Ibrani 9:18-22: Pentingnya Darah dalam Perjanjian Lama
Ibrani 9:18-22 memberikan penjelasan teologis yang mendalam tentang pentingnya darah dalam Perjanjian Lama. Penulis kitab Ibrani menyoroti bahwa segala sesuatu dalam Perjanjian Lama didedikasikan melalui darah binatang sebagai simbol pendamaian antara Allah dan umat-Nya. Namun, ini hanyalah bayangan dari karya yang lebih besar, yaitu pendamaian melalui darah Yesus Kristus
dalam Perjanjian Baru.
Teks Ibrani 9:18-22 (TB): 18. “Itulah sebabnya, maka perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa darah.”19. “Sebab sesudah Musa memberitahukan segala perintah hukum Taurat kepada seluruh bangsa Israel, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan dengan air, bulu merah dan hisop, lalu memercikkan kitab itu sendiri dan seluruh umat,”20. “sambil berkata: Inilah darah perjanjian yang ditetapkan Allah bagi kamu.”21. “Dan juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikkannya secara demikian dengan darah.”22. “Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.”
Konteks Ibrani 9:18-22
1. Latar Belakang Kitab Ibrani
Kitab Ibrani ditulis untuk komunitas Kristen Yahudi yang menghadapi tekanan untuk kembali ke Yudaisme. Penulis menyoroti supremasi Yesus Kristus atas semua elemen dalam Perjanjian Lama, termasuk imam-imam, korban, dan sistem ibadah. Pasal 9 membandingkan perjanjian lama yang disahkan dengan darah binatang dan Perjanjian Baru yang didedikasikan oleh darah Yesus.
2. Tema Utama Ibrani 9:18-22
Tema utama dalam ayat-ayat ini adalah pentingnya darah dalam sistem keagamaan Yahudi. Darah digunakan untuk mensahkan perjanjian, menyucikan benda, dan memberikan pengampunan dosa. Penulis kemudian menunjukkan bahwa darah binatang hanyalah bayangan dari darah Kristus yang memberikan pengampunan dosa secara sempurna.
Analisis Ayat Ibrani 9:18-22
1. Perjanjian Lama Tidak Disahkan Tanpa Darah (Ibrani 9:18)
“Itulah sebabnya, maka perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa darah.”
Ayat ini merujuk pada fakta bahwa Perjanjian Lama, yang diberikan melalui Musa, disahkan dengan darah. Hal ini menunjukkan pentingnya penumpahan darah sebagai simbol pengampunan dan pendamaian.
Pandangan Teologis:
- John Owen mencatat bahwa darah dalam Perjanjian Lama adalah simbol dari kebutuhan akan korban untuk menebus dosa, tetapi korban tersebut tidak sempurna.
- F.F. Bruce menekankan bahwa darah binatang menunjukkan betapa seriusnya dosa di mata Allah dan perlunya pengampunan melalui korban.
Makna Teologis:
Penumpahan darah dalam Perjanjian Lama mengajarkan bahwa dosa memerlukan pengorbanan. Hal ini menunjukkan kebutuhan akan korban yang lebih sempurna, yaitu Yesus Kristus.
2. Musa Memercikkan Darah pada Kitab dan Umat (Ibrani 9:19-20)
“Sebab sesudah Musa memberitahukan segala perintah hukum Taurat... ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan... lalu memercikkan kitab itu sendiri dan seluruh umat.”
Penulis Ibrani merujuk pada peristiwa di Keluaran 24:3-8, ketika Musa mempersembahkan korban dan memercikkan darah pada umat dan kitab perjanjian untuk mensahkan perjanjian antara Allah dan Israel.
Pandangan Teologis:
- Leon Morris mencatat bahwa darah yang dipercikkan melambangkan penyucian dan pengudusan umat Allah sehingga mereka dapat hidup dalam hubungan yang kudus dengan-Nya.
- William Lane menekankan bahwa tindakan ini mengikat umat Israel pada perjanjian, menuntut ketaatan mereka kepada hukum Taurat.
Makna Teologis:
Darah dalam Perjanjian Lama menghubungkan umat Allah dengan perjanjian-Nya. Namun, hal ini hanya sementara dan memerlukan pengulangan, berbeda dengan darah Kristus yang memberikan pendamaian kekal.
3. Penyucian Alat Ibadah dengan Darah (Ibrani 9:21)
“Dan juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikkannya secara demikian dengan darah.”
Kemah suci dan alat-alatnya juga disucikan dengan darah, menunjukkan bahwa segala sesuatu yang digunakan dalam ibadah harus dipersembahkan dalam kekudusan.
