The Doctrine of Election: Reformed Theology

The Doctrine of Election: Reformed Theology

Pendahuluan:

Doktrin pemilihan (the doctrine of election) adalah salah satu doktrin utama dalam teologi Reformed yang sering menimbulkan diskusi dan kontroversi. Doktrin ini menyatakan bahwa Allah, dalam kedaulatan-Nya yang kekal, memilih beberapa orang untuk menerima keselamatan, bukan berdasarkan perbuatan mereka, tetapi semata-mata karena kasih karunia-Nya. Doktrin ini berakar pada pengajaran Alkitab dan dirumuskan secara sistematis oleh para tokoh Reformasi seperti John Calvin.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi dasar alkitabiah, pandangan para teolog Reformed, dan implikasi doktrin pemilihan bagi iman dan kehidupan Kristen.

1. Definisi Doktrin Pemilihan

a. Apa Itu Doktrin Pemilihan?

Doktrin pemilihan mengacu pada keputusan kekal Allah untuk memilih beberapa orang untuk diselamatkan sebelum dunia dijadikan. Dalam Efesus 1:4-5, Paulus menulis:"Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya."

John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menjelaskan bahwa pemilihan adalah karya Allah yang berdaulat, yang memanggil dan menyelamatkan orang-orang berdosa melalui kasih karunia-Nya. Calvin menekankan bahwa pemilihan didasarkan pada kehendak Allah, bukan pada usaha manusia.

b. Pemilihan sebagai Karya Kasih Karunia

Anthony Hoekema menegaskan bahwa pemilihan adalah tindakan kasih karunia Allah. Pemilihan tidak berdasarkan kebaikan atau usaha manusia, tetapi sepenuhnya merupakan keputusan Allah yang berdaulat untuk menyelamatkan mereka yang tidak layak menerima keselamatan.

2. Dasar Alkitabiah Doktrin Pemilihan

a. Pemilihan dalam Perjanjian Lama

Pemilihan adalah tema yang sudah terlihat sejak Perjanjian Lama. Dalam Kejadian 12:1-3, Allah memilih Abraham untuk menjadi bapak bangsa Israel, bukan karena kebaikannya, tetapi karena kasih karunia Allah. Bangsa Israel juga dipilih sebagai umat Allah bukan karena jumlah atau kekuatan mereka, tetapi karena kasih Allah yang berdaulat (Ulangan 7:6-8).

b. Pemilihan dalam Perjanjian Baru

Pemilihan menjadi lebih jelas dalam Perjanjian Baru, khususnya melalui pengajaran Yesus dan tulisan Paulus. Dalam Yohanes 15:16, Yesus berkata, "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu."

Paulus, dalam Roma 9:11-13, menunjukkan bahwa pemilihan Allah didasarkan pada kehendak-Nya sendiri, bukan pada perbuatan manusia:"Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat—supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya—dikatakan kepada Ribka: Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda, seperti ada tertulis: Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."

3. Aspek-Aspek Utama Doktrin Pemilihan

a. Pemilihan Bersifat Kekal

Teologi Reformed menekankan bahwa pemilihan adalah keputusan Allah yang kekal. Dalam Efesus 1:4, Paulus menyatakan bahwa Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan. Herman Bavinck menjelaskan bahwa pemilihan tidak bergantung pada waktu atau keadaan, tetapi sepenuhnya berasal dari kehendak kekal Allah.

b. Pemilihan Bersifat Berdaulat

Pemilihan adalah tindakan Allah yang berdaulat. R.C. Sproul menekankan bahwa Allah memiliki hak mutlak untuk memilih siapa yang akan diselamatkan, karena Dia adalah Pencipta dan Pemelihara segala sesuatu. Roma 9:15-16 menegaskan:"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati. Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah."

c. Pemilihan Tidak Berdasarkan Perbuatan

Teologi Reformed mengajarkan bahwa pemilihan tidak berdasarkan perbuatan manusia. Dalam 2 Timotius 1:9, Paulus menulis bahwa Allah telah menyelamatkan kita "bukan berdasarkan perbuatan kita, tetapi karena maksud dan kasih karunia-Nya sendiri." John Calvin menekankan bahwa tidak ada apa pun dalam diri manusia yang dapat memengaruhi keputusan Allah; semua adalah anugerah.

d. Pemilihan dan Anugerah yang Efektif

Doktrin pemilihan berkaitan erat dengan konsep anugerah yang efektif (irresistible grace). Allah tidak hanya memilih, tetapi juga memastikan bahwa mereka yang dipilih akan menerima Injil dengan iman melalui karya Roh Kudus. Yohanes 6:37 menyatakan, "Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku."

