Pentingnya Kredo Iman Rasuli
Pendahuluan:
Kredo Iman Rasuli (Apostles’ Creed) adalah salah satu pengakuan iman Kristen yang paling tua dan paling terkenal. Kredo ini berfungsi sebagai ringkasan singkat dari keyakinan dasar orang Kristen yang mencakup doktrin tentang Allah Tritunggal, karya Kristus, dan pengharapan kekal. Dalam tradisi Reformed, Kredo Iman Rasuli memiliki tempat penting sebagai alat untuk membangun iman, menjaga kemurnian doktrin, dan memperkuat kesatuan gereja.
Artikel ini akan membahas sejarah, isi, dan relevansi Kredo Iman Rasuli, serta pentingnya pengakuan ini dalam kehidupan dan praktik Kristen berdasarkan perspektif teologi Reformed.
1. Sejarah Kredo Iman Rasuli
a. Asal Usul Kredo
Kredo Iman Rasuli tidak ditulis langsung oleh para rasul, meskipun namanya mengacu pada mereka. Kredo ini berkembang dalam gereja awal sebagai ringkasan pengajaran para rasul. Kredo ini pertama kali tercatat dalam bentuk awalnya sekitar abad ke-2 dan mencapai bentuk final pada abad ke-4.
John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menegaskan bahwa Kredo Iman Rasuli merupakan "peta" dari kebenaran Injil yang diwariskan oleh para rasul kepada gereja untuk memastikan kesatuan dalam iman.
b. Fungsi Awal
Pada masa gereja mula-mula, Kredo Iman Rasuli digunakan dalam konteks baptisan, di mana calon baptis mengakui iman mereka kepada Allah Tritunggal sesuai dengan isi Kredo. Fungsi ini bertujuan untuk memastikan bahwa iman yang dipegang adalah iman yang benar dan alkitabiah.
2. Isi dan Struktur Kredo Iman Rasuli
Kredo Iman Rasuli terdiri dari tiga bagian utama yang mencerminkan kepercayaan kepada Allah Tritunggal:
a. Bagian Pertama: Allah Bapa
"Aku percaya kepada Allah Bapa yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi."
Bagian ini menegaskan kepercayaan kepada Allah sebagai Pencipta segala sesuatu. Anthony Hoekema menjelaskan bahwa pengakuan ini mengingatkan orang percaya bahwa dunia ini adalah ciptaan Allah dan mereka bertanggung jawab untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
b. Bagian Kedua: Yesus Kristus
Bagian ini adalah yang paling panjang dan mencakup doktrin tentang inkarnasi, penderitaan, kematian, kebangkitan, kenaikan, dan kedatangan kembali Yesus Kristus:
"Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita; yang dikandung dari Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria; yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati, dan dikuburkan; turun ke dalam kerajaan maut; pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati; naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa; dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati."
John Calvin menekankan bahwa bagian ini menunjukkan inti dari keselamatan Kristen, yaitu karya penebusan Kristus. Kristus adalah pengganti kita, yang melalui kematian dan kebangkitan-Nya memulihkan hubungan kita dengan Allah.
c. Bagian Ketiga: Roh Kudus dan Gereja
"Aku percaya kepada Roh Kudus; Gereja yang kudus dan am; persekutuan orang kudus; pengampunan dosa; kebangkitan tubuh; dan hidup yang kekal."
Bagian ini menekankan peran Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya, pentingnya gereja sebagai tubuh Kristus, dan pengharapan akan kebangkitan dan hidup kekal.
Herman Bavinck menulis bahwa bagian ini mengingatkan orang percaya bahwa keselamatan tidak hanya bersifat individu tetapi juga komunal, di mana umat Allah hidup bersama dalam persekutuan gereja.
3. Pentingnya Kredo Iman Rasuli dalam Teologi Reformed
a. Alat untuk Menjaga Kemurnian Doktrin
Dalam teologi Reformed, Kredo Iman Rasuli dianggap sebagai tolok ukur untuk memastikan bahwa iman Kristen tetap setia kepada pengajaran Alkitab. R.C. Sproul menulis bahwa Kredo membantu gereja melawan ajaran sesat yang mencoba menyimpangkan kebenaran Injil.
Pada abad-abad awal, Kredo Iman Rasuli menjadi alat penting dalam melawan bidat seperti Gnostisisme, yang menyangkal kemanusiaan Kristus, dan Arianisme, yang menyangkal keilahian-Nya.
b. Pengakuan Bersama dalam Kesatuan Gereja
Kredo ini menjadi simbol kesatuan umat Kristen di seluruh dunia. Dalam Efesus 4:4-6, Paulus berkata, "Satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu; satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua."
