Karya Pra-inkarnasi Kristus: Yohanes 1:3-5

Pendahuluan:

Dalam Yohanes 1:3-5, kita menemukan pengajaran mendalam tentang peran Yesus Kristus sebelum inkarnasi-Nya, yaitu sebelum Ia lahir sebagai manusia. Ayat ini berbunyi:

"Segala sesuatu diciptakan melalui Dia. Tanpa Dia, segala sesuatu yang sudah ada ini tidak mungkin bisa ada. Di dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya dalam kegelapan, dan kegelapan tidak dapat menguasai-Nya."
Karya Pra-inkarnasi Kristus dalam Yohanes 1:3-5
Melalui pernyataan ini, Rasul Yohanes menyatakan tiga poin utama yang menggambarkan karya Yesus sebelum inkarnasi: (1) sebagai Pencipta, (2) sebagai sumber hidup, dan (3) sebagai terang yang mengalahkan kegelapan. Artikel ini akan meninjau ketiga aspek ini, termasuk implikasi teologisnya dan pandangan dari beberapa teolog ternama mengenai karya pra-inkarnasi Kristus. Dengan mengkaji ayat-ayat ini, kita dapat memahami posisi unik Yesus dalam ciptaan dan peran-Nya sebagai sumber segala sesuatu yang ada.

1. Kristus sebagai Pencipta (Yohanes 1:3)

Yohanes 1:3 menyatakan dengan tegas bahwa segala sesuatu yang ada diciptakan melalui Yesus, sang Firman: "Segala sesuatu diciptakan melalui Dia. Tanpa Dia, segala sesuatu yang sudah ada ini tidak mungkin bisa ada." Di sini, Yohanes ingin memperjelas bahwa Yesus bukan bagian dari ciptaan, tetapi justru Sang Pencipta. Dia adalah Firman Allah yang kekal, yang melampaui waktu dan ruang, dan menjadi agen utama dalam penciptaan seluruh alam semesta.

Dalam bukunya The Gospel According to John, F.F. Bruce menjelaskan bahwa pernyataan Yohanes ini tidak meninggalkan ruang untuk keraguan mengenai keilahian Yesus. “Yesus sebagai Firman adalah Pribadi yang bertindak dalam penciptaan, sama seperti Allah Bapa, yang mana segala sesuatu ada melalui Dia,” tulis Bruce. Bruce menunjukkan bahwa ayat ini juga mematahkan pandangan bahwa Yesus hanyalah manusia biasa atau makhluk ciptaan. Sebagai Firman, Yesus melampaui semua ciptaan, dan Dialah yang memungkinkan segalanya menjadi ada.

Teolog kontemporer lainnya, N.T. Wright, dalam Simply Jesus, juga mendukung pandangan ini dengan menegaskan bahwa penciptaan melalui Yesus menempatkan-Nya sebagai pusat dari segala sesuatu yang ada. Wright menjelaskan, “Yesus bukanlah bagian dari dunia yang diciptakan, melainkan Pencipta dan Pemiliknya. Oleh karena itu, segala yang ada, baik yang terlihat maupun yang tak terlihat, berasal dari Dia.” Wright memperlihatkan bahwa peran Yesus dalam penciptaan juga berarti bahwa segala sesuatu yang ada harus tunduk kepada-Nya sebagai Pencipta, dan seluruh ciptaan memiliki tujuan dalam rencana Allah yang lebih besar.

Selanjutnya, menurut Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics, peran Yesus sebagai pencipta tidak hanya mencakup penciptaan benda-benda fisik, tetapi juga termasuk hukum-hukum alam yang mengatur alam semesta. Bavinck menjelaskan bahwa “sebagai Firman, Yesus adalah penyalur dan penyebab dari segala sesuatu, baik benda maupun hukum yang mengatur mereka.” Bagi Bavinck, Yohanes 1:3 menegaskan bahwa kekuatan penciptaan dan pemeliharaan segala sesuatu dipegang oleh Kristus yang berkuasa, yang memiliki kendali atas segala eksistensi.

