1 Petrus 2:3-4: Kristus sebagai Batu Penjuru Yang Hidup

 Pendahuluan:

Dalam suratnya, Rasul Petrus menggambarkan Yesus sebagai batu yang hidup dan batu penjuru yang dipilih oleh Allah tetapi ditolak oleh manusia. Dalam 1 Petrus 2:3-4, Petrus mengajak orang percaya untuk merenungkan pengalaman mereka akan kebaikan Tuhan dan mengarahkan mereka kepada Yesus Kristus, Sang Batu Hidup. Ayat-ayat ini berbunyi:

"Jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan. Datanglah kepada-Nya, batu yang hidup, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah." (1 Petrus 2:3-4)
1 Petrus 2:3-4: Kristus sebagai Batu Penjuru Yang Hidup
Melalui ayat ini, Petrus ingin menunjukkan betapa pentingnya Kristus dalam kehidupan orang percaya. Artikel ini akan membahas makna mendalam dari ayat ini serta apa yang dimaksud dengan Kristus sebagai batu hidup dan batu penjuru, serta implikasinya bagi orang percaya dalam hidup rohani mereka.

1. Mengecap Kebaikan Tuhan (1 Petrus 2:3)

A. Pengalaman Kebaikan Tuhan

Petrus memulai dengan pernyataan penting, "Jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan." Ini adalah sebuah panggilan bagi orang percaya untuk merenungkan pengalaman pribadi mereka dalam merasakan kasih karunia dan kebaikan Tuhan. "Mengecap" di sini berarti merasakan secara langsung, mengalaminya sendiri. Setiap orang percaya yang telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat telah mengecap kebaikan Tuhan melalui keselamatan, pengampunan dosa, dan hidup yang baru di dalam Kristus.

B. Kebaikan Tuhan Sebagai Dasar Iman

Kebaikan Tuhan adalah fondasi dari hubungan kita dengan-Nya. Melalui kasih karunia-Nya, kita diselamatkan, dipelihara, dan diberkati setiap hari. Ketika kita menyadari kebaikan Tuhan dalam hidup kita, hal itu mendorong kita untuk terus datang kepada-Nya dengan rasa syukur dan kerinduan yang mendalam. Seperti yang dikatakan oleh pemazmur, "Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu!" (Mazmur 34:9).

Orang percaya tidak hanya mengenal Tuhan melalui pengetahuan intelektual, tetapi melalui pengalaman nyata dalam hidup mereka. Mereka melihat bagaimana Tuhan bekerja dalam setiap aspek kehidupan mereka, baik dalam pemberian berkat maupun dalam pencobaan yang diizinkan-Nya untuk memperkuat iman mereka.

2. Kristus sebagai Batu yang Hidup (1 Petrus 2:4)

A. Kristus: Batu yang Hidup

Petrus kemudian mengajak orang percaya untuk "datang kepada-Nya," yaitu kepada Yesus Kristus, yang digambarkan sebagai batu yang hidup. Istilah ini mengandung makna yang dalam. "Batu" menunjukkan keteguhan, stabilitas, dan fondasi yang kokoh. Namun, Yesus tidak hanya sekadar batu mati yang pasif; Dia adalah batu yang hidup, yang berarti Dia aktif, berkuasa, dan membawa kehidupan bagi mereka yang datang kepada-Nya. Kristus adalah sumber kehidupan rohani dan kekuatan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.

Sebagai Batu yang Hidup, Kristus adalah fondasi yang kokoh di mana kehidupan iman orang percaya dibangun. Tidak ada dasar lain yang dapat memberikan kepastian dan keamanan kekal selain Yesus Kristus. Dalam 1 Korintus 3:11, Paulus juga menegaskan bahwa "tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus."

B. Ditolak oleh Manusia, Tetapi Dipilih oleh Allah

Petrus juga menunjukkan bahwa meskipun Yesus adalah Batu yang Hidup, Dia telah ditolak oleh manusia. Selama pelayanan-Nya di bumi, Yesus sering kali ditolak oleh para pemimpin agama dan bangsa-Nya sendiri. Mereka tidak mengakui-Nya sebagai Mesias dan Juruselamat yang dijanjikan, sehingga mereka menolak-Nya bahkan sampai menyalibkan-Nya.

