Rahasia Terang yang Harus Bersinar: Markus 4:21-22
Pendahuluan:
Markus 4:21-22 merupakan bagian dari ajaran Yesus yang menggunakan perumpamaan untuk mengungkapkan kebenaran tentang Kerajaan Allah. Ayat-ayat ini berbunyi:"Lalu Yesus berkata kepada mereka: ‘Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, bukan? Bukankah supaya ditempatkan di atas kaki dian? Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap.’"
Dalam artikel ini, kita akan membahas dengan mendalam makna dari perumpamaan ini, termasuk implikasi teologisnya, konteks historis, dan pendapat para pakar teologi yang relevan.
1. Konteks Perumpamaan dalam Injil Markus
Markus 4 adalah pasal yang sarat dengan perumpamaan mengenai Kerajaan Allah. Sebelumnya, Yesus mengajarkan tentang penabur yang menabur benih di berbagai jenis tanah (Markus 4:1-20), yang menggambarkan respons manusia terhadap firman Allah. Perumpamaan tentang pelita (ayat 21-22) melanjutkan tema ini dengan menyoroti fungsi dan tujuan terang di dalam Kerajaan Allah.
Menurut William L. Lane dalam The Gospel of Mark, pasal ini menekankan pentingnya pewahyuan dan tanggapan manusia terhadap firman Allah. Perumpamaan tentang pelita menunjukkan bahwa kebenaran yang dinyatakan oleh Yesus tidak dimaksudkan untuk disembunyikan tetapi untuk menyinari dunia.
2. Penafsiran Markus 4:21: Pelita yang Ditempatkan di Atas Kaki Dian
"Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, bukan? Bukankah supaya ditempatkan di atas kaki dian?"
Dalam budaya Yahudi abad pertama, pelita (lampu minyak) adalah simbol terang yang sangat penting. Terang melambangkan kehadiran Allah, kebenaran, dan pewahyuan. Dalam Mazmur 119:105 disebutkan, "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." Dengan menggunakan metafora pelita, Yesus menyatakan bahwa firman Allah tidak boleh disembunyikan, melainkan harus dipamerkan agar membawa terang kepada semua orang.
R. T. France dalam komentarnya menjelaskan bahwa gagasan ini menekankan misi Yesus untuk membawa terang kepada dunia. Pelita yang diletakkan di bawah gantang atau tempat tidur adalah tindakan yang tidak masuk akal, yang menyoroti pentingnya penempatan terang di posisi yang tepat.
Teolog lain, seperti N. T. Wright, melihat ayat ini sebagai ajakan bagi para pengikut Yesus untuk menjalankan misi mereka. Sebagai "pelita" yang membawa terang, mereka dipanggil untuk menjadi saksi di dunia yang gelap. Hal ini sejalan dengan Matius 5:14-16, di mana Yesus berkata, "Kamu adalah terang dunia."
3. Penafsiran Markus 4:22: Pewahyuan dan Rahasia Kerajaan Allah
"Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap."
Ayat ini berbicara tentang sifat pewahyuan Allah. Dalam konteks pelayanan Yesus, banyak ajarannya yang awalnya bersifat tersembunyi atau simbolis. Namun, semuanya akan dinyatakan sepenuhnya kepada mereka yang bersedia mendengar dan memahami. Dalam konteks akhir zaman, ini juga merujuk pada penghakiman terakhir, di mana semua kebenaran akan terungkap.
James Edwards dalam The Gospel According to Mark menekankan bahwa ayat ini berfungsi sebagai pengingat bahwa Kerajaan Allah akan terungkap sepenuhnya pada waktunya. Apa yang tampak sebagai misteri sekarang akan menjadi jelas melalui penggenapan rencana Allah dalam Kristus.
Sementara itu, Herman Ridderbos melihat ayat ini sebagai pernyataan tentang misi universal Injil. Kebenaran Kerajaan Allah tidak dimaksudkan hanya untuk segelintir orang, tetapi untuk seluruh dunia. Ini juga mencerminkan janji Yesus bahwa Roh Kudus akan membawa pemahaman penuh kepada para murid (Yohanes 16:13).
