Yohanes 10:1-6: Perumpamaan tentang Gembala yang Baik

Yohanes 10:1-6: Perumpamaan tentang Gembala yang Baik

Pendahuluan:

Perumpamaan tentang Gembala yang Baik dalam Yohanes 10:1-6 adalah salah satu pengajaran Yesus yang paling kaya akan makna rohani. Perumpamaan ini menyoroti hubungan antara Yesus sebagai Gembala dan umat-Nya sebagai domba. Yesus menggunakan ilustrasi sederhana namun mendalam untuk menggambarkan peran-Nya sebagai pemimpin dan penyelamat umat manusia.

Artikel ini akan menggali lebih dalam makna Yohanes 10:1-6 dengan menguraikan konteks, penafsiran teologis, dan pandangan dari para teolog Reformed. Selain itu, kita akan melihat bagaimana perumpamaan ini relevan untuk kehidupan modern.

A. Konteks Yohanes 10:1-6

1. Latar Belakang

Perumpamaan ini muncul setelah konflik antara Yesus dan orang-orang Farisi dalam Yohanes 9. Dalam pasal sebelumnya, Yesus menyembuhkan seorang yang buta sejak lahir, tetapi orang-orang Farisi menolak mengakui mukjizat tersebut. Ketika Yesus menyebut mereka buta secara rohani, Ia melanjutkan dengan perumpamaan tentang Gembala yang Baik untuk menunjukkan bagaimana pemimpin sejati memimpin dengan kasih dan kebenaran.

2. Makna Kiasan Kandang Domba

Kandang domba adalah simbol keselamatan dan perlindungan yang diberikan oleh Allah. Domba-domba melambangkan umat Allah, dan gembala melambangkan pemimpin rohani yang sejati. Dalam konteks ini, Yesus mengidentifikasi diri-Nya sebagai gembala yang memimpin domba-domba-Nya menuju kehidupan kekal.

B. Uraian Ayat Yohanes 10:1-6

1. “Orang yang masuk ke kandang domba dengan tidak melalui pintu” (Yohanes 10:1)

Yesus memulai perumpamaan ini dengan membedakan gembala yang sah dari pencuri dan perampok. Pencuri dan perampok mewakili pemimpin rohani palsu yang tidak dipanggil oleh Allah. Mereka mencoba memimpin umat Allah melalui cara yang tidak sah, tanpa otoritas ilahi.

John Calvin menekankan bahwa para pemimpin rohani palsu adalah mereka yang memanfaatkan umat Allah untuk keuntungan pribadi. Dalam tafsirannya, Calvin menulis, "Pencuri dan perampok adalah mereka yang mencari kekuasaan tanpa panggilan dari Allah, membawa kehancuran bagi kawanan domba."

2. “Orang yang masuk melalui pintu adalah gembala domba” (Yohanes 10:2)

Pintu melambangkan jalan masuk yang sah, yaitu panggilan dan otoritas dari Allah. Yesus menunjukkan bahwa seorang gembala sejati tidak hanya diakui oleh Allah, tetapi juga diterima oleh umat-Nya.

R.C. Sproul menyatakan bahwa "pintu" ini juga mengacu pada Kristus sendiri, yang adalah satu-satunya jalan kepada Allah (Yohanes 14:6). Gembala yang sejati adalah mereka yang memimpin umat Allah dalam kebenaran Kristus.

3. “Domba-domba mendengar suaranya” (Yohanes 10:3)

Domba-domba mengenali suara gembala mereka dan mengikuti arahan-Nya. Ini menggambarkan hubungan yang intim antara Yesus dan umat-Nya. Mereka yang adalah milik Yesus akan mendengar dan menaati suara-Nya.

Martin Luther menekankan bahwa kemampuan untuk mendengar suara gembala adalah bukti pekerjaan Roh Kudus dalam hati umat percaya. "Domba-domba mengenal suara gembala karena mereka telah dilahirkan kembali melalui Roh Kudus," tulisnya.

4. “Dia memanggil domba-dombanya sendiri dengan nama mereka” (Yohanes 10:3)

Yesus menggambarkan kasih dan perhatian pribadi-Nya terhadap umat-Nya. Setiap domba dipanggil dengan nama, menunjukkan hubungan yang akrab dan penuh kasih antara gembala dan domba.

