat orang congkak, tinggi hati, dan seenaknya: orang kaya menjawab permohonan orang miskin dengan kasar, seperti Nabal menjawab utusan-utusan Daud dengan cercaan. Adalah kekonyolan yang amat bodoh dari sebagian orang kaya, terutama mereka yang dulunya kecil lalu menjadi besar, bahwa mereka menyangka kekayaan mereka akan membuat mereka berhak melontarkan kata-kata kasar.
Bahkan di saat mereka tidak harus berlaku kasar, mereka menyangka pantas-pantas saja menjawab dengan kasar, sedangkan orang yang terhormat seharusnya bersikap ramah (Yakobus 3:17).
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 18:24. “. Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.”
Di sini Salomo menganjurkan persahabatan kepada kita, dan menunjukkan :
1. Apa yang harus kita lakukan agar kita dapat menciptakan dan mempererat persahabatan. Kita harus bersikap ramah. Jika kita ingin mempunyai teman-teman dan mempertahankan mereka, kita bukan saja tidak boleh menghina mereka, atau bertengkar dengan mereka, tetapi juga harus mengasihi mereka. Kita harus menunjukkan kasih kita yang benar-benar terhadap mereka dengan segala ungkapan kasih sayang, dengan merasa bebas bersama mereka, dan bersikap menyenangkan terhadap mereka.
Kita harus mengunjungi dan menyambut mereka, dan terutama dengan melakukan segala pekerjaan yang baik yang bisa kita lakukan, dan melayani mereka dalam segala hal yang sanggup kita lakukan. Itulah yang disebut bersikap ramah.
2. Bahwa sungguh layak bersikap ramah seperti itu, sebab kita dapat menjanjikan bagi diri kita sendiri banyak penghiburan dari seorang sahabat sejati. Saudara memang terlahir untuk membantu dalam kesukaran, seperti yang sudah dikatakan Salomo sebelumnya (Amsal 17:17). Bila terkena masalah, kita berharap mendapat penghiburan dan kelegaan dari saudara-saudara kita, tetapi kadang-kadang ada teman, yang tidak mempunyai hubungan saudara apa pun dengan kita, namun tali-tali rasa hormat dan kasihnya ternyata lebih kuat daripada tali-tali persaudaraan yang alami.
Dan, ketika datang masa pencobaan, mereka akan berbuat lebih banyak bagi kita daripada yang akan diperbuat oleh seorang saudara. Kristus adalah teman yang lebih karib dari pada seorang saudara bagi semua orang percaya. Oleh karena itu, kepada Dia, marilah kita bersikap ramah.