Keilahian Kristus Bagi Iman Kristen
Pendahuluan:
Keilahian Kristus adalah salah satu doktrin inti dari iman Kristen yang menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Allah sepenuhnya, sekaligus manusia sepenuhnya. Dalam teologi Reformed, doktrin ini memiliki peran sentral karena menyangkut identitas Yesus sebagai Anak Allah, dasar keselamatan manusia, dan inti penyembahan Kristen.
Namun, keilahian Kristus sering kali dipertanyakan atau ditentang oleh berbagai kelompok sepanjang sejarah gereja, seperti Arianisme pada abad ke-4 atau pandangan modern yang mereduksi Yesus menjadi sekadar guru moral atau nabi. Artikel ini akan mengeksplorasi dasar alkitabiah, pandangan para teolog Reformed, dan implikasi keilahian Kristus bagi iman Kristen.
1. Apa Itu Keilahian Kristus?
a. Definisi Keilahian Kristus
Keilahian Kristus berarti bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang kekal, memiliki semua atribut ilahi, dan setara dengan Allah Bapa dan Roh Kudus dalam Trinitas. Dalam Yohanes 1:1, dikatakan:"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."
John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menegaskan bahwa Kristus adalah Allah sejati dan manusia sejati, dua natur dalam satu pribadi. Keilahian-Nya tidak pernah hilang meskipun Ia mengambil rupa manusia.
b. Pentingnya Keilahian Kristus
Teologi Reformed menekankan bahwa tanpa keilahian Kristus, tidak ada keselamatan. Hanya Allah yang dapat menanggung dosa manusia dan memuaskan keadilan-Nya yang sempurna. R.C. Sproul menulis bahwa hanya Allah yang dapat mendamaikan manusia dengan diri-Nya, dan karena itu Yesus harus benar-benar ilahi.
2. Dasar Alkitabiah Keilahian Kristus
a. Klaim Langsung oleh Yesus Kristus
Yesus sendiri mengklaim keilahian-Nya dalam banyak kesempatan. Dalam Yohanes 8:58, Ia berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Pernyataan ini menggunakan istilah "Aku adalah" (ego eimi), yang merujuk pada nama Allah dalam Keluaran 3:14 ("AKU ADALAH AKU").
Herman Bavinck menjelaskan bahwa pernyataan Yesus ini tidak hanya menyatakan eksistensi kekal-Nya, tetapi juga identitas-Nya sebagai Allah. Tidak heran orang Yahudi saat itu ingin melempari-Nya dengan batu karena menganggapnya penghujatan.
b. Kesaksian Para Rasul
Para rasul dengan jelas mengajarkan keilahian Kristus. Dalam Kolose 1:15-17, Paulus menulis:
"Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan. Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu."
Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus adalah pencipta, bukan ciptaan. Teologi Reformed menekankan bahwa hanya Allah yang dapat menciptakan, dan karena itu Yesus harus ilahi.
c. Penyembahan kepada Yesus
Penyembahan kepada Yesus dalam Perjanjian Baru juga menjadi bukti keilahian-Nya. Dalam Wahyu 5:13-14, semua makhluk di surga dan di bumi menyembah Anak Domba, yang tidak lain adalah Kristus. Dalam teologi Reformed, penyembahan hanya layak diberikan kepada Allah, dan fakta bahwa Yesus disembah menunjukkan keilahian-Nya.
3. Bukti-Bukti Keilahian Kristus
a. Mukjizat Yesus
Mukjizat yang dilakukan oleh Yesus adalah salah satu bukti keilahian-Nya. Dalam Yohanes 2:1-11, Yesus mengubah air menjadi anggur, menunjukkan kuasa ilahi-Nya atas ciptaan. Mukjizat seperti membangkitkan Lazarus (Yohanes 11:43-44) juga membuktikan bahwa Ia memiliki kuasa atas kehidupan dan kematian, atribut yang hanya dimiliki oleh Allah.
b. Kebangkitan Yesus
Kebangkitan adalah bukti terbesar dari keilahian Kristus. Dalam Roma 1:4, Paulus menyatakan bahwa Yesus "ditentukan sebagai Anak Allah yang berkuasa oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati." R.C. Sproul menekankan bahwa kebangkitan Kristus tidak hanya menunjukkan kuasa-Nya atas maut, tetapi juga membuktikan klaim-Nya sebagai Allah.
c. Pengampunan Dosa
Dalam Markus 2:5-7, Yesus berkata kepada orang lumpuh, "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni." Para ahli Taurat merasa marah karena mereka tahu bahwa hanya Allah yang berhak mengampuni dosa. John Calvin menulis bahwa peristiwa ini menunjukkan bahwa Yesus tidak hanya mengklaim keilahian, tetapi juga membuktikannya melalui tindakan-Nya.