Jonathan Edwards menekankan bahwa panggilan pribadi ini menunjukkan pemilihan Allah yang kekal. Allah mengenal umat-Nya secara individu dan memanggil mereka untuk menikmati persekutuan dengan-Nya.

5. “Dia berjalan di depan mereka dan domba-dombanya akan mengikuti dia” (Yohanes 10:4)

Gembala sejati memimpin dengan memberi teladan, bukan dengan paksaan. Yesus sebagai Gembala yang Baik selalu berjalan di depan umat-Nya, menunjukkan jalan menuju keselamatan dan kehidupan kekal.

Teolog Reformed seperti Charles H. Spurgeon menekankan bahwa kepemimpinan Yesus adalah teladan dari kasih yang rela berkorban. Spurgeon berkata, "Yesus memimpin dengan kasih, dan kasih-Nya menarik hati umat-Nya untuk mengikuti Dia."

6. “Orang asing tidak akan mereka ikuti” (Yohanes 10:5)

Domba-domba sejati tidak akan mengikuti suara orang asing, yaitu pemimpin rohani palsu. Mereka hanya akan mengikuti suara Kristus karena mereka mengenal-Nya.

R.C. Sproul menggarisbawahi bahwa domba-domba yang sejati memiliki kemampuan rohani untuk membedakan kebenaran dari kesesatan. Ini adalah hasil dari pekerjaan Roh Kudus yang memimpin umat percaya dalam segala kebenaran (Yohanes 16:13).

7. “Mereka tidak mengerti apa yang baru saja Yesus katakan” (Yohanes 10:6)

Meskipun Yesus menggunakan perumpamaan sederhana, orang-orang Farisi tidak memahami maksud-Nya. Ini menunjukkan kebutaan rohani mereka, meskipun mereka adalah pemimpin agama.

John Calvin mencatat bahwa ketidakmengertian ini adalah akibat dari hati yang keras. "Mereka yang tidak dilahirkan kembali oleh Roh Kudus tidak akan pernah memahami kebenaran rohani," tulis Calvin.

C. Perspektif Teologi Reformed tentang Yohanes 10:1-6

a. Kristus sebagai Gembala yang Baik

Teologi Reformed menekankan bahwa Yesus adalah Gembala yang Baik yang memimpin umat-Nya dengan kasih dan kebenaran. Hubungan antara gembala dan domba melambangkan kasih karunia Allah yang memelihara umat pilihan-Nya.

R.C. Sproul menulis, "Kristus adalah Gembala yang memberikan nyawa-Nya bagi kawanan domba-Nya, menunjukkan bahwa keselamatan adalah anugerah sepenuhnya, bukan hasil usaha manusia."

b. Pemanggilan dan Pemilihan

Para teolog Reformed melihat panggilan domba dengan nama sebagai simbol dari doktrin pemilihan. Allah memilih umat-Nya sebelum dunia dijadikan (Efesus 1:4), dan panggilan ini bersifat pribadi dan efektif.

Jonathan Edwards menegaskan bahwa pemilihan Allah adalah bukti kasih-Nya yang kekal. "Setiap domba dipanggil dengan nama karena Allah telah menetapkan mereka untuk menikmati kehidupan kekal di dalam Kristus."

c. Peran Roh Kudus

Kemampuan domba untuk mendengar dan mengenali suara gembala adalah hasil dari pekerjaan Roh Kudus. Dalam teologi Reformed, ini dikenal sebagai "efekti panggilan" atau panggilan efektif, di mana Roh Kudus bekerja dalam hati umat percaya untuk membawa mereka kepada Kristus.

D. Pendapat Pakar Teologi Reformed Mengenai Yohanes 10:1-6: Perumpamaan tentang Gembala yang Baik

Dalam tradisi teologi Reformed, bagian ini dipandang sebagai perumpamaan yang kaya dengan ajaran tentang pemeliharaan Allah, keselamatan, dan karya Kristus sebagai Gembala yang Baik. Berikut adalah pandangan dari beberapa pakar teologi Reformed mengenai teks ini.