John Calvin menekankan bahwa Kredo Iman Rasuli adalah alat untuk menyatukan orang percaya dari berbagai latar belakang, karena mengandung inti pengajaran Kristen yang universal.
c. Membentuk Iman Orang Percaya
Kredo Iman Rasuli berfungsi sebagai alat pendidikan dalam membentuk iman orang percaya. Dalam 2 Timotius 1:13, Paulus menasihati Timotius untuk "berpegang pada segala sesuatu yang telah engkau dengar dari aku sebagai pola ajaran yang sehat."
Herman Bavinck menjelaskan bahwa Kredo ini adalah sarana untuk mendidik orang percaya, terutama anak-anak dan mereka yang baru bertobat, dalam dasar-dasar iman Kristen.
4. Relevansi Kredo Iman Rasuli bagi Orang Kristen Modern
a. Meneguhkan Identitas Kristen
Di tengah budaya modern yang pluralistik, Kredo Iman Rasuli memberikan dasar yang kuat bagi identitas Kristen. Dengan mengakuinya, orang percaya mengingatkan diri mereka sendiri tentang siapa mereka di dalam Kristus dan apa yang mereka percayai.
b. Melawan Relativisme dan Sinkretisme
Teologi Reformed menekankan bahwa Kredo Iman Rasuli adalah deklarasi kebenaran absolut di tengah dunia yang cenderung menerima segala pandangan sebagai benar. Anthony Hoekema menulis bahwa Kredo ini menegaskan bahwa iman Kristen berdiri pada kebenaran yang tidak dapat dinegosiasikan.
c. Mengarahkan pada Penyembahan yang Benar
Dengan merangkum doktrin utama tentang Allah Tritunggal dan karya keselamatan, Kredo Iman Rasuli mengarahkan orang percaya kepada penyembahan yang benar. Dalam Yohanes 4:24, Yesus berkata, "Allah itu Roh, dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Baca Juga: ARTI GEREJA YANG KUDUS DAN AM
R.C. Sproul menjelaskan bahwa pengakuan Kredo dalam ibadah bukan hanya ritual, tetapi cara untuk mengarahkan hati dan pikiran kepada kebenaran Allah.
5. Tantangan terhadap Kredo Iman Rasuli
a. Penolakan terhadap Doktrin Alkitabiah
Beberapa orang modern menolak Kredo Iman Rasuli karena dianggap terlalu dogmatis atau tidak relevan. Namun, teologi Reformed menegaskan bahwa Kredo ini tetap relevan karena mengandung inti iman yang tak berubah.
b. Bahaya Formalisme
Ada risiko bahwa pengakuan Kredo Iman Rasuli menjadi formalitas tanpa makna. John Calvin memperingatkan bahwa pengakuan iman harus dilakukan dengan hati yang tulus dan keyakinan yang mendalam, bukan sekadar ritual.
6. Implikasi Kredo Iman Rasuli dalam Kehidupan Kristen
a. Dasar untuk Kehidupan Kristen
Kredo Iman Rasuli menyediakan dasar yang kokoh untuk menjalani kehidupan Kristen. Dengan mengingatkan orang percaya tentang karya Allah, Kristus, dan Roh Kudus, Kredo ini memberi arah bagi iman, penyembahan, dan ketaatan.
b. Menginspirasi Penginjilan
Dengan merangkum Injil, Kredo Iman Rasuli menjadi alat untuk memberitakan kabar baik kepada dunia. Dalam Matius 28:19-20, Yesus memberi Amanat Agung kepada murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil ke segala bangsa.
c. Mendorong Hidup dalam Pengharapan
Bagian akhir Kredo Iman Rasuli mengingatkan orang percaya tentang pengharapan akan kebangkitan dan hidup kekal. Herman Bavinck menulis bahwa pengakuan ini memberikan penghiburan dan kekuatan untuk bertahan di tengah penderitaan dunia.
Penutup: Kredo Iman Rasuli sebagai Penjaga dan Penuntun Iman
Kredo Iman Rasuli adalah warisan iman Kristen yang mendalam dan relevan untuk segala zaman. Dalam perspektif teologi Reformed, Kredo ini tidak hanya menjaga kemurnian doktrin, tetapi juga membentuk dan mengarahkan kehidupan Kristen.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadikan Kredo ini sebagai pengakuan yang hidup, bukan sekadar kata-kata. Dalam Roma 10:9, Paulus berkata, "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan."
Catatan: Berdoalah agar Roh Kudus terus meneguhkan iman kita melalui Kredo Iman Rasuli, sehingga kita dapat hidup dengan setia dan menjadi saksi Kristus di dunia ini.