Mengapa Juruselamat Kita Harus Allah Sendiri?
Pendahuluan:
Pertanyaan tentang mengapa Juruselamat kita harus Allah sendiri adalah inti dari doktrin keselamatan dalam teologi Kristen, khususnya dalam tradisi Reformed. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa keselamatan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa hanya mungkin terjadi melalui intervensi ilahi. Tidak ada manusia atau makhluk ciptaan yang mampu menanggung hukuman dosa yang tak terbatas,
memenuhi tuntutan keadilan Allah, dan memberikan hidup baru yang kekal.
1. Dosa: Pelanggaran terhadap Allah yang Kekal
Dalam teologi Reformed, dosa dipahami sebagai pelanggaran terhadap kekudusan dan keadilan Allah yang tak terbatas. Dalam Mazmur 51:6, Daud mengakui bahwa dosanya adalah penghinaan langsung terhadap Allah:"Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat."
John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menjelaskan bahwa dosa manusia tidak hanya melibatkan ketidaktaatan kepada hukum Allah, tetapi juga pemberontakan terhadap Pencipta yang kudus. Calvin menulis:"Dosa tidak hanya mencemarkan manusia, tetapi juga menghina Allah yang telah menciptakan manusia untuk memuliakan-Nya."
Karena dosa manusia adalah penghinaan terhadap Allah yang kekal, hukumannya juga kekal. Tidak ada manusia yang dapat membayar harga ini karena setiap manusia juga berdosa (Roma 3:23). Hanya Allah sendiri yang mampu menanggung hukuman dosa tanpa kehilangan kekudusan-Nya.
2. Tuntutan Keadilan Allah
Keadilan Allah menuntut bahwa dosa harus dihukum. Dalam Roma 6:23, Paulus menyatakan:"Sebab upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."
Jonathan Edwards, dalam khotbahnya Sinners in the Hands of an Angry God, menegaskan bahwa Allah tidak dapat mengabaikan dosa tanpa melanggar sifat-Nya sendiri. Dia berkata:"Allah adalah hakim yang adil, dan dosa terhadap-Nya harus mendapatkan hukuman yang sesuai dengan beratnya penghinaan itu."
Tuntutan keadilan Allah tidak dapat dipenuhi oleh manusia karena kita semua telah jatuh dalam dosa. Bahkan perbuatan baik manusia tidak cukup untuk menebus dosa, karena kita selalu terkontaminasi oleh natur dosa kita.
3. Kebutuhan akan Penebus yang Sempurna
Untuk memenuhi tuntutan keadilan Allah dan menyelamatkan manusia dari dosa, diperlukan seorang Penebus yang sempurna. Penebus ini harus memenuhi dua syarat utama:
Penebus Harus Manusia
Penebus harus menjadi manusia karena dosa dilakukan oleh manusia, dan penggantian harus berasal dari jenis yang sama (Ibrani 2:14-17). Yesus mengambil rupa manusia untuk menjadi pengganti yang sempurna bagi umat manusia.Penebus Harus Allah
Penebus juga harus Allah karena hanya Allah yang memiliki kemampuan untuk menanggung hukuman dosa yang tak terbatas dan memberikan hidup kekal. Dalam Yohanes 1:14, dinyatakan bahwa Firman menjadi manusia:"Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita."
Herman Bavinck, dalam Reformed Dogmatics, menjelaskan bahwa hanya Allah yang memiliki kekuatan moral dan eksistensial untuk menanggung dosa seluruh dunia. Dia menulis:"Kristus sebagai Allah dan manusia adalah satu-satunya yang mampu menjembatani jurang yang diciptakan oleh dosa antara Allah dan manusia."
4. Allah dalam Kristus: Satu-satunya Juruselamat
Dalam tradisi Reformed, penekanan pada keilahian Yesus Kristus adalah hal yang tidak bisa ditawar. Yesus bukan hanya manusia sempurna, tetapi juga Allah yang sejati.
