Kondisi Penebusan Akhir dalam Kristus: Kolose 1:23
Pendahuluan:
Kitab Kolose adalah salah satu surat Paulus yang ditulis untuk jemaat di Kolose, sebuah kota kecil di Asia Kecil (sekarang Turki). Dalam surat ini, Paulus menekankan supremasi Kristus dan kepenuhan-Nya dalam segala hal, serta bagaimana Kristus memerintah atas seluruh ciptaan dan gereja. Salah satu bagian yang menarik perhatian adalah Kolose 1:23, yang berbicara mengenai kondisi penebusan akhir dalam Kristus. Ayat ini menyatakan:
Ayat ini menekankan bahwa penebusan dan rekonsiliasi kita dengan Allah melalui Kristus bersyarat pada kesetiaan kita dalam iman. Melalui artikel ini, kita akan mengeksplorasi beberapa aspek penting dari Kolose 1:23 dan apa yang diajarkan oleh ayat ini mengenai kondisi penebusan akhir dalam Kristus.
1. Konteks Kolose 1:23
Sebelum membahas lebih jauh mengenai Kolose 1:23, penting untuk memahami konteks yang lebih luas. Surat Kolose pada pasal pertama dimulai dengan pujian terhadap Kristus sebagai gambar Allah yang tidak kelihatan, yang melalui-Nya segala sesuatu diciptakan (Kolose 1:15-16). Paulus menekankan bahwa Kristus adalah kepala dari segala ciptaan, dan melalui-Nya Allah berdamai dengan segala sesuatu, baik yang ada di bumi maupun di surga, oleh darah salib-Nya (Kolose 1:20).
Kemudian, Paulus mengingatkan jemaat di Kolose tentang kondisi mereka sebelum menerima Kristus. Sebelum bertobat, mereka adalah musuh Allah, terasing dan jauh dari-Nya karena perbuatan dosa (Kolose 1:21). Namun, melalui kematian Kristus, mereka telah diperdamaikan dan sekarang dipanggil untuk hidup suci dan tanpa cela di hadapan Allah (Kolose 1:22).
Dalam konteks ini, Kolose 1:23 muncul sebagai peringatan dan dorongan. Paulus mengingatkan jemaat bahwa rekonsiliasi mereka dengan Allah dan penebusan dalam Kristus bergantung pada keteguhan mereka dalam iman. Penebusan akhir hanya dapat tercapai jika mereka tetap teguh dalam pengharapan Injil dan tidak bergeser dari kebenaran yang telah mereka terima.
2. Iman yang Teguh sebagai Kondisi Penebusan Akhir
Kalimat pertama dari Kolose 1:23, "asalkan kamu tetap berpegang teguh pada iman," menyiratkan bahwa ada kondisi yang harus dipenuhi untuk mencapai penebusan akhir. Keselamatan yang diterima melalui Kristus tidak hanya bersifat satu kali saja, tetapi menuntut ketekunan dan kesetiaan dalam hidup orang percaya.
Dalam pemahaman Paulus, iman bukanlah sesuatu yang statis atau sekali jadi, tetapi merupakan proses yang dinamis. Iman adalah hubungan yang terus-menerus dengan Allah, di mana orang percaya dipanggil untuk terus-menerus mempercayai, mengikuti, dan menaati Kristus. Penebusan dalam Kristus sudah diberikan melalui kasih karunia-Nya, namun keselamatan itu juga menuntut tanggapan aktif dari pihak manusia.
Penggunaan kata "tetap" dalam "tetap berpegang teguh pada iman" menekankan bahwa iman harus bertahan dari segala ujian, tantangan, dan godaan dunia. Paulus tidak hanya menyarankan keyakinan awal yang kuat, tetapi juga ketekunan dalam iman sepanjang hidup. Dalam konteks jemaat Kolose, mungkin mereka sedang menghadapi ajaran-ajaran sesat atau pengaruh yang berusaha menarik mereka menjauh dari Injil Kristus. Oleh karena itu, Paulus menekankan pentingnya kesetiaan yang berkelanjutan.
