Ibrani 11:11-12: Sarah dan Iman yang Memberi Kehidupan
Pendahuluan:
Ibrani 11:11-12 (AYT):"Karena iman juga, Sara menerima kekuatan untuk mengandung dan melahirkan anak, meskipun ia telah lewat usia, karena ia menganggap Dia yang berjanji itu setia. Sebab itu, dari satu orang, dan dia hampir mati, lahirlah keturunan yang banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung jumlahnya."
Ayat ini adalah bagian dari "Pasal Iman" dalam Kitab Ibrani, yang menyoroti tokoh-tokoh Perjanjian Lama yang menunjukkan iman luar biasa kepada Allah. Ibrani 11:11-12 menempatkan Sarah sebagai teladan iman yang menghasilkan kehidupan di tengah kemustahilan. Sarah, meskipun sudah tua dan mandul, tetap percaya pada janji Allah, sehingga melalui dia dan Abraham, bangsa yang besar lahir.
Artikel ini akan membahas ayat ini secara mendalam berdasarkan pandangan teologi Reformed dan pemikiran para pakar, serta relevansinya bagi orang percaya di masa kini.
1. Konteks Ibrani 11:11-12
a. Latar Belakang Kitab Ibrani
Kitab Ibrani ditulis untuk jemaat Kristen Yahudi yang mengalami tekanan dan penganiayaan. Penulis mendorong mereka untuk bertahan dalam iman dengan menunjukkan bahwa Allah setia memenuhi janji-Nya. Pasal 11 memperkenalkan tokoh-tokoh iman sebagai contoh untuk menguatkan orang percaya agar tetap percaya pada Allah, meskipun menghadapi situasi yang sulit.
b. Sarah dalam Pasal Iman
Sarah seringkali dianggap sebagai tokoh yang kurang memiliki iman dalam kisah Perjanjian Lama, terutama ketika ia tertawa mendengar janji Allah tentang kelahiran Ishak (Kejadian 18:12-15). Namun, penulis Ibrani menyoroti bagaimana Sarah akhirnya menunjukkan iman yang kuat, percaya bahwa Allah yang berjanji itu setia.
2. Uraian Ayat
a. "Karena iman juga, Sara menerima kekuatan untuk mengandung dan melahirkan anak" (Ibrani 11:11)
Kekuatan yang Diberikan Allah
Sarah menerima kekuatan untuk mengandung bukan karena kemampuan dirinya sendiri, tetapi karena karya Allah yang melampaui batasan manusia. Dalam konteks ini, iman Sarah adalah kepercayaan pada kuasa Allah yang dapat melakukan apa yang secara manusiawi tidak mungkin.Iman yang Melampaui Logika
Sarah dan Abraham menghadapi kenyataan biologis bahwa mereka terlalu tua untuk memiliki anak (Kejadian 18:11). Namun, iman mereka mengalahkan logika manusia. Dalam teologi Reformed, ini mencerminkan kebergantungan total pada anugerah Allah, bukan pada kemampuan manusia.
b. "Karena ia menganggap Dia yang berjanji itu setia" (Ibrani 11:11)
Kepercayaan pada Janji Allah
Inti dari iman Sarah adalah pengakuannya bahwa Allah yang berjanji itu setia. Sarah percaya bahwa Allah akan menepati janji-Nya, meskipun situasi tampaknya tidak memungkinkan.Karakter Allah sebagai Dasar Iman
Dalam teologi Reformed, iman tidak hanya berfokus pada janji itu sendiri, tetapi juga pada karakter Allah yang setia. John Calvin menulis bahwa iman adalah "kepercayaan pada Allah, yang tidak pernah gagal menepati apa yang telah Ia janjikan."
c. "Sebab itu, dari satu orang, dan dia hampir mati, lahirlah keturunan yang banyak..." (Ibrani 11:12)
Hasil dari Iman Sarah dan Abraham
Dari iman yang taat dan penuh pengharapan, lahirlah keturunan yang sangat banyak, seperti yang dijanjikan Allah kepada Abraham (Kejadian 15:5). Ini menunjukkan bagaimana Allah menggenapi janji-Nya melalui orang-orang yang percaya kepada-Nya.Gambaran Penebusan Kristus
Keturunan Abraham tidak hanya merujuk pada bangsa Israel secara fisik, tetapi juga pada keturunan rohani melalui Kristus. Dalam teologi Reformed, ini menekankan rencana penebusan Allah yang mengalir melalui sejarah umat manusia.
