Dua Pekerjaan Allah dalam Kolose 1:12-13: Warisan Kudus dan Pembebasan dari Kegelapan

Pendahuluan

Surat Paulus kepada jemaat di Kolose adalah salah satu surat yang kaya dengan pengajaran teologis tentang supremasi Kristus dan karya Allah yang menyelamatkan. Di dalam Kolose 1:12-13, kita menemukan penjelasan mendalam tentang dua aspek penting dari pekerjaan Allah dalam kehidupan orang percaya: melayakkan kita untuk menerima bagian dalam warisan orang-orang kudus di dalam terang dan membebaskan kita dari kuasa kegelapan, serta memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih. Dua pekerjaan Allah ini mencerminkan transformasi total dalam hidup orang percaya—dari kegelapan menuju terang, dari kematian menuju hidup kekal dalam Kristus.
Dua Pekerjaan Allah dalam Kolose 1:12-13: Warisan Kudus dan Pembebasan dari Kegelapan
Artikel ini akan mengupas lebih dalam mengenai kedua pekerjaan Allah ini: pertama, mengenai warisan orang kudus yang disediakan Allah bagi mereka yang diselamatkan, dan kedua, tentang pembebasan dari kuasa kegelapan. Keduanya menggambarkan karya Allah yang penuh kasih dan kekuatan, serta bagaimana hal itu berlaku bagi setiap orang yang percaya kepada Kristus.

1. Ucapan Syukur untuk Bagian dalam Warisan Kudus (Kolose 1:12)

Kolose 1:12 berbunyi:
“dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam terang.”

Ayat ini dimulai dengan ajakan untuk mengucap syukur kepada Allah. Paulus mendorong jemaat Kolose untuk menghargai dan bersyukur atas bagian yang mereka terima dalam "apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam terang." Apa yang dimaksud dengan bagian ini, dan mengapa kita harus mengucap syukur?

a. Melayakkan untuk Warisan

Dalam bahasa aslinya, kata “melayakkan” menunjukkan bahwa Tuhan telah memberikan kepada kita hak atau kelayakan yang sebelumnya tidak kita miliki. Ini adalah suatu anugerah yang sepenuhnya dari Allah, bukan hasil dari usaha manusia. Sebagai manusia yang terjatuh dalam dosa, kita tidak layak untuk menerima apa pun dari Allah. Kita tidak dapat memperoleh keselamatan dengan usaha atau perbuatan kita sendiri. Tetapi Allah, dalam kasih karunia-Nya, membuat kita layak melalui Yesus Kristus.

Proses "melayakkan" ini bukan hanya tentang pengampunan dosa, melainkan juga tentang perubahan status spiritual kita. Dulu, kita terpisah dari Allah karena dosa, tetapi sekarang kita diterima sebagai anak-anak-Nya dan diberikan tempat di dalam warisan yang Allah sediakan bagi orang-orang kudus. Ini adalah berkat luar biasa, karena kita diperlakukan bukan hanya sebagai orang yang diampuni, tetapi juga sebagai ahli waris yang berhak atas semua kekayaan rohani di dalam Kristus.

Warisan yang Paulus maksud dalam ayat ini meliputi keselamatan kekal, hidup baru dalam Kristus, dan segala berkat rohani yang tersedia di dalam Kerajaan Allah. Warisan ini mencakup kehidupan di dalam terang, yang berarti hidup dalam kebenaran, kasih, dan kehadiran Allah yang kekal.

b. Warisan Orang Kudus dalam Terang

Apa yang dimaksud dengan "warisan orang-orang kudus di dalam terang"? Dalam Alkitab, istilah "warisan" sering digunakan untuk merujuk pada janji atau berkat yang diberikan oleh Allah kepada umat-Nya. Dalam Perjanjian Lama, warisan biasanya terkait dengan tanah yang dijanjikan kepada bangsa Israel. Namun, dalam Perjanjian Baru, konsep warisan ini diperluas menjadi warisan rohani yang melibatkan hidup kekal bersama Allah.

“Orang-orang kudus” di sini mengacu pada semua orang yang telah ditebus oleh Kristus, yaitu orang-orang yang telah disucikan oleh iman mereka. Mereka bukan kudus karena perbuatan mereka, melainkan karena mereka telah disucikan melalui darah Kristus. Mereka yang telah menjadi bagian dari umat kudus ini diberi bagian dalam warisan ilahi.

