1 Petrus 5:7 – Menyerahkan Kekhawatiran kepada Allah
Pendahuluan:
Setiap manusia pasti mengalami kekhawatiran dalam hidupnya. Dunia ini penuh dengan tantangan, penderitaan, dan ketidakpastian. Namun, dalam 1 Petrus 5:7, Rasul Petrus memberikan penghiburan bagi orang percaya:“Serahkanlah semua kekhawatiranmu kepada-Nya karena Dia yang memelihara kamu.” (1 Petrus 5:7, AYT)
Ayat ini mengandung janji luar biasa bahwa Allah peduli terhadap setiap aspek kehidupan kita. Namun, bagaimana kita memahami perintah ini dalam terang teologi Reformed? Apakah ini berarti kita tidak perlu bertanggung jawab atas hidup kita? Bagaimana janji ini berkaitan dengan kedaulatan Allah dan anugerah-Nya?
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi konteks 1 Petrus 5:7, menafsirkannya berdasarkan perspektif teologi Reformed, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Konteks 1 Petrus 5:7
1. Latar Belakang Surat 1 Petrus
Surat 1 Petrus ditulis oleh Rasul Petrus kepada orang-orang Kristen yang tersebar di Asia Kecil (sekarang Turki). Mereka mengalami penganiayaan dan penderitaan karena iman mereka.
- Tema utama surat ini adalah ketahanan dalam penderitaan serta pengharapan dalam Kristus.
- Petrus ingin mendorong orang percaya untuk tetap kuat dalam iman meskipun menghadapi kesulitan hidup.
2. Konteks Langsung 1 Petrus 5:7
1 Petrus 5:7 merupakan bagian dari perintah kepada orang percaya untuk hidup dalam kerendahan hati.
- 1 Petrus 5:5-6 menekankan bahwa orang percaya harus rendah hati di bawah tangan Allah yang kuat.
- Kemudian, dalam ayat 7, Petrus menjelaskan bahwa salah satu bentuk kerendahan hati adalah menyerahkan segala kekhawatiran kepada Allah.
Hal ini menunjukkan bahwa iman sejati bukan hanya tentang percaya kepada Allah, tetapi juga berserah kepada-Nya dalam setiap aspek kehidupan.
Eksposisi 1 Petrus 5:7
1. "Serahkanlah semua kekhawatiranmu kepada-Nya…"
Kata "serahkanlah" dalam bahasa Yunani adalah epiripsantes (ἐπιρίψαντες), yang berarti "melemparkan" atau "mengalihkan beban dari diri sendiri kepada pihak lain".
- Ini menggambarkan tindakan aktif dari orang percaya untuk melepaskan segala kekhawatiran mereka kepada Allah.
- Menyerahkan kekhawatiran bukan berarti mengabaikan tanggung jawab, tetapi percaya bahwa Allah yang berdaulat akan menuntun kita.
Dalam teologi Reformed, kedaulatan Allah menjadi dasar bagi iman kita. John Calvin menekankan bahwa percaya kepada kedaulatan Allah berarti kita harus menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya, termasuk kekhawatiran kita.
2. "Karena Dia yang memelihara kamu."
Kata "memelihara" dalam bahasa Yunani adalah melei (μέλει), yang berarti "peduli, mengasihi, atau memperhatikan dengan sungguh-sungguh".
- Ini menunjukkan bahwa Allah bukan hanya Tuhan yang berdaulat, tetapi juga Bapa yang penuh kasih.
- Allah bukan hanya mengetahui kebutuhan kita, tetapi juga bertindak untuk memenuhi kebutuhan kita sesuai dengan kehendak-Nya.
R.C. Sproul menegaskan bahwa pemeliharaan Allah adalah bagian dari anugerah-Nya. Jika Allah memerintah seluruh alam semesta, maka kita tidak perlu takut atau khawatir tentang hidup kita.
Makna Teologis dalam Perspektif Reformed
Dalam terang teologi Reformed, 1 Petrus 5:7 mengajarkan beberapa prinsip penting:
1. Allah yang Berdaulat Menjamin Pemeliharaan Umat-Nya
- Allah tidak hanya menciptakan dunia, tetapi Ia juga menopang dan memelihara ciptaan-Nya.
