Kolose 3:5-7: Mematikan Sifat Duniawi

 Pengantar:

Dalam Kolose 3:5-7, Rasul Paulus memberikan perintah yang sangat jelas kepada jemaat di Kolose: “matikan sifat apa pun yang berasal dari sifat duniawimu.” Ayat-ayat ini berbicara tentang pentingnya mematikan segala dosa dan kecenderungan duniawi yang masih ada dalam diri kita. Bagi Paulus, kehidupan baru dalam Kristus berarti menjalani transformasi total, termasuk mematikan segala hal yang tidak sesuai dengan kehendak Allah.

Kolose 3:5-7: Mematikan Sifat Duniawi
Artikel ini akan membahas secara mendalam apa yang dimaksud dengan "mematikan" sifat-sifat duniawi, mengapa hal ini penting, dan bagaimana kita sebagai orang percaya dapat melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.

1. Apa yang Harus Dimatikan? (Kolose 3:5)

Dalam ayat 5, Paulus menyebutkan daftar sifat-sifat yang harus "dimatikan" oleh orang percaya: “percabulan, kecemaran, hawa nafsu, keinginan yang jahat, dan keserakahan, yang adalah penyembahan kepada berhala.” Mari kita lihat lebih dekat arti dari masing-masing dosa ini dan mengapa mereka harus diberantas dalam kehidupan orang percaya.

A. Percabulan (Porneia)

Kata "percabulan" dalam bahasa Yunani adalah porneia, yang mencakup segala jenis dosa seksual yang dilakukan di luar ikatan pernikahan. Ini termasuk perzinahan, hubungan seks pranikah, homoseksualitas, dan segala bentuk penyimpangan seksual. Dalam budaya Romawi dan Yunani pada zaman Paulus, percabulan adalah hal yang lazim dan sering dianggap normal, tetapi Paulus menegaskan bahwa bagi orang Kristen, standar Allah adalah kemurnian seksual.

Percabulan bukan hanya dosa terhadap tubuh sendiri, tetapi juga merusak hubungan dengan Tuhan dan sesama. Dalam 1 Korintus 6:18, Paulus memerintahkan agar kita menjauhi percabulan, karena tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kekudusan, termasuk dalam aspek kehidupan seksual kita.

B. Kecemaran (Akatharsia)

Kecemaran, atau akatharsia dalam bahasa Yunani, berarti ketidakmurnian atau tindakan yang tidak bersih. Ini mencakup segala bentuk pikiran, perkataan, dan tindakan yang tidak suci di mata Tuhan. Kecemaran bukan hanya melibatkan tindakan fisik, tetapi juga mencakup hal-hal yang ada dalam pikiran kita—fantasi, niat jahat, atau hasrat yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.

Banyak dari kecemaran ini muncul dari pikiran kita, yang kemudian mendorong kita untuk bertindak di luar kehendak Tuhan. Oleh karena itu, Paulus memerintahkan agar kecemaran ini dimatikan, dan kita harus menjaga pikiran kita tetap suci dan selaras dengan Firman Tuhan.

C. Hawa Nafsu (Pathos)

Hawa nafsu, atau pathos dalam bahasa Yunani, merujuk pada dorongan yang kuat untuk memuaskan keinginan fisik, terutama yang berhubungan dengan hasrat seksual. Ini adalah dorongan yang tidak terkendali, yang sering kali membawa seseorang pada dosa seksual dan moral. Hawa nafsu tidak hanya merusak orang yang terlibat di dalamnya, tetapi juga menghancurkan hubungan dengan Tuhan dan sesama.

Yesus sendiri mengajarkan pentingnya menjaga pikiran dan hati kita dari hawa nafsu. Dalam Matius 5:28, Ia berkata bahwa siapa pun yang memandang seorang wanita dengan nafsu sudah berzina dengannya di dalam hatinya. Ini menunjukkan betapa seriusnya dosa ini di mata Tuhan, dan betapa pentingnya bagi kita untuk mematikan hawa nafsu dan menjaga kemurnian hati.

D. Keinginan yang Jahat (Epithumia Kakos)

Keinginan yang jahat, atau epithumia kakos dalam bahasa Yunani, merujuk pada hasrat atau keinginan yang tidak sejalan dengan kehendak Allah. Ini mencakup segala bentuk keinginan yang merusak, baik itu keserakahan, ambisi yang egois, atau nafsu untuk hal-hal duniawi. Keinginan yang jahat sering kali menjadi akar dari banyak dosa lain, karena ketika keinginan ini dibiarkan, mereka mendorong kita untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan perintah Tuhan.

Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan meninggalkan segala keinginan yang dapat menjauhkan kita dari-Nya. Dalam Galatia 5:16, Paulus menyuruh kita untuk "hidup oleh Roh" sehingga kita tidak menuruti keinginan daging. Hanya dengan hidup dalam tuntunan Roh Kudus, kita dapat mematikan keinginan yang jahat ini.

E. Keserakahan (Pleonexia)

Keserakahan, atau pleonexia dalam bahasa Yunani, adalah keinginan yang tidak pernah puas akan lebih banyak, terutama dalam hal materi. Paulus menyamakan keserakahan dengan penyembahan berhala karena keserakahan mengalihkan hati kita dari Tuhan dan mengarahkan perhatian kita kepada harta benda atau hal-hal duniawi. Ketika seseorang diperbudak oleh keserakahan, ia menempatkan harta atau keinginan materi di atas Tuhan.

