Ketaatan Aktif dan Pasif Kristus
Pendahuluan:
Doktrin ketaatan aktif dan pasif Kristus adalah salah satu konsep penting dalam teologi Reformed. Doktrin ini menjelaskan bagaimana Kristus, melalui hidup-Nya yang sempurna dan kematian-Nya di kayu salib, memenuhi seluruh tuntutan hukum Allah dan membayar hukuman dosa manusia. Dengan kata lain, keselamatan kita didasarkan pada ketaatan sempurna Kristus kepada kehendak Allah, baik
dalam hidup maupun kematian-Nya.
1. Apa Itu Ketaatan Aktif dan Pasif Kristus?
Ketaatan Aktif Kristus
Ketaatan aktif Kristus merujuk pada kehidupan-Nya yang sepenuhnya taat kepada hukum Allah. Sepanjang hidup-Nya di dunia, Kristus menaati setiap perintah Allah dengan sempurna, baik dalam tindakan maupun sikap hati. Dia memenuhi seluruh tuntutan hukum Allah yang tidak dapat dipenuhi oleh manusia yang berdosa.
Ketaatan Pasif Kristus
Ketaatan pasif Kristus merujuk pada penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib, di mana Dia menanggung hukuman dosa umat manusia. Kata "pasif" tidak berarti bahwa Kristus tidak aktif, tetapi menunjuk pada kesediaan-Nya untuk menyerahkan diri-Nya kepada kehendak Allah, termasuk menerima penderitaan sebagai pengganti bagi manusia yang berdosa.
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa ketaatan aktif dan pasif Kristus tidak dapat dipisahkan, karena keduanya merupakan bagian dari satu karya penebusan yang utuh:
"Ketaatan aktif dan pasif Kristus bekerja bersama untuk memenuhi seluruh tuntutan hukum Allah dan memberikan keselamatan bagi umat-Nya."
2. Kebutuhan Akan Ketaatan Kristus
Kehancuran oleh Dosa
Sejak kejatuhan manusia dalam dosa (Kejadian 3), umat manusia tidak mampu memenuhi tuntutan hukum Allah. Roma 3:23 dengan jelas menyatakan:"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah."
John Calvin menegaskan bahwa dosa tidak hanya membuat manusia bersalah di hadapan Allah, tetapi juga menjadikan manusia tidak mampu untuk menaati hukum-Nya. Dalam Institutes of the Christian Religion, Calvin menulis:"Kita, dalam diri kita sendiri, tidak memiliki kebenaran apa pun yang dapat memenuhi tuntutan Allah; oleh karena itu, kita membutuhkan kebenaran yang sempurna yang hanya ditemukan dalam Kristus."
Hukum Allah yang Kudus
Hukum Allah adalah cerminan dari karakter-Nya yang kudus dan adil. Matius 5:17 mencatat perkataan Yesus:"Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya."
Hanya melalui ketaatan sempurna Kristus, hukum Allah dapat digenapi.
3. Ketaatan Aktif Kristus: Memenuhi Hukum Allah
Kristus menjalani kehidupan yang sepenuhnya taat kepada kehendak Allah. Dalam Yohanes 8:29, Yesus berkata:"Dan Ia yang telah mengutus Aku, menyertai Aku; Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa melakukan apa yang berkenan kepada-Nya."
Herman Bavinck, dalam Reformed Dogmatics, menekankan bahwa ketaatan aktif Kristus adalah dasar dari pembenaran umat-Nya. Dia menulis:"Kebenaran yang diperhitungkan kepada orang percaya adalah kebenaran Kristus, yang diperoleh melalui ketaatan-Nya yang sempurna terhadap hukum Allah."
Melalui ketaatan aktif-Nya, Kristus memenuhi syarat untuk menjadi pengganti yang sempurna bagi manusia.
4. Ketaatan Pasif Kristus: Menanggung Hukuman Dosa
Di kayu salib, Kristus menanggung hukuman dosa umat manusia. Yesaya 53:5 menyatakan:
"Tetapi Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepada-Nya, dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh."
Kematian Kristus adalah bentuk ketaatan pasif-Nya kepada kehendak Allah. Filipi 2:8 menegaskan:
"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."
Louis Berkhof menekankan bahwa melalui ketaatan pasif-Nya, Kristus memuaskan tuntutan keadilan Allah. Dia menulis:"Di kayu salib, Kristus memikul hukuman dosa yang seharusnya menjadi milik kita, sehingga kita dapat menerima pengampunan."
