1 Timotius 6:11-14: Sepuluh Perintah untuk Hidup dalam Kebenaran
Pendahuluan:
Dalam 1 Timotius 6:11-14, Rasul Paulus memberikan nasihat yang sangat berharga kepada Timotius, seorang pemimpin muda gereja, tentang bagaimana menjalani hidup Kristen yang setia di tengah berbagai tantangan. Di ayat-ayat ini, Paulus memberikan sepuluh perintah atau amanat untuk hidup dalam kebenaran, yang meneguhkan peran dan tanggung jawab seorang pemimpin rohani.Artikel ini akan membahas perintah-perintah ini, makna teologisnya, dan relevansi amanat tersebut bagi setiap orang percaya, khususnya mereka yang melayani dalam kepemimpinan Kristen.
1. Konteks 1 Timotius 6:11-14: Panggilan untuk Hidup Kudus dan Setia
a. Surat Paulus kepada Timotius dan Tugasnya sebagai Pemimpin Gereja
Surat 1 Timotius ditulis Paulus untuk menasihati Timotius yang sedang melayani di Efesus, sebuah kota yang penuh dengan tantangan teologis dan moral. Paulus memberikan nasihat yang jelas agar Timotius dapat menjalani perannya dengan bijaksana, menghadapi ajaran palsu, dan menjaga integritas pribadi serta jemaat yang dipimpinnya. The Gospel According to Paul oleh John MacArthur menyatakan bahwa Paulus melihat Timotius bukan hanya sebagai murid, tetapi juga sebagai penerus misi penginjilan yang membutuhkan arahan dan dukungan untuk menghadapi godaan dunia.
b. Konteks Tantangan terhadap Ajaran dan Moral di Efesus
Efesus adalah pusat perdagangan dan pemujaan berhala, di mana berbagai filsafat dan ajaran palsu berkembang. Banyak pengajar palsu yang menyimpangkan kebenaran, serta godaan materi dan kesenangan duniawi yang merusak iman orang percaya. Dalam konteks ini, Paulus menasihati Timotius untuk menjaga diri dari hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran Kristus dan tetap setia pada panggilannya.
2. Sepuluh Perintah kepada Timotius dalam 1 Timotius 6:11-14
Dalam 1 Timotius 6:11-14, Paulus memberikan sepuluh perintah penting kepada Timotius, yang mencakup hal-hal yang harus dihindari, hal-hal yang harus dikejar, dan komitmen yang harus dipegang teguh dalam hidup dan pelayanannya.
1. Jauhilah Hal-hal Itu
Paulus memulai amanatnya dengan mengatakan, “Tetapi engkau, hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu” (1 Timotius 6:11). "Hal-hal itu" mengacu pada ajaran palsu, keserakahan, dan keinginan duniawi yang disebutkan sebelumnya dalam pasal ini. Paulus menekankan pentingnya memisahkan diri dari pengaruh negatif yang bisa merusak iman dan karakter seseorang. Knowing God oleh J.I. Packer mengingatkan bahwa untuk hidup dalam kebenaran, orang percaya harus menjauh dari hal-hal yang dapat menjauhkan mereka dari Allah.
2. Kejar Kebenaran
Paulus mendorong Timotius untuk “mengejar kebenaran” sebagai prioritas hidup. Mengejar kebenaran berarti hidup dengan keadilan, yang mencerminkan sifat Allah yang adil. Systematic Theology oleh Wayne Grudem menjelaskan bahwa kebenaran adalah kesesuaian dengan karakter Allah dan kehendak-Nya. Bagi seorang pemimpin rohani, mengejar kebenaran berarti menjaga integritas dan menunjukkan keteladanan.
3. Kejar Kesalehan
Kesalehan adalah kehidupan yang didedikasikan sepenuhnya kepada Allah, yang mencerminkan kesucian dan ketaatan kepada-Nya. Dalam The Pursuit of God oleh A.W. Tozer, dijelaskan bahwa kesalehan adalah tanda dari hubungan yang intim dengan Tuhan. Paulus mendorong Timotius untuk menjadikan kesalehan sebagai tujuan hidup yang utama, yang akan menjaga hubungannya dengan Allah tetap hidup dan bertumbuh.
4. Kejar Iman
Iman adalah dasar dari hidup Kristen. Mengejar iman berarti mempercayai Allah dengan sepenuh hati dalam setiap situasi dan tetap setia meskipun menghadapi kesulitan. Menurut The Cost of Discipleship oleh Dietrich Bonhoeffer, iman adalah komitmen untuk mengikuti Kristus, bahkan ketika itu berarti mengorbankan kenyamanan dan keamanan. Paulus menasihati Timotius untuk memperkuat imannya sebagai landasan dalam pelayanan.
