On the Mode of Conversion: Reformed Theology

On the Mode of Conversion: Perspektif Teologi Reformed

Pendahuluan:

Konversi, atau pertobatan, adalah salah satu aspek paling penting dalam kehidupan Kristen. Dalam teologi Reformed, konversi dipahami sebagai karya Allah yang mengubah hati manusia dari kebutaan rohani menuju penerimaan Injil. Proses ini melibatkan regenerasi oleh Roh Kudus, respons iman, dan pertobatan yang sejati. Artikel ini akan membahas mode atau cara terjadinya konversi dari perspektif teologi Reformed dengan merujuk pada pandangan beberapa pakar teologi, serta aplikasinya dalam kehidupan Kristen.

1. Definisi Konversi: Karya Allah dalam Hati Manusia

Konversi dalam teologi Reformed didefinisikan sebagai perubahan rohani yang radikal, di mana seorang individu berpaling dari dosa dan berbalik kepada Allah. Konversi bukan sekadar perubahan perilaku, tetapi transformasi batin yang dikerjakan oleh Allah.

a. Konversi sebagai Pekerjaan Allah

John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menekankan bahwa konversi adalah hasil karya Allah, bukan usaha manusia. Calvin menyatakan bahwa hati manusia secara alami keras dan tidak mungkin mencari Allah tanpa pekerjaan Roh Kudus. Regenerasi (kelahiran kembali) adalah langkah awal yang memampukan manusia untuk merespons Injil dengan iman.

Herman Bavinck, dalam Reformed Dogmatics, menegaskan bahwa konversi adalah tindakan Allah yang membawa manusia dari kematian rohani kepada kehidupan rohani. Proses ini melibatkan hati, pikiran, dan kehendak manusia, tetapi semuanya didasarkan pada inisiatif ilahi.

2. Regenerasi: Titik Awal Konversi

Teologi Reformed memandang regenerasi sebagai titik awal dari konversi. Regenerasi adalah pekerjaan Roh Kudus yang memberikan hidup baru kepada orang berdosa, membuat mereka mampu merespons Allah.

a. Regenerasi Mendahului Iman

Dalam teologi Reformed, regenerasi dianggap mendahului iman. Ini berarti bahwa sebelum seseorang dapat percaya kepada Kristus, ia harus terlebih dahulu dilahirkan kembali oleh Roh Kudus.

R.C. Sproul, dalam bukunya Chosen by God, menyatakan bahwa manusia dalam keadaan jatuh tidak memiliki kemampuan untuk memilih Allah. Hanya melalui regenerasi, hati manusia dapat diterangi untuk melihat keindahan Injil. Sproul menggambarkan regenerasi sebagai “pembukaan mata rohani” yang memungkinkan manusia melihat kemuliaan Kristus.

b. Roh Kudus sebagai Pelaku Utama

Louis Berkhof, dalam Systematic Theology, menjelaskan bahwa regenerasi adalah tindakan supranatural yang sepenuhnya dilakukan oleh Roh Kudus. Tidak ada kontribusi manusia dalam proses ini, karena manusia dalam dosa sepenuhnya mati secara rohani (Efesus 2:1).

3. Respons Iman dan Pertobatan

Setelah regenerasi, manusia yang telah dilahirkan kembali merespons dengan iman dan pertobatan. Teologi Reformed menekankan bahwa iman dan pertobatan adalah respons manusia terhadap pekerjaan Allah dalam hati mereka.

a. Iman sebagai Pemberian Allah

Iman, dalam pandangan Reformed, bukanlah hasil usaha manusia, tetapi karunia Allah (Efesus 2:8-9). John Murray, dalam Redemption Accomplished and Applied, menyatakan bahwa iman adalah sarana melalui mana manusia menerima keselamatan. Namun, iman itu sendiri adalah hasil dari pekerjaan Roh Kudus dalam hati manusia.

Charles Hodge, seorang teolog Reformed, menambahkan bahwa iman melibatkan pengetahuan (memahami Injil), persetujuan (menerima Injil sebagai kebenaran), dan kepercayaan (mengandalkan Kristus untuk keselamatan).

b. Pertobatan sebagai Perubahan Arah Hidup

Pertobatan dalam teologi Reformed mencakup penyesalan atas dosa dan berbalik kepada Allah. Thomas Watson, dalam bukunya The Doctrine of Repentance, menggambarkan pertobatan sebagai “mematahkan hati yang berdosa” dan “membalikkan kehendak kepada Allah.” Watson menekankan bahwa pertobatan sejati melibatkan kebencian terhadap dosa, bukan sekadar takut akan hukuman.

