1 Korintus 12:31: Tugas Setiap Orang Kristen Mengenai Karunia Rohani
Pendahuluan:
1 Korintus 12:31 (AYT):"Namun, inginkanlah dengan sungguh-sungguh karunia-karunia yang paling besar. Dan, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang jauh lebih baik."
Ayat ini adalah penutup dari pasal yang membahas tentang keberagaman karunia rohani dalam tubuh Kristus. Rasul Paulus tidak hanya mengajarkan pentingnya karunia-karunia rohani, tetapi juga memberikan perspektif yang lebih besar tentang bagaimana karunia ini harus digunakan. Ia mengarahkan perhatian jemaat Korintus kepada "jalan yang jauh lebih baik," yaitu kasih, yang dijelaskan secara rinci dalam pasal berikutnya, 1 Korintus 13.
Dalam artikel ini, kita akan menguraikan ayat ini secara mendalam, menghubungkannya dengan teologi Reformed, serta melihat bagaimana pandangan para pakar teologi membantu kita memahami tugas setiap orang Kristen dalam hal karunia rohani.
1. Konteks 1 Korintus 12:31
a. Latar Belakang Surat 1 Korintus
Surat 1 Korintus ditulis oleh Rasul Paulus untuk menjawab berbagai permasalahan dalam jemaat di Korintus, termasuk penyalahgunaan karunia rohani dan persaingan di antara anggota gereja. Jemaat Korintus tampaknya menonjolkan karunia tertentu, seperti bahasa roh, sehingga menciptakan perpecahan dan kesombongan.
b. Fokus pada Kesatuan dan Tujuan Karunia Rohani
Pasal 12 menyoroti bahwa karunia rohani adalah pemberian Allah untuk membangun tubuh Kristus, bukan untuk meninggikan individu. Karunia ini beragam, tetapi semuanya berasal dari Roh yang sama. Paulus menutup pasal ini dengan sebuah dorongan untuk menginginkan karunia yang paling besar, tetapi mengarahkan perhatian mereka pada kasih sebagai jalan yang lebih unggul.
2. Analisis Ayat
a. "Inginkanlah dengan sungguh-sungguh karunia-karunia yang paling besar"
Pengertian Karunia yang Paling Besar
Karunia-karunia yang paling besar mengacu pada karunia yang paling bermanfaat untuk membangun tubuh Kristus. Dalam konteks ini, karunia seperti nubuat, pengajaran, dan pelayanan dianggap lebih utama karena memiliki dampak langsung dalam memperkuat gereja.Motivasi yang Benar
Paulus tidak mendorong jemaat untuk menginginkan karunia demi status atau pengakuan, tetapi untuk melayani dan membangun gereja. Dalam teologi Reformed, ini mencerminkan doktrin bahwa segala sesuatu harus dilakukan untuk kemuliaan Allah, bukan untuk kepentingan pribadi.Aplikasi Praktis
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk berdoa dan menginginkan karunia yang memungkinkan kita melayani tubuh Kristus dengan lebih baik. Ini membutuhkan kerendahan hati dan pengertian yang benar tentang tujuan karunia rohani.
b. "Aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang jauh lebih baik"
Kasih Sebagai Dasar Segala Karunia
Jalan yang lebih baik yang disebutkan Paulus adalah kasih, yang menjadi fokus utama dalam 1 Korintus 13. Paulus menunjukkan bahwa tanpa kasih, karunia rohani kehilangan nilainya dan tidak menghasilkan apa-apa.Kasih Melampaui Karunia
Karunia rohani bersifat sementara, tetapi kasih bersifat kekal. Teologi Reformed menekankan bahwa kasih adalah refleksi dari karakter Allah yang sempurna, dan karena itu harus menjadi dasar dari setiap pelayanan.Penerapan dalam Kehidupan Gereja
Jalan kasih mengingatkan kita bahwa pelayanan di gereja bukanlah tentang persaingan atau penonjolan diri, tetapi tentang melayani dengan hati yang penuh kasih kepada Allah dan sesama.
3. Tafsiran dalam Teologi Reformed
a. Kedaulatan Allah dalam Pemberian Karunia
Teologi Reformed menekankan bahwa karunia rohani adalah pemberian Allah yang berdaulat. John Calvin menulis:"Roh Kudus membagi karunia-karunia-Nya sesuai dengan kehendak-Nya, bukan berdasarkan keinginan manusia, tetapi untuk kemuliaan Allah dan kebaikan gereja."
b. Kasih sebagai Puncak Karunia
Herman Bavinck mencatat bahwa kasih adalah inti dari seluruh hukum Allah dan dasar dari segala tindakan Kristen. Karunia rohani harus berfungsi dalam kerangka kasih untuk mencapai tujuan Allah.
c. Fungsi Karunia untuk Tubuh Kristus
Karunia rohani diberikan bukan untuk keuntungan pribadi, tetapi untuk membangun tubuh Kristus. Dalam teologi Reformed, ini mencerminkan panggilan gereja untuk saling melayani dan memuliakan Allah melalui kesatuan.
