Persekutuan Kristen: Perspektif Teologi Reformed
Pengantar:
Persekutuan Kristen adalah bagian tak terelakkan dari kehidupan iman umat percaya. Dalam teologi Reformed, persekutuan Kristen dipandang sebagai manifestasi dari hubungan yang telah dipulihkan dengan Allah melalui Kristus dan keterikatan yang mendalam di antara anggota tubuh Kristus. Persekutuan ini bukan hanya sebuah pilihan, melainkan panggilan dan mandat yang diberikan Allah kepada umat-Nya.
Artikel ini akan membahas esensi persekutuan Kristen berdasarkan Alkitab, pandangan para teolog Reformed seperti John Calvin, Jonathan Edwards, dan Herman Bavinck, serta implikasi dan relevansi persekutuan Kristen bagi kehidupan gereja dan masyarakat modern.
1. Dasar Alkitabiah Persekutuan Kristen
a. Persekutuan dengan Allah Melalui Kristus
Persekutuan Kristen dimulai dengan hubungan yang dipulihkan antara manusia dan Allah. 1 Yohanes 1:3 menyatakan:"Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu kami beritakan juga kepada kamu, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus."
Persekutuan ini hanya mungkin melalui karya penebusan Kristus. Dalam Yohanes 15:5, Yesus menggambarkan hubungan ini dengan analogi pokok anggur dan ranting, di mana umat percaya hanya dapat berbuah dan hidup jika mereka tetap tinggal di dalam Dia. John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menyebut persekutuan dengan Allah sebagai dasar dari segala bentuk hubungan dalam kehidupan Kristen.
b. Persekutuan di Antara Orang Percaya
Alkitab menekankan pentingnya persekutuan di antara umat percaya. Dalam Kisah Para Rasul 2:42, gereja mula-mula digambarkan sebagai komunitas yang “tekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan, dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.”
Persekutuan ini mencakup:
- Pengajaran bersama: Belajar firman Allah.
- Ibadah bersama: Memecahkan roti dan berdoa.
- Kehidupan berbagi: Menolong yang membutuhkan (Kisah Para Rasul 2:44-45).
Jonathan Edwards, dalam khotbahnya Christian Fellowship, menekankan bahwa persekutuan Kristen adalah cerminan dari kasih Kristus, di mana umat percaya saling melayani dan membangun satu sama lain.
2. Esensi Persekutuan Kristen dalam Teologi Reformed
a. Persekutuan sebagai Tubuh Kristus
Dalam 1 Korintus 12:12-27, Paulus menggambarkan gereja sebagai tubuh Kristus, di mana setiap anggota memiliki peran yang unik tetapi saling bergantung. Tidak ada anggota yang tidak penting, dan semua dipanggil untuk bekerja bersama demi kemuliaan Allah.
Herman Bavinck, dalam Reformed Dogmatics, menyebut tubuh Kristus sebagai gambaran yang indah tentang kesatuan dan keberagaman di dalam gereja. Persekutuan Kristen menunjukkan bagaimana kasih Allah bekerja melalui setiap anggota tubuh untuk membangun komunitas yang mencerminkan kerajaan-Nya.
b. Persekutuan Berdasarkan Kasih Karunia
Persekutuan Kristen bukanlah hasil dari usaha manusia tetapi merupakan karya kasih karunia Allah. Efesus 2:19-22 menyatakan bahwa melalui Kristus, orang-orang percaya telah menjadi "warga kerajaan Allah" dan "bait Allah." Persekutuan ini didasarkan pada karya penebusan, bukan pada persamaan budaya, latar belakang, atau kepentingan pribadi.
John Calvin menekankan bahwa kasih karunia Allah adalah pengikat utama dalam persekutuan Kristen. Tanpa kasih karunia, hubungan di antara umat percaya tidak akan bertahan di tengah perbedaan dan tantangan.
