Yesus Kristus sebagai Hikmat

Pendahuluan:

Dalam banyak bagian Alkitab, hikmat didefinisikan sebagai anugerah dan atribut Allah yang mendalam. Dalam Perjanjian Baru, konsep hikmat diperluas dengan identifikasi Yesus Kristus sebagai hikmat Allah yang sejati. Rasul Paulus secara eksplisit menyebut Yesus sebagai hikmat Allah dalam 1 Korintus 
1:24, “...bagi mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.”

Kristus sebagai Hikmat
Artikel ini akan menjelaskan bagaimana Kristus dinyatakan sebagai hikmat, berdasarkan Kitab Suci dan pandangan beberapa pakar teologi.

1. Hikmat dalam Perjanjian Lama

Dalam Perjanjian Lama, hikmat (ḥokmah dalam bahasa Ibrani) sering digambarkan sebagai aspek kunci karakter Allah. Kitab Amsal memberikan personifikasi hikmat, yang berbicara dan bertindak seperti pribadi (lihat Amsal 8). Hikmat didefinisikan sebagai kemampuan untuk hidup secara benar di hadapan Allah dan manusia.

Amsal 8:22-31 memberikan gambaran hikmat sebagai yang telah ada bersama Allah sejak awal penciptaan: "TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai yang paling dahulu dari perbuatan-perbuatan-Nya yang lama dahulu."
Banyak teolog melihat ayat ini sebagai bayangan tentang Yesus Kristus, hikmat Allah yang kekal, yang hadir sebelum penciptaan dunia.

Pendapat Pakar:

  • Derek Kidner dalam komentarnya tentang Amsal mencatat bahwa personifikasi hikmat dalam pasal 8 menunjukkan relasi mendalam antara hikmat dan tindakan Allah, yang sepenuhnya diwujudkan dalam pribadi Kristus.
  • John Frame menggarisbawahi bahwa hikmat dalam Perjanjian Lama tidak hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang keterkaitan moral, yang digenapi dalam Yesus Kristus sebagai teladan kebenaran.

2. Kristus sebagai Hikmat dalam Perjanjian Baru

Konsep hikmat mencapai puncaknya dalam Perjanjian Baru, di mana Kristus dinyatakan sebagai hikmat yang menjadi manusia. Paulus menegaskan ini dalam 1 Korintus 1:30: "Tetapi oleh Dia, kamu ada di dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita, yaitu kebenaran, pengudusan, dan penebusan."

Hikmat di sini tidak hanya dipahami sebagai pengetahuan intelektual, tetapi juga sebagai kebijaksanaan ilahi yang membawa keselamatan. Kristus sebagai hikmat Allah berarti bahwa melalui diri-Nya, Allah menyatakan rencana keselamatan yang bijaksana, yang melampaui pengertian manusia.

Pendapat Pakar:

  • N. T. Wright menjelaskan bahwa Kristus sebagai hikmat Allah berarti Ia adalah wahyu sempurna tentang siapa Allah itu dan bagaimana manusia dapat hidup dalam hubungan yang benar dengan-Nya.
  • Gordon Fee mencatat bahwa konsep hikmat dalam 1 Korintus mencerminkan pemahaman Paulus tentang salib Kristus, yang tampak bodoh bagi dunia tetapi adalah hikmat Allah yang sejati.

3. Personifikasi Hikmat dalam Kristus

Kristus sebagai hikmat Allah juga tercermin dalam personifikasi hikmat yang lebih luas dalam Amsal. Dalam Amsal 8, hikmat berbicara tentang perannya dalam penciptaan: "Ketika Ia memetakan dasar bumi, aku ada di situ sebagai anak kesayangan-Nya, aku menjadi kesukaan-Nya setiap hari dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya." (Amsal 8:30-31).

