Ibrani 11:31: Rahab dan Iman yang Membawa Pembebasan

Rahab: Iman yang Membawa Pembebasan (Ibrani 11:31)

Pendahuluan:

Ibrani 11 dikenal sebagai "Pasal Iman," di mana penulis Surat Ibrani menggambarkan pahlawan-pahlawan iman dari Perjanjian Lama. Di antara tokoh-tokoh besar seperti Abraham, Musa, dan Nuh, muncul nama Rahab, seorang perempuan dengan latar belakang yang tidak biasa. Rahab adalah seorang pelacur dari Yerikho yang tindakannya menjadi simbol iman yang menyelamatkan.

Artikel ini akan menggali bagaimana iman Rahab melampaui status sosial dan dosa masa lalunya, serta bagaimana kisahnya menjadi pelajaran penting bagi kita untuk hidup dalam iman yang membawa pembebasan.

A. Konteks Kisah Rahab

1. Rahab dalam Yosua 2

Kisah Rahab pertama kali ditemukan dalam Yosua 2. Ketika bangsa Israel hendak menaklukkan tanah Kanaan, Yosua mengutus dua pengintai untuk menyelidiki kota Yerikho. Rahab, seorang perempuan yang tinggal di tembok kota, menyembunyikan para pengintai tersebut dan melindungi mereka dari raja Yerikho.

Rahab mengakui bahwa ia percaya kepada Allah Israel. Ia berkata, "Aku tahu bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepadamu... TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah." (Yosua 2:9,11)

2. Rahab dalam Matius 1

Rahab juga disebut dalam silsilah Yesus dalam Matius 1:5, di mana ia adalah nenek buyut Raja Daud. Ini menunjukkan bahwa meskipun Rahab berasal dari latar belakang yang dianggap hina, Allah menggunakan dia sebagai bagian dari rencana keselamatan-Nya.

B. Penjelasan Mendalam Ibrani 11:31

1. "Karena iman"

Penulis Surat Ibrani menekankan bahwa tindakan Rahab bukanlah hasil dari keberanian semata, tetapi iman kepada Allah Israel. Meskipun Rahab tidak memiliki latar belakang dalam hukum Taurat, ia mengenali Allah Israel sebagai Tuhan yang benar.

John Calvin menulis dalam komentarnya, "Iman Rahab adalah bukti bahwa Allah dapat menyatakan diri-Nya kepada siapa saja, bahkan kepada mereka yang berada di luar perjanjian-Nya." Dengan iman, Rahab melampaui ketakutan manusiawi dan mempercayai janji Allah.

2. "Rahab, perempuan sundal itu"

Penyebutan status Rahab sebagai seorang pelacur tidak dimaksudkan untuk merendahkan dia, tetapi untuk menyoroti kasih karunia Allah. Allah tidak memilih Rahab karena kebaikannya, tetapi karena rencana kasih karunia-Nya.

Martin Luther menekankan bahwa Rahab adalah contoh sempurna dari pembenaran oleh iman. Ia menulis, "Rahab membuktikan bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk ditebus oleh iman kepada Allah yang sejati."

3. "Tidak binasa bersama-sama dengan orang-orang yang tidak taat"

Yerikho dihancurkan karena ketidaktaatan mereka terhadap Allah. Namun, Rahab, meskipun seorang Kanaan, diselamatkan karena iman dan tindakannya yang menunjukkan kepercayaannya kepada Allah.

R.C. Sproul menekankan bahwa keselamatan Rahab adalah gambaran dari doktrin pemilihan. Allah, dalam kedaulatan-Nya, memilih Rahab untuk diselamatkan dan menjadi bagian dari rencana penebusan-Nya.

4. "Menyambut pengintai-pengintai itu dengan damai"

Tindakan Rahab dalam menyembunyikan pengintai menunjukkan iman yang diwujudkan dalam perbuatan. Iman Rahab bukan hanya pengakuan verbal, tetapi iman yang bekerja dalam tindakan nyata.

Jonathan Edwards menulis bahwa iman Rahab adalah contoh dari "iman yang hidup." Ia berkata, "Iman sejati selalu menghasilkan buah, dan tindakan Rahab adalah bukti bahwa ia benar-benar percaya kepada Allah."

C. Perspektif Teologi Reformed tentang Rahab

a. Keselamatan oleh Kasih Karunia

Teologi Reformed menekankan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah, bukan hasil usaha manusia. Kisah Rahab menggambarkan bagaimana Allah memilih seseorang bukan berdasarkan status atau latar belakang, tetapi berdasarkan kasih karunia-Nya.

