1 Petrus 2:7-8: Kristus Batu Penjuru bagi Orang Percaya
1. Pendahuluan
Dalam 1 Petrus 2:7-8, Rasul Petrus menulis sebuah penggambaran yang mendalam tentang siapa Yesus Kristus bagi mereka yang percaya dan mereka yang menolak-Nya. Ayat ini tidak hanya menjadi refleksi tentang bagaimana orang Kristen memandang Yesus, tetapi juga tentang dampak yang sangat signifikan bagi mereka yang menolak untuk percaya. Bagian ini memperlihatkan kontras yang tajam antara bagaimana Yesus, sebagai "batu penjuru", adalah fondasi dan sumber keselamatan bagi orang percaya, tetapi menjadi "batu sandungan" bagi mereka yang menolak-Nya.Teks dari 1 Petrus 2:7-8 berbunyi:
"Jadi, batu itu mulia bagi kamu yang percaya, tetapi bagi yang tidak percaya, 'Batu yang ditolak oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru,' dan menjadi, 'Sebuah batu sandungan, dan karang yang membuat orang jatuh.' Mereka tersandung karena tidak taat kepada Firman. Itulah jalan yang telah ditentukan bagi mereka." (1 Petrus 2:7-8 AYT).
Melalui ayat ini, kita akan mengeksplorasi lebih dalam tentang apa yang Yesus Kristus berarti bagi orang percaya dan konsekuensi bagi mereka yang menolak-Nya.
2. Kristus Sebagai Batu Penjuru
Dalam konteks Alkitab, istilah "batu penjuru" adalah sebuah metafora yang penting. Batu penjuru adalah batu utama yang diletakkan pada fondasi bangunan untuk memberikan struktur dan kestabilan. Dalam 1 Petrus 2:7, Yesus Kristus disebut sebagai "batu penjuru" yang mulia bagi orang percaya. Ini berarti bahwa Yesus adalah fondasi utama dari iman kita. Tanpa Dia, iman kita tidak akan berdiri teguh.
2.1. Kristus Sebagai Fondasi Iman
Yesus Kristus adalah fondasi dari keselamatan kita. Tanpa Kristus, tidak ada dasar bagi keselamatan. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Dia menyediakan jalan keselamatan bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Orang percaya memandang Kristus sebagai sesuatu yang berharga, seperti yang tertulis, "batu itu mulia bagi kamu yang percaya" (1 Petrus 2:7). Sebagai batu penjuru, Kristus memberikan stabilitas dan arah dalam kehidupan orang percaya.
Dalam kehidupan sehari-hari, ini berarti bahwa iman kita harus berakar pada Kristus. Semua aspek kehidupan kita—etika, perilaku, harapan, dan tujuan—harus didasarkan pada hubungan kita dengan Kristus. Tanpa fondasi yang kokoh di dalam Kristus, kita rentan terhadap keruntuhan spiritual.
2.2. Batu yang Ditolak Menjadi Batu Penjuru
Ayat ini juga merujuk kepada nubuat dalam Mazmur 118:22, "Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru." Nubuat ini awalnya berbicara tentang penolakan Israel terhadap Mesias. Yesus ditolak oleh banyak pemimpin agama dan bangsa-Nya sendiri, tetapi justru penolakan tersebut menggenapi rencana Allah untuk menjadikan-Nya sebagai fondasi keselamatan.
Bagi orang percaya, fakta bahwa Yesus, yang ditolak oleh dunia, menjadi batu penjuru menunjukkan pentingnya penyerahan diri kepada kehendak Allah. Kita dipanggil untuk menempatkan kepercayaan kita kepada Kristus meskipun dunia mungkin menolak atau mengabaikan-Nya. Penolakan dunia terhadap Kristus tidak mengurangi kemuliaan-Nya, tetapi justru menegaskan posisi-Nya sebagai pusat dari keselamatan kita.
3. Kristus Sebagai Batu Sandungan
Sementara Kristus adalah batu penjuru bagi orang percaya, ayat 8 menyebutkan bahwa Dia juga menjadi "batu sandungan" bagi mereka yang tidak percaya. Ini menggambarkan realitas tragis bahwa ada banyak orang yang tidak hanya menolak Kristus, tetapi tersandung dan jatuh karena ketidaktaatan mereka terhadap firman Allah.
3.1. Ketidakpercayaan yang Menyebabkan Kehancuran
Mereka yang menolak Yesus tersandung karena mereka tidak mematuhi firman Allah. Kristus, yang seharusnya menjadi fondasi keselamatan mereka, malah menjadi batu sandungan yang menyebabkan mereka jatuh. Hal ini mencerminkan betapa pentingnya tanggapan terhadap Injil. Mereka yang menolak Kristus tidak hanya melewatkan kesempatan untuk memperoleh keselamatan, tetapi juga menemukan bahwa penolakan mereka membawa kehancuran.
Penolakan terhadap Kristus adalah sebuah tindakan ketidakpercayaan yang berakibat fatal. Dalam pandangan Petrus, mereka yang tidak percaya telah "ditentukan" untuk tersandung, artinya konsekuensi dari ketidaktaatan mereka sudah ditetapkan. Ini bukan berarti bahwa Allah dengan sengaja menakdirkan beberapa orang untuk tersandung, tetapi bahwa jalan yang mereka pilih dengan menolak firman Allah membawa mereka pada kehancuran yang tak terelakkan.