5. Kejar Kasih
Kasih adalah esensi dari karakter Kristen, yang menunjukkan sikap peduli dan memperhatikan kebutuhan orang lain. Dalam 1 Korintus 13, Paulus menjelaskan bahwa tanpa kasih, segala usaha dan pelayanan tidak bernilai. Dalam The Knowledge of the Holy oleh A.W. Tozer, dikatakan bahwa kasih adalah sifat Allah yang paling utama, yang harus tercermin dalam diri orang percaya.
6. Kejar Kesabaran
Kesabaran adalah kemampuan untuk bertahan dalam ujian dan pencobaan. Ini adalah bagian dari buah Roh yang disebutkan dalam Galatia 5:22-23. Dalam The Epistle of James karya Douglas J. Moo, kesabaran dijelaskan sebagai tanda dari iman yang kokoh, yang bertahan meskipun dalam penderitaan dan kesulitan. Paulus mengajarkan bahwa kesabaran adalah kebajikan penting yang membantu Timotius untuk tetap setia dan tidak mudah menyerah.
7. Kejar Kelemah-lembutan
Kelemah-lembutan adalah sikap hati yang lembut dan rendah hati, yang mau menerima kritik dan belajar dari kesalahan. Mere Christianity oleh C.S. Lewis menyatakan bahwa kelemah-lembutan adalah sikap rendah hati yang mencerminkan Kristus, yang lemah lembut dan penuh kasih. Paulus menasihati Timotius untuk memiliki sikap ini, yang penting dalam pelayanan, khususnya ketika menghadapi konflik atau kritik.
8. Berjuanglah dalam Pertandingan Iman yang Baik
Paulus menggunakan metafora pertandingan untuk menggambarkan kehidupan Kristen sebagai perjuangan yang memerlukan ketekunan dan ketangguhan. Berjuang dalam iman berarti melawan godaan dan pengaruh negatif dunia ini. Dalam The Pilgrim’s Progress oleh John Bunyan, kehidupan Kristen digambarkan sebagai perjalanan yang penuh tantangan. Paulus ingin Timotius memiliki semangat juang yang kuat dalam mempertahankan iman.
9. Genggamlah Hidup yang Kekal
Paulus memerintahkan Timotius untuk “menggenggam hidup yang kekal” (1 Timotius 6:12). Hidup kekal bukan hanya tentang masa depan, tetapi juga kualitas hidup di masa sekarang yang sesuai dengan kehendak Allah. Institutes of the Christian Religion oleh John Calvin mengajarkan bahwa hidup kekal dimulai sejak kita percaya kepada Kristus dan hidup dalam persekutuan dengan Allah. Timotius diingatkan untuk hidup dengan perspektif kekekalan sebagai pendorong dalam setiap tindakannya.
10. Taatilah Perintah dengan Setia dan Tanpa Cela
Paulus menutup amanatnya dengan memerintahkan Timotius untuk “menaati perintah dengan setia dan tanpa cela” sampai kedatangan Kristus (1 Timotius 6:14). Ini menunjukkan komitmen untuk hidup dalam ketaatan yang penuh kepada firman Allah tanpa kompromi. The Holiness of God oleh R.C. Sproul menjelaskan bahwa hidup yang taat adalah tanda kekudusan yang mencerminkan karakter Allah. Bagi Timotius, ketaatan berarti menjaga kesucian hidup dan pelayanan hingga akhir.
3. Makna Teologis dari Amanat Paulus kepada Timotius
a. Hidup dalam Kekudusan dan Pengudusan
Amanat Paulus kepada Timotius menekankan pentingnya hidup dalam kekudusan dan terus-menerus mengalami proses pengudusan. Hidup yang kudus adalah panggilan setiap orang percaya, di mana mereka diundang untuk semakin menyerupai Kristus. Dalam The Pursuit of Holiness oleh Jerry Bridges, pengudusan dijelaskan sebagai proses di mana Roh Kudus bekerja dalam hidup kita untuk menghilangkan dosa dan menumbuhkan karakter yang mencerminkan Allah.
