Efesus 5:5-7: Lima Golongan yang Hilang

Pendahuluan:

Surat Efesus yang ditulis oleh Rasul Paulus merupakan salah satu surat yang penuh dengan nasihat bagi jemaat untuk hidup dalam kekudusan dan menjauhi dosa. Dalam Efesus 5:5-7, Paulus secara tegas memperingatkan jemaat tentang lima golongan orang yang akan kehilangan bagian dalam Kerajaan Allah. Ayat tersebut berbunyi:

"Karena ingatlah ini baik-baik: Tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah. Janganlah kamu disesatkan oleh kata-kata yang hampa, karena hal-hal itu mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka."
Efesus 5:5-7: Lima Golongan yang Hilang
Dalam ayat ini, Paulus mengidentifikasi lima golongan yang akan hilang atau tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Kelima golongan tersebut adalah: orang sundal, orang cemar, orang serakah, penyembah berhala, dan orang-orang durhaka. Mari kita telusuri masing-masing golongan ini dan maknanya dalam kehidupan orang percaya.

1. Orang Sundal (Porneia)

Golongan pertama yang disebut oleh Paulus adalah orang sundal. Kata "sundal" dalam bahasa Yunani adalah "porneia," yang mengacu pada segala bentuk hubungan seksual yang tidak sah menurut hukum Allah. Ini mencakup perzinaan, prostitusi, dan segala bentuk hubungan seksual di luar pernikahan yang sah.

a. Dampak dari Hidup dalam Percabulan

Orang yang hidup dalam percabulan menolak standar kekudusan yang ditetapkan oleh Allah. Hidup dalam dosa seksual tidak hanya mencemari tubuh, yang merupakan bait Roh Kudus, tetapi juga merusak hubungan seseorang dengan Allah. Paulus menekankan bahwa orang yang terus hidup dalam percabulan tidak akan mendapatkan bagian dalam Kerajaan Kristus dan Allah.

b. Panggilan untuk Kekudusan

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kekudusan, termasuk dalam aspek seksual. Ini berarti kita harus menjaga diri dari segala bentuk godaan seksual dan hidup sesuai dengan kehendak Allah. Menjaga kekudusan dalam kehidupan seksual adalah salah satu cara kita menghormati Allah dan menjaga hubungan kita dengan-Nya.

2. Orang Cemar (Akatharsia)

Golongan kedua yang disebut oleh Paulus adalah orang cemar. Istilah "cemar" dalam bahasa Yunani adalah "akatharsia," yang berarti ketidakmurnian atau kenajisan, baik dalam pikiran, perkataan, maupun perbuatan.

a. Ketidakmurnian dalam Pikiran dan Hati

Orang cemar adalah mereka yang hidup dalam ketidakmurnian, baik secara fisik maupun rohani. Ini bisa mencakup pikiran yang kotor, fantasi seksual yang tidak pantas, atau tindakan yang mencemari hati dan pikiran. Dalam Matius 5:8, Yesus mengatakan, "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah." Ketidakmurnian menghalangi seseorang untuk melihat Allah dan memiliki hubungan yang benar dengan-Nya.

b. Panggilan untuk Memurnikan Hati dan Pikiran

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk memurnikan hati dan pikiran kita dari segala bentuk ketidakmurnian. Ini berarti kita harus menjauhkan diri dari hal-hal yang bisa mencemari pikiran dan hati kita, seperti tontonan yang tidak pantas, percakapan yang kotor, dan tindakan yang berdosa. Memurnikan hati dan pikiran kita adalah bagian dari perjalanan menuju kekudusan.

3. Orang Serakah (Pleonexia)

Golongan ketiga yang disebut oleh Paulus adalah orang serakah. Keserakahan, atau "pleonexia" dalam bahasa Yunani, adalah keinginan yang berlebihan untuk memiliki lebih banyak, terutama dalam hal kekayaan dan materi. Paulus menyamakan keserakahan dengan penyembahan berhala, karena orang yang serakah menempatkan harta duniawi di atas Allah.

a. Keserakahan sebagai Penyembahan Berhala

Orang serakah adalah mereka yang hidup untuk harta duniawi dan menjadikan kekayaan sebagai tujuan utama hidupnya. Dalam Kolose 3:5, Paulus berkata bahwa keserakahan adalah penyembahan berhala, karena orang yang serakah menggantikan tempat Allah dengan harta duniawi dalam hatinya. Hidup dalam keserakahan mengalihkan fokus dari Allah dan memutuskan hubungan yang benar dengan-Nya.

b. Panggilan untuk Hidup dalam Kepuasan

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kepuasan dan rasa syukur atas apa yang kita miliki. Ini berarti kita harus menghindari keinginan yang berlebihan untuk memiliki lebih banyak dan belajar untuk hidup dalam ketergantungan penuh pada pemeliharaan Tuhan. Hidup dalam kepuasan adalah tanda bahwa kita menempatkan Allah di atas segala sesuatu, termasuk harta duniawi.

