Kolose 2:8-10: Peringatan Terhadap Filsafat dan Legalitas dalam Kristus
Pengantar:
Dalam suratnya kepada jemaat di Kolose, Rasul Paulus memberikan peringatan yang tegas terhadap bahaya filsafat manusia dan legalitas yang bisa mengalihkan perhatian umat percaya dari kepenuhan yang ada dalam Kristus. Kolose 2:8-10 menjadi salah satu bagian penting dalam surat ini karena Paulus ingin memastikan bahwa jemaat di Kolose memahami bahwa Kristus adalah segalanya yang mereka butuhkan untuk keselamatan dan kehidupan rohani. Tidak ada yang bisa ditambahkan kepada Kristus atau menggantikan posisi-Nya dalam iman orang percaya.Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang peringatan ini, khususnya mengenai ancaman filsafat manusia dan legalitas agama yang sering kali berusaha menambahkan syarat-syarat manusiawi kepada iman. Kita juga akan melihat bagaimana kepenuhan dalam Kristus merupakan jawaban bagi setiap kebutuhan rohani kita.
1. Peringatan Terhadap Filsafat yang Kosong dan Menyesatkan (Kolose 2:8)
"Berhati-hatilah supaya jangan ada seorang pun yang menjerat kamu dengan filsafat yang kosong dan menyesatkan, yang berasal dari tradisi manusia dan asas-asas roh dunia, dan bukan prinsip-prinsip Kristus." (Kolose 2:8)
Paulus memulai bagian ini dengan sebuah peringatan: "Berhati-hatilah" atau "Waspadalah." Ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman yang dihadapi oleh jemaat Kolose. Filsafat yang kosong dan menyesatkan menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi oleh jemaat pada waktu itu. Kata "filsafat" di sini tidak merujuk kepada semua bentuk pemikiran filosofis, tetapi lebih kepada ajaran-ajaran yang tampaknya canggih dan rasional, namun sebenarnya tidak berdasarkan pada kebenaran Injil.
Paulus menyebut filsafat ini sebagai "kosong" dan "menyesatkan." Kosong karena tidak memiliki substansi rohani yang sejati, dan menyesatkan karena menarik orang jauh dari kebenaran yang ada dalam Kristus. Ajaran-ajaran tersebut mungkin tampak masuk akal di permukaan, tetapi jika ditelusuri lebih dalam, mereka hanya menawarkan kesia-siaan dan kebingungan.
a. Sumber Filsafat yang Menyesatkan: Tradisi Manusia dan Asas-asas Dunia
Paulus juga menunjukkan bahwa filsafat yang menyesatkan ini berasal dari dua sumber utama:
- Tradisi manusia: Ini merujuk pada ajaran-ajaran dan praktik-praktik yang telah diwariskan dari generasi ke generasi tetapi tidak berakar pada kebenaran ilahi. Tradisi manusia sering kali menjadi penghalang bagi pemahaman yang benar tentang Allah karena mengandalkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak berdasarkan wahyu Allah.
- Asas-asas roh dunia: Ini mengacu pada prinsip-prinsip dunia yang sering kali bertentangan dengan prinsip-prinsip Allah. Dalam dunia yang dipengaruhi oleh kuasa kegelapan, ada ajaran-ajaran yang tampaknya memberikan jalan kepada kebijaksanaan atau kekuatan, tetapi pada kenyataannya mereka membawa orang jauh dari Kristus.
Filsafat dan tradisi ini menawarkan sesuatu yang kelihatannya bijaksana, namun Paulus menegaskan bahwa mereka tidak berdasarkan "prinsip-prinsip Kristus." Jika sesuatu tidak didasarkan pada Kristus, itu bukanlah kebenaran yang sejati dan tidak bisa membawa keselamatan atau kehidupan rohani yang penuh.
