Doa yang Tekun dan Beriman: Matius 7:7

Doa yang Tekun dan Beriman: Matius 7:7

Pengantar:

Ayat Matius 7:7:"Mintalah, dan hal itu akan diberikan kepadamu. Carilah, dan kamu akan mendapat. Ketuklah, dan hal itu akan dibukakan bagimu." (AYT)

Ayat ini merupakan bagian dari Khotbah di Bukit yang disampaikan Yesus. Dalam konteks ini, Yesus mengajarkan murid-murid-Nya tentang pentingnya doa, kebergantungan kepada Allah, dan janji pemeliharaan-Nya. Dalam tradisi teologi Reformed, Matius 7:7 sering dilihat sebagai pernyataan yang menegaskan anugerah Allah yang melimpah dan panggilan kepada orang percaya untuk hidup dalam hubungan yang mendalam dengan-Nya.

1. Makna Permintaan, Pencarian, dan Ketukan

Dalam ayat ini, Yesus menggunakan tiga kata tindakan: mintalah, carilah, dan ketuklah. Ketiga kata ini memberikan gambaran tentang intensitas hubungan dan kebergantungan kepada Allah.

a. Mintalah (Ask)
Tindakan meminta menunjukkan kebergantungan total pada Allah sebagai sumber segala kebutuhan. Dalam teologi Reformed, ini mencerminkan prinsip utama bahwa Allah adalah penyedia segala sesuatu, dan manusia adalah makhluk yang bergantung sepenuhnya kepada-Nya (Mazmur 145:16).

John Calvin menekankan bahwa permintaan dalam doa bukanlah tindakan memaksa Allah, melainkan cara orang percaya menyerahkan diri kepada kehendak Allah. Permintaan yang sejati harus disertai dengan iman, pengakuan akan kedaulatan Allah, dan kerendahan hati.

b. Carilah (Seek)
Pencarian menggambarkan upaya aktif untuk menemukan Allah dan kehendak-Nya dalam kehidupan. Dalam tradisi Reformed, pencarian ini melibatkan studi Alkitab, doa yang tulus, dan pertumbuhan rohani.

Herman Bavinck menyoroti bahwa mencari Allah adalah panggilan universal bagi semua orang percaya. Allah telah menyatakan diri-Nya dalam Firman-Nya dan melalui karya keselamatan dalam Kristus. Oleh karena itu, mencari Allah berarti mendekat kepada-Nya dengan hati yang terbuka dan tekun.

c. Ketuklah (Knock)
Ketukan mengindikasikan persistensi dan keberanian dalam mendekati Allah. Dalam pandangan Reformed, ketukan ini bukanlah tindakan memaksa, melainkan wujud keyakinan bahwa Allah akan menjawab mereka yang dengan tekun datang kepada-Nya.

R.C. Sproul menekankan bahwa ketukan melibatkan pengharapan bahwa Allah, sebagai Bapa yang penuh kasih, akan membuka pintu bagi anak-anak-Nya. Ketekunan dalam doa bukanlah bentuk keraguan, melainkan ekspresi iman yang teguh.

2. Janji Allah dalam Matius 7:7

Yesus menjanjikan hasil dari tindakan meminta, mencari, dan mengetuk: "akan diberikan," "akan mendapat," dan "akan dibukakan." Dalam tradisi Reformed, janji ini dipahami dalam konteks kedaulatan dan anugerah Allah.

a. Janji Allah yang Setia
Janji dalam ayat ini menegaskan bahwa Allah setia kepada umat-Nya dan merespons doa-doa mereka. Namun, respons Allah selalu sesuai dengan kehendak-Nya yang sempurna. John Owen menekankan bahwa Allah tidak memberikan apa yang tidak baik bagi umat-Nya, meskipun mereka mungkin memintanya.

b. Konteks Kehendak Allah
Herman Bavinck menjelaskan bahwa janji ini tidak berarti Allah memenuhi setiap permintaan secara harfiah. Sebaliknya, Allah memberikan yang terbaik sesuai dengan rencana-Nya. Oleh karena itu, orang percaya harus menyerahkan permintaan mereka kepada kehendak Allah yang lebih tinggi.

c. Anugerah dalam Pemberian
Janji Allah dalam Matius 7:7 adalah bukti anugerah-Nya yang melimpah. Dalam tradisi Reformed, semua pemberian Allah, termasuk jawaban atas doa, adalah hasil dari kasih karunia-Nya, bukan usaha manusia.