4. Aplikasi Praktis
a. Menginginkan Karunia dengan Tujuan yang Benar
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menginginkan karunia rohani, tetapi dengan motivasi yang benar. Ini berarti berdoa agar Allah memberikan karunia yang memungkinkan kita melayani tubuh Kristus dengan lebih efektif.
b. Mengutamakan Kasih dalam Pelayanan
Pelayanan tanpa kasih kehilangan nilainya. Kita harus memastikan bahwa setiap tindakan kita, termasuk penggunaan karunia rohani, dilakukan dengan kasih kepada Allah dan sesama.
c. Menggunakan Karunia untuk Membangun Gereja
Karunia rohani adalah alat untuk membangun gereja, bukan untuk kepentingan pribadi. Kita harus mencari cara untuk menggunakan karunia kita dalam pelayanan yang mendukung pertumbuhan spiritual orang lain.
d. Menghindari Kesombongan dalam Karunia
Kesombongan dalam penggunaan karunia rohani adalah dosa yang merusak tubuh Kristus. Kita harus mengingat bahwa setiap karunia adalah pemberian Allah yang harus digunakan dengan rendah hati.
5. Pandangan Pakar Teologi Reformed
a. John Calvin
Calvin menekankan pentingnya kasih dalam penggunaan karunia rohani. Ia menulis:"Kasih adalah jiwa dari setiap karunia; tanpa kasih, bahkan karunia yang terbesar sekalipun hanyalah sia-sia."
b. R.C. Sproul
Sproul mencatat bahwa karunia rohani harus selalu diarahkan untuk membangun gereja, bukan untuk keunggulan pribadi. Dia berkata:"Karunia rohani diberikan untuk kebaikan bersama, bukan untuk keuntungan individu. Ketika digunakan dalam kasih, karunia ini mencerminkan karakter Allah."
c. Charles Spurgeon
Spurgeon menyoroti bahwa menginginkan karunia rohani adalah hal yang baik, tetapi kasih adalah jalan yang lebih tinggi. Ia berkata:"Jika kita memiliki semua karunia tetapi tidak memiliki kasih, kita kehilangan esensi dari apa artinya melayani Kristus."
d. Herman Bavinck
Bavinck menyatakan bahwa kasih adalah dasar dari kehidupan Kristen dan harus menjadi landasan dari semua tindakan, termasuk penggunaan karunia rohani.
6. Relevansi 1 Korintus 12:31 untuk Gereja Modern
a. Mengatasi Perpecahan dalam Gereja
Ayat ini mengingatkan gereja modern untuk menghindari perpecahan yang disebabkan oleh perbandingan atau kesombongan dalam karunia rohani. Fokus pada kasih akan membawa kesatuan dalam tubuh Kristus.
b. Memperkuat Pelayanan Gereja
Dengan menginginkan karunia yang paling bermanfaat dan mendasarkan pelayanan pada kasih, gereja dapat menjadi tempat di mana setiap anggota berkontribusi untuk pertumbuhan rohani bersama.
c. Menyelaraskan Pelayanan dengan Tujuan Allah
Karunia rohani harus digunakan untuk memuliakan Allah dan memperluas kerajaan-Nya. Gereja harus memastikan bahwa setiap pelayanan berakar pada kasih dan diarahkan untuk tujuan ini.
Kesimpulan
1 Korintus 12:31 mengajarkan bahwa setiap orang Kristen memiliki tanggung jawab untuk menginginkan dan menggunakan karunia rohani demi membangun tubuh Kristus. Namun, Rasul Paulus mengingatkan bahwa kasih adalah dasar dari segala pelayanan, dan tanpa kasih, karunia rohani kehilangan nilainya.
Dalam teologi Reformed, ayat ini menekankan kedaulatan Allah dalam pemberian karunia, pentingnya kasih sebagai inti dari kehidupan Kristen, dan panggilan gereja untuk menggunakan karunia dengan rendah hati dan tujuan yang benar.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menginginkan karunia rohani dengan motivasi untuk melayani, mengutamakan kasih dalam setiap tindakan, dan bekerja bersama untuk membangun gereja demi kemuliaan Allah.