3.2. Batu Sandungan dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang mungkin merasa terganggu oleh pesan Kristus. Ajaran-Nya tentang pengorbanan diri, kasih terhadap musuh, dan penyangkalan diri sering kali bertentangan dengan nilai-nilai duniawi. Bagi mereka yang tidak siap untuk menyerahkan diri mereka kepada Kristus, pesan-Nya menjadi batu sandungan yang membuat mereka jatuh. Kristus menuntut komitmen total, dan banyak orang merasa sulit untuk menerima hal ini, sehingga mereka lebih memilih untuk menolak-Nya.
Baca Juga: 1 Petrus 2:5 - Menjadi Batu Hidup: Makna dan Tugas Orang Percaya
Namun, batu sandungan ini bukanlah sebuah hukuman yang tidak adil. Sebaliknya, ini adalah konsekuensi dari pilihan manusia untuk menolak jalan Allah. Setiap orang diberikan kesempatan untuk merespons panggilan Allah dalam Kristus, tetapi mereka yang menolak panggilan ini akan menghadapi konsekuensi rohani yang serius.
4. Kehidupan di Atas Fondasi Kristus
Bagi orang percaya, fakta bahwa Kristus adalah batu penjuru memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana kita harus hidup. Kehidupan kita harus dibangun di atas fondasi Kristus, yang berarti kita harus menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada-Nya dan mematuhi firman-Nya. Berikut adalah beberapa cara di mana kehidupan kita harus dibangun di atas Kristus sebagai batu penjuru:
4.1. Membangun Iman yang Kuat
Yesus adalah dasar iman kita. Kita dipanggil untuk membangun kehidupan kita di atas dasar ini dengan memperdalam hubungan kita dengan-Nya melalui doa, membaca firman Allah, dan hidup dalam ketaatan. Sebagaimana bangunan yang kokoh membutuhkan fondasi yang kuat, demikian juga kehidupan Kristen membutuhkan iman yang berakar kuat pada Kristus.
4.2. Menyatakan Kristus dalam Kehidupan Sehari-hari
Orang percaya dipanggil untuk hidup sebagai saksi Kristus di dunia. Ketika kita membangun kehidupan kita di atas Kristus, kita juga dipanggil untuk menyatakan-Nya melalui tindakan kasih, belas kasihan, dan kesetiaan. Hidup kita harus mencerminkan karakter Kristus, sehingga orang lain dapat melihat Kristus melalui kita.
4.3. Ketabahan dalam Ujian
Sebagai batu penjuru, Kristus memberikan kekuatan dan stabilitas ketika kita menghadapi ujian dan kesulitan. Hidup ini penuh dengan tantangan, tetapi ketika kita membangun kehidupan kita di atas Kristus, kita dapat menghadapi segala sesuatu dengan ketabahan dan keyakinan. Iman kita tidak akan goyah karena kita berdiri di atas fondasi yang kokoh.
5. Konsekuensi Penolakan terhadap Kristus
Sebaliknya, bagi mereka yang menolak Kristus, ayat-ayat ini adalah peringatan yang serius. Mereka yang tidak percaya akan menemukan bahwa penolakan mereka terhadap Kristus membawa mereka pada kehancuran. Seperti yang dikatakan oleh Petrus, mereka akan tersandung karena ketidaktaatan mereka terhadap firman Allah.
5.1. Kebenaran yang Tidak Dapat Dielakkan
Yesus adalah batu penjuru, baik kita menerima-Nya atau tidak. Tidak ada jalan tengah dalam hal tanggapan terhadap Kristus. Mereka yang menolak Kristus tidak hanya menolak sebuah gagasan atau filosofi, tetapi mereka menolak Sang Juru selamat yang sejati. Penolakan terhadap Kristus berarti menolak keselamatan yang Allah tawarkan, dan akibatnya adalah kehancuran rohani.
5.2. Tanggung Jawab untuk Merespons
Setiap orang bertanggung jawab untuk merespons panggilan Allah dalam Kristus. Injil adalah kabar baik yang harus diterima dengan iman. Namun, bagi mereka yang menolak panggilan ini, mereka akan menemukan bahwa hidup mereka dibangun di atas dasar yang rapuh. Mereka mungkin mencoba membangun hidup mereka di atas kesuksesan duniawi, kekayaan, atau pencapaian pribadi, tetapi semua itu tidak dapat menggantikan fondasi yang kokoh dari Kristus.
6. Kesimpulan
Dalam 1 Petrus 2:7-8, Rasul Petrus memberikan kita wawasan yang kuat tentang siapa Kristus bagi orang percaya dan mereka yang menolak-Nya. Bagi mereka yang percaya, Kristus adalah batu penjuru yang memberikan fondasi yang kokoh bagi iman mereka dan kehidupan mereka. Dia adalah sumber kekuatan, kestabilan, dan keselamatan. Namun, bagi mereka yang menolak Kristus, Dia menjadi batu sandungan yang membawa kehancuran.
Panggilan bagi setiap kita adalah untuk merespons Kristus dengan iman dan ketaatan. Kita dipanggil untuk membangun hidup kita di atas Kristus sebagai batu penjuru dan hidup dalam kesetiaan kepada-Nya. Bagi mereka yang belum percaya, ini adalah panggilan untuk menerima Kristus sebagai Juru selamat dan fondasi hidup mereka.
Sebagai orang percaya, kita harus bersyukur bahwa Kristus telah menjadi batu penjuru bagi hidup kita, memberikan kita fondasi yang kokoh untuk menghadapi segala tantangan kehidupan. Kristus, yang dulu ditolak, sekarang adalah fondasi keselamatan kita, dan kita dipanggil untuk hidup dalam kasih dan ketaatan kepada-Nya.