Kisah Para Rasul 1:11 Kenaikan Kristus dan Janji Kedatangan-Nya Kembali

Kisah Para Rasul 1:11 Kenaikan Kristus dan Janji Kedatangan-Nya Kembali

 “dan berkata, ‘Hai orang-orang Galilea, mengapa kamu berdiri sambil memandang ke langit? Yesus ini, yang sudah terangkat dari antara kamu ke surga akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat-Nya pergi ke surga.’”(Kisah Para Rasul 1:11, AYT)

Pendahuluan

Kisah Para Rasul 1:11 adalah salah satu ayat esensial dalam pemahaman Kristen tentang kenaikan Kristus dan janji kedatangan-Nya kembali. Ayat ini bukan sekadar penutup narasi kenaikan, tetapi penghubung antara karya penebusan yang telah selesai dan pengharapan eskatologis yang pasti. Dalam tradisi Reformed, ayat ini menegaskan tidak hanya realitas historis kenaikan Yesus, tetapi juga doktrin penting mengenai parousia (kedatangan kembali), serta otoritas dan pemerintahan Kristus yang sekarang berlangsung di surga.

Artikel ini menyajikan eksposisi Kisah Para Rasul 1:11 secara mendalam melalui perspektif para teolog Reformed ternama seperti John Calvin, R.C. Sproul, Michael Horton, Herman Bavinck, dan Sinclair Ferguson, serta menyajikan aplikasinya dalam kehidupan gereja dan pribadi orang percaya.

I. Konteks Ayat: Narasi Kenaikan Yesus

Kisah Para Rasul ditulis oleh Lukas, sebagai kelanjutan dari Injil Lukas. Dalam pasal 1, Lukas menyajikan peristiwa kenaikan Yesus ke surga, yang terjadi empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya (Kis. 1:3). Ayat 11 mencatat reaksi malaikat terhadap murid-murid yang terpaku melihat Yesus naik ke langit, disertai janji bahwa Dia akan datang kembali dengan cara yang sama.

II. Eksposisi Kisah Para Rasul 1:11

A. “Hai orang-orang Galilea, mengapa kamu berdiri sambil memandang ke langit?”

Pertanyaan ini bukan bentuk celaan, tetapi ajakan untuk bergerak maju dalam ketaatan terhadap misi yang telah diberikan.

Menurut John Calvin:

“Malaikat bukan menyalahkan mereka, tetapi mengalihkan perhatian mereka dari kontemplasi kosong kepada ketaatan praktis terhadap perintah Kristus.”

Poin penting di sini adalah bahwa kehidupan Kristen tidak boleh hanya berfokus pada pengalaman spiritual, tetapi juga pada pelayanan di dunia sambil tetap menantikan kedatangan Kristus.

B. “Yesus ini...”

Ungkapan ini menegaskan identitas yang sama dari Yesus yang naik ke surga dan yang akan datang kembali. Ini berarti:

  • Kedatangan kedua bukan secara simbolik atau rohani semata, melainkan secara pribadi dan jasmani.

  • Dia tetap Pribadi yang sama, tidak berubah.

R.C. Sproul menekankan:

“Yesus tidak berubah dalam natur atau misi-Nya. Dia yang naik adalah Dia yang akan kembali—dalam tubuh yang mulia dan penuh otoritas.”

C. “...yang sudah terangkat dari antara kamu ke surga”

Frasa ini menggarisbawahi kenaikan literal Yesus ke dalam dimensi surgawi:

  • Ini adalah penegasan tentang kemuliaan dan pemerintahan-Nya di surga.

  • Yesus tidak “hilang,” tetapi kini berada di takhta Bapa (lih. Ibrani 1:3).

Michael Horton menyatakan:

“Kenaikan Kristus adalah penobatan-Nya sebagai Raja Mesianik. Ia naik bukan untuk menghilang, tetapi untuk memerintah.”

D. “Akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat-Nya pergi ke surga”

Inilah janji kedatangan kedua (parousia):

  • Sama secara bentuk (nyata dan kelihatan).