2. Kepenuhan Keilahian dalam Kristus (Kolose 2:9)
"Sebab, dalam Dia berdiam seluruh kepenuhan keilahian yang hidup dalam bentuk jasmani." (Kolose 2:9)
Paulus kemudian melanjutkan dengan mengajarkan tentang keunikan Kristus dan kepenuhan keilahian yang ada di dalam-Nya. Di sini, ia menekankan bahwa dalam Kristus "berdiam seluruh kepenuhan keilahian." Ini adalah pernyataan yang sangat mendalam tentang siapa Kristus sebenarnya.
a. Kristus Sebagai Allah yang Sejati
Pernyataan ini menegaskan bahwa Yesus bukan hanya manusia biasa yang diurapi oleh Allah, tetapi Dia adalah Allah sendiri yang mengambil bentuk manusia. Seluruh "kepenuhan keilahian" berdiam dalam Kristus, yang berarti bahwa segala sesuatu tentang siapa Allah dan apa yang dimiliki oleh Allah ada di dalam Yesus. Tidak ada yang kurang dari Allah dalam diri Yesus.
Banyak ajaran sesat pada masa itu (dan bahkan sekarang) berusaha merendahkan atau mengurangi sifat keilahian Kristus. Beberapa ajaran menganggap bahwa Yesus hanyalah seorang nabi besar atau manusia luar biasa, tetapi bukan Allah sejati. Paulus menegaskan bahwa ini adalah pandangan yang salah. Kristus sepenuhnya Allah, dan segala sesuatu yang berasal dari Allah ada di dalam diri-Nya.
b. Keilahian dalam Bentuk Jasmani
Frasa "dalam bentuk jasmani" juga sangat penting. Ini menunjukkan bahwa keilahian Allah tidak hanya "berada" di surga atau dalam bentuk spiritual, tetapi telah hadir di bumi melalui inkarnasi Yesus Kristus. Allah memilih untuk mengambil bentuk manusia melalui Kristus, sehingga kehadiran-Nya bisa dirasakan dan dialami secara langsung oleh manusia.
Dengan demikian, tidak perlu lagi mencari jalan lain untuk mendekati Allah. Dalam Kristus, Allah telah datang kepada manusia, dan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mengenal dan mengalami Allah ditemukan dalam diri Yesus.
3. Kepenuhan dalam Kristus (Kolose 2:10)
"Kamu telah menjadi penuh dalam Dia, yang adalah Kepala atas semua pemerintah dan penguasa." (Kolose 2:10)
Ayat ini memberikan penegasan kepada umat percaya bahwa mereka sudah "menjadi penuh" dalam Kristus. Istilah "penuh" di sini sangat penting. Ini berarti bahwa dalam Kristus, orang percaya telah menerima segala sesuatu yang mereka perlukan untuk keselamatan, kehidupan rohani, dan hubungan dengan Allah. Tidak ada yang perlu ditambahkan atau dicari di luar Kristus.
a. Kepenuhan dalam Keselamatan
Paulus ingin memastikan bahwa jemaat di Kolose memahami bahwa mereka sudah memiliki kepenuhan dalam Kristus. Mereka tidak memerlukan tambahan aturan-aturan agama, hukum-hukum manusia, atau filsafat yang rumit untuk mencapai keselamatan. Kristus adalah cukup.
Salah satu masalah yang dihadapi oleh jemaat Kolose adalah ajaran-ajaran yang mengajarkan bahwa mereka harus melakukan lebih banyak hal—mungkin mengikuti aturan tertentu, menjalani ritual tambahan, atau mencari pengetahuan mistis—untuk benar-benar diselamatkan atau mendapatkan hubungan yang lebih dekat dengan Allah. Paulus menolak pandangan ini dengan menegaskan bahwa keselamatan dalam Kristus sudah lengkap. Tidak ada yang bisa menambahkan pada karya penebusan-Nya.
b. Kristus Sebagai Kepala Segala Pemerintah dan Penguasa
Paulus menambahkan bahwa Kristus adalah "Kepala atas semua pemerintah dan penguasa." Ini berarti bahwa segala kuasa, otoritas, atau kekuatan apa pun yang ada di dunia ini tunduk di bawah kuasa Kristus. Dengan demikian, tidak ada kekuatan duniawi atau rohani yang bisa menandingi atau melebihi Kristus. Sebagai orang percaya, kita memiliki jaminan bahwa kita berada di bawah otoritas yang tertinggi, yaitu Kristus sendiri.
Ini juga memberi penghiburan bahwa tidak ada filsafat, tradisi, atau penguasa dunia yang dapat menandingi atau membatasi kepenuhan yang kita miliki di dalam Kristus. Tidak ada yang bisa mengancam atau merampas keselamatan kita karena kita berada dalam kuasa Kristus yang absolut.