Terang dalam konteks ini melambangkan kekudusan, kebenaran, dan kehadiran Allah. Dalam 1 Yohanes 1:5, Allah digambarkan sebagai "terang" dan di dalam-Nya tidak ada kegelapan sama sekali. Warisan dalam terang berarti kita dipanggil untuk hidup dalam terang Allah—yaitu dalam kebenaran, kasih, dan kehidupan kekal yang dinyatakan dalam Yesus Kristus. Ini kontras dengan kehidupan dalam kegelapan, yang ditandai dengan dosa dan keterpisahan dari Allah.

c. Mengucap Syukur dengan Sukacita

Paulus mengajak jemaat di Kolose untuk mengucap syukur dengan sukacita. Mengapa ucapan syukur sangat penting? Ucapan syukur adalah tanggapan alamiah dari orang percaya yang menyadari betapa besar kasih karunia Allah. Keselamatan yang kita terima bukanlah hasil usaha kita, tetapi merupakan pemberian dari Allah. Oleh karena itu, sikap yang benar dari orang percaya adalah hidup dalam syukur dan pengakuan bahwa segala berkat, terutama keselamatan, berasal dari kasih dan anugerah Allah.

Ucapan syukur ini juga menunjukkan adanya sukacita yang timbul dari pengenalan akan kasih Allah. Paulus mengingatkan jemaat bahwa keselamatan kita adalah sesuatu yang patut dirayakan dan disyukuri, karena kita telah dipindahkan dari kegelapan menuju terang yang mulia. Sukacita ini bukanlah kebahagiaan yang dangkal, tetapi sukacita yang mendalam karena kita mengetahui bahwa kita memiliki bagian dalam Kerajaan Allah.

2. Pembebasan dari Kuasa Kegelapan (Kolose 1:13)

Setelah membahas tentang warisan orang kudus, Paulus melanjutkan dengan menggambarkan pekerjaan kedua dari Allah:
Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih.

Ayat ini menggambarkan tindakan Allah yang membebaskan kita dari kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Kristus. Ada dua aspek penting dalam ayat ini: pembebasan dari kuasa kegelapan dan pemindahan ke dalam Kerajaan Anak-Nya.

a. Pembebasan dari Kuasa Kegelapan

Paulus menegaskan bahwa Allah telah membebaskan kita dari kuasa kegelapan. Kegelapan dalam Alkitab sering kali melambangkan dosa, kejahatan, kebutaan rohani, dan keterpisahan dari Allah. Sebelum diselamatkan, manusia hidup di bawah kuasa kegelapan ini—terikat dalam dosa dan diperintah oleh kekuatan jahat yang menentang Allah.

Dalam Efesus 2:1-2, Paulus menggambarkan kondisi manusia sebelum diselamatkan sebagai "mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa," hidup dalam kedagingan, dan mengikuti jalan dunia yang dipimpin oleh "penguasa kerajaan angkasa." Ini adalah kondisi manusia di bawah kendali kuasa kegelapan, di mana manusia diperbudak oleh dosa dan kejahatan, serta tidak memiliki pengharapan akan kehidupan kekal.

Namun, berita baiknya adalah bahwa Allah telah membebaskan kita dari kuasa kegelapan. Pembebasan ini adalah tindakan ilahi, di mana Allah menyelamatkan kita dari belenggu dosa dan kekuatan jahat. Sebagai manusia, kita tidak memiliki kuasa untuk melepaskan diri dari cengkeraman kegelapan. Tetapi melalui karya penebusan Yesus Kristus, Allah telah melepaskan kita dari kuasa ini dan memberikan kita kebebasan yang sejati.

b. Pemindahan ke dalam Kerajaan Anak-Nya

Setelah membebaskan kita dari kuasa kegelapan, Allah tidak hanya meninggalkan kita tanpa arah. Dia juga memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih. Ini adalah gambaran dari transformasi yang total dalam kehidupan orang percaya. Kita tidak hanya dibebaskan dari sesuatu yang buruk, tetapi juga dipindahkan ke dalam sesuatu yang mulia—yaitu Kerajaan Allah di mana Yesus Kristus memerintah.

Kerajaan Anak-Nya merujuk pada pemerintahan Kristus sebagai Raja. Melalui iman kepada Yesus, kita menjadi warga dari Kerajaan yang dipimpin oleh Kristus, dan di dalam Kerajaan ini kita hidup dalam kasih, kebenaran, dan damai sejahtera. Kerajaan ini bukan hanya realitas masa depan, tetapi juga sesuatu yang kita alami saat ini sebagai orang percaya yang hidup di bawah pemerintahan Kristus.