4. Penyembah Berhala (Eidololatria)

Golongan keempat yang disebut oleh Paulus adalah penyembah berhala. Penyembahan berhala, atau "eidololatria" dalam bahasa Yunani, adalah penyembahan kepada dewa-dewa palsu atau objek material yang dianggap lebih penting daripada Allah.

a. Penyembahan Berhala dalam Bentuk Modern

Dalam konteks modern, penyembahan berhala tidak hanya terbatas pada patung atau dewa-dewa, tetapi juga bisa berupa apapun yang kita tempatkan di atas Allah, seperti uang, pekerjaan, status sosial, atau bahkan diri kita sendiri. Penyembahan berhala adalah dosa yang sangat serius karena itu berarti kita tidak memberi Allah tempat pertama dalam hidup kita.

b. Panggilan untuk Menyembah Allah dengan Sepenuh Hati

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menyembah Allah dan hanya Allah. Ini berarti kita harus menempatkan Dia di atas segala sesuatu dalam hidup kita dan menjauhkan diri dari segala bentuk penyembahan berhala, baik dalam bentuk materi, kekuasaan, atau hal-hal duniawi lainnya. Menyembah Allah dengan sepenuh hati adalah inti dari iman Kristen.

5. Orang-Orang Durhaka (Apeitheia)

Golongan terakhir yang disebut oleh Paulus adalah orang-orang durhaka. Istilah "durhaka" dalam bahasa Yunani adalah "apeitheia," yang berarti ketidaktaatan atau pemberontakan terhadap Allah. Orang-orang durhaka adalah mereka yang menolak untuk tunduk pada otoritas Allah dan hidup dalam ketidaktaatan terhadap perintah-Nya.

a. Akibat dari Hidup dalam Ketidaktaatan

Hidup dalam ketidaktaatan atau pemberontakan terhadap Allah membawa akibat yang serius. Dalam Roma 1:18, Paulus mengatakan bahwa murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia. Ketidaktaatan adalah dosa yang membawa murka Allah dan memisahkan kita dari kasih karunia-Nya.

b. Panggilan untuk Hidup dalam Ketaatan

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah dan perintah-perintah-Nya. Ini berarti kita harus dengan sungguh-sungguh mendengarkan firman Tuhan dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari. Ketaatan kepada Allah adalah tanda iman yang hidup dan bukti bahwa kita adalah anak-anak-Nya.

Peringatan Paulus: Jangan Tersesat oleh Kata-Kata yang Hampa

Setelah menyebutkan lima golongan yang tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah, Paulus memberikan peringatan tambahan agar jemaat tidak tersesat oleh kata-kata yang hampa. Kata-kata yang hampa merujuk pada ajaran palsu atau kata-kata yang tidak berdasarkan kebenaran firman Tuhan. Paulus memperingatkan bahwa ajaran palsu dapat menyesatkan orang percaya dan membawa mereka kepada murka Allah.

a. Menjaga Diri dari Ajaran Palsu

Sebagai orang percaya, kita harus berhati-hati terhadap ajaran yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Ini berarti kita harus memiliki dasar yang kuat dalam Alkitab dan menguji setiap ajaran yang kita dengar dengan kebenaran firman Tuhan. Menjaga diri dari ajaran palsu adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai pengikut Kristus.

b. Hidup dalam Kebenaran Firman Tuhan

Hidup dalam kebenaran firman Tuhan adalah panggilan bagi setiap orang percaya. Ini berarti kita harus berusaha untuk memahami, menghidupi, dan membagikan kebenaran firman Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan hidup dalam kebenaran, kita dapat menghindari murka Allah dan tetap setia dalam iman kepada Kristus.

Kesimpulan

Efesus 5:5-7 memberikan peringatan yang jelas tentang lima golongan yang akan hilang dan tidak akan mendapatkan bagian dalam Kerajaan Allah: orang sundal, orang cemar, orang serakah, penyembah berhala, dan orang-orang durhaka. Paulus menekankan pentingnya hidup dalam kekudusan, ketaatan, dan menjauhi dosa-dosa yang dapat memisahkan kita dari kasih karunia Allah.

Baca Juga: Efesus 5:3-4: Enam Dosa Umum yang Dikecam

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup berbeda dari dunia, dengan menjauhi dosa dan hidup dalam kebenaran firman Tuhan. Ini berarti kita harus menjaga hati, pikiran, dan perbuatan kita agar tetap sesuai dengan kehendak Allah. Dengan demikian, kita dapat menjadi terang di tengah dunia yang gelap dan menunjukkan kasih Kristus kepada semua orang.
Next Post Previous Post