Yesus memperingatkan tentang bahaya keserakahan dalam Lukas 12:15, di mana Ia berkata, "Waspadalah dan berjaga-jagalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari kekayaannya." Keserakahan adalah jebakan yang dapat menghancurkan kehidupan rohani kita, dan karena itu, kita harus mematikannya.

2. Mengapa Harus Dimatikan? (Kolose 3:6)

Setelah memberikan daftar sifat-sifat duniawi yang harus dimatikan, Paulus memberikan alasan kuat mengapa hal ini penting: “Hal-hal inilah yang menyebabkan murka Allah sedang datang” (Kolose 3:6). Dosa-dosa yang disebutkan Paulus tidak hanya merusak hubungan kita dengan Tuhan, tetapi juga menarik murka-Nya.

A. Murka Allah Terhadap Dosa

Murka Allah adalah respons yang adil terhadap dosa. Allah yang kudus tidak dapat mentoleransi dosa, dan setiap dosa membawa konsekuensi. Dalam Roma 1:18, Paulus menulis bahwa murka Allah dinyatakan terhadap semua kefasikan dan kelaliman manusia. Dosa-dosa seperti percabulan, kecemaran, dan keserakahan adalah bentuk pemberontakan melawan Allah, dan tanpa pertobatan, mereka akan membawa manusia pada hukuman.

Sebagai orang percaya, kita diselamatkan oleh anugerah melalui iman kepada Yesus Kristus. Namun, hal ini tidak berarti kita dapat terus hidup dalam dosa. Sebaliknya, kita dipanggil untuk meninggalkan kehidupan lama dan hidup dalam ketaatan kepada Tuhan. Mematikan sifat-sifat duniawi adalah bagian dari proses ini.

B. Hidup Baru dalam Kristus

Ketika kita menerima Kristus sebagai Juruselamat, kita menerima hidup baru di dalam Dia. Ini berarti kita tidak lagi hidup seperti dulu, tetapi hidup dalam kekudusan dan kebenaran. Dalam 2 Korintus 5:17, Paulus menulis, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”

Mematikan sifat-sifat duniawi adalah bagian dari proses pertumbuhan rohani kita. Ini adalah bukti bahwa kita telah meninggalkan kehidupan lama dan sekarang hidup sebagai ciptaan baru dalam Kristus. Dosa-dosa yang dulu kita lakukan sekarang harus dimatikan, dan kita harus mengejar kekudusan dalam setiap aspek kehidupan kita.

3. Dahulu, Kamu Hidup dalam Dosa (Kolose 3:7)

Dalam ayat 7, Paulus mengingatkan jemaat di Kolose bahwa dahulu mereka juga hidup dalam dosa-dosa ini: “Dahulu, kamu juga melakukannya ketika kamu masih hidup di dalamnya.” Ini menunjukkan bahwa sebelum mereka mengenal Kristus, mereka hidup dalam kegelapan dan melakukan perbuatan-perbuatan yang sekarang mereka harus tinggalkan.

A. Kehidupan Lama Tanpa Kristus

Sebelum menerima Kristus, kita semua hidup dalam kegelapan, mengikuti keinginan daging dan pikiran kita yang jahat. Efesus 2:1-3 menggambarkan bagaimana kita dahulu mati dalam pelanggaran dan dosa, hidup mengikuti arus dunia ini dan keinginan daging kita. Tanpa Kristus, kita tidak memiliki kuasa untuk melawan dosa, dan kita diperbudak oleh sifat-sifat duniawi ini.

Namun, ketika kita menerima Kristus, kita dibebaskan dari perbudakan dosa. Roma 6:6-7 mengatakan bahwa "tubuh dosa kita telah dibinasakan, sehingga kita tidak lagi diperbudak oleh dosa." Hidup baru yang kita miliki di dalam Kristus memberi kita kuasa untuk mematikan dosa dan hidup dalam ketaatan kepada Tuhan.

B. Panggilan untuk Hidup Baru

Meskipun kita dulu hidup dalam dosa, sekarang kita dipanggil untuk hidup dalam kekudusan. Proses mematikan dosa adalah bagian dari pertumbuhan rohani kita, di mana kita meninggalkan kehidupan lama kita dan mengenakan kehidupan baru dalam Kristus. Ini adalah bagian dari transformasi yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita melalui Roh Kudus.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk terus menerus mengarahkan hati kita kepada Tuhan dan mematikan setiap dosa yang masih ada dalam diri kita. Ini bukan proses yang instan, tetapi memerlukan kesetiaan dan kerjasama dengan Roh Kudus yang bekerja dalam hidup kita.

Kesimpulan: Mematikan Sifat Duniawi untuk Hidup dalam Kristus

Kolose 3:5-7 mengajarkan kepada kita betapa pentingnya mematikan sifat-sifat duniawi yang masih ada dalam diri kita. Sebagai orang percaya yang telah menerima hidup baru di dalam Kristus, kita dipanggil untuk meninggalkan kehidupan lama kita dan hidup dalam kekudusan dan kebenaran. Dosa-dosa seperti percabulan, kecemaran, hawa nafsu, keinginan jahat, dan keserakahan tidak hanya merusak hubungan kita dengan Tuhan, tetapi juga menarik murka-Nya.

Sebagai ciptaan baru di dalam Kristus, kita memiliki kuasa untuk mematikan dosa dan hidup dalam ketaatan kepada Tuhan. Ini adalah panggilan kita sebagai orang percaya—untuk terus bertumbuh dalam kekudusan dan menjauhkan diri dari segala bentuk dosa yang menghalangi kita dari hubungan yang intim dengan Tuhan.

Next Post Previous Post