3. Doa sebagai Sarana Anugerah

Dalam teologi Reformed, doa dipandang sebagai salah satu sarana anugerah yang Allah berikan kepada umat-Nya untuk berkomunikasi dengan-Nya dan menerima berkat rohani.

a. Doa sebagai Respons terhadap Allah
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa doa adalah respons iman terhadap Allah yang telah menyatakan diri-Nya. Ketika orang percaya berdoa, mereka mengakui Allah sebagai sumber kehidupan dan penyedia segala sesuatu.

b. Ketekunan dalam Doa
Matius 7:7 mengajarkan pentingnya ketekunan dalam doa. Ketekunan ini menunjukkan iman dan kepercayaan bahwa Allah mendengar dan menjawab pada waktu yang tepat. Sinclair Ferguson menekankan bahwa ketekunan dalam doa membangun hubungan yang lebih dalam antara manusia dan Allah.

c. Doa yang Berpusat pada Allah
Doa yang sejati harus berpusat pada kehendak Allah dan bukan pada keinginan manusia yang egois. R.C. Sproul menjelaskan bahwa Matius 7:7 mengingatkan orang percaya untuk berdoa dengan kerendahan hati dan sikap berserah kepada kehendak Allah.

4. Hubungan dengan Karakter Allah

Matius 7:7 tidak hanya mengajarkan tentang tindakan manusia, tetapi juga mengungkapkan karakter Allah sebagai Bapa yang penuh kasih.

a. Allah yang Mahamurah
Allah digambarkan sebagai Bapa yang dengan sukacita memberikan kepada anak-anak-Nya. Dalam teologi Reformed, kemurahan Allah adalah salah satu atribut utama-Nya. Allah tidak hanya memberikan apa yang diminta, tetapi seringkali memberikan lebih dari yang dibutuhkan umat-Nya (Efesus 3:20).

b. Allah yang Berdaulat
Kedaulatan Allah dalam menjawab doa ditekankan dalam tradisi Reformed. John Owen mengingatkan bahwa Allah selalu memberikan jawaban terbaik, meskipun itu tidak selalu sesuai dengan harapan manusia. Kepercayaan kepada kedaulatan Allah memberikan penghiburan bagi orang percaya ketika jawaban atas doa tampaknya tertunda.

c. Allah yang Relasional
Herman Bavinck menyoroti bahwa ayat ini menunjukkan hubungan intim antara Allah dan umat-Nya. Allah mengundang umat-Nya untuk datang kepada-Nya dengan keyakinan bahwa Ia peduli dan hadir dalam kehidupan mereka.

5. Perspektif Eskatologis

Dalam teologi Reformed, Matius 7:7 juga memiliki dimensi eskatologis, mengarahkan perhatian pada penggenapan rencana Allah yang sempurna.

a. Pencarian yang Menuju kepada Kerajaan Allah
Permintaan, pencarian, dan ketukan dalam Matius 7:7 dapat dipahami sebagai bagian dari pencarian Kerajaan Allah (Matius 6:33). Sinclair Ferguson menekankan bahwa fokus utama doa orang percaya adalah permohonan agar Kerajaan Allah datang dan kehendak-Nya terjadi di bumi.

Baca Juga: Matius 28:20: Kehadiran Kristus dalam Amanat Agung

b. Pengharapan dalam Kedatangan Kristus
Janji dalam Matius 7:7 memberikan pengharapan bagi orang percaya bahwa Allah akan menyempurnakan rencana-Nya pada akhir zaman. Ketika umat-Nya terus mencari, mengetuk, dan meminta, mereka dipersiapkan untuk bertemu dengan Allah dalam kekekalan.

6. Aplikasi Praktis

Matius 7:7 memiliki banyak aplikasi praktis bagi kehidupan orang percaya:

  1. Berdoa dengan Keyakinan: Orang percaya diajak untuk mendekati Allah dengan keyakinan bahwa Ia mendengar dan menjawab doa mereka.
  2. Berserah kepada Kehendak Allah: Setiap permintaan harus disertai dengan sikap berserah kepada kehendak Allah yang sempurna.
  3. Ketekunan dalam Doa: Orang percaya diajak untuk tidak menyerah dalam doa, meskipun jawaban tampaknya tertunda.
  4. Mencari Kehendak Allah: Fokus utama doa haruslah untuk mengenal Allah lebih dalam dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
  5. Memiliki Pengharapan Kekal: Janji dalam Matius 7:7 mengingatkan orang percaya untuk hidup dalam pengharapan akan pemenuhan rencana Allah.

Kesimpulan

Matius 7:7 adalah pengajaran Yesus yang sangat mendalam tentang doa, iman, dan hubungan dengan Allah. Dalam teologi Reformed, ayat ini menggarisbawahi kedaulatan Allah, kemurahan-Nya, dan anugerah-Nya yang melimpah bagi umat-Nya.

Ayat ini mengundang orang percaya untuk hidup dalam hubungan yang intim dengan Allah melalui doa yang tulus, penuh iman, dan tekun. Dengan memahami karakter Allah sebagai Bapa yang setia dan penuh kasih, orang percaya dapat mendekati Dia dengan keyakinan dan menyerahkan hidup mereka kepada kehendak-Nya.

Next Post Previous Post