Matius 28:20: Kehadiran Kristus dalam Amanat Agung

Matius 28:20: Kehadiran Kristus dalam Amanat Agung

Pengantar:

Ayat Matius 28:20 berbunyi:"Ajarkanlah mereka untuk menaati semua yang Aku perintahkan kepadamu; dan lihat, Aku selalu bersamamu, bahkan sampai kepada akhir zaman.” (AYT)

Ayat ini adalah bagian dari Amanat Agung (Matius 28:18-20), di mana Yesus mengutus para murid untuk memberitakan Injil kepada segala bangsa, membaptis, dan mengajar mereka untuk menaati perintah-Nya. Ayat ini memiliki signifikansi besar dalam teologi Kristen, termasuk dalam tradisi Reformed. Berikut adalah uraian mendalam mengenai ayat ini berdasarkan perspektif teologi Reformed.

1. Kristus sebagai Pengajar yang Berotoritas

Frasa "ajarkanlah mereka untuk menaati semua yang Aku perintahkan kepadamu" menunjukkan bahwa Yesus memiliki otoritas penuh atas pengajaran dan perintah-Nya. Dalam teologi Reformed, otoritas ini terkait dengan pengakuan bahwa Yesus adalah Firman Allah yang berinkarnasi (Yohanes 1:1). Sebagai kepala gereja (Efesus 1:22), Kristus memerintahkan para murid untuk mengajarkan kebenaran yang bersumber dari-Nya.

John Calvin dalam komentarnya terhadap Matius 28 menekankan bahwa Kristus, sebagai Guru Ilahi, memberikan perintah yang sempurna dan cukup untuk keselamatan serta kehidupan kekristenan. Oleh karena itu, ajaran-Nya harus menjadi pedoman utama dalam pengajaran gereja. Calvin menambahkan bahwa ketaatan terhadap perintah Kristus merupakan bukti iman sejati yang hidup.

2. Penekanan pada Disiplin dan Ketaatan

Yakni, “menaati semua yang Aku perintahkan kepadamu.” Dalam teologi Reformed, ketaatan bukanlah dasar keselamatan tetapi buah keselamatan. Keselamatan adalah anugerah Allah semata, namun mereka yang diselamatkan dipanggil untuk hidup dalam ketaatan kepada Firman Allah (Efesus 2:8-10).

Herman Bavinck menyoroti bahwa pengajaran Kristus yang mencakup segala aspek kehidupan bertujuan untuk membawa manusia kepada keserupaan dengan Kristus. Ini berarti bahwa pengajaran gereja harus mencerminkan kelengkapan doktrin Alkitab, termasuk panggilan untuk hidup dalam kesalehan, kasih, dan keadilan. Dalam hal ini, gereja bertanggung jawab untuk tidak hanya mengajarkan doktrin tetapi juga memuridkan, sebagaimana dicontohkan dalam Amanat Agung.

3. Kehadiran Yesus yang Berkelanjutan

Bagian kedua ayat ini, "Aku selalu bersamamu, bahkan sampai kepada akhir zaman," adalah janji yang menguatkan iman dan pengharapan umat Allah. Dalam tradisi Reformed, kehadiran Kristus tidak hanya bersifat simbolis tetapi juga nyata melalui Roh Kudus.

a. Kehadiran Kristus yang Universal
R.C. Sproul menafsirkan ayat ini dengan menegaskan bahwa Yesus, yang adalah Allah yang Mahahadir, menjamin kehadiran-Nya di mana saja umat-Nya berada. Kehadiran ini memampukan gereja untuk melaksanakan tugas pemberitaan Injil dengan keyakinan bahwa Kristus bekerja di dalam dan melalui mereka.

b. Kristus sebagai Perantara
John Owen menjelaskan bahwa kehadiran Kristus juga merujuk pada peran-Nya sebagai Perantara yang terus-menerus mendoakan gereja-Nya di hadapan Allah (Ibrani 7:25). Kehadiran ini memberikan keberanian kepada orang percaya untuk menghadapi tantangan dalam menjalankan Amanat Agung.

4. Janji Eskatologis Yesus

Frasa "sampai kepada akhir zaman" merujuk pada dimensi eskatologis dalam janji Yesus. Dalam pandangan Reformed, ini menegaskan bahwa Kristus tidak hanya memulai misi penebusan tetapi juga akan menyelesaikannya dengan sempurna pada saat kedatangan-Nya yang kedua kali.

