Jawaban Yesus kepada Orang Yahudi: Yohanes 7:28-29
Yohanes 7:28-29 adalah bagian dari narasi Injil Yohanes yang menyoroti tanggapan Yesus terhadap kebingungan dan keberatan orang Yahudi mengenai identitas-Nya. Ayat ini muncul di tengah perayaan Hari Raya Pondok Daun di Yerusalem, di mana perdebatan tentang siapa Yesus sesungguhnya memuncak. Dalam bagian ini, Yesus memberikan jawaban yang mengungkapkan asal-usul dan
hubungan-Nya dengan Allah Bapa, sekaligus memperlihatkan kebutaan rohani orang-orang yang menolak-Nya.
Teks Yohanes 7:28-29 (TB) “Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: ‘Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar, yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.
Konteks Yohanes 7:28-29
1. Latar Belakang Narasi
Yohanes 7 mencatat peristiwa yang terjadi selama Hari Raya Pondok Daun, salah satu perayaan besar Yahudi. Pada saat itu, Yesus pergi ke Yerusalem secara diam-diam (Yohanes 7:10) karena ancaman dari para pemimpin agama yang ingin membunuh-Nya (Yohanes 7:1).
Di tengah perayaan, Yesus mulai mengajar di Bait Allah, yang memunculkan berbagai reaksi dari orang banyak. Sebagian orang bingung tentang identitas-Nya, sementara yang lain ragu-ragu dan mempertanyakan asal-usul-Nya. Yohanes 7:28-29 adalah tanggapan Yesus terhadap kebingungan ini.
2. Tema Utama Yohanes 7:28-29
Ayat ini mengangkat tiga tema utama:
- Pengakuan Yesus tentang identitas-Nya: Yesus secara terbuka menyatakan bahwa Ia berasal dari Allah Bapa.
- Hubungan Yesus dengan Allah Bapa: Ia menegaskan bahwa Ia diutus oleh Allah yang benar.
- Kebutaan rohani orang Yahudi: Yesus menunjukkan bahwa mereka tidak mengenal Allah yang telah mengutus-Nya.
Analisis Ayat Yohanes 7:28-29
1. “Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru” (Yohanes 7:28a)
Yesus berbicara dengan cara yang tegas dan penuh otoritas. Kata “berseru” (kradzo dalam bahasa Yunani) menunjukkan pernyataan yang kuat dan penuh emosi, yang bertujuan untuk menarik perhatian banyak orang.
Pandangan Teologis:
- Leon Morris dalam The Gospel According to John menyoroti bahwa tindakan Yesus berseru mencerminkan keberanian-Nya dalam menghadapi ancaman dan kebingungan di sekitar-Nya.
- Craig Keener menambahkan bahwa penggunaan kata ini menunjukkan urgensi Yesus untuk menyampaikan kebenaran kepada orang banyak, meskipun mereka menolak untuk percaya.
Makna Teologis:
Yesus mengajar dengan otoritas dan keberanian yang berasal dari hubungan-Nya dengan Allah. Hal ini mengingatkan kita untuk memberitakan kebenaran dengan ketegasan, meskipun menghadapi penolakan.
2. “Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku” (Yohanes 7:28b)
Yesus merespons ironi dalam klaim orang Yahudi yang mengira mereka mengetahui asal-usul-Nya. Mereka mungkin mengenal Yesus sebagai orang Nazaret dan anak Yusuf, tetapi mereka gagal memahami asal-usul ilahi-Nya.
Pandangan Teologis:
- F.F. Bruce menyatakan bahwa Yesus mengungkapkan kebutaan rohani orang Yahudi yang hanya melihat asal-usul-Nya secara lahiriah tetapi tidak mengenali hubungan-Nya dengan Allah Bapa.
- D.A. Carson menekankan bahwa pernyataan Yesus adalah teguran terhadap mereka yang terlalu fokus pada penampilan luar dan gagal melihat kebenaran rohani yang lebih dalam.
Makna Teologis:
Pengakuan Yesus menunjukkan bahwa pengetahuan manusia yang dangkal tidak cukup untuk memahami kebenaran tentang Allah. Diperlukan pencerahan rohani untuk mengenal Yesus sebagai Anak Allah.
3. “Namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar” (Yohanes 7:28c)
Yesus menegaskan bahwa Ia datang bukan atas kehendak pribadi-Nya, tetapi sebagai utusan dari Allah yang benar. Frasa “Dia yang benar” menunjukkan karakter Allah sebagai sumber kebenaran sejati.
Pandangan Teologis:
- R.C. Sproul mencatat bahwa pernyataan ini menegaskan misi Yesus yang bersumber dari kehendak Allah Bapa. Yesus tidak bertindak secara independen, tetapi sepenuhnya tunduk pada kehendak Bapa.
- John Stott menulis bahwa Yesus adalah penyataan sempurna dari Allah yang benar, membawa kebenaran ilahi kepada dunia yang berdosa.