b. Iman sebagai Dasar Kehidupan Kristen
Iman bukan hanya sebuah keyakinan intelektual tetapi dasar dari kehidupan Kristen yang sesungguhnya. Berjuang dalam pertandingan iman adalah metafora untuk menunjukkan bahwa iman harus diperjuangkan dan dipertahankan di tengah tantangan dunia. Desiring God oleh John Piper menegaskan bahwa iman yang sejati menghasilkan kesetiaan dalam mengikuti Kristus dan keteguhan dalam menjalani hidup sesuai kehendak Allah.
c. Panggilan untuk Mengasihi dengan Tulus
Kasih adalah perintah utama dalam kekristenan. Kasih kepada Allah dan sesama merupakan tanda dari hidup yang diperbaharui oleh Roh Kudus. The Four Loves karya C.S. Lewis menggambarkan bahwa kasih adalah fondasi dari semua hubungan Kristen dan sumber utama dari segala perbuatan baik. Paulus menasihati Timotius untuk hidup dalam kasih yang tulus, sebagai bentuk pengabdian kepada Allah dan pelayanan kepada sesama.
4. Relevansi Amanat Paulus bagi Kehidupan Kristen Modern
Perintah-perintah yang Paulus berikan kepada Timotius tetap relevan bagi orang Kristen saat ini, terutama bagi mereka yang melayani dalam kepemimpinan gereja atau komunitas.
a. Menjaga Integritas di Tengah Tantangan Moral
Dalam dunia modern yang penuh godaan, orang Kristen harus menjaga integritas mereka dan menjauhkan diri dari pengaruh negatif. Integritas mencakup kejujuran, ketulusan, dan konsistensi dalam menjalankan iman. Celebration of Discipline oleh Richard Foster menekankan pentingnya disiplin rohani untuk mempertahankan hidup yang setia dan tidak tercemar oleh dunia.
b. Berjuang dalam Iman di Tengah Godaan Materialisme
Saat ini, banyak orang tergoda oleh keinginan duniawi dan materialisme. Paulus mengingatkan bahwa hidup yang dipersembahkan kepada Allah berarti menempatkan prioritas pada hal-hal rohani dan bukan duniawi. Orang Kristen harus terus-menerus berjuang dalam iman, berfokus pada hal-hal yang kekal dan bukan yang sementara.
c. Mencintai dan Melayani Sesama dengan Kasih
Kasih kepada sesama adalah inti dari hidup Kristen. Melayani sesama dengan kasih yang tulus adalah tanda dari hidup yang telah diperbaharui oleh Kristus. Kasih ini mencakup perhatian kepada orang yang lemah, mereka yang membutuhkan, dan menunjukkan kasih Kristus melalui tindakan nyata.
d. Berpegang Teguh pada Hidup Kekal dalam Perspektif Kekristenan
Berpegang pada hidup kekal berarti hidup dengan perspektif kekekalan, di mana segala sesuatu yang kita lakukan diarahkan untuk memuliakan Tuhan. Perspektif ini membantu orang Kristen tetap setia dan tidak tergoyahkan oleh godaan dunia. The Treasure Principle oleh Randy Alcorn mengajarkan bahwa hidup dengan pandangan kekekalan memberi arti dan tujuan yang sejati, menjadikan Kristus sebagai pusat hidup.
Kesimpulan
Amanat Paulus kepada Timotius dalam 1 Timotius 6:11-14 memberikan sepuluh perintah penting yang mencakup hidup dalam kebenaran, menjaga kekudusan, dan berkomitmen penuh kepada Kristus. Paulus mengingatkan Timotius bahwa untuk hidup sebagai hamba Tuhan, ia harus menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, mengejar karakter yang sesuai dengan panggilan ilahi, dan hidup dengan kesetiaan hingga kedatangan Kristus.
Perintah-perintah ini tidak hanya ditujukan bagi Timotius, tetapi juga bagi semua orang percaya. Hidup dalam iman, kasih, kesabaran, dan ketaatan kepada firman Allah adalah panggilan setiap orang Kristen. Dalam dunia modern yang penuh tantangan, amanat Paulus mengajarkan kita untuk hidup dengan integritas, mengasihi sesama, dan berfokus pada hidup yang kekal di dalam Kristus.
Dengan menjalankan perintah-perintah ini, kita dapat menjadi saksi yang hidup dari kebenaran Injil dan membawa dampak positif bagi dunia di sekitar kita. Amanat kepada Timotius menjadi teladan bagi kita semua dalam menjalani hidup yang berkenan kepada Tuhan, menjaga kesetiaan kita, dan berjuang dalam iman hingga akhir hayat.