Allah Memilih Para Nabi

Allah Memilih Para Nabi

Pendahuluan:

Dalam sejarah penebusan yang tercatat dalam Alkitab, para nabi memiliki peran yang sangat penting sebagai pembawa pesan Allah. Allah memilih para nabi untuk menyatakan kehendak-Nya, memperingatkan umat-Nya, dan menubuatkan janji-janji-Nya yang akan digenapi dalam Yesus Kristus. Pemilihan para nabi adalah tindakan kasih karunia dan kedaulatan Allah, di mana Dia memilih individu-individu tertentu untuk menjadi alat penyataan-Nya di tengah umat-Nya.

Para nabi tidak hanya berbicara kepada umat Allah pada masa mereka, tetapi pesan mereka melampaui waktu, memberikan pandangan ke depan tentang penggenapan rencana Allah yang sempurna dalam Kristus. Artikel ini akan membahas bagaimana Allah memilih para nabi, tujuan pemanggilan mereka, serta implikasi pemilihan ini dalam perspektif teologi Reformed. Dengan merujuk pada pandangan teolog-teolog seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul, kita akan melihat bagaimana Allah menggunakan para nabi sebagai instrumen untuk menyatakan rencana-Nya yang mulia.

1. Allah Memilih Para Nabi: Kedaulatan dan Kasih Karunia

a. Pemilihan Berdasarkan Kedaulatan Allah

Pemilihan para nabi oleh Allah tidak didasarkan pada kemampuan atau keunggulan manusiawi mereka, tetapi semata-mata pada kasih karunia dan kehendak Allah yang berdaulat. Dalam Yeremia 1:5, Allah berkata kepada Yeremia:"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau; Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."

Ayat ini menunjukkan bahwa pemilihan Yeremia sebagai nabi telah ditentukan sebelum kelahirannya. John Calvin menulis bahwa pemilihan seperti ini menegaskan bahwa Allah bebas memilih siapa pun yang Dia kehendaki untuk melaksanakan rencana-Nya. Ia berkata:"Allah memanggil orang-orang tertentu bukan karena mereka layak, tetapi karena Dia dalam hikmat-Nya berkenan untuk menggunakan mereka sebagai alat-Nya."

b. Para Nabi dan Kasih Karunia Allah

Pemanggilan para nabi juga mencerminkan kasih karunia Allah yang aktif dalam memimpin umat-Nya kembali kepada-Nya. Dalam Amos 3:7, Allah menyatakan:"Sungguh, Tuhan Allah tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi."

Herman Bavinck menjelaskan bahwa melalui para nabi, Allah menyatakan kasih karunia-Nya yang memanggil umat-Nya untuk bertobat dan kembali kepada perjanjian-Nya.

2. Peran dan Tugas Para Nabi

a. Penyataan Firman Allah

Para nabi adalah pembawa pesan Allah. Mereka berbicara bukan atas nama mereka sendiri, tetapi atas nama Allah. Dalam Yeremia 23:28-29, Allah berfirman:"Biarlah nabi yang bermimpi, menceritakan mimpinya, dan biarlah dia yang menerima firman-Ku, menyampaikan firman-Ku dengan setia. Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman Tuhan, dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?"

Louis Berkhof menjelaskan bahwa para nabi adalah perantara yang menyampaikan Firman Allah yang tidak berubah kepada umat-Nya, sering kali dalam bentuk teguran, pengajaran, dan nubuat.

b. Menyerukan Pertobatan

Para nabi sering kali dipanggil untuk memperingatkan umat Allah agar bertobat dari dosa-dosa mereka dan kembali kepada jalan Allah. Contoh yang jelas adalah Yunus, yang diutus untuk menyampaikan pesan pertobatan kepada kota Niniwe (Yunus 3:1-10).

John Calvin menekankan bahwa tugas utama para nabi adalah memanggil umat Allah untuk hidup dalam ketaatan kepada perjanjian-Nya. Ia berkata:"Para nabi adalah penjaga perjanjian Allah, yang dipanggil untuk memastikan bahwa umat-Nya hidup sesuai dengan kehendak-Nya."

c. Menubuatkan tentang Mesias

Salah satu peran terpenting para nabi adalah menubuatkan tentang kedatangan Mesias. Dalam Yesaya 53, nabi Yesaya menggambarkan dengan jelas tentang Hamba Tuhan yang menderita, yang akan menanggung dosa umat-Nya. Nubuat ini digenapi dalam Yesus Kristus, sebagaimana dijelaskan dalam Matius 1:22-23 dan 1 Petrus 2:24.

R.C. Sproul menulis bahwa melalui para nabi, Allah memberikan gambaran tentang karya penyelamatan yang akan datang dalam Kristus, sehingga umat-Nya dapat hidup dalam pengharapan akan janji-janji-Nya.