- Providensi Allah berarti bahwa tidak ada sesuatu pun yang terjadi di luar kendali-Nya (Matius 10:29-31).
John Calvin menulis bahwa iman sejati berarti percaya bahwa Allah bukan hanya Raja yang berkuasa, tetapi juga Bapa yang penuh kasih yang memelihara anak-anak-Nya.
2. Kerendahan Hati dalam Menyerahkan Diri kepada Allah
- Menyerahkan kekhawatiran kepada Allah adalah tindakan kerendahan hati karena mengakui bahwa kita tidak bisa mengendalikan segala sesuatu.
- Kesombongan rohani terjadi ketika kita berpikir bahwa kita bisa menyelesaikan semua masalah kita sendiri tanpa bersandar kepada Allah.
Herman Bavinck menjelaskan bahwa iman Kristen yang sejati bukanlah iman yang mengandalkan kekuatan manusia, tetapi iman yang sepenuhnya bersandar pada anugerah dan pemeliharaan Allah.
3. Doa sebagai Sarana untuk Menyerahkan Kekhawatiran
- Allah mengundang umat-Nya untuk datang kepada-Nya dalam doa dan menyerahkan setiap kekhawatiran mereka (Filipi 4:6-7).
- Doa bukan sekadar meminta sesuatu dari Allah, tetapi juga tindakan iman yang menunjukkan bahwa kita percaya kepada-Nya.
John MacArthur menekankan bahwa doa adalah sarana yang diberikan Allah agar kita dapat melepaskan beban kita dan mempercayakan hidup kita kepada-Nya.
Aplikasi dalam Kehidupan Orang Percaya
Dari 1 Petrus 5:7, kita dapat mengambil beberapa aplikasi praktis:
1. Jangan Biarkan Kekhawatiran Menguasai Hidup Kita
- Kekhawatiran adalah beban yang bisa menghambat pertumbuhan iman kita.
- Kita harus mengalihkan fokus kita dari masalah kepada Allah yang berdaulat atas segala sesuatu.
2. Berserah kepada Allah dengan Iman yang Tulus
- Menyerahkan kekhawatiran kepada Allah bukan berarti kita berhenti berusaha, tetapi percaya bahwa Allah akan menuntun langkah kita.
- Kita harus belajar untuk berserah dalam setiap aspek kehidupan kita, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun masa depan.
3. Gunakan Doa sebagai Sarana untuk Menyerahkan Kekhawatiran
- Doa adalah alat yang Tuhan berikan untuk melepaskan kecemasan kita dan menggantinya dengan damai sejahtera-Nya.
- Kita harus membangun kebiasaan untuk berdoa bukan hanya ketika kita memiliki masalah, tetapi sebagai bentuk keintiman dengan Tuhan.
4. Percaya bahwa Allah Memelihara Hidup Kita
- Kita tidak perlu takut akan masa depan karena Allah yang sama yang telah memelihara kita di masa lalu akan tetap setia di masa depan.
- Setiap hari adalah kesempatan untuk melihat pemeliharaan Allah dalam hidup kita.
Kesimpulan
1 Petrus 5:7 adalah pengingat bagi orang percaya bahwa kita memiliki Allah yang berdaulat, penuh kasih, dan setia memelihara kita.
Dalam terang teologi Reformed, kita memahami bahwa:
- Allah yang berdaulat menjamin pemeliharaan umat-Nya.
- Kerendahan hati adalah kunci dalam menyerahkan hidup kepada Allah.
- Doa adalah sarana untuk menyerahkan kekhawatiran dan mempercayakan hidup kita kepada Tuhan.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk meninggalkan kecemasan dan hidup dalam kepercayaan penuh kepada Allah yang memelihara kita.
“Janganlah khawatir tentang apa pun juga, tetapi dalam segala hal nyatakanlah keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4:6)
Kiranya kita semua belajar untuk mempercayakan segala sesuatu kepada Tuhan dan hidup dalam damai sejahtera yang berasal dari-Nya.