2. Kristus sebagai Sumber Hidup (Yohanes 1:4)

Yohanes melanjutkan dalam ayat 4 dengan menyatakan bahwa “di dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia.” Ayat ini mengajarkan bahwa hidup tidak dapat dipisahkan dari Kristus karena Dia adalah sumber utama dari segala kehidupan. Hidup yang disebutkan di sini tidak hanya mengacu pada kehidupan fisik tetapi juga kehidupan rohani yang mendalam, yang hanya bisa diberikan oleh Allah.

John Stott dalam The Epistles of John menulis bahwa hidup yang ada dalam Kristus adalah hidup yang melampaui hanya sekadar eksistensi, karena melibatkan hubungan yang kekal dengan Allah. “Hidup yang diberikan Yesus tidak hanya mencakup keberadaan, tetapi juga kualitas yang membawa makna bagi kehidupan manusia, yaitu hidup yang dipenuhi dengan hubungan dengan Sang Pencipta,” jelas Stott. Hidup yang ada di dalam Yesus adalah dasar dari iman Kristen, yang mengarahkan manusia pada hubungan yang benar dengan Allah.

Dallas Willard dalam The Divine Conspiracy juga menekankan bahwa hidup yang ada dalam Kristus memberikan pengharapan yang abadi bagi manusia. Willard menulis, “Kristus adalah sumber hidup, yang memberi kekuatan untuk menjalani hidup yang kudus dan penuh arti di dunia ini.” Hidup yang ada di dalam Yesus tidak hanya terbatas pada kehidupan setelah kematian, tetapi juga mempengaruhi bagaimana manusia hidup dalam kehidupan sekarang ini. Hidup yang diperoleh melalui Yesus membawa kekuatan dan pemulihan yang memungkinkan orang percaya untuk hidup dalam kebenaran dan damai sejahtera.

3. Kristus sebagai Terang yang Mengalahkan Kegelapan (Yohanes 1:5)

Yohanes 1:5 menyatakan bahwa “Terang itu bercahaya dalam kegelapan, dan kegelapan tidak dapat menguasai-Nya.” Terang di sini adalah Yesus, yang membawa kehadiran Allah ke dalam dunia yang penuh dosa dan kebodohan rohani. Yohanes menggambarkan kegelapan sebagai kondisi dunia tanpa kehadiran terang Allah, yang dipenuhi dengan dosa, kebingungan, dan ketidakbenaran.

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menjelaskan bahwa terang yang dibawa Kristus adalah terang kebenaran dan kehidupan yang mengungkapkan kegelapan dosa. “Terang Kristus menyingkapkan kebodohan manusia dalam kegelapan dosa, membawa mereka kepada pengenalan akan Allah yang benar,” tulis Calvin. Kehadiran terang Kristus mengungkapkan dosa-dosa manusia dan mengundang mereka untuk bertobat dan kembali kepada Allah.

Bagi Martin Luther, terang yang dibawa Kristus adalah cahaya yang membawa kehidupan dan pengharapan bagi mereka yang tinggal dalam kegelapan. Dalam salah satu khotbahnya tentang Injil Yohanes, Luther menyebut bahwa “Kristus, sebagai terang, memberikan kita akses kepada Allah, yang sebaliknya tidak akan dapat kita temui karena dosa-dosa kita.” Terang ini membuka jalan bagi manusia untuk keluar dari kegelapan dosa dan memperoleh kehidupan yang baru di dalam Kristus.

Selain itu, teolog R.C. Sproul dalam bukunya The Holiness of God menyoroti bahwa terang Kristus tidak dapat dikalahkan oleh kegelapan, yang menunjukkan kekuasaan Allah atas kejahatan dan dosa. Sproul menulis, “Terang Kristus adalah terang yang tidak dapat dipadamkan oleh kegelapan; kehadiran Allah yang kudus menghancurkan setiap bentuk kejahatan dan ketidakbenaran.” Sproul mengingatkan bahwa kegelapan di dunia ini tidak bisa mengalahkan terang Kristus, dan oleh sebab itu orang percaya memiliki harapan dan keberanian untuk hidup di tengah dunia yang rusak.