John Calvin menulis, "Rahab adalah bukti bahwa kasih karunia Allah melampaui batas-batas bangsa dan dosa. Ia menyelamatkan mereka yang percaya kepada-Nya, tanpa memandang siapa mereka."

b. Peran Iman dalam Keselamatan

Dalam teologi Reformed, iman adalah alat melalui mana seseorang menerima kasih karunia Allah. Rahab menunjukkan bahwa iman sejati melibatkan pengakuan dan tindakan. Rahab percaya kepada Allah Israel dan menunjukkan imannya melalui tindakannya melindungi para pengintai.

c. Gambaran Pemilihan Allah

Keselamatan Rahab adalah contoh doktrin pemilihan dalam teologi Reformed. Allah memilih Rahab, seorang perempuan Kanaan, untuk menjadi bagian dari rencana keselamatan-Nya. Ini menunjukkan bahwa keselamatan bukanlah hak istimewa satu bangsa, tetapi tersedia bagi semua orang yang percaya kepada Allah.

D. Pendapat Pakar Teologi Reformed Mengenai Ibrani 11:31: Rahab dan Iman yang Membawa Pembebasan

Dalam tradisi teologi Reformed, Rahab dipandang sebagai salah satu tokoh Perjanjian Lama yang menunjukkan bagaimana iman yang sejati membawa seseorang kepada keselamatan dan pembaruan. Rahab tidak hanya melarikan diri dari penghukuman, tetapi juga menjadi bagian dari rencana penebusan Allah. Berikut adalah pandangan beberapa pakar teologi Reformed mengenai iman Rahab dan relevansinya bagi kehidupan Kristen.

1. John Calvin: Iman Rahab sebagai Respons terhadap Penyataan Allah

John Calvin menyoroti bahwa iman Rahab bukanlah hasil dari kemampuan manusiawi, melainkan respons terhadap penyataan Allah. Calvin menjelaskan bahwa Rahab, seorang perempuan non-Israel, menunjukkan iman yang sejati ketika ia mendengar tentang perbuatan-perbuatan Allah yang besar, seperti pembebasan Israel dari Mesir dan kemenangan mereka atas bangsa-bangsa di sekitarnya. Rahab percaya bahwa Allah Israel adalah Allah yang sejati dan berdaulat atas seluruh bumi.

Calvin juga mencatat bahwa tindakan Rahab dalam menyembunyikan para pengintai adalah bukti dari iman yang sejati, yang selalu menghasilkan buah ketaatan. Rahab tidak hanya percaya di dalam hatinya, tetapi juga bertindak berdasarkan kepercayaannya, meskipun itu berisiko besar bagi dirinya sendiri. Dalam pandangan Calvin, Rahab adalah contoh bagaimana anugerah Allah melampaui batas-batas etnis dan budaya, membawa keselamatan bahkan kepada mereka yang dianggap orang luar.

2. R.C. Sproul: Keselamatan oleh Anugerah Melalui Iman

R.C. Sproul menekankan bahwa Rahab adalah gambaran yang indah tentang keselamatan oleh anugerah melalui iman. Dalam pandangannya, latar belakang Rahab sebagai seorang perempuan Kanaan dan pekerja seks menunjukkan bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar sehingga tidak dapat ditebus oleh kasih karunia Allah. Iman Rahab adalah bukti dari karya Roh Kudus yang membangkitkan iman di dalam hati seseorang, bahkan dalam kondisi yang paling tidak terduga.

Sproul juga mencatat bahwa tindakan Rahab menyembunyikan para pengintai menunjukkan bahwa iman sejati selalu disertai dengan tindakan yang mencerminkan keyakinan kepada Allah. Ia menekankan bahwa tindakan Rahab bukanlah upaya untuk mendapatkan keselamatan, tetapi hasil dari iman yang telah diberikan kepadanya oleh Allah. Dengan kata lain, tindakan Rahab adalah buah dari iman, bukan akar dari keselamatannya.

3. Herman Bavinck: Rahab dalam Rencana Penebusan Allah

Herman Bavinck menempatkan kisah Rahab dalam konteks rencana penebusan Allah yang lebih besar. Ia mencatat bahwa Rahab, sebagai seorang non-Israel, menjadi bagian dari silsilah Yesus Kristus (Matius 1:5). Hal ini menunjukkan bahwa keselamatan yang diberikan oleh Allah melampaui batas-batas Israel dan mencakup semua bangsa. Dalam pandangan Bavinck, Rahab adalah contoh awal dari inklusivitas Injil, yang membuka jalan bagi keselamatan orang-orang dari segala latar belakang.

Bavinck juga menekankan bahwa iman Rahab adalah respons terhadap karya penyataan Allah di dunia. Ketika Rahab mendengar tentang perbuatan Allah melalui bangsa Israel, ia percaya dan bertindak berdasarkan iman itu. Dalam hal ini, Bavinck melihat iman Rahab sebagai contoh bagaimana Allah memanggil dan menyelamatkan orang-orang pilihan-Nya melalui penyataan diri-Nya dalam sejarah.

4. Charles Hodge: Iman yang Berbuah dalam Tindakan

Charles Hodge menekankan bahwa iman Rahab tidak hanya bersifat internal tetapi juga diwujudkan dalam tindakan nyata. Dalam menyembunyikan para pengintai, Rahab menunjukkan keberanian dan kepercayaan penuh kepada Allah Israel, meskipun tindakannya membawa risiko besar bagi dirinya sendiri. Hodge mencatat bahwa iman sejati selalu menghasilkan buah dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang terlihat dalam kehidupan Rahab.