3. Contoh-Contoh Pemilihan Para Nabi dalam Alkitab

a. Musa: Nabi dan Pembebas

Musa adalah nabi besar yang dipilih Allah untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir dan memberikan Hukum Taurat di Gunung Sinai. Dalam Ulangan 18:18, Allah berjanji kepada Musa bahwa Dia akan membangkitkan seorang nabi seperti Musa. Nubuat ini digenapi dalam Kristus.

John Calvin menulis bahwa Musa adalah gambaran Kristus, sebagai perantara antara Allah dan umat-Nya, tetapi pelayanan Kristus jauh lebih besar karena Dia adalah penggenapan dari semua hukum dan nubuat.

b. Yesaya: Nabi Pengharapan Mesianik

Yesaya dipilih Allah untuk menyampaikan pesan pengharapan di tengah penghakiman. Dalam Yesaya 7:14, ia menubuatkan kelahiran seorang anak dari seorang perawan, yang digenapi dalam Yesus Kristus.

Herman Bavinck menjelaskan bahwa pelayanan Yesaya menunjukkan keseimbangan antara penghukuman dan pengharapan, mencerminkan kasih dan keadilan Allah.

c. Yeremia: Nabi yang Menangis

Yeremia dipanggil Allah untuk menyampaikan pesan penghakiman kepada Yehuda di masa-masa sulit. Meskipun menghadapi banyak penolakan, Yeremia tetap setia pada panggilan Allah. Dalam Yeremia 31:31-34, ia menubuatkan perjanjian baru yang akan digenapi dalam Kristus.

Louis Berkhof menekankan bahwa Yeremia adalah contoh dari nabi yang rela menderita demi menyampaikan kebenaran Allah, meskipun itu tidak diterima oleh umat-Nya.

4. Para Nabi dan Penggenapan dalam Kristus

a. Kristus sebagai Penggenapan Nubuat Nabi-Nabi

Dalam Ibrani 1:1-2, penulis menegaskan bahwa Allah telah berbicara melalui para nabi di masa lalu, tetapi sekarang berbicara melalui Anak-Nya, Yesus Kristus. Kristus adalah penggenapan dari semua nubuat dan janji yang disampaikan oleh para nabi.

R.C. Sproul menulis:"Para nabi berbicara tentang Mesias yang akan datang, tetapi Yesus Kristus adalah puncak dari penyataan Allah, yang membawa penggenapan sempurna dari rencana penebusan."

b. Kristus sebagai Nabi yang Lebih Besar

Kristus juga dilihat sebagai Nabi yang lebih besar dari semua nabi. Dalam Lukas 24:27, Yesus menjelaskan kepada murid-murid-Nya bagaimana semua tulisan para nabi menunjuk kepada-Nya. Sebagai Nabi yang sempurna, Kristus tidak hanya menyampaikan Firman Allah, tetapi juga adalah Firman itu sendiri (Yohanes 1:1).

John Calvin menekankan bahwa pelayanan Kristus melampaui para nabi, karena Dia adalah penggenapan dari semua nubuat dan perjanjian Allah.

5. Implikasi Pemilihan Para Nabi bagi Kehidupan Kristen

a. Kesetiaan dalam Menyampaikan Kebenaran

Seperti para nabi yang setia dalam menyampaikan pesan Allah, meskipun menghadapi tantangan dan penolakan, orang percaya juga dipanggil untuk menjadi saksi kebenaran di dunia yang gelap. Dalam Matius 5:14-16, Yesus memanggil umat-Nya untuk menjadi terang dunia.

b. Hidup dalam Pengharapan Akan Janji Allah

Pesan para nabi dipenuhi dengan janji akan kedatangan Mesias dan penggenapan rencana Allah. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam pengharapan yang sama, menantikan penggenapan akhir dari rencana Allah dalam kedatangan Kristus yang kedua kali (Titus 2:13).

c. Ketaatan kepada Firman Allah

Para nabi dipilih untuk menyampaikan Firman Allah, dan sebagai umat Allah, kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan kepada Firman itu. Dalam Yakobus 1:22, kita membaca:"Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja."

Kesimpulan

Pemilihan para nabi oleh Allah adalah tindakan kasih karunia dan kedaulatan-Nya untuk menyatakan kehendak dan rencana-Nya kepada umat manusia. Para nabi adalah alat Allah yang berbicara atas nama-Nya, menyerukan pertobatan, dan menubuatkan kedatangan Kristus sebagai penggenapan dari semua janji Allah.

Dalam perspektif teologi Reformed, para nabi memainkan peran penting dalam rencana penebusan Allah, yang mencapai puncaknya dalam Kristus. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk meneladani kesetiaan para nabi dalam menyampaikan kebenaran, hidup dalam pengharapan akan janji Allah, dan taat kepada Firman-Nya.

Catatan: Kiranya pemilihan para nabi menginspirasi kita untuk hidup sebagai saksi Kristus, yang membawa pesan kebenaran, kasih, dan pengharapan kepada dunia.

Next Post Previous Post