Warga dari Tempat Lain: Perspektif Teologi Reformed
Pendahuluan:
Sebagai orang percaya, kita hidup di dunia ini tetapi bukan bagian darinya. Alkitab menggambarkan orang Kristen sebagai "warga dari tempat lain," yang memiliki identitas dan tujuan hidup yang melampaui dunia fana ini. Dalam teologi Reformed, konsep ini menekankan bahwa orang percaya adalah warga Kerajaan Allah, yang hidup di dunia sementara sambil menantikan kepenuhan hidup kekal bersama Kristus.
Artikel ini akan mengeksplorasi dasar alkitabiah, pandangan para pakar teologi Reformed, dan implikasi menjadi warga Kerajaan Allah dalam konteks kehidupan sehari-hari.
1. Identitas Kekal Orang Percaya
a. Warga Dunia dan Warga Surga
Dalam Filipi 3:20, Paulus berkata, "Karena kewargaan kita adalah di dalam surga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat." Ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa orang percaya memiliki kewargaan yang berbeda dari dunia ini.
John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menekankan bahwa orang percaya dipanggil untuk hidup di dunia sebagai "warga surga" yang memiliki panggilan dan orientasi yang berbeda dari dunia. Meskipun mereka tinggal di dunia, hidup mereka diarahkan kepada Allah dan kerajaan-Nya.
b. Hidup Sebagai Orang Asing dan Pendatang
Penulis Ibrani menggambarkan orang percaya sebagai "orang asing dan pendatang" di dunia ini (Ibrani 11:13). Anthony Hoekema menjelaskan bahwa istilah ini mencerminkan kehidupan yang sementara di bumi, di mana orang percaya tidak sepenuhnya berakar pada dunia ini, tetapi hidup sebagai warga kerajaan yang kekal.
c. Identitas dalam Kristus
Teologi Reformed menekankan bahwa identitas orang percaya sepenuhnya berakar pada Kristus. Dalam 2 Korintus 5:17, Paulus berkata, "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." R.C. Sproul menulis bahwa hidup di dalam Kristus membawa perspektif baru, di mana tujuan hidup, nilai, dan prioritas orang percaya sepenuhnya ditentukan oleh kerajaan Allah.
2. Dasar Alkitabiah Warga Kerajaan Allah
a. Yesus tentang Kerajaan Allah
Yesus sering mengajarkan tentang Kerajaan Allah. Dalam Yohanes 18:36, Ia berkata, "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini." Pernyataan ini menunjukkan bahwa Kerajaan Allah tidak bersifat duniawi, tetapi bersifat rohani dan kekal.
b. Identitas Baru dalam Kristus
Dalam Kolose 1:13, Paulus menulis bahwa Allah "telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih." Teologi Reformed memahami bahwa ini adalah tindakan kasih karunia Allah, di mana orang percaya dipindahkan dari dunia dosa ke dalam kerajaan kasih Allah.
c. Hidup Sebagai Keturunan Abraham
Penulis Ibrani menggambarkan para bapa iman seperti Abraham yang hidup sebagai orang asing dan pendatang, menantikan kota yang dirancang dan dibangun oleh Allah (Ibrani 11:10). Herman Bavinck menekankan bahwa orang percaya, sebagai keturunan rohani Abraham, hidup dengan pengharapan yang sama, menantikan kepenuhan kerajaan Allah.
3. Hidup di Dunia sebagai Warga Kerajaan Allah
a. Dualitas Kehidupan Orang Percaya
Orang percaya hidup dalam ketegangan antara dunia sementara dan identitas mereka sebagai warga Kerajaan Allah. Dalam Yohanes 17:14-15, Yesus berdoa kepada Bapa:"Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat."
John Calvin menjelaskan bahwa doa ini mencerminkan dualitas kehidupan orang percaya: mereka tinggal di dunia tetapi dipisahkan dari nilai-nilai duniawi oleh kasih karunia Allah.
b. Hidup sebagai Terang dan Garam
Meskipun orang percaya adalah warga Kerajaan Allah, mereka dipanggil untuk menjadi terang dan garam di dunia ini (Matius 5:13-16). Teologi Reformed menekankan bahwa hidup di dunia adalah kesempatan untuk menjadi saksi Kristus melalui pekerjaan, hubungan, dan kesaksian hidup.