Dalam Yohanes 1:1-3, Yesus, yang disebut Firman, memiliki peran serupa dalam penciptaan:
"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."
Ini mengindikasikan bahwa hikmat ilahi, yang menjadi dasar penciptaan, menemukan bentuknya yang paling sempurna dalam diri Kristus.

Pendapat Pakar:

  • Richard Bauckham berpendapat bahwa hubungan antara hikmat dan penciptaan dalam Amsal 8 menunjuk kepada Yesus sebagai Firman yang aktif dalam mencipta, sekaligus wahyu sempurna Allah.
  • Craig Keener dalam komentarnya tentang Yohanes 1 menegaskan bahwa hikmat Allah telah diwujudkan secara sempurna dalam Yesus sebagai Firman yang menjadi manusia.

4. Hikmat yang Menyelamatkan: Salib Kristus

Konsep Kristus sebagai hikmat Allah mencapai klimaksnya di salib. Dalam 1 Korintus 1:18-25, Paulus membandingkan hikmat dunia dengan hikmat Allah yang diwujudkan dalam salib. Ia mengatakan bahwa salib adalah kebodohan bagi mereka yang binasa, tetapi hikmat Allah bagi mereka yang diselamatkan.

Salib adalah hikmat Allah yang paradoksal. Apa yang tampak sebagai kekalahan di mata dunia sebenarnya adalah kemenangan terbesar Allah atas dosa dan maut. Dengan kematian-Nya, Yesus mematahkan kuasa dosa dan membuka jalan keselamatan bagi semua orang.

Pendapat Pakar:

  • Jürgen Moltmann dalam bukunya The Crucified God menekankan bahwa salib menunjukkan hikmat Allah dalam penderitaan, yang memberikan penghiburan bagi umat manusia yang menderita.
  • Leon Morris mencatat bahwa salib adalah titik pusat hikmat Allah, yang sepenuhnya mengungkapkan kasih dan keadilan-Nya.

5. Hikmat Allah dalam Kehidupan Orang Percaya

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam hikmat Allah yang diwujudkan dalam Kristus. Yakobus 3:17 menggambarkan hikmat dari atas sebagai:"Murni, selanjutnya suka damai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik."

Hikmat ini hanya dapat dicapai melalui hubungan yang intim dengan Kristus, hikmat Allah yang sejati. Roh Kudus, yang diberikan kepada setiap orang percaya, adalah sarana yang memungkinkan kita untuk hidup dalam hikmat ilahi.

Aplikasi Praktis:

  1. Mengikuti Teladan Kristus: Sebagai hikmat Allah, Yesus memberikan pola hidup yang penuh kasih, keadilan, dan kebenaran.
  2. Mencari Hikmat melalui Firman Allah: Melalui membaca dan merenungkan Alkitab, kita dapat bertumbuh dalam hikmat ilahi.
  3. Bergantung pada Roh Kudus: Roh Kudus memampukan kita untuk memahami dan menghidupi hikmat Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Pendapat Pakar:

  • Dallas Willard menekankan pentingnya disiplin rohani dalam mencari hikmat Allah. Dengan mendekat kepada Kristus, orang percaya akan semakin ditransformasikan menjadi serupa dengan Dia.
  • Dietrich Bonhoeffer menekankan bahwa hidup dalam hikmat Allah berarti menyerahkan kehendak kita kepada Kristus dalam ketaatan penuh.

Penutup

Yesus Kristus sebagai hikmat Allah adalah tema yang mendalam dan kaya dalam Alkitab. Melalui Kristus, hikmat Allah yang kekal diwujudkan dalam penciptaan, penebusan, dan kehidupan kekal. Dalam Kristus, kita melihat bagaimana hikmat Allah melampaui segala pengertian manusia dan membawa keselamatan kepada semua orang yang percaya.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam hikmat ini, mengikuti teladan Kristus dan bergantung pada Roh Kudus. Berdoalah agar Roh Kudus memberikan pengertian dan hikmat untuk menghidupi panggilan ini setiap hari.

Next Post Previous Post