Khotbah Natal: Allah yang Menepati Janji-Nya (Maleakhi 3:1; Lukas 1:68-70)

 Pendahuluan:

Natal adalah momen yang selalu penuh dengan sukacita, tetapi lebih dari itu, Natal adalah bukti nyata bahwa Allah adalah pribadi yang setia menepati janji-Nya. Seluruh Alkitab, dari Kejadian hingga Wahyu, adalah cerita tentang janji-janji Allah kepada umat manusia dan bagaimana janji itu digenapi melalui kedatangan Yesus Kristus.

Dalam Maleakhi 3:1, Allah berkata: "Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku untuk mempersiapkan jalan di hadapan-Ku; dan dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya!"

Ratusan tahun kemudian, dalam Lukas 1:68-70, Zakharia memuji Allah: "Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan bagi mereka. Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu — seperti yang telah difirmankan-Nya sejak dahulu kala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus."

Khotbah Natal: Allah yang Menepati Janji-Nya (Maleakhi 3:1; Lukas 1:68-70)
Natal adalah momen di mana kita melihat janji Allah digenapi melalui kelahiran Yesus. Dalam khotbah ini, kita akan merenungkan bagaimana Allah adalah Allah yang setia menepati janji-Nya, bagaimana kita dapat percaya kepada-Nya di tengah tantangan hidup, dan bagaimana kita dapat hidup sebagai saksi dari janji-janji-Nya.

I. Allah yang Menepati Janji-Nya

  1. Maleakhi 3:1: Janji tentang Utusan yang Mempersiapkan Jalan
    Maleakhi 3:1 berbicara tentang janji Allah untuk mengirimkan seorang utusan yang akan mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Ayat ini menunjuk kepada Yohanes Pembaptis, yang mempersiapkan hati umat Israel untuk menyambut kedatangan Yesus.

Janji ini datang di tengah keheningan panjang. Sejak zaman Maleakhi hingga kelahiran Yesus, Allah tidak memberikan firman baru kepada bangsa Israel. Namun, keheningan Allah bukan berarti Dia melupakan janji-Nya. Allah selalu bekerja dalam waktu-Nya yang sempurna.

  1. Lukas 1:68-70: Zakharia Memuji Kesetiaan Allah
    Dalam nyanyian Zakharia, kita melihat pengakuan bahwa Allah telah melawat umat-Nya dan menepati janji-Nya untuk mengirimkan Mesias. Janji ini sudah lama disampaikan melalui nabi-nabi seperti Yesaya dan Yeremia. Kelahiran Yesus adalah bukti bahwa Allah setia pada firman-Nya.

Ilustrasi:
Bayangkan seorang anak yang berjanji kepada temannya untuk membawa hadiah spesial di hari ulang tahunnya. Namun, si teman harus menunggu berbulan-bulan tanpa kabar tentang hadiah itu. Ketika hari ulang tahun tiba, hadiah itu akhirnya diberikan, dan ternyata hadiah itu jauh lebih baik dari yang diharapkan. Demikianlah Allah menepati janji-Nya. Terkadang, kita harus menunggu dalam kesabaran, tetapi janji Allah selalu digenapi pada waktu yang sempurna.

Aplikasi:
Apakah ada janji Allah yang sedang Anda nantikan? Mungkin Anda sedang berdoa untuk jawaban atas masalah, kesembuhan, atau pemulihan. Natal mengingatkan kita bahwa Allah tidak pernah melupakan janji-Nya. Percayalah kepada-Nya, meskipun waktu-Nya berbeda dari waktu kita.

II. Kesetiaan Allah Melalui Kelahiran Yesus

  1. Yesus Adalah Penggenapan Semua Janji Allah
    Alkitab mencatat lebih dari 300 nubuat tentang Mesias yang digenapi dalam hidup Yesus. Beberapa di antaranya termasuk:
  • Yesus akan lahir dari seorang perawan (Yesaya 7:14, digenapi dalam Matius 1:22-23).
  • Dia akan lahir di Betlehem (Mikha 5:2, digenapi dalam Matius 2:1).
  • Dia akan menjadi keturunan Daud (Yesaya 9:7, digenapi dalam Lukas 1:32).

Kelahiran Yesus adalah bukti bahwa Allah tidak pernah gagal menepati janji-Nya. Dia adalah Mesias yang dijanjikan untuk membawa keselamatan bagi dunia.

  1. Yesus Membawa Kelepasan dan Sukacita
    Ketika Zakharia berkata bahwa Allah telah menumbuhkan “tanduk keselamatan” (Lukas 1:69), dia menunjuk kepada Yesus sebagai Raja yang kuat, yang datang untuk membebaskan umat-Nya. Natal bukan hanya tentang kelahiran seorang bayi, tetapi tentang kedatangan Juruselamat yang membawa pembebasan dari dosa dan kematian.

