Roma 15:13: Allah, Sumber Pengharapan
Pengantar:
Roma 15:13 adalah doa penutup yang disampaikan Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma. Ayat ini mengandung pesan teologis yang kaya tentang pengharapan, sukacita, damai sejahtera, dan kuasa Roh Kudus. Berikut adalah teks ayatnya:“Kiranya Allah sumber pengharapan memenuhimu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam percayamu supaya kamu dengan kuasa Roh Kudus berlimpah dalam pengharapan.” (Roma 15:13, AYT)
Artikel ini akan membahas ayat ini secara mendalam dari sudut pandang teologi Reformed, dengan menjelajahi konteks, pesan teologis, dan relevansinya bagi kehidupan Kristen.
A. Konteks Surat Roma dan Doa Paulus
1. Latar Belakang Surat Roma
Surat Roma adalah surat Paulus yang paling teologis dan sistematis. Dalam surat ini, Paulus menyoroti kebenaran Injil: bahwa keselamatan adalah anugerah Allah semata melalui iman di dalam Yesus Kristus. Surat ini juga menguraikan hubungan antara orang Yahudi dan non-Yahudi dalam rencana keselamatan Allah.
Pada pasal 15, Paulus menekankan pentingnya persatuan di antara orang percaya, terlepas dari latar belakang etnis mereka. Ayat 13 ini muncul di akhir bagian tersebut sebagai doa penutup, yang mengarahkan perhatian jemaat kepada Allah, sumber pengharapan.
2. Doa sebagai Penutup
John Murray, seorang teolog Reformed, menjelaskan bahwa Roma 15:13 bukan sekadar doa penutup, tetapi juga ringkasan dari inti pesan Paulus dalam surat Roma. Ayat ini mengarahkan perhatian kepada Allah yang memberikan pengharapan kepada orang percaya, menegaskan bahwa hidup Kristen adalah hidup yang dipenuhi dengan sukacita, damai, dan pengharapan karena karya Roh Kudus.
B. Allah, Sumber Pengharapan
1. Pengharapan dalam Teologi Reformed
Frasa “Allah sumber pengharapan” menunjukkan bahwa Allah adalah asal dan dasar dari segala pengharapan orang percaya. Pengharapan ini bukanlah keinginan atau optimisme kosong, melainkan keyakinan yang pasti berdasarkan janji-janji Allah.
Menurut Dr. R.C. Sproul, teologi Reformed menegaskan bahwa pengharapan Kristen didasarkan pada kedaulatan Allah. Karena Allah memegang kendali penuh atas sejarah dan janji-Nya tidak pernah gagal, pengharapan orang percaya adalah pengharapan yang kokoh.
2. Janji Pengharapan
Pengharapan dalam ayat ini berkaitan erat dengan janji keselamatan di dalam Yesus Kristus. Seperti yang dikatakan oleh teolog John Calvin, pengharapan Kristen bukan hanya untuk masa kini, tetapi juga untuk masa depan, yaitu penggenapan penuh dari keselamatan di dalam kerajaan Allah. Calvin menulis bahwa pengharapan adalah "jangkar jiwa," yang menjaga orang percaya tetap teguh di tengah badai kehidupan.
C. Sukacita dan Damai Sejahtera dalam Iman
1. Sukacita sebagai Buah dari Iman
Paulus berdoa agar jemaat dipenuhi dengan “segala sukacita”. Dalam teologi Reformed, sukacita Kristen bukanlah hasil dari keadaan eksternal, tetapi berasal dari hubungan dengan Allah. Sukacita ini adalah buah dari Roh Kudus, seperti yang ditegaskan dalam Galatia 5:22.
Teolog Herman Bavinck menjelaskan bahwa sukacita Kristen adalah respons iman terhadap kasih Allah. Orang percaya bersukacita karena mereka tahu bahwa mereka telah diterima oleh Allah melalui Kristus. Sukacita ini tidak tergantung pada situasi, tetapi berakar pada pengharapan akan janji Allah yang kekal.