Makna Teologis:
Misi Yesus sebagai utusan Allah menunjukkan kesatuan-Nya dengan Bapa dan penyerahan total kepada kehendak-Nya. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk tunduk kepada kehendak Allah dalam hidup kita.
4. “Yang tidak kamu kenal” (Yohanes 7:28d)
Yesus secara langsung menyatakan bahwa orang Yahudi tidak mengenal Allah yang mereka klaim sembah. Pernyataan ini mencerminkan kebutaan rohani mereka.
Pandangan Teologis:
- William Barclay menyatakan bahwa kebutaan rohani ini terjadi karena orang Yahudi terlalu terikat pada tradisi dan tidak mampu mengenali pekerjaan Allah melalui Yesus.
- N.T. Wright menambahkan bahwa pernyataan ini mengungkapkan ironi besar: mereka yang memiliki akses kepada firman Allah melalui Taurat justru gagal mengenal Allah yang mereka sembah.
Makna Teologis:
Kebutaan rohani adalah penghalang utama untuk mengenal Allah. Kita harus membuka hati kepada Roh Kudus agar dapat mengenal dan mengalami Allah secara pribadi.
5. “Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku” (Yohanes 7:29)
Yesus menegaskan hubungan-Nya yang unik dengan Allah Bapa. Ia mengenal Bapa karena Ia berasal dari-Nya dan diutus oleh-Nya untuk menyatakan kebenaran kepada dunia.
Pandangan Teologis:
- John Calvin menekankan bahwa Yesus adalah satu-satunya yang memiliki hubungan langsung dengan Allah Bapa. Ia adalah Firman yang menjadi manusia untuk menyatakan Allah kepada dunia.
- Wayne Grudem dalam Systematic Theology mencatat bahwa pernyataan ini menunjukkan kesatuan esensi antara Yesus dan Allah, sekaligus menegaskan otoritas misi-Nya.
Makna Teologis:
Yesus adalah penyataan sempurna dari Allah. Melalui Dia, kita dapat mengenal Allah yang benar dan mengalami hubungan yang intim dengan-Nya.
Makna Teologis Yohanes 7:28-29
1. Yesus sebagai Utusan Allah yang Benar
Yesus datang sebagai utusan Allah untuk menyatakan kebenaran dan membawa keselamatan. Ia tidak bertindak atas kehendak pribadi-Nya, tetapi sepenuhnya menjalankan misi Bapa.
Referensi Alkitab Lain: Dalam Yohanes 3:17, Yesus berkata:“Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”
2. Kebutaan Rohani Orang Yahudi
Pernyataan Yesus mengungkapkan kebutaan rohani orang Yahudi yang gagal mengenali Allah melalui Yesus.
Referensi Alkitab Lain: Dalam Yohanes 1:11, Yohanes menulis:“Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.”
3. Hubungan Yesus dengan Allah Bapa
Yesus memiliki hubungan yang unik dengan Allah Bapa, yang menjadi dasar otoritas-Nya dalam mengajar dan melakukan misi-Nya.
Referensi Alkitab Lain: Dalam Yohanes 10:30, Yesus berkata: “Aku dan Bapa adalah satu.”
Relevansi Yohanes 7:28-29 bagi Kehidupan Kristen
1. Mengenal Yesus secara Pribadi
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengenal Yesus secara pribadi, bukan hanya melalui tradisi atau pengetahuan dangkal.
Aplikasi:
- Renungkan firman Allah setiap hari untuk mengenal Yesus lebih dalam.
- Berdoalah agar Roh Kudus membuka mata rohani Anda untuk melihat kebenaran tentang Yesus.
2. Hidup dalam Penyerahan kepada Kehendak Allah
Seperti Yesus yang tunduk kepada kehendak Bapa, kita juga dipanggil untuk menjalani hidup yang sepenuhnya tunduk kepada Allah.
Aplikasi:
- Mintalah hikmat Allah dalam setiap keputusan Anda.
- Jadikan kehendak Allah sebagai prioritas utama dalam hidup Anda.
3. Memberitakan Kebenaran dengan Keberanian
Yesus berseru dengan otoritas di tengah penolakan. Kita juga dipanggil untuk memberitakan Injil dengan keberanian, meskipun menghadapi tantangan.
Aplikasi:
- Bersaksilah tentang Yesus di lingkungan Anda dengan kasih dan ketegasan.
- Jangan takut menghadapi kritik atau penolakan saat membagikan Injil.
Kesimpulan
Yohanes 7:28-29 adalah pernyataan tegas Yesus yang menegaskan asal-usul-Nya, hubungan-Nya dengan Allah Bapa, dan kebutaan rohani orang Yahudi. Ayat ini mengajarkan bahwa Yesus adalah utusan Allah yang membawa kebenaran dan keselamatan kepada dunia.
Baca Juga: Penolakan Orang Yahudi terhadap Yesus: Yohanes 7:25-27
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengenal Yesus secara pribadi, hidup dalam penyerahan kepada kehendak Allah, dan memberitakan kebenaran dengan keberanian. “Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.” (Yohanes 7:29).