3. Praktik Persekutuan Kristen
a. Saling Membangun dalam Firman
Persekutuan Kristen melibatkan saling membangun melalui pengajaran dan perenungan firman Allah. Kolose 3:16 mendorong umat percaya untuk saling mengajar dan menasihati dalam kasih.
b. Saling Mengasihi dan Mengampuni
Yohanes 13:34-35 menyatakan:"Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
J.C. Ryle, dalam bukunya Holiness, menekankan bahwa kasih yang sejati dalam persekutuan Kristen mencakup pengampunan, pengertian, dan kerelaan untuk berkorban bagi sesama.
c. Menyembah dan Berdoa Bersama
Ibadah bersama adalah inti dari persekutuan Kristen. Dalam Ibrani 10:25, umat percaya didorong untuk tidak menjauhkan diri dari pertemuan ibadah tetapi saling menguatkan.
d. Melayani dan Berbagi
Persekutuan Kristen juga terlihat dalam tindakan pelayanan dan berbagi. 1 Yohanes 3:17 menyatakan:
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?"
4. Tantangan dalam Persekutuan Kristen
a. Perpecahan dan Konflik
Perbedaan pendapat, dosa, dan kesombongan sering kali menjadi tantangan dalam persekutuan Kristen. 1 Korintus 1:10 mengingatkan gereja untuk hidup dalam kesatuan pikiran dan tujuan.
John Calvin menyoroti bahwa gereja harus selalu kembali kepada Injil sebagai dasar kesatuan. Kasih Kristus adalah kekuatan yang mempersatukan umat percaya di tengah perbedaan.
b. Individualisme Modern
Budaya individualisme sering kali menghalangi umat percaya untuk terlibat dalam persekutuan yang mendalam. Banyak orang merasa cukup dengan hubungan pribadi dengan Allah tanpa merasa perlu untuk terhubung dengan tubuh Kristus.
Timothy Keller, dalam bukunya The Prodigal God, menekankan bahwa iman Kristen tidak pernah dimaksudkan untuk dijalani secara individual. Persekutuan adalah bagian integral dari panggilan Allah bagi umat-Nya.
5. Relevansi Persekutuan Kristen di Dunia Modern
a. Sebagai Tempat Penghiburan dan Dukungan
Dalam dunia yang penuh tekanan dan isolasi, persekutuan Kristen menjadi tempat di mana umat percaya dapat menemukan penghiburan, dukungan, dan kasih.
b. Sebagai Kesaksian bagi Dunia
Yesus berkata dalam Yohanes 17:21 bahwa kesatuan umat percaya adalah kesaksian kepada dunia tentang kasih Allah. Gereja yang hidup dalam persekutuan yang sejati menunjukkan kepada dunia bagaimana kasih dan kebenaran Allah dapat mengubah hidup manusia.
c. Sebagai Sarana Pertumbuhan Rohani
Persekutuan Kristen mendorong pertumbuhan rohani melalui saling menasihati, menguatkan, dan mendorong untuk hidup sesuai dengan firman Allah.
Kesimpulan
Persekutuan Kristen adalah panggilan yang diberikan Allah kepada umat-Nya untuk hidup bersama dalam kasih, kekudusan, dan kesatuan. Dalam perspektif teologi Reformed, persekutuan Kristen tidak hanya merupakan hubungan horizontal antara manusia, tetapi juga hubungan vertikal dengan Allah yang diwujudkan dalam komunitas.
Sebagaimana dinyatakan dalam Ibrani 10:24-25:"Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti yang dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat."
Persekutuan Kristen adalah anugerah dan tanggung jawab. Dengan hidup dalam persekutuan yang sejati, umat percaya memuliakan Allah dan menjadi saksi bagi dunia.
Catatan Akhir:
Berdoalah memohon hikmat dari Roh Kudus untuk hidup dalam persekutuan Kristen yang mencerminkan kasih dan kebenaran Allah.