Menghidupi Kasih dalam Tindakan Sehari-Hari
Pendahuluan:
Mengasihi satu sama lain adalah inti dari kekristenan. Perintah ini diberikan langsung oleh Yesus kepada murid-murid-Nya sebagai ciri khas utama dari iman Kristen. Namun, apakah kita benar-benar mengasihi satu sama lain sesuai dengan standar kasih yang Alkitab ajarkan? Pertanyaan ini menantang setiap orang percaya untuk mengevaluasi kehidupan mereka dalam terang kasih yang sejati, bukan
hanya sebagai konsep, tetapi juga tindakan nyata.
Dasar Alkitabiah tentang Kasih Satu Sama Lain
1. Perintah Yesus tentang Kasih
Yesus menegaskan pentingnya kasih di antara murid-murid-Nya sebagai tanda yang membedakan mereka dari dunia.
- Yohanes 13:34-35:“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”
Dalam ayat ini, Yesus menjadikan kasih sebagai identitas utama murid-murid-Nya. Kasih yang sejati mencerminkan kasih Yesus, yang tidak egois, penuh pengorbanan, dan tanpa syarat.
Pandangan Teologis:
- William Barclay: Kasih Kristen bukan sekadar perasaan, tetapi keputusan untuk bertindak demi kebaikan orang lain, bahkan ketika itu sulit.
- Leon Morris: Perintah Yesus untuk saling mengasihi adalah inti dari hubungan Kristen dan bukti nyata dari karya Roh Kudus dalam hidup orang percaya.
2. Kasih sebagai Pemenuhan Hukum Taurat
Paulus mengajarkan bahwa kasih kepada sesama adalah pemenuhan hukum Taurat.
- Roma 13:8:“Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi, sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.”
Kasih kepada sesama tidak hanya mencakup tindakan lahiriah, tetapi juga sikap hati yang memancarkan kebaikan dan kepedulian.
Pandangan Teologis:
- John Calvin: Kasih adalah ekspresi nyata dari ketaatan kepada Allah, karena semua hukum-Nya berakar pada kasih.
- Charles Spurgeon: Kasih adalah hutang yang tidak pernah lunas. Orang percaya harus terus-menerus mengasihi sesama sebagai respons terhadap kasih Allah yang tak terbatas.
3. Kasih sebagai Bukti Iman Sejati
Rasul Yohanes menekankan bahwa kasih kepada sesama adalah bukti nyata dari iman yang hidup.
- 1 Yohanes 4:7-8:“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.”
Kasih bukan hanya tugas, tetapi juga hasil dari hubungan pribadi dengan Allah, yang adalah sumber kasih.
Pandangan Teologis:
- A.W. Tozer: Kasih kepada sesama adalah refleksi dari kasih Allah yang mengalir dalam hati orang percaya.
- R.C. Sproul: Kasih kepada sesama adalah buah dari regenerasi, yang menunjukkan bahwa seseorang telah lahir baru dalam Kristus.
Ciri-Ciri Kasih yang Sejati
1. Tidak Mementingkan Diri Sendiri
Kasih sejati adalah kasih yang tidak egois, tetapi selalu berfokus pada kebaikan orang lain.
- Filipi 2:3:“Janganlah kamu mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya, hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.”
2. Penuh Pengampunan
Kasih sejati memaafkan kesalahan dan tidak menyimpan dendam.
- Efesus 4:32:“Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”
3. Tindakan, Bukan Sekadar Kata-Kata
Kasih sejati diwujudkan dalam tindakan nyata, bukan hanya pernyataan verbal.
- 1 Yohanes 3:18:“Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.”
Pandangan Para Teolog tentang Kasih Satu Sama Lain
1. C.S. Lewis
Dalam bukunya The Four Loves, Lewis menjelaskan bahwa kasih Kristen adalah kasih agape, yang mencerminkan kasih Allah yang tidak egois dan tanpa syarat.
2. Dietrich Bonhoeffer
Bonhoeffer menekankan bahwa kasih dalam komunitas Kristen harus diwujudkan melalui pelayanan, pengampunan, dan kepedulian terhadap sesama.
3. John Piper
Piper menyatakan bahwa kasih kepada sesama adalah ekspresi dari sukacita kita dalam Allah, yang menghasilkan tindakan nyata demi kebaikan orang lain.
Relevansi Kasih dalam Kehidupan Modern
1. Kasih sebagai Jawaban atas Perpecahan
Dunia saat ini dipenuhi oleh konflik dan perpecahan. Kasih Kristen dapat menjadi jawaban untuk membangun hubungan yang harmonis.
2. Kasih sebagai Kesaksian bagi Dunia
Kasih yang sejati menarik perhatian dunia kepada Kristus, karena dunia membutuhkan kasih yang tulus dan tak bersyarat.
3. Kasih sebagai Sumber Sukacita
Hidup dalam kasih menghasilkan sukacita, baik bagi mereka yang menerima maupun yang memberikan kasih.
Kesimpulan
Mengasihi satu sama lain adalah panggilan utama orang percaya. Kasih yang sejati mencerminkan kasih Kristus yang penuh pengorbanan, tidak egois, dan diwujudkan dalam tindakan nyata.
Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menghidupi kasih ini dalam keluarga, gereja, dan masyarakat. “Sebab barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” (1 Yohanes 4:8).
Marilah kita terus bertanya kepada diri sendiri: Apakah kita benar-benar mengasihi satu sama lain? Dan mari kita berusaha untuk menjawab pertanyaan ini dengan hidup yang mencerminkan kasih Allah dalam setiap aspek kehidupan kita.