Geerhardus Vos, seorang teolog Reformed terkemuka, menyoroti bahwa Amanat Agung adalah bagian dari penggenapan rencana Allah untuk menyatukan segala sesuatu di bawah otoritas Kristus (Efesus 1:10). Kehadiran-Nya sampai akhir zaman menunjukkan bahwa sejarah umat manusia bergerak menuju tujuan ilahi yang telah ditetapkan oleh Allah.

5. Gereja sebagai Alat Kristus

Dalam teologi Reformed, gereja dipandang sebagai alat utama yang digunakan Kristus untuk melaksanakan Amanat Agung. Gereja bertugas memberitakan Injil, membaptis, mengajarkan kebenaran, dan memuridkan bangsa-bangsa.

Abraham Kuyper menekankan pentingnya pemuridan yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Ia berpendapat bahwa misi gereja tidak hanya terbatas pada kehidupan rohani tetapi juga berdampak pada kebudayaan, pendidikan, dan kehidupan sosial. Oleh karena itu, Amanat Agung harus dipahami dalam konteks yang holistik.

6. Kebergantungan pada Roh Kudus

Meskipun Kristus menjanjikan kehadiran-Nya, pelaksanaan Amanat Agung tidak mungkin dilakukan tanpa kuasa Roh Kudus. Dalam Kisah Para Rasul 1:8, Yesus menjanjikan Roh Kudus kepada murid-murid-Nya untuk memampukan mereka menjadi saksi-Nya. Teologi Reformed menekankan bahwa pekerjaan misi gereja adalah pekerjaan Allah, yang dilakukan melalui kuasa Roh Kudus.

Baca Juga: Matius 10:38: Makna Memikul Salib 

Cornelius Van Til menekankan bahwa kehadiran Roh Kudus adalah bukti bahwa Allah tidak hanya memanggil gereja untuk misi tetapi juga memberikan segala yang diperlukan untuk melakukannya. Ini termasuk hikmat, keberanian, dan penghiburan dalam menghadapi penganiayaan.

7. Perspektif Teologi Reformed pada Amanat Agung

Dalam teologi Reformed, Amanat Agung tidak hanya dipahami sebagai tugas penginjilan tetapi juga sebagai panggilan untuk memperluas Kerajaan Allah di dunia. Ini melibatkan transformasi individu dan masyarakat melalui Injil. Pengajaran Kristus mencakup kebenaran tentang Allah, manusia, keselamatan, dan kehidupan dalam hubungan yang benar dengan Allah dan sesama.

Beberapa poin utama yang ditekankan adalah:

  • Sovereignty of God (Kedaulatan Allah): Amanat Agung adalah bagian dari rencana kekal Allah untuk menyelamatkan umat-Nya dari segala bangsa.
  • Covenant Theology (Teologi Perjanjian): Pelaksanaan Amanat Agung adalah penggenapan perjanjian Allah dengan Abraham bahwa melalui keturunannya, semua bangsa di bumi akan diberkati (Kejadian 12:3).
  • Christ-Centered Mission (Misi yang Berpusat pada Kristus): Seluruh kegiatan gereja harus berpusat pada Kristus sebagai Kepala Gereja dan Raja segala bangsa.

8. Implikasi Praktis

Dalam kehidupan orang percaya, Matius 28:20 mengajarkan beberapa prinsip praktis:

  1. Ketaatan terhadap Firman: Orang percaya dipanggil untuk menaati semua ajaran Kristus, bukan hanya sebagian. Ini mencakup kehidupan doa, penyembahan, pelayanan, dan kesaksian.
  2. Keberanian dalam Misi: Janji kehadiran Kristus memberikan keberanian bagi gereja untuk memberitakan Injil di tengah tantangan dan penganiayaan.
  3. Pengharapan Eskatologis: Kesadaran bahwa Kristus akan bersama gereja sampai akhir zaman memberikan pengharapan dalam menjalankan misi-Nya.
  4. Komunitas yang Berpusat pada Injil: Gereja harus menjadi komunitas yang membentuk murid-murid Kristus, bukan hanya pengikut secara nominal.

Kesimpulan

Matius 28:20 adalah ayat yang kaya dengan dimensi teologis dan praktis. Dalam tradisi Reformed, ayat ini dipahami sebagai inti dari misi gereja dan panggilan hidup setiap orang percaya. Kristus yang berotoritas, kehadiran-Nya yang terus-menerus, dan janji-Nya tentang penggenapan akhir zaman memberikan dasar yang kuat bagi gereja untuk menjalankan Amanat Agung dengan setia.

Sebagai orang percaya, kita diajak untuk merenungkan kebenaran ini dengan mendalam, berdoa memohon hikmat Roh Kudus, dan menjalankan panggilan hidup kita dalam terang janji dan perintah Kristus.

Next Post Previous Post