Harapan yang Pasti: Ibrani 6:19
Pendahuluan:
Ibrani 6:19 adalah ayat penting yang berbicara tentang harapan Kristen sebagai jangkar jiwa. Ayat ini sering dikutip dalam teologi Reformed karena mengandung konsep ketekunan orang percaya dan kepastian keselamatan dalam Kristus. Dalam artikel ini, kita akan menggali makna ayat ini dari perspektif teologi Reformed dan menguraikan pandangan beberapa pakar teologi terkait.
Teks Ibrani 6:19:"Pengharapan itu adalah seperti sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir." (TB)
Ayat ini menggunakan metafora "sauh" (anchoring) untuk menggambarkan keteguhan pengharapan orang percaya dalam Kristus. Untuk memahami lebih dalam, kita akan membahas beberapa aspek utama dari ayat ini dalam konteks teologi Reformed.
1. Makna Pengharapan dalam Konteks Ibrani
Dalam teologi Reformed, harapan Kristen bukanlah sesuatu yang bersifat spekulatif atau tidak pasti, tetapi merupakan pengharapan yang kuat dan pasti. Kata Yunani untuk "pengharapan" di sini adalah elpis (ἐλπίς), yang berarti "harapan yang yakin, bukan sekadar keinginan belaka."
Pandangan Teolog Reformed
- John Calvin menegaskan bahwa pengharapan Kristen berakar pada janji Allah yang tidak mungkin gagal. Menurutnya, pengharapan ini diberikan kepada orang percaya melalui iman yang bekerja oleh anugerah.
- R.C. Sproul menyatakan bahwa harapan Kristen bukanlah optimisme kosong, tetapi kepastian yang didasarkan pada karya Kristus sebagai Imam Besar.
- Louis Berkhof, dalam Systematic Theology, menekankan bahwa pengharapan Kristen didasarkan pada ketetapan Allah dan janji-janji perjanjian-Nya yang tidak berubah.
Dengan kata lain, pengharapan Kristen dalam Ibrani 6:19 bukanlah sesuatu yang rapuh, tetapi sesuatu yang kuat karena berasal dari janji Allah yang kekal.
2. Jangkar Jiwa: Metafora dalam Teologi Reformed
Salah satu gambaran utama dalam ayat ini adalah jangkar jiwa. Dalam dunia kuno, jangkar digunakan untuk menstabilkan kapal agar tidak hanyut oleh badai. Dalam konteks spiritual, pengharapan kita dalam Kristus berfungsi seperti jangkar yang menjaga iman kita tetap teguh di tengah badai kehidupan.
Implikasi Teologis
- Martin Lloyd-Jones dalam bukunya Spiritual Depression menekankan bahwa jangkar ini berbicara tentang kepastian keselamatan yang tidak bergantung pada kondisi eksternal, tetapi pada ketetapan Allah yang tidak berubah.
- Herman Bavinck menghubungkan metafora ini dengan doktrin preservasi orang-orang kudus (ketekunan orang percaya), yang menegaskan bahwa keselamatan orang percaya tidak bisa hilang karena ditopang oleh kuasa Allah.
- Sinclair Ferguson menyoroti bagaimana ayat ini meneguhkan bahwa pengharapan Kristen adalah bagian dari kehidupan iman yang aktif, bukan hanya konsep pasif.
Dengan demikian, teologi Reformed menegaskan bahwa jangkar jiwa ini adalah ekspresi dari kepastian keselamatan yang diberikan Allah kepada umat-Nya.
3. "Dilabuhkan Sampai ke Belakang Tabir": Karya Kristus sebagai Imam Besar
Frasa "sampai ke belakang tabir" merujuk pada Ruang Mahakudus di Bait Allah, tempat di mana hanya Imam Besar yang bisa masuk setahun sekali untuk mempersembahkan korban bagi dosa. Dalam konteks Perjanjian Baru, Yesus sebagai Imam Besar telah masuk ke dalam Ruang Mahakudus surgawi dan menjadi perantara bagi umat-Nya.