5. Perpaduan Ketaatan Aktif dan Pasif
Ketaatan aktif dan pasif Kristus adalah dua aspek yang tak terpisahkan dari karya penebusan-Nya. Dalam Roma 5:19, Paulus menulis:"Sebab sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar."
Kedua aspek ini bekerja bersama untuk memenuhi tuntutan hukum Allah:
- Melalui ketaatan aktif-Nya, Kristus memberikan kebenaran kepada kita.
- Melalui ketaatan pasif-Nya, Kristus membayar hukuman dosa kita.
John Calvin menegaskan pentingnya kedua aspek ini:"Kita dibenarkan bukan hanya oleh kematian Kristus, tetapi juga oleh hidup-Nya yang sempurna, karena hidup itu memberikan kebenaran yang diperhitungkan kepada kita."
6. Imputasi Kebenaran Kristus kepada Orang Percaya
Doktrin ketaatan aktif dan pasif Kristus berkaitan erat dengan doktrin pembenaran melalui iman. Dalam 2 Korintus 5:21, Paulus menulis:"Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."
Herman Bavinck menjelaskan bahwa kebenaran Kristus diperhitungkan kepada orang percaya sebagai dasar pembenaran mereka. Dia menulis:"Melalui imputasi kebenaran Kristus, orang percaya berdiri benar di hadapan Allah, bukan karena kebenaran mereka sendiri, tetapi karena kebenaran Kristus yang sempurna."
7. Dampak Ketaatan Kristus bagi Kehidupan Orang Percaya
Ketaatan Kristus tidak hanya memberikan keselamatan, tetapi juga menjadi teladan bagi kehidupan orang percaya. Dalam 1 Petrus 2:21, kita diingatkan:"Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu supaya kamu mengikuti jejak-Nya."
Martyn Lloyd-Jones menekankan bahwa kehidupan orang percaya harus mencerminkan ketaatan Kristus. Dia berkata:"Kehidupan Kristen adalah panggilan untuk meneladani Kristus dalam ketaatan kepada kehendak Allah, baik dalam kehidupan maupun dalam penderitaan."
8. Ketaatan Kristus dan Kasih Karunia Allah
Karya Kristus sepenuhnya berdasarkan kasih karunia Allah. Efesus 2:8-9 menyatakan:"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."
Ketaatan Kristus adalah pemberian kasih karunia Allah bagi umat manusia yang tidak layak. Louis Berkhof menegaskan bahwa keselamatan kita sepenuhnya bergantung pada karya Kristus:"Tidak ada yang dapat kita tambahkan pada ketaatan Kristus; keselamatan kita sepenuhnya bergantung pada kasih karunia-Nya."
9. Tantangan terhadap Doktrin Ketaatan Kristus
Sepanjang sejarah gereja, doktrin ketaatan aktif dan pasif Kristus telah menghadapi berbagai tantangan. Beberapa menolak gagasan bahwa ketaatan aktif Kristus diperlukan untuk pembenaran, sementara yang lain meremehkan pentingnya ketaatan pasif-Nya.
Herman Bavinck memperingatkan bahwa menolak salah satu aspek ini akan merusak pemahaman kita tentang keselamatan. Dia menulis:"Tanpa ketaatan aktif dan pasif Kristus, tidak ada dasar yang kokoh bagi pembenaran dan pengampunan dosa."
10. Ketaatan Kristus: Karya Penebusan yang Sempurna
Ketaatan aktif dan pasif Kristus adalah inti dari karya penebusan yang sempurna. Melalui hidup-Nya yang sempurna dan kematian-Nya yang menggantikan, Kristus memberikan keselamatan yang tidak dapat diperoleh oleh manusia sendiri.
John Calvin merangkum doktrin ini dengan indah:"Kristus, melalui hidup dan kematian-Nya, telah memenuhi segala tuntutan hukum Allah, sehingga kita yang percaya kepada-Nya dapat berdiri di hadapan Allah sebagai orang yang benar."
Kesimpulan
Ketaatan aktif dan pasif Kristus adalah fondasi dari keselamatan kita. Dalam ketaatan aktif-Nya, Kristus memenuhi seluruh tuntutan hukum Allah. Dalam ketaatan pasif-Nya, Dia menanggung hukuman dosa kita. Kedua aspek ini bekerja bersama untuk memberikan keselamatan yang sempurna bagi umat Allah.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam syukur atas karya Kristus yang sempurna, meneladani ketaatan-Nya, dan memberitakan kasih karunia-Nya kepada dunia. Ketaatan Kristus adalah bukti dari kasih dan keadilan Allah yang bekerja bersama untuk menyelamatkan umat-Nya.
Soli Deo Gloria!