1. John Calvin: Kristus sebagai Gembala yang Sejati dan Pemimpin Umat Allah

John Calvin dalam komentarnya tentang Yohanes 10:1-6 menyoroti bahwa Yesus adalah satu-satunya Gembala yang sejati, yang memimpin umat Allah dengan kasih dan perhatian yang mendalam. Calvin mencatat bahwa para pencuri dan perampok yang disebutkan dalam teks ini adalah para pemimpin agama palsu yang mengklaim otoritas tanpa panggilan dari Allah. Mereka tidak memasuki kawanan domba melalui pintu, yaitu Kristus sendiri, tetapi mencoba memanipulasi umat Allah untuk keuntungan mereka sendiri.

Menurut Calvin, inti dari perumpamaan ini adalah hubungan intim antara Kristus sebagai Gembala dan umat-Nya sebagai domba. Kristus memanggil domba-domba-Nya dengan nama, yang menunjukkan pengetahuan pribadi dan kasih-Nya yang mendalam terhadap setiap orang percaya. Calvin menekankan bahwa hanya mereka yang menjadi milik Kristus yang dapat mengenali suara-Nya, yang melambangkan karya Roh Kudus dalam hati orang percaya untuk membawa mereka kepada keselamatan.

2. R.C. Sproul: Pemeliharaan Allah dan Kedaulatan Kristus

R.C. Sproul menekankan aspek pemeliharaan Allah yang terlihat dalam perumpamaan ini. Ia mencatat bahwa gembala dalam budaya Timur Tengah memiliki hubungan yang sangat erat dengan domba-dombanya, yang sering kali mengidentifikasi suara gembala mereka dan hanya mengikuti arahan darinya. Sproul menyoroti bahwa perumpamaan ini menggambarkan kedaulatan Kristus dalam memanggil umat pilihan-Nya kepada keselamatan.

Sproul juga mencatat bahwa Kristus adalah satu-satunya pintu bagi kawanan domba, yang berarti tidak ada jalan lain menuju keselamatan kecuali melalui Dia. Hal ini sesuai dengan ajaran Reformed tentang keselamatan yang eksklusif di dalam Kristus. Selain itu, Sproul menekankan bahwa para pencuri dan perampok mewakili semua pemimpin dan ajaran yang bertentangan dengan kebenaran Injil, yang hanya membawa kehancuran bagi kawanan domba.

3. Herman Bavinck: Perumpamaan sebagai Gambar Keselamatan dan Pemeliharaan

Herman Bavinck melihat perumpamaan tentang Gembala yang Baik sebagai gambaran keselamatan dan pemeliharaan Allah yang sempurna. Dalam pandangan Bavinck, Kristus sebagai Gembala yang Baik menunjukkan bahwa keselamatan bukan hanya melibatkan pembebasan dari dosa, tetapi juga pemeliharaan terus-menerus bagi umat percaya.

Bavinck juga mencatat bahwa hubungan antara gembala dan domba menggambarkan pemilihan dan kasih Allah yang bersifat pribadi. Gembala memanggil domba-dombanya dengan nama, yang menunjukkan bahwa keselamatan adalah tindakan Allah yang spesifik terhadap individu-individu yang telah dipilih-Nya. Selain itu, Bavinck menyoroti bahwa tindakan gembala yang menuntun domba keluar dan masuk melalui pintu melambangkan kehidupan kekal yang diberikan melalui Kristus.

4. Charles Hodge: Pemanggilan Efektif dan Penyerahan Domba kepada Gembala

Charles Hodge menekankan aspek pemanggilan efektif dalam perumpamaan ini. Dalam pandangannya, ketika Yesus berkata bahwa domba-domba-Nya mendengar suara-Nya dan mengikutinya, ini menggambarkan karya Roh Kudus dalam membawa umat pilihan kepada iman. Pemanggilan ini tidak dapat ditolak oleh mereka yang telah dipilih Allah, karena mereka mengenali suara Gembala mereka yang sejati.

Hodge juga mencatat bahwa perumpamaan ini menunjukkan pentingnya penyerahan umat percaya kepada Kristus sebagai Gembala mereka. Domba adalah binatang yang sangat bergantung pada gembalanya untuk perlindungan, makanan, dan arahan. Dengan cara yang sama, umat percaya harus bergantung sepenuhnya kepada Kristus untuk kehidupan rohani mereka dan menghindari godaan untuk mengikuti suara-suara palsu.