Hubungan dengan Kristus sebagai Imam Besar
- John Owen, dalam tafsirannya tentang Ibrani, menyatakan bahwa Yesus tidak hanya menjadi perantara, tetapi juga telah membuka jalan bagi kita untuk mendekati Allah dengan penuh keyakinan.
- R.C. Sproul menjelaskan bahwa ini adalah penggenapan dari sistem korban dalam Perjanjian Lama, di mana Yesus bukan hanya Imam Besar, tetapi juga korban itu sendiri.
- Geerhardus Vos menyoroti bagaimana motif tabir ini menunjukkan bahwa keselamatan sudah diselesaikan dalam Kristus, dan orang percaya sekarang memiliki akses langsung kepada Allah.
Ini berarti bahwa jangkar pengharapan kita tidak terikat di bumi, tetapi sudah tertanam dalam realitas surgawi melalui karya Kristus yang sempurna.
4. Keselamatan yang Pasti dalam Teologi Reformed
Salah satu poin utama dari teologi Reformed adalah kepastian keselamatan. Ibrani 6 sering menjadi perdebatan karena di ayat-ayat sebelumnya terdapat peringatan bagi mereka yang "murtad." Namun, ayat 19 justru memberikan kepastian bahwa mereka yang sungguh-sungguh percaya tidak akan kehilangan keselamatannya.
Pandangan Pakar Reformed tentang Kepastian Keselamatan
- Charles Hodge menegaskan bahwa keselamatan didasarkan pada janji Allah, bukan pada usaha manusia.
- B.B. Warfield menyebut bahwa jangkar yang disebutkan dalam ayat ini adalah penggambaran tentang ketekunan orang percaya yang dijaga oleh kuasa Allah.
- Michael Horton dalam The Christian Faith menegaskan bahwa orang percaya tidak akan kehilangan keselamatan mereka karena Kristus sendiri yang telah masuk ke Ruang Mahakudus sebagai jaminan mereka.
Jadi, keselamatan dalam Kristus bukanlah sesuatu yang bisa goyah, tetapi pasti karena didasarkan pada karya-Nya yang sempurna.
5. Aplikasi dalam Kehidupan Kristen
Bagaimana Ibrani 6:19 bisa diaplikasikan dalam kehidupan Kristen? Berikut adalah beberapa poin penting:
a. Pengharapan dalam Masa Sulit
Ketika menghadapi kesulitan, orang percaya harus berpegang pada janji Allah. Augustinus mengatakan bahwa “pengharapan yang sejati bukanlah berharap pada sesuatu yang fana, tetapi pada sesuatu yang kekal.”
b. Kepastian dalam Keselamatan
Pengajaran Reformed menekankan bahwa keselamatan kita tidak bergantung pada perasaan kita, tetapi pada janji Allah. John MacArthur menegaskan bahwa "jangkar iman kita tertanam bukan dalam emosi kita, tetapi dalam karya Kristus yang telah selesai."
c. Hidup dalam Keyakinan Iman
Karena kita memiliki jangkar yang pasti, kita dipanggil untuk hidup dengan penuh keyakinan. J.I. Packer menyebut ini sebagai "hidup yang berani karena kita tahu ke mana tujuan akhir kita."
Kesimpulan
Ibrani 6:19 adalah ayat yang kuat dalam teologi Reformed karena menegaskan bahwa keselamatan orang percaya adalah pasti. Dengan menggunakan metafora jangkar, ayat ini menegaskan bahwa harapan Kristen tidak akan goyah karena didasarkan pada karya Kristus yang sempurna sebagai Imam Besar.
Dalam perspektif teologi Reformed, ayat ini mengajarkan bahwa:
- Pengharapan Kristen adalah kepastian, bukan sekadar optimisme.
- Keselamatan orang percaya tidak dapat hilang karena dijaga oleh kuasa Allah.
- Kristus sebagai Imam Besar telah membuka jalan bagi kita untuk mendekati Allah.
Sebagai orang percaya, kita harus terus berpegang pada janji ini, sebab pengharapan kita telah tertanam dalam Kristus yang telah masuk ke Ruang Mahakudus. Berdoalah, mohon Roh Kudus memberikan keyakinan yang teguh dalam pengharapan ini.