4. Implikasi Teologis dan Praktis
Perumpamaan ini membawa beberapa implikasi penting, baik secara teologis maupun praktis:
A. Kebenaran yang Harus Dinyatakan
Perumpamaan tentang pelita mengajarkan bahwa firman Allah tidak boleh disembunyikan. Gereja dan setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi terang dunia, menyatakan kebenaran Injil dalam kehidupan sehari-hari. John Stott menulis dalam The Radical Disciple bahwa kekristenan yang sejati adalah kekristenan yang terlihat: terang yang menyinari dan membawa transformasi di sekitarnya.
B. Pewahyuan Allah yang Bertahap
Yesus sering mengajar dalam perumpamaan untuk mengungkapkan kebenaran secara bertahap. Ini mencerminkan hikmat Allah dalam menyampaikan firman-Nya sesuai dengan kesiapan manusia untuk menerimanya. Dalam konteks ini, orang Kristen dipanggil untuk bersabar dalam menghadapi proses pewahyuan Allah dalam hidup mereka.
C. Penghakiman dan Transparansi
Markus 4:22 juga berbicara tentang penghakiman Allah. Tidak ada yang dapat disembunyikan dari hadapan-Nya. Ini menjadi pengingat bagi orang percaya untuk hidup dalam transparansi dan integritas. Calvin dalam komentarnya menyatakan bahwa "kita harus selalu hidup dengan kesadaran bahwa setiap tindakan dan motivasi kita diketahui oleh Allah."
D. Panggilan untuk Bersaksi
Sebagai pelita, setiap orang percaya dipanggil untuk bersaksi tentang Kristus. Ini berarti hidup dalam kekudusan, berbagi firman, dan mencerminkan karakter Allah di dunia yang gelap. Dalam kata-kata Dietrich Bonhoeffer, "Gereja hanya ada ketika ia bersaksi." Pelita yang disembunyikan kehilangan tujuannya.
5. Aplikasi dalam Kehidupan Gereja Modern
Dalam konteks modern, perumpamaan ini relevan bagi gereja dalam beberapa cara:
A. Gereja sebagai Pelita
Gereja harus menjadi pelita yang memancarkan terang Kristus kepada dunia. Ini berarti memiliki pelayanan yang terbuka, transparan, dan relevan. Gereja tidak boleh menjadi eksklusif atau tertutup, tetapi harus menjangkau komunitas dengan kasih dan kebenaran.
B. Pendidikan dan Pengajaran Firman
Gereja perlu memastikan bahwa firman Allah diajarkan dengan jelas dan benar. Sebagaimana pelita ditempatkan di atas kaki dian untuk memberikan terang, demikian juga firman Allah harus ditempatkan di pusat ibadah dan kehidupan gereja.
C. Misi dan Evangelisasi
Yesus memanggil para murid-Nya untuk menjadi terang dunia. Ini adalah panggilan untuk misi dan evangelisasi. Gereja harus aktif memberitakan Injil, baik secara lokal maupun global, sehingga terang Kristus mencapai ujung bumi (Kisah Para Rasul 1:8).
6. Kesimpulan
Markus 4:21-22 mengajarkan kebenaran mendalam tentang Kerajaan Allah. Yesus menggunakan perumpamaan pelita untuk mengingatkan kita bahwa terang Allah harus dipancarkan, bukan disembunyikan. Kebenaran yang tersembunyi akan dinyatakan, dan rahasia Kerajaan Allah akan tersingkap bagi mereka yang mencari dengan hati yang terbuka.
Para pengikut Kristus dipanggil untuk menjadi terang dunia, menjalani hidup yang mencerminkan Injil, dan membawa transformasi di tengah-tengah masyarakat. Dalam dunia yang sering kali gelap, panggilan ini semakin relevan. Semoga kita, sebagai pelita, tetap bersinar dengan terang yang memuliakan Allah dan memberkati sesama.