4. Proses Konversi: Campur Tangan Ilahi dan Respons Manusia

Meskipun konversi adalah karya Allah, teologi Reformed tidak mengabaikan aspek respons manusia. Allah bekerja secara aktif, tetapi manusia juga bertanggung jawab untuk merespons panggilan Injil.

a. Panggilan Efektif

Teologi Reformed membedakan antara panggilan umum dan panggilan efektif. Panggilan umum adalah pemberitaan Injil kepada semua orang, sedangkan panggilan efektif adalah pekerjaan Roh Kudus yang memastikan seseorang menanggapi Injil dengan iman.

Anthony Hoekema, dalam Saved by Grace, menyatakan bahwa panggilan efektif adalah ekspresi kasih Allah yang memastikan bahwa semua yang dipilih-Nya akan datang kepada-Nya (Yohanes 6:37).

b. Konversi sebagai Proses dan Momen

Konversi sering kali melibatkan momen pertobatan yang jelas, tetapi juga dapat menjadi proses yang berlangsung selama waktu tertentu. J.I. Packer, dalam Knowing God, menekankan bahwa setiap individu memiliki pengalaman konversi yang unik, tetapi inti dari konversi adalah selalu berpaling kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

5. Ciri-Ciri Konversi yang Sejati

Teologi Reformed menekankan bahwa konversi sejati akan menghasilkan perubahan hidup yang nyata. Berikut adalah beberapa ciri utama dari konversi sejati:

a. Perubahan Hati

Orang yang telah dikonversi memiliki hati yang baru, dengan kasih kepada Allah dan kebencian terhadap dosa. Ezekiel 36:26 menegaskan bahwa Allah memberikan hati yang baru kepada umat-Nya, menggantikan hati yang keras dengan hati yang lembut.

b. Buah Roh

Konversi sejati akan menghasilkan buah Roh Kudus dalam kehidupan seseorang (Galatia 5:22-23). Sinclair Ferguson, dalam bukunya The Holy Spirit, menyebut bahwa buah Roh adalah bukti nyata dari regenerasi dan pertobatan yang sejati.

c. Ketekunan dalam Iman

Teologi Reformed mengajarkan bahwa mereka yang telah benar-benar dikonversi akan terus bertahan dalam iman hingga akhir. Philippians 1:6 menegaskan bahwa Allah yang memulai pekerjaan baik dalam hidup kita akan menyelesaikannya pada hari Kristus Yesus.

6. Aplikasi Praktis dari Konversi

Konversi bukan hanya konsep teologis, tetapi memiliki implikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari umat percaya.

a. Hidup dalam Kekudusan

Mereka yang telah dikonversi dipanggil untuk hidup dalam kekudusan sebagai tanda bahwa mereka adalah milik Allah. John Owen, dalam bukunya The Mortification of Sin, menekankan bahwa orang percaya harus terus-menerus mematikan dosa dalam hidup mereka sebagai bagian dari pengudusan.

b. Kesaksian kepada Dunia

Konversi juga membawa tanggung jawab untuk menjadi saksi Injil kepada dunia. Matthew 28:19-20 mengingatkan umat percaya untuk memberitakan Injil dan membawa orang lain kepada Kristus.

c. Pengharapan Kekal

Mereka yang telah dikonversi memiliki pengharapan kekal dalam Kristus. Konversi memberikan jaminan bahwa mereka telah dipindahkan dari maut kepada hidup (Yohanes 5:24).

Kesimpulan

Konversi adalah inti dari kehidupan Kristen, yang melibatkan karya Allah dalam regenerasi, respons iman, dan pertobatan sejati. Dalam teologi Reformed, konversi dipandang sebagai tindakan Allah yang membawa manusia dari kematian rohani kepada kehidupan rohani, dengan respons manusia yang diarahkan oleh Roh Kudus.

Baca Juga: Precious Remedies Against Satan's Devices: Reformed Theology

Melalui konversi, manusia berpaling dari dosa dan berbalik kepada Allah, menghasilkan kehidupan yang diubahkan dan penuh dengan buah Roh Kudus. Pesan ini relevan bagi setiap orang percaya, mengingatkan kita akan kasih karunia Allah yang memampukan kita untuk hidup sebagai ciptaan baru dalam Kristus.

Next Post Previous Post