Pandangan Teologis:
- Andrew Murray menulis bahwa tindakan ini mengajarkan umat Allah bahwa bahkan benda mati yang digunakan dalam ibadah memerlukan penyucian karena dosa manusia.
- R.C. Sproul menekankan bahwa hal ini menunjukkan betapa seriusnya dosa dan kebutuhan akan darah untuk menyucikan segalanya.
Makna Teologis:
Penyucian alat ibadah dengan darah menunjukkan bahwa kekudusan adalah syarat utama dalam mendekati Allah. Hal ini mencapai penggenapan sempurna dalam karya penyucian oleh darah Kristus.
4. Tanpa Penumpahan Darah Tidak Ada Pengampunan (Ibrani 9:22)
“Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.”
Ayat ini merangkum prinsip dasar dalam sistem korban Perjanjian Lama: darah adalah syarat mutlak untuk pengampunan dosa. Namun, darah binatang hanya dapat menutupi dosa secara sementara, tidak menghapusnya secara permanen.
Pandangan Teologis:
- John Stott dalam The Cross of Christ menekankan bahwa penumpahan darah dalam Perjanjian Lama adalah bayangan dari darah Kristus yang memberikan pengampunan kekal.
- Charles Spurgeon mencatat bahwa ayat ini menunjukkan bahwa tanpa pengorbanan, tidak ada jalan untuk rekonsiliasi antara manusia dan Allah.
Makna Teologis:
Darah binatang dalam Perjanjian Lama menunjuk kepada kebutuhan akan darah Yesus, yang adalah korban sempurna untuk dosa manusia. Melalui darah-Nya, dosa dihapuskan sepenuhnya.
Penggenapan dalam Yesus Kristus
Ibrani 9:18-22 menunjukkan bahwa sistem korban dalam Perjanjian Lama adalah bayangan dari karya Yesus Kristus. Berikut adalah penggenapan utama dalam Kristus:
Yesus sebagai Korban yang Sempurna
- Darah binatang hanya menutupi dosa, tetapi darah Kristus menghapus dosa sepenuhnya (Ibrani 9:26).
Darah Yesus sebagai Dasar Perjanjian Baru
- Dalam Lukas 22:20, Yesus berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku.” Darah Kristus mendirikan Perjanjian Baru yang lebih baik dan kekal.
Penyucian Melalui Darah Yesus
- Ibrani 10:10 menegaskan bahwa kita telah dikuduskan oleh persembahan tubuh Yesus Kristus sekali untuk selamanya.
Relevansi Ibrani 9:18-22 bagi Kehidupan Kristen
1. Menghargai Pengorbanan Kristus
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menghargai darah Yesus yang telah dicurahkan bagi pengampunan dosa kita.
Aplikasi: 1. Renungkan pengorbanan Yesus dalam doa dan penyembahan Anda. 2. Hiduplah dengan ucapan syukur atas pengampunan dosa yang telah Anda terima.
2. Menjalani Hidup dalam Kekudusan
Penyucian alat ibadah dalam Perjanjian Lama mengajarkan bahwa segala sesuatu yang mendekati Allah harus kudus.
Aplikasi: 1. Jaga kekudusan hidup Anda dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. 2. Bersihkan diri Anda dari dosa melalui pertobatan yang tulus.
3. Memberitakan Kabar Baik tentang Darah Kristus
Darah Kristus adalah dasar dari Injil. Kita dipanggil untuk memberitakan karya keselamatan ini kepada dunia.
Aplikasi: 1. Bagikan Injil kepada orang lain dengan menekankan pengorbanan Kristus untuk pengampunan dosa. 2. Jadilah saksi Kristus dalam tindakan kasih dan pelayanan.
Kesimpulan
Ibrani 9:18-22 menyoroti pentingnya darah dalam Perjanjian Lama, baik dalam mensahkan perjanjian maupun menyucikan umat dan alat ibadah. Namun, darah binatang hanya bersifat sementara dan menunjuk kepada korban yang lebih besar, yaitu darah Yesus Kristus.
Baca Juga: Kematian Kristus: Fondasi Perjanjian Baru (Ibrani 9:16-17)
Melalui darah Kristus, Perjanjian Baru didirikan, dosa dihapuskan, dan hubungan manusia dengan Allah dipulihkan. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menghargai pengorbanan Kristus, hidup dalam kekudusan, dan memberitakan kabar baik tentang darah-Nya yang membawa pengampunan kekal. “Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.” (Ibrani 9:22).