Yohanes 8:11: Kasih Karunia yang Membebaskan dan Panggilan untuk Hidup Kudus

Yohanes 8:11: Kasih Karunia yang Membebaskan dan Panggilan untuk Hidup Kudus

Pengantar:

"Jawabnya: 'Tidak ada, Tuhan.' Lalu kata Yesus: 'Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.'" (Yohanes 8:11)

Ayat ini adalah bagian dari kisah perempuan yang kedapatan berzina, sebuah perikop yang sangat terkenal dan sering dibahas dalam Kekristenan. Dalam Yohanes 8:1-11, Yesus menghadapi sekelompok ahli Taurat dan orang Farisi yang membawa seorang perempuan berdosa untuk dihakimi. Namun, tanggapan Yesus dalam situasi ini tidak hanya mengungkapkan kasih karunia Allah yang besar, tetapi juga menegaskan panggilan untuk hidup dalam kekudusan. Dalam teologi Reformed, ayat ini menggambarkan keseimbangan sempurna antara keadilan dan kasih karunia Allah, serta panggilan etis bagi umat-Nya. Artikel ini akan membahas Yohanes 8:11 dalam konteks Alkitab, penafsiran teologi Reformed, dan implikasinya bagi kehidupan Kristen.

1. Konteks Yohanes 8:1-11

a. Latar Belakang Kisah

Dalam Yohanes 8, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa seorang perempuan yang tertangkap basah berzina ke hadapan Yesus. Mereka menggunakan hukum Musa sebagai alasan untuk meminta Yesus menghukum perempuan itu dengan rajam. Namun, mereka juga memiliki maksud jahat untuk menjebak Yesus, apakah Dia akan melanggar hukum Musa atau tidak menunjukkan belas kasih.

Herman Bavinck mencatat bahwa situasi ini menunjukkan kemunafikan dan kebutaan rohani para pemimpin agama. Mereka tidak benar-benar mencari keadilan, tetapi ingin menjatuhkan Yesus.

b. Tanggapan Yesus

Yesus menanggapi mereka dengan menulis di tanah dan berkata:"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yohanes 8:7)

Pernyataan ini mematahkan argumen mereka, karena mereka menyadari dosa mereka sendiri dan pergi satu per satu.

2. Makna Yohanes 8:11 dalam Teologi Reformed

a. Kasih Karunia yang Membebaskan

Dalam Yohanes 8:11, Yesus berkata kepada perempuan itu: "Aku pun tidak menghukum engkau."
Pernyataan ini adalah ungkapan kasih karunia Allah yang luar biasa. Yesus, sebagai Allah yang kudus, memiliki otoritas untuk menghukum, tetapi Dia memilih untuk menunjukkan belas kasih.

Efesus 2:8-9 menyatakan:"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."

John Calvin menekankan bahwa kasih karunia ini adalah tindakan Allah yang membebaskan manusia dari penghukuman dosa, bukan karena kebaikan manusia, tetapi semata-mata karena anugerah Allah yang berdaulat.

b. Keadilan dan Kasih Karunia dalam Kristus

Yesus tidak mengabaikan dosa perempuan itu, tetapi menanggung dosa itu melalui karya penebusan-Nya di salib. Dalam Roma 3:26, Paulus menulis:"Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus."

Herman Bavinck mencatat bahwa salib adalah tempat di mana keadilan dan kasih Allah bertemu. Kasih karunia dalam Yohanes 8:11 tidak membatalkan keadilan Allah, tetapi digenapi dalam Kristus yang menanggung dosa manusia.

c. Panggilan untuk Hidup Kudus

Setelah membebaskan perempuan itu, Yesus berkata: "Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
Frasa ini adalah panggilan yang tegas untuk hidup dalam kekudusan.

Dalam Roma 6:1-2, Paulus menulis:"Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak!"

R. C. Sproul menjelaskan bahwa kasih karunia Allah tidak hanya membebaskan dari hukuman dosa, tetapi juga memanggil umat-Nya untuk hidup dalam ketaatan dan kekudusan.

3. Kasih Karunia yang Mengubahkan

a. Perubahan Hati oleh Roh Kudus

Teologi Reformed menekankan bahwa kasih karunia Allah bekerja melalui Roh Kudus untuk mengubahkan hati manusia. Dalam Yehezkiel 36:26, Allah berjanji:"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu; dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat."

John Calvin menjelaskan bahwa pembaruan hati adalah hasil dari kasih karunia Allah yang membawa manusia dari kehidupan lama dalam dosa kepada kehidupan baru dalam Kristus.

b. Pembenaran dan Pengudusan

Kasih karunia Allah dalam Yohanes 8:11 mencerminkan dua aspek keselamatan: pembenaran dan pengudusan.

  • Pembenaran adalah tindakan Allah yang menyatakan orang berdosa benar di hadapan-Nya berdasarkan karya Kristus.
  • Pengudusan adalah proses di mana orang percaya dibentuk menjadi serupa dengan Kristus melalui pekerjaan Roh Kudus.

Herman Bavinck mencatat bahwa pembenaran dan pengudusan adalah dua aspek yang tak terpisahkan dari kasih karunia Allah.

4. Tantangan dalam Menjalani Hidup Kudus

a. Pergumulan Melawan Dosa

Meskipun dibebaskan dari hukuman dosa, orang percaya masih hidup dalam dunia yang penuh godaan. Paulus menulis dalam Roma 7:19:"Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat."

R. C. Sproul menjelaskan bahwa kasih karunia Allah memberikan kekuatan bagi orang percaya untuk melawan dosa, tetapi pergumulan ini akan terus berlangsung hingga mencapai kemuliaan.

b. Ketergantungan pada Kasih Karunia

Yesus mengingatkan bahwa hidup dalam kekudusan hanya mungkin melalui hubungan yang intim dengan-Nya. Dalam Yohanes 15:5, Yesus berkata:"Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa."

John Piper menekankan bahwa ketergantungan pada Kristus adalah kunci untuk menjalani hidup kudus yang berbuah.

5. Aplikasi Yohanes 8:11 bagi Kehidupan Orang Percaya

a. Menghidupi Kasih Karunia

Kasih karunia Allah seharusnya membawa orang percaya kepada kehidupan yang penuh syukur dan penyerahan diri.

b. Mengampuni Orang Lain

Sebagaimana Yesus menunjukkan belas kasih kepada perempuan berdosa, orang percaya juga dipanggil untuk mengampuni sesama. Dalam Kolose 3:13, Paulus menulis:"Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain. Sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian."

c. Menjadi Kesaksian bagi Dunia

Orang percaya dipanggil untuk menjadi terang bagi dunia dengan menjalani kehidupan yang mencerminkan kasih dan kekudusan Allah.

Kesimpulan: Kasih Karunia yang Membawa Kehidupan Baru

Yohanes 8:11 adalah gambaran indah tentang kasih karunia Allah yang membebaskan dan panggilan untuk hidup dalam kekudusan. Kasih karunia ini tidak hanya menghapus dosa, tetapi juga mengubahkan hati dan hidup orang percaya.

Sebagaimana Efesus 2:10 menyatakan:"Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."

"Segala kemuliaan bagi Allah yang melalui kasih karunia-Nya memberikan pengampunan dan kekuatan untuk hidup dalam kekudusan."

Next Post Previous Post