Pemindahan ini menunjukkan bahwa keselamatan bukan hanya soal pengampunan dosa, tetapi juga tentang perubahan status dan identitas kita. Kita yang dulu adalah warga dunia yang hidup dalam dosa, sekarang dipindahkan menjadi warga Kerajaan Allah, dengan Yesus sebagai Raja kita. Ini adalah perpindahan dari kegelapan menuju terang, dari perbudakan menuju kebebasan dalam Kristus.

c. Kerajaan Anak-Nya yang Kekasih

Istilah "Anak-Nya yang kekasih" menegaskan kasih Bapa kepada Yesus Kristus, Anak-Nya. Yesus adalah yang terkasih di hadapan Bapa, dan kita yang dipindahkan ke dalam Kerajaan-Nya kini turut merasakan kasih itu. Di dalam Kerajaan Anak-Nya, kita tidak hanya hidup di bawah pemerintahan-Nya, tetapi juga menikmati kasih karunia dan berkat yang tak terhingga yang mengalir dari hubungan Bapa dengan Anak.


Pemindahan kita ke dalam Kerajaan ini juga membawa kita ke dalam hubungan yang intim dengan Allah. Sebagai warga Kerajaan Kristus, kita sekarang memiliki akses langsung kepada Bapa melalui Yesus, dan kita dapat menikmati hubungan yang mendalam dan penuh kasih dengan-Nya.

3. Kesimpulan Teologis dari Dua Pekerjaan Allah

Kolose 1:12-13 menyoroti dua pekerjaan penting Allah dalam kehidupan orang percaya: melayakkan kita untuk menerima bagian dalam warisan orang kudus di dalam terang, dan membebaskan kita dari kuasa kegelapan serta memindahkan kita ke dalam Kerajaan Kristus. Kedua pekerjaan ini saling melengkapi dan bersama-sama menggambarkan keselamatan yang kita terima melalui Yesus Kristus.

a. Keselamatan sebagai Pekerjaan Allah

Paulus menekankan bahwa keselamatan kita sepenuhnya adalah karya Allah. Dia yang melayakkan kita dan Dia yang membebaskan kita. Tidak ada satu pun aspek dari keselamatan kita yang merupakan hasil usaha kita sendiri. Sebagai orang yang telah jatuh dalam dosa, kita tidak layak menerima apa pun dari Allah, tetapi oleh kasih karunia-Nya, kita dilayakkan untuk menerima warisan yang mulia.

b. Dari Kegelapan ke Terang

Kehidupan Kristen adalah perjalanan dari kegelapan menuju terang. Sebelum mengenal Kristus, kita hidup dalam kegelapan dosa dan berada di bawah kuasa jahat. Namun, melalui pembebasan oleh Kristus, kita dipindahkan dari kegelapan menuju terang Allah. Ini mengingatkan kita bahwa keselamatan bukan hanya soal pengampunan, tetapi juga transformasi hidup. Kita dipanggil untuk meninggalkan kehidupan dalam kegelapan dan hidup sebagai anak-anak terang.

c. Hidup dalam Ucapan Syukur

Paulus mengajarkan bahwa respons yang tepat terhadap keselamatan ini adalah ucapan syukur. Ucapan syukur yang penuh sukacita adalah wujud pengakuan kita atas kasih karunia Allah yang tak terhingga. Kita harus terus mengucap syukur karena kita yang dulu terikat dalam dosa kini telah dibebaskan dan dipindahkan ke dalam Kerajaan Kristus.

Kesimpulan

Kolose 1:12-13 adalah pernyataan teologis yang mendalam tentang dua pekerjaan Allah: melayakkan kita untuk menerima warisan orang kudus dalam terang, dan membebaskan kita dari kuasa kegelapan serta memindahkan kita ke dalam Kerajaan Kristus. Kedua aspek ini menggarisbawahi kasih karunia Allah yang tak terbatas, yang bukan hanya menyelamatkan kita dari dosa tetapi juga membawa kita ke dalam kehidupan yang penuh berkat dalam terang Kerajaan-Nya.

Sebagai orang percaya, kita diingatkan untuk terus hidup dalam ucapan syukur, merayakan keselamatan yang telah kita terima, dan berjalan dalam terang kebenaran dan kasih Allah. Amin.

Next Post Previous Post