4. Pemilihan dan Tanggung Jawab Manusia

a. Hubungan Antara Pemilihan dan Kehendak Bebas

Salah satu kritik terhadap doktrin pemilihan adalah bahwa hal ini seolah-olah menghilangkan tanggung jawab manusia. Namun, teologi Reformed menegaskan bahwa pemilihan Allah tidak membatalkan kehendak bebas manusia. Herman Bavinck menjelaskan bahwa pemilihan bekerja melalui kehendak manusia, di mana Roh Kudus membangkitkan iman dan pertobatan.

b. Tanggung Jawab untuk Menanggapi Injil

Meskipun Allah memilih, manusia tetap bertanggung jawab untuk menanggapi Injil. Dalam Roma 10:13-14, Paulus menulis, "Barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan." Pemilihan Allah memastikan bahwa orang-orang yang dipilih akan merespons dengan iman, tetapi tanggung jawab mereka tetap nyata.

5. Implikasi Doktrin Pemilihan

a. Kepastian Keselamatan

Doktrin pemilihan memberikan kepastian keselamatan bagi orang percaya. Karena keselamatan didasarkan pada keputusan Allah yang kekal, bukan pada usaha manusia, orang percaya dapat yakin bahwa keselamatan mereka aman di tangan Allah (Roma 8:30).

b. Dorongan untuk Hidup Kudus

Pemilihan mendorong orang percaya untuk hidup dalam kekudusan. Dalam Efesus 1:4, Paulus menyatakan bahwa kita dipilih "supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya." Charles Spurgeon menekankan bahwa pemilihan bukan alasan untuk hidup dalam dosa, tetapi dorongan untuk hidup yang memuliakan Allah.

c. Dorongan untuk Memberitakan Injil

Doktrin pemilihan tidak menghilangkan pentingnya penginjilan. Sebaliknya, teologi Reformed menegaskan bahwa Allah menggunakan pemberitaan Injil sebagai sarana untuk memanggil mereka yang telah dipilih-Nya. Dalam 2 Timotius 2:10, Paulus berkata, "Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus."

6. Tantangan dan Kesalahpahaman tentang Doktrin Pemilihan

a. Tuduhan Ketidakadilan

Salah satu kritik utama terhadap doktrin pemilihan adalah bahwa hal ini tampaknya tidak adil. Namun, R.C. Sproul menjelaskan bahwa keadilan Allah berarti semua manusia layak dihukum karena dosa mereka. Pemilihan adalah tindakan kasih karunia Allah yang menyelamatkan beberapa orang dari hukuman yang pantas mereka terima.

b. Fatalisme dan Pasifisme

Beberapa orang menganggap doktrin pemilihan mendorong sikap pasif atau fatalistik. Namun, teologi Reformed menegaskan bahwa pemilihan Allah mendorong orang percaya untuk bertindak dalam iman, memberitakan Injil, dan hidup dalam ketaatan, karena mereka tahu bahwa Allah bekerja melalui mereka untuk menggenapi rencana-Nya.

7. Pemilihan dan Kasih Allah

a. Pemilihan sebagai Tindakan Kasih

Pemilihan sering dipandang sebagai tindakan yang keras, tetapi teologi Reformed menekankan bahwa ini adalah tindakan kasih Allah yang besar. Dalam Efesus 2:4-5, Paulus berkata, "Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus."

b. Pemilihan dan Kedaulatan Allah

Pemilihan menunjukkan kedaulatan Allah dalam keselamatan. Anthony Hoekema menulis bahwa pemilihan adalah bukti bahwa Allah tidak hanya mencintai umat-Nya, tetapi juga berkuasa untuk menyelamatkan mereka sampai akhir.

Penutup: Menghidupi Doktrin Pemilihan

Doktrin pemilihan adalah doktrin yang menguatkan dan memuliakan Allah. Dalam teologi Reformed, doktrin ini mengajarkan bahwa keselamatan adalah karya Allah dari awal hingga akhir, berdasarkan kasih karunia-Nya yang berdaulat dan kekal.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam syukur atas kasih karunia Allah, memuliakan Dia dalam segala hal, dan memberitakan Injil kepada dunia. Dalam Roma 11:33, Paulus mengakhiri pengajaran tentang pemilihan dengan pujian:
"O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat, dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!"

Catatan: Berdoalah agar Roh Kudus memberikan pengertian yang mendalam tentang doktrin pemilihan, sehingga hidup kita mencerminkan kasih karunia Allah yang mulia dan kekal.

Next Post Previous Post