Matius 10:38: Makna Memikul Salib

Matius 10:38: Makna Memikul Salib

Pengantar:

"Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku."(Matius 10:38)

Ayat ini adalah salah satu pernyataan Yesus yang paling tegas tentang panggilan-Nya kepada para murid. Matius 10:38 bukan sekadar seruan untuk mengikuti Yesus, tetapi juga sebuah undangan untuk menyerahkan diri sepenuhnya, bahkan dengan risiko kehilangan kenyamanan, kehormatan, dan kehidupan. Dalam teologi Reformed, ayat ini dipahami sebagai inti dari kehidupan Kristen, menekankan totalitas penyerahan kepada Kristus sebagai buah dari anugerah Allah. Artikel ini akan membahas makna Matius 10:38 berdasarkan perspektif teologi Reformed, termasuk konteks ayat ini, teologi salib, dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

1. Konteks Matius 10:38

Matius 10 adalah bagian dari pengajaran Yesus kepada para murid-Nya sebelum mereka diutus untuk memberitakan Injil ke seluruh Israel. Dalam bagian ini, Yesus memperingatkan para murid tentang tantangan dan penganiayaan yang akan mereka hadapi.

Dalam Matius 10:37-39, Yesus mengajarkan pentingnya mengutamakan Dia di atas segala sesuatu, bahkan di atas hubungan keluarga dan nyawa mereka sendiri:"Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada Aku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih daripada Aku, ia tidak layak bagi-Ku."

John Calvin, dalam komentarnya tentang ayat ini, menekankan bahwa Yesus tidak meminta kesetiaan parsial. Sebaliknya, Dia menuntut penyerahan total yang mencerminkan kasih yang lebih besar kepada Allah daripada kepada manusia atau dunia.

2. Apa Arti "Memikul Salib"?

a. Simbol Pengorbanan

Pada zaman Yesus, salib adalah alat eksekusi yang paling memalukan dan menyakitkan. Memikul salib berarti menerima penghinaan, penderitaan, bahkan kematian. Dalam konteks Matius 10:38, memikul salib melambangkan penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah, meskipun itu berarti kehilangan segalanya.

R. C. Sproul menjelaskan bahwa memikul salib berarti hidup dalam ketaatan radikal kepada Kristus, bahkan jika itu membawa penderitaan. Ini adalah tanda bahwa kita menyerahkan hak atas diri kita sendiri dan sepenuhnya bergantung kepada Tuhan.

b. Penyangkalan Diri

Memikul salib juga mencakup penyangkalan diri. Dalam Lukas 9:23, Yesus berkata:"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku."

Herman Bavinck menekankan bahwa penyangkalan diri berarti menolak kehendak kita sendiri yang sering kali bertentangan dengan kehendak Allah. Ini adalah penyerahan penuh yang hanya mungkin melalui karya Roh Kudus.

c. Mengidentifikasi Diri dengan Kristus

Memikul salib juga berarti bersedia mengidentifikasi diri dengan Kristus dalam penderitaan dan penghinaan. Paulus menulis dalam Galatia 2:20:"Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku."

Teologi Reformed melihat ini sebagai panggilan untuk bersatu dengan Kristus, baik dalam penderitaan maupun dalam kemuliaan.

3. Salib dan Anugerah Allah dalam Teologi Reformed

a. Salib sebagai Pusat Keselamatan

Teologi Reformed menekankan bahwa salib adalah pusat dari rencana keselamatan Allah. Dalam 1 Korintus 1:18, Paulus berkata:"Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah."

John Piper menyatakan bahwa melalui salib, Allah menunjukkan keadilan-Nya yang kudus dan kasih-Nya yang tak terbatas. Memikul salib dalam kehidupan Kristen berarti hidup dalam pengakuan bahwa keselamatan kita sepenuhnya bergantung pada karya Kristus di kayu salib.

b. Anugerah yang Membawa Ketaatan

Efesus 2:8-10 mengajarkan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah, bukan hasil usaha manusia. Namun, anugerah ini tidak pernah terpisah dari panggilan untuk hidup dalam ketaatan.

Herman Bavinck menjelaskan bahwa anugerah Allah tidak hanya menyelamatkan, tetapi juga memampukan orang percaya untuk memikul salib mereka setiap hari dengan sukacita.

4. Tantangan Memikul Salib

a. Penolakan Dunia

Yesus memperingatkan bahwa mereka yang mengikuti-Nya akan menghadapi penganiayaan. Dalam Yohanes 15:18-19, Yesus berkata:"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu."

R. C. Sproul menekankan bahwa hidup sebagai pengikut Kristus berarti menghadapi konflik dengan dunia yang menolak Injil. Memikul salib mencakup keberanian untuk tetap setia meskipun menghadapi penolakan.

b. Pergumulan dengan Diri Sendiri

Memikul salib juga mencakup pergumulan dengan sifat dosa kita. Paulus menggambarkan ini dalam Roma 7:18-19:"Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik... Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat."

Teologi Reformed menekankan bahwa orang percaya terus-menerus membutuhkan anugerah Allah untuk memerangi dosa dan hidup dalam ketaatan.

5. Buah dari Memikul Salib

a. Persekutuan dengan Kristus

Dalam Filipi 3:10, Paulus berkata:"Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya."

Herman Bavinck mencatat bahwa melalui penderitaan dan salib, orang percaya mengalami persekutuan yang lebih dalam dengan Kristus.

b. Kehidupan Kekal

Matius 10:39 berkata:"Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya."

Baca Juga: Berbahagialah orang yang suci hatinya (Matius 5:8)

John Calvin menegaskan bahwa kehilangan hidup duniawi demi Kristus adalah jalan menuju hidup kekal. Ini adalah panggilan untuk hidup dengan perspektif kekekalan, mengutamakan Kerajaan Allah di atas segalanya.

6. Aplikasi Praktis dalam Kehidupan Kristen

a. Penyerahan Diri Total

Orang percaya dipanggil untuk menyerahkan seluruh hidup mereka kepada Kristus, termasuk rencana, keinginan, dan kekhawatiran mereka.

b. Hidup dalam Ketaatan

Memikul salib berarti hidup dalam ketaatan sehari-hari kepada firman Allah, bahkan ketika itu sulit atau tidak nyaman.

c. Bertekun dalam Iman

Dalam Ibrani 12:1-2, orang percaya diundang untuk bertekun dalam iman dengan memandang kepada Yesus, teladan sempurna dari ketaatan kepada Allah.

Kesimpulan: Panggilan untuk Memikul Salib

Matius 10:38 adalah panggilan untuk hidup yang radikal bagi Kristus. Memikul salib berarti menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah, hidup dalam pengorbanan, dan tetap setia kepada Kristus di tengah tantangan.

Sebagaimana Yesus berkata dalam Lukas 9:23:"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku."

Panggilan ini hanya dapat dijalani melalui anugerah Allah yang memampukan orang percaya untuk hidup bagi kemuliaan-Nya. "Segala kemuliaan bagi Allah, yang melalui salib Kristus mengundang kita untuk mengikut Dia dan hidup dalam kasih karunia-Nya."

Next Post Previous Post