3. Tafsiran dalam Teologi Reformed
a. Iman sebagai Karunia Allah
Dalam pandangan Reformed, iman Sarah bukanlah hasil usahanya sendiri, tetapi karunia Allah. Herman Bavinck menulis:"Iman bukanlah sesuatu yang berasal dari manusia, tetapi anugerah Allah yang memampukan manusia untuk mempercayai-Nya, bahkan dalam situasi yang tampaknya mustahil."
b. Kesetiaan Allah dalam Penggenapan Janji
Teologi Reformed menekankan bahwa kesetiaan Allah adalah dasar dari iman. Sarah percaya bahwa Allah yang berjanji itu setia, yang sejalan dengan doktrin kedaulatan Allah. R.C. Sproul menyebutkan:
"Kesetiaan Allah adalah jangkar bagi iman kita. Ketika kita percaya pada karakter Allah, kita dapat yakin bahwa setiap janji-Nya akan digenapi."
c. Implikasi Eskatologis
Iman Sarah menunjuk pada pengharapan eskatologis. Bangsa yang lahir dari Abraham dan Sarah bukan hanya keturunan jasmani, tetapi juga keturunan rohani yang menerima berkat melalui Kristus. John Calvin menulis:"Melalui iman Sarah dan Abraham, Allah menunjukkan bahwa Ia sedang mempersiapkan rencana penebusan yang melampaui batas-batas waktu."
4. Aplikasi Praktis
a. Percaya pada Kuasa Allah di Tengah Kemustahilan
Kisah Sarah mengingatkan kita bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Dalam hidup, kita sering menghadapi situasi yang tampaknya tidak memiliki jalan keluar, tetapi iman mengarahkan kita untuk percaya bahwa Allah sanggup melakukan apa yang kita anggap tidak mungkin.
b. Mengandalkan Kesetiaan Allah
Sarah percaya pada karakter Allah yang setia. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengandalkan kesetiaan Allah dalam setiap aspek kehidupan kita, terutama ketika menghadapi janji yang belum terlihat penggenapannya.
c. Menantikan Penggenapan Janji Allah
Iman Sarah mengajarkan kita untuk bersabar dalam menantikan penggenapan janji Allah. Seperti Sarah, kita dipanggil untuk hidup dengan pengharapan, yakin bahwa Allah akan menepati setiap firman-Nya pada waktu yang tepat.
5. Pandangan Pakar Teologi Reformed
a. John Calvin
Calvin menekankan bahwa iman Sarah adalah buah dari kasih karunia Allah. Ia menulis:"Iman Sarah menunjukkan bahwa ketika manusia tidak lagi mampu, Allah melangkah masuk dan menunjukkan kuasa-Nya yang luar biasa."
b. Herman Bavinck
Bavinck mencatat bahwa iman Sarah adalah contoh bagaimana Allah bekerja melalui kelemahan manusia untuk menyatakan kemuliaan-Nya.
c. Charles Spurgeon
Spurgeon melihat kisah Sarah sebagai bukti bahwa tidak ada janji Allah yang terlalu besar untuk dipercaya. Ia berkata:"Jika Allah berjanji, Dia pasti mampu untuk menggenapinya. Iman Sarah adalah iman yang percaya pada kemampuan Allah, bukan pada keadaan manusia."
d. R.C. Sproul
Sproul menyoroti kesetiaan Allah sebagai inti dari iman Sarah. Ia menulis:"Iman Sarah bertumpu pada kebenaran ini: bahwa Allah yang berjanji itu setia, dan kesetiaan-Nya tidak pernah gagal."
6. Relevansi Ibrani 11:11-12 untuk Gereja Modern
a. Menguatkan Iman di Tengah Tantangan
Kisah Sarah mengajarkan gereja untuk tetap percaya pada Allah di tengah tantangan. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, gereja dipanggil untuk bersaksi tentang kesetiaan Allah.
b. Fokus pada Misi Allah
Sarah dan Abraham adalah bagian dari rencana Allah untuk membawa berkat kepada bangsa-bangsa. Gereja dipanggil untuk melanjutkan misi ini, membawa Injil kepada semua orang sebagai bagian dari penggenapan janji Allah.
c. Pengharapan Eskatologis
Keturunan Abraham yang tak terhitung banyaknya adalah gambaran dari umat Allah yang akan hidup bersama-Nya dalam kekekalan. Gereja modern dipanggil untuk hidup dengan pengharapan ini, menantikan penggenapan janji Allah secara penuh.
Kesimpulan
Ibrani 11:11-12 mengajarkan bahwa iman Sarah adalah iman yang hidup, yang percaya pada kuasa dan kesetiaan Allah. Dalam teologi Reformed, kisah ini menegaskan bahwa Allah bekerja melalui kelemahan manusia untuk menyatakan kemuliaan-Nya, dan bahwa iman sejati selalu bergantung pada karakter Allah yang setia.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk meniru iman Sarah, percaya bahwa Allah yang berjanji itu setia. Dalam setiap tantangan dan pengharapan, kita dapat yakin bahwa Allah akan menggenapi setiap janji-Nya pada waktu yang tepat.