Namun, meskipun manusia menolak-Nya, Yesus dipilih oleh Allah dan dihormati di hadirat Allah. Allah telah menetapkan Yesus sebagai Batu Penjuru dalam rencana keselamatan-Nya. Meskipun manusia mungkin tidak mengakui keutamaan Kristus, Dia tetap menjadi pusat dari keselamatan yang Allah sediakan bagi umat-Nya. Kehormatan yang diberikan Allah kepada Kristus jauh melampaui penolakan yang Dia alami dari manusia.

3. Kristus sebagai Batu Penjuru dalam Kehidupan Orang Percaya

A. Dasar Iman dan Keselamatan

Sebagai Batu Penjuru, Kristus adalah fondasi dari keselamatan orang percaya. Dalam bangunan rohani, batu penjuru adalah batu utama yang menentukan seluruh struktur bangunan. Kristus adalah fondasi dan pusat dari iman kita. Tanpa Dia, seluruh struktur iman kita tidak akan berdiri teguh. Petrus menyatakan bahwa kita harus datang kepada-Nya, karena di dalam Kristuslah kita menemukan hidup, kekuatan, dan tujuan kita sebagai pengikut-Nya.

Orang percaya dipanggil untuk membangun hidup mereka di atas dasar yang kokoh, yaitu Kristus sendiri. Dalam Matius 7:24-25, Yesus mengajarkan tentang orang bijak yang membangun rumahnya di atas batu, sehingga ketika badai datang, rumah itu tetap berdiri. Demikian pula, hidup yang dibangun di atas Kristus tidak akan tergoyahkan oleh pencobaan dan kesulitan hidup.

B. Dipanggil untuk Mengikuti Teladan Kristus

Sebagai pengikut Kristus, kita juga harus siap menghadapi penolakan, sama seperti yang dialami oleh Yesus. Dunia mungkin tidak selalu menerima ajaran Kristus atau gaya hidup yang dijalani oleh orang percaya. Namun, seperti Kristus yang ditolak tetapi dipilih oleh Allah, orang percaya juga telah dipilih oleh Allah untuk menjadi bagian dari keluarga-Nya dan untuk menjalani hidup yang memuliakan Dia.

Yesus adalah teladan sempurna dalam hal ketaatan kepada kehendak Bapa, bahkan ketika harus menghadapi penderitaan dan penolakan. Orang percaya dipanggil untuk mengikuti teladan ini dengan tetap setia kepada Tuhan, meskipun dunia mungkin menolak mereka.

C. Menjadi Bagian dari Bangunan Rohani

Dalam ayat-ayat selanjutnya, Petrus menyebut orang percaya sebagai batu-batu hidup yang dipakai untuk membangun rumah rohani (1 Petrus 2:5). Ini menunjukkan bahwa kita, sebagai orang percaya, bukan hanya sekadar pengikut Kristus, tetapi kita juga memiliki peran aktif dalam rencana Tuhan. Kita dipanggil untuk menjadi bagian dari bangunan rohani yang dibangun di atas fondasi Kristus.

Sebagai batu-batu hidup, kita harus saling mendukung dan memperkuat satu sama lain, membentuk tubuh Kristus yang kuat dan bersatu. Dengan menjadikan Kristus sebagai pusat dan fondasi hidup kita, kita dapat bertumbuh bersama sebagai komunitas iman yang mencerminkan kasih dan kebenaran Tuhan kepada dunia.

Kesimpulan

1 Petrus 2:3-4 mengajarkan bahwa Kristus adalah Batu Hidup yang menjadi dasar keselamatan dan kehidupan rohani orang percaya. Meskipun ditolak oleh manusia, Yesus dipilih dan dihormati oleh Allah sebagai Batu Penjuru dalam rencana keselamatan. Orang percaya dipanggil untuk datang kepada Kristus, membangun hidup mereka di atas fondasi-Nya, dan mengikuti teladan-Nya dalam menghadapi penolakan dunia. Sebagai batu-batu hidup, kita juga dipanggil untuk menjadi bagian dari bangunan rohani yang dibangun di atas Kristus, membentuk tubuh Kristus yang kuat dan bersatu.

Next Post Previous Post