Anthony Hoekema menulis bahwa hidup sebagai warga Kerajaan Allah berarti mencerminkan nilai-nilai kerajaan seperti kasih, keadilan, dan kebenaran dalam setiap aspek kehidupan.
c. Tidak Terikat oleh Hal Duniawi
Sebagai warga Kerajaan Allah, orang percaya dipanggil untuk hidup bebas dari keterikatan pada hal-hal duniawi. Dalam Kolose 3:2, Paulus berkata, "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." R.C. Sproul menekankan bahwa meskipun orang percaya hidup di dunia, hati mereka harus tertuju pada perkara-perkara kekal.
4. Tantangan Hidup Sebagai Warga Kerajaan Allah
a. Penganiayaan dan Penolakan Dunia
Orang percaya sering menghadapi penganiayaan karena identitas mereka sebagai warga Kerajaan Allah. Dalam 2 Timotius 3:12, Paulus berkata, "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya."
Baca Juga: Doa Mati Tanpa Sukacita: Perspektif Teologi Reformed
Herman Bavinck menjelaskan bahwa penganiayaan adalah konsekuensi dari hidup yang bertentangan dengan nilai-nilai dunia. Namun, penganiayaan juga adalah bagian dari panggilan untuk mengikuti Kristus.
b. Godaan Duniawi
Orang percaya sering menghadapi godaan untuk hidup seperti dunia. Dalam Roma 12:2, Paulus berkata, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini." Teologi Reformed menekankan bahwa kehidupan Kristen membutuhkan disiplin rohani untuk melawan godaan duniawi dan hidup setia kepada Allah.
c. Kehilangan Perspektif Kekekalan
Di tengah tekanan hidup sehari-hari, orang percaya dapat tergoda untuk kehilangan perspektif kekekalan. John Calvin menulis bahwa penting bagi orang percaya untuk selalu mengingat bahwa hidup mereka adalah bagian dari rencana kekal Allah yang melampaui kehidupan dunia ini.
5. Implikasi Menjadi Warga Kerajaan Allah
a. Hidup dalam Kekudusan
Sebagai warga Kerajaan Allah, orang percaya dipanggil untuk hidup dalam kekudusan. Dalam 1 Petrus 1:15-16, Petrus berkata, "Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu."
b. Kesaksian kepada Dunia
Orang percaya dipanggil untuk menjadi saksi kepada dunia. Dalam 2 Korintus 5:20, Paulus menyebut orang percaya sebagai "utusan-utusan Kristus" yang membawa pesan pendamaian Allah kepada dunia.
c. Pengharapan Kekal
Sebagai warga Kerajaan Allah, orang percaya memiliki pengharapan akan kehidupan kekal. Dalam Wahyu 21:1-4, Yohanes menggambarkan langit baru dan bumi baru di mana Allah akan tinggal bersama umat-Nya. R.C. Sproul menulis bahwa pengharapan ini memberi kekuatan kepada orang percaya untuk bertahan dalam penderitaan dan hidup dengan sukacita.
6. Hidup dalam Komunitas Kerajaan Allah
a. Gereja sebagai Komunitas Kerajaan
Teologi Reformed menekankan bahwa gereja adalah perwujudan Kerajaan Allah di dunia. Gereja adalah tempat di mana warga Kerajaan Allah berkumpul untuk beribadah, belajar Firman, dan saling mendukung.
b. Misi Kerajaan Allah
Sebagai komunitas Kerajaan Allah, gereja dipanggil untuk melanjutkan misi Kristus di dunia. Dalam Matius 28:19-20, Yesus memberi Amanat Agung untuk memberitakan Injil dan membuat murid dari segala bangsa.
Penutup: Hidup sebagai Warga dari Tempat Lain
Hidup sebagai warga Kerajaan Allah berarti hidup dengan identitas dan tujuan yang melampaui dunia ini. Dalam perspektif teologi Reformed, ini adalah panggilan untuk hidup setia kepada Allah, menjadi saksi Kristus, dan menantikan kepenuhan Kerajaan Allah dalam kekekalan.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dengan perspektif kekal, menjaga hati kita tertuju kepada Allah, dan menjalani hidup yang memuliakan-Nya di dunia ini. Dalam Kolose 3:4, Paulus berkata, "Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan."
Catatan: Berdoalah agar Roh Kudus menuntun kita untuk hidup sebagai warga Kerajaan Allah, sehingga hidup kita menjadi terang bagi dunia dan memuliakan nama Kristus.