3. Teguh dan Tidak Tergoncangkan dalam Iman
Frasa "tetap teguh dan tidak tergoncangkan" dalam Kolose 1:23 mempertegas kebutuhan akan ketetapan hati dan keyakinan yang kokoh dalam menghadapi segala rintangan. Kata "teguh" (bahasa Yunani: hedraios) berarti tetap stabil atau tidak berubah. Dalam kehidupan iman, stabilitas ini mengacu pada kepercayaan yang mantap pada kebenaran Injil.
Tidak tergoncangkan (bahasa Yunani: metakineo) secara harfiah berarti tidak mudah dipindahkan atau digeser. Dalam konteks ini, Paulus mengajarkan bahwa iman harus kokoh seperti fondasi yang tidak dapat digoncangkan oleh badai kehidupan, baik itu penganiayaan, pencobaan, maupun ajaran palsu.
Dalam surat-suratnya, Paulus sering kali menggunakan metafora kehidupan Kristen sebagai perlombaan atau pertandingan yang membutuhkan ketekunan. Di tempat lain, ia menyatakan, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman" (2 Timotius 4:7). Di sini, kita melihat bahwa pemeliharaan iman hingga akhir adalah syarat penting bagi mereka yang ingin menerima mahkota kehidupan.
4. Pengharapan dalam Injil
Paulus melanjutkan dengan mengingatkan jemaat Kolose agar "tidak bergeser dari pengharapan Injil yang telah kamu dengar." Pengharapan Injil yang dimaksud adalah janji keselamatan dan kehidupan kekal dalam Kristus, yang telah diberitakan kepada mereka sejak awal.
Injil memberikan pengharapan yang pasti bagi orang percaya. Pengharapan ini bukan sekadar angan-angan atau optimisme kosong, tetapi suatu keyakinan yang kuat akan pemenuhan janji Allah. Paulus ingin menekankan kepada jemaat Kolose bahwa mereka tidak boleh terpengaruh oleh ajaran lain yang mungkin mencoba menggantikan atau merendahkan pengharapan mereka dalam Injil Kristus. Injil adalah dasar keselamatan dan pengharapan mereka, dan tidak ada yang boleh menggoyahkan kepercayaan mereka akan hal itu.
Dalam kehidupan orang percaya, pengharapan Injil memberikan kekuatan untuk menghadapi penderitaan, pencobaan, dan kesulitan. Injil menjanjikan penebusan akhir di mana umat Allah akan sepenuhnya dipulihkan dan dibebaskan dari segala dosa dan kematian. Oleh karena itu, Paulus menegaskan bahwa jemaat tidak boleh bergeser atau berpaling dari pengharapan ini. Hanya dengan memelihara pengharapan dalam Injil, orang percaya dapat mencapai penebusan akhir dalam Kristus.
5. Injil yang Diberitakan di Seluruh Dunia
Frasa "yang telah dikhotbahkan di seluruh makhluk di bawah langit" dalam Kolose 1:23 mungkin terdengar hiperbolis, tetapi sebenarnya menunjukkan bahwa Injil telah melampaui batas-batas geografis dan etnis. Pada masa Paulus, Injil sedang menyebar dengan cepat ke berbagai bangsa dan budaya. Pesan keselamatan melalui Kristus bukan hanya untuk orang Yahudi, tetapi juga untuk semua bangsa di bawah langit. Injil adalah kabar baik bagi seluruh ciptaan.
Pernyataan ini juga memiliki dimensi eskatologis, yaitu menunjuk pada misi Allah untuk mendamaikan seluruh ciptaan melalui Kristus (Kolose 1:20). Dalam Kristus, Allah memulihkan segala sesuatu yang telah rusak akibat dosa, dan Injil adalah sarana di mana berita tentang rekonsiliasi ini disebarkan ke seluruh dunia.
