Syukur sebagai Respons kepada Allah

Syukur sebagai Respons kepada Allah

Pendahuluan:

Bersyukur adalah salah satu respons utama manusia kepada Allah atas kasih karunia-Nya. Dalam Alkitab, ucapan syukur bukan hanya sebuah ekspresi emosional, tetapi juga perintah dan pola hidup yang mencerminkan hubungan manusia dengan Allah. Teologi Reformed menekankan bahwa syukur adalah wujud dari iman sejati, pengakuan akan kedaulatan Allah, dan respons terhadap karya keselamatan dalam Kristus. Artikel ini akan membahas ayat-ayat Alkitab tentang bersyukur, bagaimana pandangan teologi Reformed memahaminya, serta bagaimana hidup yang dipenuhi ucapan syukur dapat diterapkan dalam kehidupan Kristen.

1. Konsep Bersyukur dalam Alkitab

Ucapan syukur dalam Alkitab mencerminkan hati yang tunduk kepada Allah. Dalam Perjanjian Lama, kata Ibrani yadah sering digunakan, yang berarti "mengucapkan syukur" atau "mengakui." Dalam Perjanjian Baru, kata Yunani eucharisteo berarti "bersyukur" atau "mengucapkan terima kasih."

Mazmur 100:4-5 dengan indah menggambarkan pentingnya bersyukur:"Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian! Bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya! Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun."

John Calvin menekankan bahwa syukur adalah pengakuan atas kebaikan Allah yang dinyatakan dalam kasih setia dan pemeliharaan-Nya. Syukur adalah respons alamiah dari jiwa yang mengenal Allah.

2. Ayat-Ayat Alkitab tentang Bersyukur

a. 1 Tesalonika 5:18

"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."

R. C. Sproul menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan pentingnya syukur sebagai bagian dari kehidupan orang percaya. Teologi Reformed menekankan bahwa syukur dalam segala situasi adalah pengakuan akan kedaulatan Allah, termasuk dalam penderitaan.

b. Kolose 3:15-17

"Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu... dan bersyukurlah. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu... dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur melalui Dia kepada Allah Bapa."

Herman Bavinck mencatat bahwa syukur adalah hasil dari damai sejahtera Kristus yang memenuhi hati orang percaya. Ucapan syukur tidak hanya dinyatakan dalam kata-kata, tetapi juga melalui kehidupan yang memuliakan Allah.

c. Mazmur 136:1

"Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya."

Teologi Reformed melihat ayat ini sebagai pengingat bahwa dasar dari syukur adalah karakter Allah yang penuh kasih setia. John Calvin menekankan bahwa kebaikan Allah adalah alasan utama bagi setiap ucapan syukur umat-Nya.

d. Filipi 4:6-7

"Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus."

Sinclair Ferguson menyoroti bahwa ucapan syukur mengalir dari iman yang percaya kepada pemeliharaan Allah. Dalam teologi Reformed, doa yang disertai syukur adalah tanda iman yang bersandar pada janji-janji Allah.

e. Efesus 5:20

"Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita."

John Piper menekankan bahwa syukur senantiasa adalah bukti hidup yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Teologi Reformed mengajarkan bahwa syukur yang sejati adalah respons terhadap karya keselamatan yang telah dikerjakan Allah dalam Kristus.

3. Prinsip-Prinsip Teologi Reformed tentang Syukur

a. Syukur Berakar pada Anugerah Allah

Teologi Reformed menekankan bahwa ucapan syukur adalah respons terhadap anugerah Allah yang tidak layak diterima manusia. Efesus 2:8-9 menyatakan bahwa keselamatan adalah pemberian Allah, bukan hasil usaha manusia.

John Calvin menulis bahwa syukur adalah pengakuan bahwa segala sesuatu yang dimiliki manusia berasal dari kasih karunia Allah.

b. Syukur dalam Kedaulatan Allah

Dalam Roma 8:28, Paulus menulis:"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia."

R. C. Sproul menjelaskan bahwa syukur dalam segala situasi didasarkan pada keyakinan bahwa Allah bekerja dalam kedaulatan-Nya untuk kebaikan umat-Nya.

c. Syukur sebagai Bentuk Ibadah

Mazmur 50:23 berkata:"Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku."

Herman Bavinck menekankan bahwa ucapan syukur adalah salah satu bentuk ibadah yang memuliakan Allah. Syukur adalah tindakan penyembahan yang menunjukkan ketergantungan manusia kepada Allah.

4. Penerapan Syukur dalam Kehidupan Kristen

a. Syukur dalam Keadaan Baik

Dalam Mazmur 103:2, Daud berkata:"Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!"

Orang percaya dipanggil untuk mengingat dan bersyukur atas segala kebaikan yang Allah nyatakan dalam hidup mereka.

b. Syukur dalam Penderitaan

Dalam 2 Korintus 12:9, Paulus menulis:"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."

Sinclair Ferguson menekankan bahwa orang percaya dapat bersyukur dalam penderitaan karena mereka tahu bahwa Allah bekerja melalui kelemahan untuk menyatakan kuasa-Nya.

c. Syukur dalam Hubungan dengan Sesama

Kolose 4:2 menasihati:"Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur."

John Piper mencatat bahwa syukur adalah cara untuk memelihara hubungan yang sehat dengan sesama, karena ucapan syukur mencerminkan hati yang penuh kasih dan kerendahan hati.

5. Tantangan dalam Hidup Bersyukur

a. Sikap Tidak Puas

Teologi Reformed memperingatkan bahwa manusia sering kali tergoda untuk tidak puas dengan apa yang dimiliki. Dalam Filipi 4:11-12, Paulus berkata bahwa ia telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.

b. Godaan Materialisme

R. C. Sproul menekankan bahwa fokus pada hal-hal materi dapat mengalihkan perhatian dari Allah sebagai sumber segala berkat.

c. Kekhawatiran yang Berlebihan

Yesus mengingatkan dalam Matius 6:25-34 untuk tidak khawatir tentang kehidupan, tetapi percaya kepada pemeliharaan Allah.

6. Syukur dalam Perspektif Kekekalan

Syukur dalam teologi Reformed memiliki dimensi kekal. Wahyu 7:12 menggambarkan ibadah di surga:
"Amin! Puji-pujian dan kemuliaan dan hikmat dan ucapan syukur dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"

John Calvin menekankan bahwa hidup yang dipenuhi syukur di dunia ini adalah persiapan untuk memuji Allah dalam kekekalan.

Kesimpulan: Syukur sebagai Respons kepada Allah

Bersyukur adalah tanda iman sejati yang mengakui kebaikan dan kedaulatan Allah. Dalam teologi Reformed, syukur adalah respons terhadap anugerah Allah, baik dalam berkat maupun dalam penderitaan.

Sebagaimana Mazmur 107:1 menyatakan:"Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya."

Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam ucapan syukur, memuliakan Allah, dan menjadi saksi atas kebaikan-Nya di dunia. "Segala kemuliaan bagi Allah, sumber segala berkat, yang layak menerima syukur dan pujian dari umat-Nya sampai selama-lamanya."

Next Post Previous Post