  • Sama secara kemuliaan.

  • Sama secara eskatologis—membawa penggenapan keselamatan dan penghakiman.

Herman Bavinck menjelaskan:

“Kedatangan Kristus yang kedua bukan perpanjangan dari pelayanan-Nya, tetapi klimaks dari segala sesuatu yang Ia mulai. Ia akan datang bukan untuk disalibkan kembali, tetapi untuk menghakimi dan memerintah.”

III. Signifikansi Teologis dalam Tradisi Reformed

1. Kristologi: Peneguhan Kristus sebagai Raja

Kisah 1:11 menyatakan bahwa Yesus yang naik ke surga kini:

  • Berkuasa atas seluruh ciptaan.

  • Menjadi Pengantara dan Imam Besar yang hidup.

Calvin berkata:

“Dengan kenaikan-Nya, Kristus tidak meninggalkan kita, tetapi memerintah dan mempersiapkan tempat bagi kita.”

2. Eskatologi: Kepastian Kedatangan Kembali

Kedatangan Kristus yang kedua adalah:

  • Literal dan kelihatan.

  • Menjadi harapan yang hidup bagi orang percaya.

  • Menandai akhir dari dunia ini dan awal langit dan bumi yang baru.

Sproul menekankan:

“Kita tidak menanti ide atau semangat Yesus, tetapi Pribadi Yesus yang bangkit dan mulia.”

3. Doktrin Misi: Tugas Gereja dalam Masa Penantian

Konteks ayat ini adalah pemberian Amanat Agung (Kis. 1:8). Maka:

  • Penantian bukan alasan untuk pasif, tetapi dorongan untuk berita Injil.

  • Gereja hidup dalam ketegangan antara sudah dan belum—Kerajaan Allah telah datang, namun belum digenapi.

IV. Aplikasi Praktis bagi Orang Percaya dan Gereja

A. Hidup dalam Penantian yang Aktif

Menanti kedatangan Kristus bukan:

  • Memprediksi tanggal.

  • Hidup dalam ketakutan.

Melainkan:

  • Setia dalam pengudusan (1 Yoh. 3:3).

  • Giat dalam pelayanan dan misi (Mat. 28:19-20).

B. Keyakinan akan Pemerintahan Kristus Sekarang

Kenaikan Kristus menunjukkan bahwa:

  • Dia memerintah sebagai Raja.

  • Kita dapat hidup dalam damai di tengah dunia yang kacau.

Sinclair Ferguson menulis:

“Pemerintahan Kristus dari surga adalah penghiburan terbesar dalam dunia yang penuh ketidakpastian.”

C. Menjadi Gereja yang Eskatologis

Gereja bukan hanya organisasi sosial, tetapi:

  • Komunitas yang hidup dalam terang kedatangan Kristus.

  • Menjadi “penyala terang” di dunia, sambil menantikan sang Raja.

V. Kontras Kenaikan dan Kedatangan Kembali

AspekKenaikan KristusKedatangan Kristus
BentukNaik ke surgaTurun dari surga
TujuanMemerintah dan menjadi PengantaraMenghakimi dan menggenapi keselamatan
Reaksi muridHeran, terpakuSemua mata akan melihat (Why. 1:7)
TempatBukit ZaitunAkan datang dengan cara yang sama

Kesimpulan: Harapan Hidup dalam Kristus yang Akan Datang

Kisah Para Rasul 1:11 adalah janji yang penuh pengharapan:

  • Bahwa Kristus yang telah mati dan bangkit kini memerintah.

  • Bahwa Dia akan datang kembali dengan penuh kemuliaan.

  • Bahwa kita dipanggil untuk hidup dalam kesetiaan dan kesiapan.

Seperti yang dikatakan John Calvin:

“Jika Kristus naik ke surga, maka hati kita pun harus tertuju ke sana. Di sanalah kehidupan kita yang sejati.”

Next Post Previous Post