4. Ancaman dari Filsafat dan Legalitas dalam Kehidupan Kristen
Peringatan Paulus dalam Kolose 2:8-10 juga relevan bagi kehidupan Kristen masa kini. Dunia modern penuh dengan berbagai ajaran, filsafat, dan tren spiritual yang sering kali tampak menarik dan menawarkan "pencerahan" atau "jalan baru" menuju Tuhan. Namun, seperti yang diingatkan oleh Paulus, jika ajaran-ajaran tersebut tidak berakar pada Kristus, maka ajaran itu kosong dan menyesatkan.
a. Filsafat Manusia dalam Dunia Modern
Filsafat dan pemikiran manusia sering kali menawarkan jawaban untuk masalah-masalah eksistensial, moral, dan rohani, tetapi banyak di antaranya berlawanan dengan prinsip-prinsip Alkitab. Ide-ide seperti relativisme moral, humanisme sekuler, dan pemikiran spiritual tanpa dasar Alkitab sering kali menjerat orang untuk mencari kebijaksanaan dan makna di luar Kristus.
Sebagai umat Kristen, kita perlu waspada terhadap ajakan-ajakan dunia yang mungkin menawarkan kebijaksanaan atau jalan alternatif menuju kebahagiaan dan keselamatan, tetapi yang sebenarnya menjauhkan kita dari Kristus. Semua jawaban untuk kehidupan yang sejati dan penuh ada di dalam Yesus, dan tidak ada jalan lain yang bisa memberikan kebenaran yang sejati selain Dia.
b. Legalitas dalam Kehidupan Gereja
Selain filsafat dunia, legalitas agama juga sering kali menjadi ancaman dalam kehidupan gereja. Legalitas adalah keyakinan bahwa keselamatan dapat dicapai atau dipertahankan melalui kepatuhan pada aturan-aturan atau tradisi manusia. Ini adalah sikap yang sangat mirip dengan filsafat kosong yang disebutkan Paulus, karena mengalihkan perhatian dari karya penyelamatan Kristus yang sempurna dan cukup.
Dalam beberapa tradisi gereja, ada kecenderungan untuk menambahkan syarat-syarat tambahan untuk menjadi seorang Kristen yang "sejati," seperti mengikuti aturan-aturan tertentu, menjalani ritual yang ketat, atau bahkan mengikuti tradisi manusia yang tidak berdasarkan pada Alkitab. Ini berbahaya karena mengalihkan fokus dari kasih karunia Allah yang sempurna dalam Kristus.
5. Kepenuhan dalam Kristus: Jawaban untuk Segala Kebutuhan Rohani
Pesan utama dari Kolose 2:8-10 adalah bahwa Kristus adalah segala yang kita perlukan. Kepenuhan dalam Kristus menegaskan bahwa tidak ada yang perlu ditambahkan kepada keselamatan yang telah diberikan oleh Allah melalui Yesus. Semua pemikiran, tradisi, atau aturan manusia yang mencoba menggantikan atau menambahkan kepada karya Kristus adalah kosong dan menyesatkan.
Sebagai orang percaya, kita diundang untuk hidup dalam kepenuhan itu—untuk memahami bahwa kita telah dipenuhi oleh Kristus dan bahwa hidup kita adalah hidup dalam hubungan yang erat dengan-Nya. Setiap upaya untuk menambahkan sesuatu pada keselamatan kita hanya akan mengurangi keindahan dan kuasa dari apa yang telah Kristus selesaikan di salib.
Kesimpulan
Kolose 2:8-10 memberikan peringatan yang sangat penting bagi kita sebagai orang percaya agar tidak terjebak oleh filsafat manusia dan legalitas agama yang mencoba menambahkan sesuatu pada keselamatan kita. Paulus menegaskan bahwa Kristus adalah segala-galanya, dan dalam Dia kita telah dipenuhi. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menolak segala bentuk ajaran yang mengalihkan perhatian kita dari Injil yang sejati dan hidup dalam kepenuhan yang telah diberikan kepada kita melalui Yesus.
Catatan penting: Berdoalah mohon Roh Kudus memberikan pengertian ketika kita melakukan studi Alkitab.