5. Michael Horton: Kristus sebagai Pintu dan Gembala yang Baik

Michael Horton menyoroti dua aspek penting dari perumpamaan ini: Kristus sebagai pintu dan Kristus sebagai Gembala. Horton mencatat bahwa Kristus adalah satu-satunya jalan bagi kawanan domba untuk masuk ke dalam kawanan Allah, yang melambangkan eksklusivitas Injil. Pintu melambangkan bahwa keselamatan hanya dapat diperoleh melalui iman kepada Kristus dan karya penebusan-Nya.

Horton juga mencatat bahwa perumpamaan ini menyoroti kasih dan pemeliharaan Kristus terhadap umat-Nya. Sebagai Gembala yang Baik, Kristus bukan hanya memimpin umat-Nya, tetapi juga melindungi mereka dari bahaya, termasuk dari para pencuri dan perampok yang melambangkan ajaran palsu dan pemimpin yang tidak bertanggung jawab. Horton menegaskan bahwa keselamatan dan keamanan umat percaya terletak pada kasih dan kuasa Kristus yang tidak pernah gagal.

6. Sinclair Ferguson: Pengakuan Suara Gembala

Sinclair Ferguson menyoroti pentingnya pengakuan domba terhadap suara gembala mereka. Ia mencatat bahwa dalam budaya Timur Tengah, domba memiliki kemampuan untuk mengenali suara gembala mereka, bahkan ketika mereka berada di tengah kawanan domba lain. Ferguson menggunakan analogi ini untuk menjelaskan bagaimana umat percaya yang sejati dapat mengenali suara Kristus melalui karya Roh Kudus dan firman Allah.

Ferguson juga menekankan bahwa suara Kristus membawa damai dan kepercayaan, berbeda dengan suara pencuri dan perampok yang membawa kebingungan dan kehancuran. Ia mencatat bahwa umat percaya harus melatih hati mereka untuk mendengar suara Kristus melalui pembacaan dan meditasi atas firman-Nya, sehingga mereka tidak mudah tergoda oleh ajaran palsu.

7. Tim Keller: Kasih Pribadi Kristus terhadap Umat-Nya

Tim Keller menyoroti bahwa perumpamaan ini mengajarkan tentang kasih Kristus yang mendalam dan pribadi terhadap umat-Nya. Ia mencatat bahwa gembala yang memanggil domba-dombanya dengan nama menunjukkan perhatian individu yang diberikan Kristus kepada setiap orang percaya. Kasih ini bukanlah kasih yang abstrak atau impersonal, tetapi kasih yang konkret dan penuh perhatian.

Keller juga mencatat bahwa perumpamaan ini mengajarkan bahwa keselamatan tidak hanya mencakup pembebasan dari dosa, tetapi juga hidup dalam hubungan yang intim dengan Kristus sebagai Gembala yang Baik. Dalam pandangannya, hubungan ini membawa damai sejahtera, keamanan, dan kepastian bagi umat percaya, karena mereka tahu bahwa Kristus selalu menjaga mereka.

Kesimpulan

Yohanes 10:1-6 adalah perumpamaan yang kaya dengan ajaran tentang keselamatan, pemeliharaan Allah, dan karya Kristus sebagai Gembala yang Baik. Para teolog Reformed sepakat bahwa perumpamaan ini menggambarkan hubungan intim antara Kristus dan umat-Nya, di mana Kristus memimpin, melindungi, dan memelihara mereka dengan kasih yang mendalam.

John Calvin menekankan bahwa Kristus adalah Gembala yang sejati yang memimpin umat-Nya dengan kasih, sementara R.C. Sproul menyoroti aspek pemeliharaan Allah yang terlihat dalam hubungan antara gembala dan domba. Herman Bavinck melihat perumpamaan ini sebagai gambaran keselamatan dan pemeliharaan, dan Charles Hodge menyoroti pentingnya pemanggilan efektif. Michael Horton menekankan bahwa Kristus adalah pintu dan jalan menuju keselamatan, Sinclair Ferguson menyoroti pengakuan suara gembala, dan Tim Keller menekankan kasih pribadi Kristus terhadap umat-Nya.

Sebagai umat percaya, kita diingatkan untuk mendengar dan mengikuti suara Kristus, mengandalkan pemeliharaan-Nya, dan hidup dalam hubungan yang intim dengan-Nya. Berdoalah agar Roh Kudus terus menuntun kita untuk mengenali suara Gembala yang Baik dan hidup dalam kasih dan keamanan-Nya.

Next Post Previous Post