6. Pelayanan Paulus sebagai Teladan Kesetiaan dalam Injil
Pada akhir ayat, Paulus menyatakan bahwa dia telah menjadi pelayan Injil. Hal ini memperkuat bahwa Injil yang diberitakan Paulus adalah Injil yang benar dan otoritatif. Paulus, sebagai rasul yang dipanggil langsung oleh Kristus, menegaskan bahwa Injil yang dia bawa kepada jemaat Kolose adalah berita yang dapat mereka andalkan dan pegang teguh.Pelayanan Paulus sebagai pelayan Injil juga menunjukkan teladan bagaimana orang percaya harus hidup. Meskipun Paulus menghadapi banyak penderitaan, penolakan, dan penganiayaan karena pemberitaan Injil, dia tetap teguh dalam imannya. Dalam banyak suratnya, Paulus berbicara tentang penderitaan yang dia alami demi Kristus, tetapi dia juga berbicara tentang sukacita yang dia rasakan karena dapat melayani Tuhan dan umat-Nya.
Baca Juga: Pekerjaan Mediasi Kristus: Pendamaian Melalui Salib (Kolose 1:20-22)
7. Penebusan Akhir dalam Kristus: Panggilan bagi Gereja Masa Kini
Kolose 1:23 memiliki relevansi yang besar bagi gereja masa kini. Sama seperti jemaat Kolose pada masa itu, gereja di era modern juga menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam maupun dari luar. Pengaruh sekularisme, materialisme, relativisme moral, serta berbagai ajaran palsu yang dapat menggoyahkan iman orang percaya terus meningkat. Di tengah semua ini, pesan Paulus dalam Kolose 1:23 tetap relevan: iman yang teguh, kesetiaan, dan pengharapan dalam Injil adalah kunci untuk mencapai penebusan akhir dalam Kristus.
Pesan ini menantang setiap orang percaya untuk tidak hanya mengandalkan pengalaman awal iman atau perasaan emosional sesaat, tetapi untuk membangun kehidupan iman yang kokoh, didasarkan pada kebenaran firman Tuhan. Iman haruslah seperti fondasi yang kuat yang tidak akan goyah ketika badai kehidupan datang. Gereja dipanggil untuk tetap berakar dalam pengharapan Injil, memberitakan kebenaran Kristus dengan setia, dan tetap tidak tergoyahkan oleh pengaruh dunia.
Selain itu, kita juga diingatkan bahwa Injil adalah kabar baik bagi seluruh dunia. Misi gereja adalah untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa dan mengajak orang-orang untuk masuk ke dalam persekutuan dengan Allah melalui Kristus. Ketika kita tetap setia dalam misi ini dan terus memelihara pengharapan dalam Kristus, kita dapat yakin bahwa penebusan akhir akan tercapai di dalam Dia.
8. Kesimpulan
Kolose 1:23 memberikan pesan yang sangat penting mengenai kondisi penebusan akhir dalam Kristus. Keselamatan yang telah dianugerahkan melalui karya Kristus di kayu salib adalah momen yang menentukan dalam sejarah, tetapi pencapaiannya yang penuh dalam hidup setiap orang percaya menuntut ketekunan dalam iman, kesetiaan yang tak tergoyahkan, dan pengharapan yang kokoh dalam Injil.
Paulus menekankan bahwa rekonsiliasi kita dengan Allah, yang sudah diberikan melalui darah Kristus, tetap bergantung pada bagaimana kita menjalani hidup kita dalam iman. Ini bukanlah bentuk keselamatan berdasarkan usaha, tetapi pengingat bahwa iman yang sejati selalu menghasilkan ketekunan hingga akhir. Sebagaimana Paulus telah memberikan teladan sebagai pelayan Injil yang setia, gereja masa kini juga dipanggil untuk menjalani hidup dalam kesetiaan kepada Kristus dan tetap setia dalam pengharapan Injil.
Oleh karena itu, marilah kita, sebagai orang percaya, tetap teguh dalam iman kita, tidak tergoyahkan oleh pengaruh dunia, dan selalu berakar dalam Injil Kristus, sehingga kita dapat mencapai penebusan akhir yang telah dijanjikan kepada kita di dalam Dia.