Charles H. Spurgeon menekankan bahwa hanya Allah yang dapat menjadi Juruselamat kita. Dia berkata:"Jika Yesus hanya manusia, maka kita masih terhilang dalam dosa kita. Tetapi karena Dia adalah Allah, keselamatan kita adalah pasti dan sempurna."
Dalam Kolose 2:9, Paulus menyatakan:"Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan."
Keilahian Yesus memberikan kepastian bahwa pengorbanan-Nya di kayu salib memiliki nilai yang tak terbatas, cukup untuk menebus dosa seluruh dunia.
5. Salib Kristus: Pemenuhan Keadilan dan Kasih
Di kayu salib, keadilan Allah dan kasih-Nya bertemu. Dalam 2 Korintus 5:21, Paulus menulis:"Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."
Di sini kita melihat bahwa Yesus, sebagai Allah yang menjelma, mengambil dosa kita dan menanggung hukuman yang seharusnya kita terima. John Calvin menyebut salib sebagai pusat dari keselamatan kita. Dia menulis:"Di salib, Allah menunjukkan keadilan-Nya dengan menghukum dosa dan kasih-Nya dengan memberikan Anak-Nya sebagai pengganti kita."
Kekerasan salib adalah bukti bahwa hanya Allah sendiri yang mampu menanggung hukuman dosa yang begitu besar.
6. Kristus Sebagai Pengantara Satu-satunya
Yesus Kristus juga adalah Pengantara yang sempurna antara Allah dan manusia. Dalam 1 Timotius 2:5-6, Paulus menulis:"Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia."
Herman Bavinck menjelaskan bahwa Kristus sebagai Pengantara memiliki dua sifat yang tak terpisahkan: keilahian dan kemanusiaan. Keilahian-Nya memungkinkan Dia untuk membawa manusia kepada Allah, sementara kemanusiaan-Nya memungkinkan Dia untuk mewakili manusia di hadapan Allah.
7. Keselamatan oleh Kasih Karunia Melalui Iman
Keselamatan hanya mungkin melalui kasih karunia Allah yang dinyatakan dalam Yesus Kristus. Dalam Efesus 2:8-9, Paulus menulis:"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."
Charles H. Spurgeon menekankan bahwa keselamatan tidak dapat diperoleh melalui usaha manusia, tetapi hanya melalui iman kepada Allah yang menjadi Juruselamat kita. Dia berkata:"Hanya Allah yang dapat menyelamatkan manusia, dan hanya melalui iman kepada Kristus manusia dapat menerima keselamatan itu."
8. Konsekuensi Doktrin: Hidup dalam Syukur dan Penyerahan
Pemahaman bahwa Juruselamat kita adalah Allah sendiri membawa konsekuensi besar bagi kehidupan orang percaya. Kita dipanggil untuk hidup dalam syukur, penyerahan, dan ketaatan. Dalam Roma 12:1, Paulus menasihati:"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."
Jonathan Edwards menekankan bahwa penyerahan total kepada Allah adalah respons yang wajar terhadap kasih karunia yang begitu besar. Dia menulis:"Jika Allah telah memberikan diri-Nya sendiri untuk menyelamatkan kita, maka tidak ada yang terlalu besar untuk kita serahkan kepada-Nya."
Kesimpulan
Mengapa Juruselamat kita harus Allah sendiri? Karena hanya Allah yang mampu memenuhi tuntutan keadilan-Nya sendiri, menanggung dosa yang tak terbatas, dan memberikan hidup kekal kepada manusia. Keilahian Yesus Kristus adalah jaminan bahwa keselamatan kita adalah sempurna dan kekal.
Dalam terang kasih karunia Allah yang dinyatakan melalui Kristus, kita dipanggil untuk hidup dalam iman, syukur, dan ketaatan. Karya Allah yang begitu besar ini seharusnya mendorong kita untuk semakin mencintai Dia dan hidup untuk memuliakan-Nya.
Soli Deo Gloria!