Implikasi Teologis Karya Pra-inkarnasi Kristus

Pemahaman mengenai karya pra-inkarnasi Kristus memberikan beberapa implikasi penting bagi kehidupan iman Kristen:

  • Pemahaman akan Keilahian Yesus: Dengan mengakui bahwa Yesus adalah Pencipta, sumber hidup, dan terang dunia, orang Kristen mengakui keilahian Yesus Kristus sepenuhnya. John Piper dalam Desiring God menulis bahwa “mengakui Yesus sebagai pencipta dan terang yang tidak bisa dikalahkan berarti kita menempatkan-Nya di posisi tertinggi, yaitu sebagai Tuhan dan Allah kita.” Menempatkan Yesus di posisi tertinggi memungkinkan kita untuk menjalani kehidupan yang terarah pada-Nya dan berpusat pada penyembahan kepada-Nya.

  • Jaminan Hidup yang Kekal: Jika Yesus adalah sumber kehidupan yang kekal, maka iman kepada-Nya memberikan jaminan bahwa kita memiliki kehidupan yang kekal bersama Allah. Pandangan ini diungkapkan oleh J.I. Packer dalam bukunya Knowing God, di mana ia menyebut bahwa “hidup kekal adalah hidup dalam kehadiran Allah yang penuh kasih melalui Yesus, yang memberikan kita jaminan akan keselamatan yang tidak pernah pudar.” Dengan hidup dalam terang Kristus, kita memiliki pengharapan kekal yang tidak akan pernah pudar.

  • Panggilan untuk Mencerminkan Terang Kristus: Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadi saksi dari terang Kristus dalam dunia yang gelap. Yesus berkata dalam Matius 5:14, “Kamu adalah terang dunia,” yang mengundang kita untuk mencerminkan terang Kristus kepada orang-orang di sekitar kita. Menurut Dietrich Bonhoeffer dalam The Cost of Discipleship, hidup dalam terang berarti “hidup dalam kesaksian yang benar, meninggalkan dosa, dan mengundang orang lain untuk mengalami kasih Allah.”

  • Penghiburan dalam Kuasa Kristus atas Kegelapan: Terang Kristus yang tidak bisa dikalahkan oleh kegelapan memberi kita penghiburan bahwa Allah selalu berkuasa atas segala kejahatan. Teolog seperti R.C. Sproul menekankan bahwa kuasa Kristus sebagai terang yang mengalahkan kegelapan merupakan sumber pengharapan dalam menghadapi berbagai kesulitan. Dengan terang Kristus, kita memiliki kepastian bahwa kejahatan tidak akan pernah mengalahkan Allah dan bahwa Dia akan menuntun kita melalui setiap kegelapan yang kita hadapi.

Kesimpulan

Yohanes 1:3-5 mengungkapkan kebenaran mendalam tentang Yesus Kristus sebagai Pencipta, sumber hidup, dan terang yang mengalahkan kegelapan. Sebagai Firman yang kekal, Yesus tidak hanya menciptakan segala sesuatu, tetapi juga menopang dan memberi hidup kepada segala sesuatu. Kehadiran-Nya dalam dunia ini adalah terang yang membawa kehidupan dan pengharapan bagi manusia yang hidup dalam kegelapan dosa.

Pemahaman ini menegaskan keilahian Yesus dan memanggil kita untuk hidup dalam hubungan yang benar dengan-Nya, sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Karya pra-inkarnasi Yesus menunjukkan kasih Allah yang kekal dan memberikan dasar bagi pengharapan iman Kristen. Hidup dalam terang-Nya berarti hidup dalam pengharapan yang kekal, mencerminkan kasih dan kebenaran Kristus kepada dunia.

Next Post Previous Post