2. Damai Sejahtera yang Melampaui Akal
Damai sejahtera dalam ayat ini mengacu pada kedamaian yang diberikan oleh Allah kepada orang percaya. Dr. Martyn Lloyd-Jones menekankan bahwa damai sejahtera ini berasal dari rekonsiliasi antara manusia dan Allah melalui karya Kristus (Roma 5:1). Damai sejahtera ini juga melibatkan kedamaian batin yang melampaui pemahaman manusia (Filipi 4:7).
Dalam teologi Reformed, damai sejahtera bukan hanya perasaan, tetapi juga realitas teologis: Allah telah memulihkan hubungan kita dengan-Nya, dan oleh karena itu, kita dapat hidup dalam kedamaian dengan diri sendiri dan sesama.
D. Kuasa Roh Kudus: Sumber Pengharapan yang Berlimpah
1. Peran Roh Kudus dalam Pengharapan
Paulus menyatakan bahwa pengharapan orang percaya tidak dapat dipisahkan dari kuasa Roh Kudus. Menurut Dr. Sinclair Ferguson, Roh Kudus adalah penggerak utama yang membawa penghiburan dan keyakinan kepada hati orang percaya. Roh Kudus meneguhkan pengharapan dengan mengingatkan kita akan janji-janji Allah dan mengarahkan perhatian kita kepada Kristus.
2. Pengharapan yang Berlimpah
Frasa “berlimpah dalam pengharapan” menunjukkan bahwa pengharapan Kristen bukan sekadar cukup untuk bertahan, tetapi melimpah. Dalam teologi Reformed, pengharapan ini mencakup keyakinan penuh bahwa Allah yang memulai pekerjaan baik dalam diri kita akan menyelesaikannya (Filipi 1:6).
John Piper menulis bahwa pengharapan yang berlimpah adalah tanda dari iman yang hidup. Orang percaya yang dipenuhi Roh Kudus akan hidup dengan pengharapan yang memancar kepada orang lain, menjadi saksi yang nyata tentang kuasa Injil.
E. Relevansi Roma 15:13 bagi Orang Percaya
1. Hidup dalam Pengharapan
Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, Roma 15:13 mengingatkan bahwa pengharapan Kristen tidak tergantung pada keadaan dunia, tetapi pada Allah yang setia. Orang percaya dipanggil untuk hidup dengan pandangan ke depan, yakin bahwa Allah akan menggenapi janji-Nya.
2. Menjadi Sumber Sukacita dan Damai
Paulus berdoa agar jemaat dipenuhi dengan sukacita dan damai sejahtera. Ini berarti bahwa kehidupan orang percaya harus mencerminkan kedamaian dan sukacita dari Allah. Dalam kehidupan sehari-hari, ini dapat diwujudkan melalui kesaksian yang menunjukkan ketenangan dan keyakinan dalam menghadapi tantangan.
3. Bersandar pada Kuasa Roh Kudus
Pengharapan yang berlimpah tidak dapat dicapai dengan usaha manusia semata, tetapi melalui kuasa Roh Kudus. Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam ketergantungan penuh pada Roh Kudus, yang memampukan mereka untuk tetap teguh dalam pengharapan, bahkan di tengah penderitaan.
Kesimpulan: Doa Paulus bagi Kita
Roma 15:13 adalah doa yang sangat relevan bagi kehidupan Kristen. Paulus mengingatkan bahwa Allah adalah sumber pengharapan, yang memampukan orang percaya untuk hidup dengan sukacita, damai, dan pengharapan yang melimpah melalui kuasa Roh Kudus.
Teologi Reformed menekankan bahwa semua ini adalah anugerah Allah. Sukacita, damai, dan pengharapan bukanlah sesuatu yang bisa diusahakan manusia, tetapi diberikan oleh Allah kepada mereka yang percaya kepada-Nya.
Seperti yang ditulis oleh John Calvin: “Iman adalah pintu yang melaluinya kita menerima semua berkat dari Allah.” Dengan iman, kita dapat menerima sukacita dan damai sejahtera yang melampaui segala situasi, dan hidup dalam pengharapan yang teguh bahwa Allah yang memulai pekerjaan baik dalam diri kita akan menyelesaikannya.
Kiranya doa Paulus dalam Roma 15:13 menjadi doa kita juga, agar hidup kita dipenuhi dengan sukacita, damai, dan pengharapan di dalam Tuhan. Amin.