Hodge juga mencatat bahwa Rahab adalah contoh dari bagaimana Allah bekerja melalui orang-orang yang dianggap rendah oleh masyarakat. Dalam pandangannya, kisah Rahab mengajarkan bahwa Allah tidak hanya menyelamatkan orang-orang berdasarkan anugerah, tetapi juga menggunakan mereka untuk menjadi bagian dari rencana-Nya yang lebih besar.

5. Michael Horton: Rahab sebagai Simbol Transformasi Rohani

Michael Horton melihat Rahab sebagai simbol dari transformasi rohani yang terjadi ketika seseorang bertemu dengan anugerah Allah. Dalam pandangannya, iman Rahab menunjukkan bagaimana Allah dapat mengubah hidup seseorang sepenuhnya, membawa mereka dari kehidupan yang terpisah dari Allah menuju hubungan yang intim dengan-Nya.

Horton juga mencatat bahwa Rahab adalah contoh dari bagaimana iman membawa seseorang kepada keselamatan yang penuh. Dengan menerima para pengintai dan percaya kepada Allah Israel, Rahab menunjukkan bahwa iman sejati tidak hanya melibatkan pengakuan intelektual tetapi juga komitmen pribadi untuk mengikuti Allah. Horton menegaskan bahwa iman Rahab adalah bukti dari kuasa transformasi Injil, yang dapat mengubah siapa saja, terlepas dari latar belakang mereka.

6. Sinclair Ferguson: Rahab dan Keberanian dalam Iman

Sinclair Ferguson menyoroti keberanian yang diperlihatkan oleh Rahab dalam bertindak berdasarkan imannya. Ferguson mencatat bahwa Rahab, sebagai seorang penduduk Yerikho, menghadapi risiko besar ketika menyembunyikan para pengintai. Namun, ia bertindak dengan keyakinan bahwa Allah Israel lebih besar daripada dewa-dewa bangsa Kanaan dan bahwa Ia dapat menyelamatkannya.

Ferguson juga mencatat bahwa iman Rahab mengajarkan bahwa keselamatan bukanlah hasil dari usaha manusia, tetapi sepenuhnya berdasarkan anugerah Allah. Dalam pandangannya, Rahab adalah contoh dari bagaimana Allah memanggil orang-orang yang rendah hati untuk percaya kepada-Nya dan menjadi bagian dari rencana-Nya yang besar.

7. Tim Keller: Rahab dan Inklusivitas Injil

Tim Keller menekankan bahwa kisah Rahab adalah pengingat bahwa Injil adalah untuk semua orang, termasuk mereka yang dianggap "tidak layak" oleh standar dunia. Dalam pandangannya, Rahab adalah gambaran dari bagaimana Allah menerima orang-orang yang datang kepada-Nya dengan iman, terlepas dari latar belakang atau dosa mereka.

Keller juga mencatat bahwa Rahab adalah bukti bahwa iman sejati melibatkan pengakuan akan kedaulatan Allah dan tindakan yang mencerminkan keyakinan itu. Dengan menyembunyikan para pengintai, Rahab menunjukkan bahwa ia percaya kepada janji-janji Allah dan bersedia mengambil risiko untuk menjadi bagian dari umat-Nya. Bagi Keller, kisah Rahab mengajarkan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah yang diberikan kepada siapa saja yang percaya kepada-Nya.

Kesimpulan

Ibrani 11:31 menempatkan Rahab sebagai contoh iman yang membawa pembebasan. Dalam tradisi teologi Reformed, kisah Rahab menunjukkan bahwa keselamatan adalah hasil dari anugerah Allah, bukan usaha manusia. Para teolog Reformed menyoroti berbagai aspek iman Rahab, mulai dari keberaniannya dalam bertindak hingga perannya dalam rencana penebusan Allah yang lebih besar.

John Calvin menekankan bahwa iman Rahab adalah respons terhadap penyataan Allah, sementara R.C. Sproul melihatnya sebagai contoh keselamatan oleh anugerah. Herman Bavinck menempatkan Rahab dalam konteks inklusivitas Injil, dan Charles Hodge menyoroti bagaimana iman sejati selalu menghasilkan buah. Michael Horton melihat Rahab sebagai simbol transformasi rohani, Sinclair Ferguson menyoroti keberanian dalam imannya, dan Tim Keller menekankan inklusivitas Injil yang tercermin dalam kisah ini.

Sebagai umat percaya, kita diingatkan bahwa iman sejati melibatkan pengakuan akan kedaulatan Allah dan tindakan yang mencerminkan kepercayaan itu. Kisah Rahab juga mengajarkan bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar sehingga tidak dapat ditebus oleh kasih karunia Allah. Berdoalah agar Roh Kudus membantu kita untuk hidup dalam iman yang berani, seperti Rahab, percaya kepada janji-janji Allah, dan menjadi bagian dari karya-Nya di dunia.

Next Post Previous Post