4. Penolakan terhadap Keilahian Kristus
a. Pandangan Historis
Sejak awal sejarah gereja, keilahian Kristus telah ditantang. Arianisme, sebuah ajaran sesat pada abad ke-4, mengajarkan bahwa Yesus adalah makhluk ciptaan yang lebih rendah dari Allah. Pandangan ini ditolak oleh Konsili Nicea pada tahun 325, yang menyatakan bahwa Yesus adalah "Allah dari Allah, terang dari terang, Allah sejati dari Allah sejati."
b. Penolakan Modern
Di zaman modern, pandangan yang mereduksi Yesus menjadi sekadar guru moral atau nabi semakin populer. Herman Bavinck memperingatkan bahwa pandangan ini mengabaikan inti Injil, yaitu bahwa Yesus adalah Allah yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia.
5. Implikasi Keilahian Kristus bagi Iman Kristen
a. Dasar Keselamatan
Keilahian Kristus adalah dasar dari keselamatan. Dalam 2 Korintus 5:21, Paulus berkata bahwa Allah menjadikan Yesus, "yang tidak mengenal dosa," menjadi dosa karena kita, sehingga kita dapat menjadi kebenaran Allah dalam Dia. John Calvin menegaskan bahwa hanya Allah yang dapat menanggung dosa manusia dan memuaskan keadilan-Nya.
b. Dasar Penyembahan
Keilahian Kristus menjadikan-Nya layak untuk disembah. Dalam Filipi 2:9-11, Paulus menulis bahwa Allah telah "mengangkat Dia ke tempat yang paling tinggi" sehingga setiap lutut akan bertelut dan setiap lidah mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. R.C. Sproul menekankan bahwa penyembahan kepada Yesus adalah pengakuan akan keilahian-Nya.
c. Dasar Kehidupan Kristen
Keilahian Kristus memberi kekuatan dan teladan bagi kehidupan Kristen. Dalam Yohanes 15:5, Yesus berkata, "Aku adalah pokok anggur dan kamu adalah ranting-rantingnya." Teologi Reformed mengajarkan bahwa kehidupan Kristen yang sejati hanya mungkin melalui hubungan yang hidup dengan Yesus sebagai Tuhan dan Allah.
6. Tanggapan terhadap Keilahian Kristus
a. Beriman kepada Kristus
Keilahian Kristus memanggil kita untuk beriman kepada-Nya. Dalam Yohanes 14:6, Yesus berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." R.C. Sproul menulis bahwa iman kepada Kristus adalah pengakuan akan keilahian-Nya dan ketergantungan penuh kepada-Nya untuk keselamatan.
b. Menghidupi Injil
Keilahian Kristus memotivasi kita untuk hidup sesuai dengan Injil. Dalam Kolose 3:17, Paulus berkata, "Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus." John Calvin menekankan bahwa hidup Kristen adalah respons syukur kepada Kristus yang adalah Tuhan dan Allah kita.
7. Keilahian Kristus dalam Terang Trinitas
a. Yesus dalam Trinitas
Teologi Reformed menegaskan bahwa Yesus adalah Allah Anak dalam Trinitas, setara dengan Allah Bapa dan Roh Kudus. Herman Bavinck menjelaskan bahwa Trinitas adalah misteri iman Kristen yang menunjukkan kesatuan Allah dalam tiga pribadi.
b. Hubungan dengan Bapa dan Roh Kudus
Dalam Yohanes 14:16-17, Yesus berbicara tentang Bapa yang mengirimkan Roh Kudus atas nama-Nya. Hubungan ini menunjukkan bahwa keilahian Kristus adalah bagian integral dari karya Allah yang Trinitarian dalam penciptaan, penebusan, dan pemeliharaan.
Penutup: Kristus sebagai Allah yang Kudus
Keilahian Kristus adalah inti dari iman Kristen. Dalam perspektif teologi Reformed, doktrin ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah yang datang ke dunia untuk menyelamatkan umat-Nya. Keilahian-Nya adalah dasar keselamatan, penyembahan, dan kehidupan Kristen.
Sebagai respons, kita dipanggil untuk beriman kepada Kristus, menyembah Dia sebagai Tuhan dan Allah, dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya. Dalam Yohanes 20:28, Tomas mengakui Yesus dengan berkata, "Ya Tuhanku dan Allahku!" Pengakuan ini adalah inti dari iman Kristen yang sejati.
Catatan: Berdoalah agar Roh Kudus meneguhkan iman kita akan keilahian Kristus, sehingga kita dapat hidup dalam sukacita, penyembahan, dan ketaatan yang memuliakan Dia.