Ilustrasi:
Seorang raja yang baik selalu memenuhi janjinya kepada rakyatnya. Ketika rakyatnya ditindas oleh musuh, raja ini tidak hanya mengirim utusan, tetapi datang sendiri untuk menyelamatkan mereka. Inilah yang dilakukan Yesus. Dia tidak hanya memberikan janji, tetapi Dia sendiri datang untuk menyelamatkan kita.

Aplikasi:
Bagaimana kita merespons kelahiran Yesus? Apakah kita menerima Dia sebagai Raja dalam hidup kita? Natal adalah momen untuk menyerahkan hati kita kepada-Nya, percaya bahwa Dia adalah penggenapan dari semua yang kita butuhkan.

III. Hidup sebagai Orang yang Percaya pada Janji Allah

  1. Percaya di Tengah Keheningan
    Seperti bangsa Israel yang harus menunggu ratusan tahun untuk melihat janji Mesias digenapi, kita juga sering berada dalam masa-masa menunggu. Namun, Natal mengingatkan kita bahwa Allah selalu setia pada janji-Nya. Keheningan bukanlah ketidakhadiran Allah.

  2. Menjadi Saksi dari Kesetiaan Allah
    Ketika Zakharia menyaksikan penggenapan janji Allah, dia tidak dapat menahan diri untuk memuji Allah. Demikian juga, kita dipanggil untuk menjadi saksi dari kesetiaan Allah dalam hidup kita. Kesaksian kita dapat membawa harapan kepada mereka yang sedang menantikan jawaban dari Allah.

Ilustrasi:
Seperti bintang yang memandu orang Majus ke tempat Yesus, kita dipanggil untuk menjadi terang yang menunjukkan jalan kepada orang lain. Ketika orang melihat kesetiaan Allah dalam hidup kita, mereka akan terdorong untuk mencari Dia.

Aplikasi:
Apakah hidup kita menjadi kesaksian tentang kesetiaan Allah? Natal adalah waktu untuk merenungkan bagaimana kita dapat memuliakan Allah melalui kesaksian hidup kita.

IV. Janji Allah yang Masih Berlaku Hari Ini

  1. Keselamatan bagi Semua Orang
    Yesus datang untuk menyelamatkan semua orang, bukan hanya orang Yahudi, tetapi juga bangsa-bangsa lain. Janji keselamatan ini masih berlaku hari ini. Dalam Yohanes 3:16, Yesus berkata bahwa siapa pun yang percaya kepada-Nya akan memiliki hidup yang kekal.

  2. Damai Sejahtera yang Kekal
    Yesus adalah Raja Damai yang membawa damai sejahtera bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Damai ini bukan berarti bebas dari masalah, tetapi kedamaian di hati yang berasal dari hubungan yang dipulihkan dengan Allah.

Ilustrasi:
Seperti seorang anak yang merasa aman di pelukan orang tuanya di tengah badai, demikianlah kita menemukan damai di dalam Yesus, meskipun dunia di sekitar kita penuh dengan kekacauan.

Aplikasi:
Apakah Anda sudah menerima damai Natal yang dibawa oleh Yesus? Natal adalah waktu untuk menyerahkan segala kekhawatiran dan pergumulan kita kepada-Nya, dan menerima damai yang hanya dapat diberikan oleh Sang Juruselamat.

V. Natal: Janji yang Harus Dibagikan

Natal bukan hanya tentang menerima janji Allah, tetapi juga tentang membagikannya kepada dunia. Kita dipanggil untuk memberitakan kabar baik tentang Yesus kepada orang-orang di sekitar kita, sehingga mereka juga dapat mengalami sukacita dan pengharapan Natal.

Ilustrasi:
Seperti para gembala yang memberitakan kabar kelahiran Yesus kepada orang-orang di sekitar mereka (Lukas 2:17-18), kita juga dipanggil untuk menjadi pembawa kabar baik. Sukacita Natal menjadi lebih besar ketika kita membagikannya kepada orang lain.

Aplikasi:
Bagaimana Anda dapat membagikan sukacita Natal tahun ini? Mungkin melalui tindakan kasih, kesaksian pribadi, atau doa bagi mereka yang membutuhkan pengharapan. Natal adalah waktu untuk menjadi saluran kasih dan janji Allah bagi dunia.

Kesimpulan

Natal adalah bukti bahwa Allah selalu menepati janji-Nya. Dalam Maleakhi 3:1, Dia menjanjikan seorang utusan untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan, dan dalam Lukas 1:68-70, kita melihat penggenapan janji itu melalui kelahiran Yesus.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dengan keyakinan bahwa Allah setia, bahkan di tengah keheningan dan tantangan. Kita dipanggil untuk menjadi saksi dari kesetiaan-Nya, membagikan sukacita Natal kepada dunia, dan hidup dalam pengharapan bahwa janji-janji-Nya akan terus digenapi.

Pada Natal ini, marilah kita mengingat bahwa Allah adalah Allah yang setia. Dia menepati janji-Nya, dan Dia akan terus melakukannya. Selamat Natal!

Next Post Previous Post